• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksplanatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menerangkan, menguji hipotesis dari variabel-variabel penelitian.

Jenis Data

Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari website resmi PT. BURSA EFEK INDONESIA berupa informasi penjualan/pendapatan bersih dan biaya penjualan, administrasi dan umum di dalam laporan keuangan perusahaan periode 2009-2012.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang go public yang saham-sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melaporkan laporan keuangan pada periode 2009-2012. Pengambilan data selama lima tahun untuk keperluan perhitungan beberapa variabel yang memerlukan data tahun sebelum dan sesudahnya.

Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dengan metode purposive sampling dengan kriteria:

1. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya pada periode 2009-2012. 2. Perusahaan memuat biaya penjualan, administrasi dan umum dan

penjualan/pendapatan bersih dari tahun 2009 sampai dengan 2012 secara terus menerus.

3. Biaya penjualan, administrasi dan umum tidak melebihi pendapatan penjualan/pendapatan bersih.

9

Kriteria-kriteria ini dipilih atas dasar pertimbangan dan pengembangan dari penelitian sebelumnya yaitu Anderson et al (2003); Windyastuti dan Biyanto (2005); Anderson et al (2006); Weiss (2010) Hidayatullah et al (2010) dan Prabowo (2013). Kriteria ketiga ditekankan pada perusahaan dalam periode laba dikarenakan tidaklah tepat bila perusahaan rugi untuk diuji, karena sudah pasti bahwa biaya dalam perusahaan pada periode rugi terdapat perilaku sticky cost. Selain itu Prabowo (2013) menyatakan bahwa bila perusahaan dalam kondisi dimana biaya penjualan, administrasi dan umum lebih tinggi dari pada penjualan/pendapatan bersih perusahaan akan lebih berfokus pada bagaimana menurunkan biaya sehingga perusahaan pada kondisi yang tidak normal.

Metode Analisis

Sebuah model empiris memungkinkan untuk mengukur respon dari biaya penjualan, administrasi dan umum terhadap perubahan dari penjualan dan mendiskirmankan antara periode penjualan/pendapatan naik dan periode penjualan/pendapatan menurun. Interaksi

antara variabel Decreased Dummy (DECRDUM) mengambil nilai 1 jika

penjualan/pendapatan menurun antara periode t-1 dan t, dan nilai 0 jika sebaliknya. (Anderson et al, 2003; De Medeiros dan Costa, 2004; Windyastuti dan Biyanto, 2005; Anderson et al, 2006; dan Hidayatullah et al, 2010)

Log[PA&Ui,t/PA&Ui,t-1]=β01log[Salesi,t/Salesi,t1]+β2*DECRDUMi,t*log[Salesi,t/Sales i,t-1]+εi,t

Dimana:

PA&Ui,t = Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum perusahaan i pada periode t

PA&Ui,t-1 = Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum perusahaan i pada periode t-1

Salesi,t = Penjualan/Pendapatan Bersih perusahaan i pada periode t

Salesi,t-1 = Penjualan/Pendapatan Bersih perusahaan i pada periode t-1

DECRDUMi,t = Variabel Dummy bernilai 1 bila penjualan/pendapatan bersih turun antara periode t dan t-1, serta bernilai 0 bila sebaliknya.

Untuk menguji variabel-variabel dan model di atas digunakan alat bantu Statistic

Package for Sosial Science (SPSS) dengan pengujian regresi berganda. Jika biaya penjualan,

administrasi dan umum adalah sticky, variasi biaya penjualan, administrasi dan umum dengan penjualan/pendapatan bersih bertambah harus lebih besar daripada ketika

10

penjualan/pendapatan bersih menurun. Koefisien β1 mengukur persentase kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum akibat kenaikan penjualan/pendapatan bersih sebesar 1 persen, sedangkan penjumlahan koefisien β12 mengukur persentase kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum akibat penurunan penjualan/pendapatan bersih sebesar 1 persen.

Hipotesis 1 mendasarkan pada asumsi β1> 0 dan β2 < 0, atau jika β1 + β2 < β1, dengan demikian menunjukkan bahwa kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum pada saat penjualan/pendapatan bersih naik lebih tinggi dibandingkan penurunan biaya penjualan, administrasi dan umum pada saat penjualan/pendapatan bersih turun. Ini berarti biaya penjualan, administrasi dan umum bersifat sticky.

Hipotesis 2 berdasarkan pada asumsi β1> 0, β2 < 0, dan β1 + β2 < β1. Nilai selisih peningkatan biaya dan penurunan biaya dari setiap sektor akan dibandingkan untuk menentukan sektor manakah yang memiliki tingkat sticky cost tertinggi.

11 BAB IV

PEMBAHASAN

Deskripsi Objek Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan audited yang dipublikasi dan diunggah melalui website resmi PT. BURSA EFEK INDONESIA selama periode 2009-2012. Dari data yang terkumpul kemudian dipilih data yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dan membaginya kedalam sembilan sektor berdasar pengelompokan sektor yang telah dilakukan oleh PT. BURSA EFEK INDONESIA. Pembagian sektor dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2013 sehingga bila terjadi perpindahan sektor bagi emiten setelah tanggal tersebut, data tidak akan diubah.

Tabel 1. Hasil Pemilihan Sampel

Sektor Emiten Sampel yang Tidak Terpilih Sampel Emiten Sampel Data Outliner Total Sampel Data Sektor Pertanian 21 (7) 14 42 (5) 37 Sektor Pertambangan 38 (13) 25 75 (5) 70

Sektor Industri Dasar dan

Kimia 60 (11) 49 147 (4) 143

Sektor Aneka Industri 43 (6) 37 111 (7) 104

Sektor Industri Barang

Konsumsi 35 (4) 31 93 (11) 82

Sektor Properti dan Real

Estat 45 (1) 43 129 (4) 125

Sektor Infrastrukur,

Utilitas & Transportasi 44 (16) 28 84 (10) 74

Sektor Keuangan 69 (12) 57 171 (9) 162

Sektor Perdagangan, Jasa

12 Sektor Pertanian

Berikut adalah statistika deskriptif untuk perubahan Biaya Penjualan, Administrasi & Umum dan Penjualan/Pendapatan Bersih dari tahun 2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012 pada sektor pertanian.

Tabel 2. Deskriptif Statistik Sektor Pertanian

Rata-rata Perubahan Dalam (Rp) Sampel Mengalami Penurunan Sampel Mengalami Kenaikan Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2010/2009 (5,893,604,506,894) 5 9

Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2011/2010 331.208.126.789 2 12

Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2012/2011 (130.130.129.574) 6 8

Perubahan Penjualan Tahun 2010/2009 669.314.435.176 2 12

Perubahan Penjualan Tahun 2011/2010 1.549.931.544.861 0 14

Perubahan Penjualan Tahun 2012/2011 (321.041.203.548) 7 7

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa selama periode 2009-2010 terdapat 64 persen dari total sampel mengalami kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum. Namun perusahaan-perusahaan pada sektor pertanian juga mampu mengurangi biaya penjualan, administrasi dan umum dengan rata-rata sebesar Rp. 5.893.604.506.894. Pada periode ini pula perusahaan-perushaan sektor pertanian mampu meningkatkan penjualan/pendapatan dengan rata-rata sebesar Rp. 669.314.435.176 hal ini juga dapat terlihat dimana terdapat 86 persen dari total sampel perusahaan yang mengalami peningkatan penjualan.

Pada periode 2010-2011 terdapat 86 persen dari total sampel mengalami peningkatan biaya penjualan, administrasi dan umum dengan rata-rata sebesar Rp. 331.208.126.789. Namun hal ini juga diiringi dengan peningkatan penjualan/pendapatan dengan rata-rata sebesar Rp. 1.549.931.544.861 oleh semua sampel.

Pada periode 2011-2012 terdapat 57 persen dari total sampel yang mengalami penurunan biaya biaya penjualan, administrasi dan umum dengan rata-rata sebesar Rp. 130.130.129.574 dan terdapat keseimbangan antara jumlah sampel yang mengalami peningkatan dan penurunan penjualan/pendapatan dengan rata sebesar Rp. 321.041.203.548.

13

Sebelum menguji apakah terdapat perilaku sticky cost pada sektor seluruh sektor telah dilakukan uji asumsi klasik untuk memperoleh hasil model yang baik. Hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa model telah lolos uji multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan normalitas. Untuk hasil uji asumsi klasik secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel 3. Hasil Uji Regresi Sektor Pertanian

Model Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) .016 .041 Penjualan 1.170 .398 Periode -.543 1.376

a. Dependent Variable: Biaya

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, asumsi koefisien regresi β1 > 0 dan koefisien regresi β2 < 0 terpenuhi. Dengan menjumlahkan koefisien β1 + β2 maka akan diperoleh persentase penurunan biaya penjualan, administrasi & umum akibat penurunan penjualan/pendapatan bersih sebesar 1 persen, menghasilkan nilai 0,627 (1,170-0,543). sedangkan nilai koefisien β1 sebesar 1,170. Ini berarti apabila penjualan/pendapatan bersih turun sebesar 1 persen maka biaya penjualan, administrasi & umum akan turun sebesar 0,627 persen. Sedangkan bila penjualan/pendapatan bersih mengalami kenaikan sebesar 1 persen, maka biaya penjualan, administrasi & umum akan naik sebesar 1,170 persen.

Dengan demikian temuan ini mendukung hipotesis 1a bahwa besaran kenaikan biaya administrasi dan umum pada saat penjualan/pendapatan bersih naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan biaya pada saat penjualan/pendapatan bersih turun pada sektor pertanian. Hal ini berarti terdapat perilaku sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum pada sektor pertanian dan hipotesis 1a diterima.

14 Sektor Pertambangan

Berikut adalah statistika deskriptif untuk perubahan Biaya Penjualan, Administrasi & Umum dan Penjualan/Pendapatan Bersih dari tahun 2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012 pada sektor pertambangan.

Tabel 4. Deskriptif Statistik Sektor Pertambangan

Rata-rata Perubahan Dalam (Rp) Sampel Mengalami Penurunan Sampel Mengalami Kenaikan Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2010/2009 51.240.022.843 8 17

Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2011/2010 (7.095.441.294) 7 18

Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2012/2011 50.254.291.572 6 19

Perubahan Penjualan Tahun 2010/2009 488.109.637.707 9 16

Perubahan Penjualan Tahun 2011/2010 1.220.349.093.108 5 20

Perubahan Penjualan Tahun 2012/2011 304.049.053.565 7 18

Dari tabel di atas dapat bahwa selama periode 2009-2010 terjadi peningkatan biaya penjualan, administrasi dan umum dengan rata-rata Rp. 51.240.022.843 yang dialami oleh 17 perusahaan. Selain itu terdapat 18 perusahaan yang mengalami peningkatan penjualan dengan rata rata sebesar Rp. 488.109.637.707.

Pada periode 2010-2011 terdapat peningkatan efisiensi operasional perusahaan-perusahaan sektor pertambangan hal ini dapat dilihat bahwa rata-rata penurunan biaya sebesar Rp. 7.095.441.294, walaupun disisi lain masih terdapat 72 persen dari total sampel yang mengalami peningkatan. Peningkatan efisiensi operasional juga dapat dilihat dari 80 persen dari total sampel yang mengalami peningkatan penjualan bersih dengan rata-rata sebesar Rp. 1.220.349.093.108. Sehingga dalam periode ini perusahaan-perusahaan pada sektor pertambangan mampu mengurangi biaya dan meningkatkan penjualan pada saat yang bersamaan.

Pada periode 2011-2012 terjadi peningkatan biaya oleh 19 perusahaan dengan rata-rata sebesar Rp. 50.254.291.572. Pada periode ini pula terjadi peningkatan penjualan/pendapatan sebesar Rp. 304.049.053.565 oleh 72 persen dari total sampel.

15

Tabel 5. Hasil Uji Regresi Sektor Pertambanagan Model Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) .038 .034 Penjualan .598 .205 Periode .755 1.056

a. Dependent Variable: Biaya

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa koefisien regresi β1 > 0 dan koefisien regresi β2 > 0 sehingga asumsi tidak terpenuhi. Dengan menjumlahkan koefisien β1 + β2 maka akan diperoleh persentase penurunan biaya penjualan, administrasi & umum akibat penurunan penjualan/pendapatan bersih sebesar 1 persen, menghasilkan nilai 1,225 (0,598+0,755). sedangkan nilai koefisien β1 sebesar 0,598. Ini berarti apabila penjualan/pendapatan bersih turun sebesar 1 persen maka biaya penjualan, administrasi & umum akan turun sebesar 1,225 persen. Sedangkan bila penjualan/pendapatan bersih mengalami kenaikan sebesar 1 persen, maka biaya penjualan, administrasi & umum akan naik sebesar 0,598 persen.

Dengan demikian temuan ini tidak mendukung hipotesis 1b bahwa besaran kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum pada saat penjualan/pendapatan bersih naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan biaya pada saat penjualan/pendapatan bersih turun pada sektor pertambangan. Hal ini berarti tidak terdapat perilaku sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum pada sektor pertambangan dan hipotesis 1b tidak diterima. Pada perusahaan-perusahaan sektor pertambangan terdapat 28 persen dari total sampel perusahaan yang mengalami penurunan biaya dan penurunan penjualan. Dan terdapat 72 persen dari total sampel perusahaan yang mengalami peningatan biaya dan penjualan. Dengan demikian biaya bergerak sesuai perubahan penjualan sehinnga tidak terdapat perilaku sticky cost.

Biaya penjualan, administrasi dan umum pada industri pertambangan justru memiliki indikasi perilaku anti-sticky dimana peningkatan biaya penjualan, administrasi dan umum lebih sedikit saat penjualan/pendapatan meningkat dibanding penurunan biaya penjualan, administrasi dan umum saat penjualan/pendapatan menurun.

16 Sektor Industri Dasar dan Kimia

Berikut adalah statistika deskriptif untuk perubahan Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum dan Penjualan/Pendapatan Bersih dari tahun 2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012 pada sektor industri dasar dan kimia.

Tabel 6. Deskriptif Statistik Sektor Industri Dasar dan Kimia

Rata-rata Perubahan Dalam (Rp) Sampel Mengalami Penurunan Sampel Mengalami Kenaikan Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2010/2009 201.385.232.492 11 38

Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2011/2010 240.375.718.006 14 35

Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2012/2011 277.734.140.000 8 41

Perubahan Penjualan Tahun 2010/2009 155.445.618.792 15 34

Perubahan Penjualan Tahun 2011/2010 835.977.614.345 10 39

Perubahan Penjualan Tahun 2012/2011 475.918.707.306 14 35

Pada industri dasar dan kimia memiliki peningkatan biaya penjualan, administrasi dan umum yang relatif stabil hal ini dapat kita lihat pada tabel di atas dimana pada periode 2009-2010 memiliki 78 persen dari total sampel dengan nilai rata-rata sebesar Rp. 201.385.232.492. Sedangkan pada periode 2010-2011 memiliki 71 persen dari total sampel dengan nilai rata-rata sebesar Rp. 240.375.718.006. Dan pada periode 2011-2012 memiliki 84 persen dari total sampel dengan nilai rata-rata sebesar Rp. 277.734.140.000.

Berbeda dengan tingkat peningkatan biaya penjualan, administrasi dan umum pada sektor industri dasar dan kimia ini mengalami peningkatan yang cukup fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas, dimana pada periode 2009-2010 terdapat peningkatan penjualan dengan nilai rata-rata sebesar Rp. 155.445.618.792 oleh 69 persen dari total sampel. Kemudian pada periode 2010-2011 terdapat peningkatan penjualan dengan nilai rata-rata sebesar Rp. 835.977.614.345 oleh 80 persen. Dan pada periode 2011-2012 terdapat 71 persen dari total sampel yang mengalami peningkatan penjualan dengan rata-rata sebesar Rp. 475.918.707.306.

17

Tabel 7. Hasil Uji Regresi

Sektor Industri Dasar dan Kimia

Model Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) .033 .010 Penjualan .127 .126 Periode -.053 .200

a. Dependent Variable: Biaya

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa asumsi koefisien regresi β1 > 0 dan koefisien regresi β2 < 0 terpenuhi. Dengan menjumlahkan koefisien β1 + β2 maka akan diperoleh persentase penurunan biaya penjualan, administrasi & umum akibat penurunan penjualan/pendapatan bersih sebesar 1 persen, menghasilkan nilai 0,074 (0,127-0,053). sedangkan nilai koefisien β1 sebesar 0,127. Ini berarti apabila penjualan/pendapatan bersih turun sebesar 1 persen maka biaya penjualan, administrasi & umum akan turun sebesar 0,074 persen. Sedangkan bila penjualan/pendapatan bersih mengalami kenaikan sebesar 1 persen, maka biaya penjualan, administrasi & umum akan naik sebesar 0,127 persen.

Dengan demikian temuan ini mendukung hipotesis 1c bahwa besaran kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum pada saat penjualan/pendapatan bersih naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan biaya pada saat penjualan/pendapatan bersih turun pada sektor industri dasar dan kimia. Hal ini berarti terdapat perilaku sticky cost pada biaya penjualan, administrasi & umum pada sektor industri dasar & kimia, dan hipotesis 1c diterima.

18 Sektor Aneka Industri

Berikut adalah statistika deskriptif untuk perubahan Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum dan Penjualan/Pendapatan Bersih dari tahun 2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012 pada sektor aneka industri.

Tabel 8. Deskriptif Statistik Sektor Aneka Industri

Rata-rata Perubahan Dalam (Rp) Sampel Mengalami Penurunan Sampel Mengalami Kenaikan Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2010/2009 136,579,977,421 12 25

Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2011/2010 (401,466,616) 9 28

Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2012/2011 84,402,131,066 10 27

Perubahan Penjualan Tahun 2010/2009 1,187,757,062,897 9 28

Perubahan Penjualan Tahun 2011/2010 1,308,979,682,855 4 33

Perubahan Penjualan Tahun 2012/2011 898,406,430,885 12 25

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada periode 2009-2010 dan 2010-2011 memiliki tingkat peningkatan penjualan yang relatif sama yaitu Rp. 1.187.757.062.897 dan Rp. 1.308.979.682.855. Perbedaanya adalah pada periode 2009-2010 terdapat 76 persen dari total sampel perusahaan yang mengalami peningkatan tersebut sedangkan pada periode 2010-2011 terdapat 89 persen dari total sampel perusahaan yang mengalami peningkatan. Ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan pada sektor aneka industri mampu beroperasi dengan baik. Nampak pula bahwa dari periode 2009-2010 hingga periode 2010-2011 memiliki peningkatan sebesar Rp. 121.222.619.957. Namun pada periode 2011-2012 peningkatan penjualan justru menurun hanya sebesar Rp. 898.406.430.885 dimana yang pada periode ini hanya terdapat 68 persen dari total sampel yang mengalami peningkatan penjualan.

Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa pada periode 2009-2010 memiliki rata-rata peningkatan biaya yang paling besar dari antara periode pengamatan lain yaitu sebesar Rp. 136.579.977.421 hal ini dikarenakan masih terdapat 68 persen dari sampel yang mengalami peningkatan biaya. Namun pada periode 2010-2011 perusahaan-perusaan pada sektor aneka

19

industri mampu menurunkan biaya dengan rata-rata sebesar Rp. 401.466.616 namun masih terdapat 76 persen dari total sampel yang mengalami peningkatan biaya. Kemudian pada periode 2011-2012 perusahaan-perusaan pada sektor aneka industri kembali lagi mengalami peningkatan biaya dengan rata-rata sebesar Rp. 84.402.131.066.

Tabel 9. Hasil Uji Regresi Sektor Aneka Industri

Model Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) -.018 .015 Penjualan .825 .149 Periode -.448 .322

a. Dependent Variable: Biaya

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa asumsi koefisien regresi β1 > 0 dan koefisien regresi β2 < 0 terpenuhi. Dengan menjumlahkan koefisien β1 + β2 maka akan diperoleh persentase penurunan biaya penjualan, administrasi & umum akibat penurunan penjualan/pendapatan bersih sebesar 1 persen, menghasilkan nilai 0,337 (0,825-0,448). sedangkan nilai koefisien β1 sebesar 0,825. Ini berarti apabila penjualan/pendapatan bersih turun sebesar 1 persen maka biaya penjualan, administrasi & umum akan turun sebesar 0,337 persen. Sedangkan bila penjualan/pendapatan bersih mengalami kenaikan sebesar 1 persen, maka biaya penjualan, administrasi & umum akan naik sebesar 0,825 persen.

Dengan demikian temuan ini mendukung hipotesis 1d bahwa besaran kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum pada saat penjualan/pendapatan bersih naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan biaya pada saat penjualan/pendapatan bersih turun pada sektor aneka industri. Hal ini berarti terdapat perilaku sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum pada sektor aneka industri dan hipotesis 1d diterima.

20 Sektor Industri Barang Konsumsi

Berikut adalah statistika deskriptif untuk perubahan Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum dan Penjualan/Pendapatan Bersih dari tahun 2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012 pada sektor barang konsumsi.

Tabel 10. Deskriptif Statistik Sektor Industri Barang konsumsi Rata-rata Perubahan Dalam (Rp) Sampel Mengalami Penurunan Sampel Mengalami Kenaikan Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2010/2009 118.301.738.377 4 27

Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2011/2010 98.739.972.003 5 26

Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2012/2011 164.120.692.659 3 28

Perubahan Penjualan Tahun 2010/2009 690.849.888.493 4 27

Perubahan Penjualan Tahun 2011/2010 1.091.773.792.098 2 29

Perubahan Penjualan Tahun 2012/2011 1.264.576.221.027 4 27

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa perusahaan-perusahaan sektor industri barang konsumsi mampu konsisten meningkatkan penjualan dengan baik. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata peningkatan penjualan dari periode 2009-2010, 2010-2011, hingga periode 2011-2012. Berturut-turut dengan rata-rata nilai sebesar Rp. 690.849.888.493 ; Rp. 1.091.773.792.098; dan Rp. 1.264.576.221.027 dan dengan rata-rata peningkatan perperiode sebesar Rp. 286.863.166.267. Selain itu terdapat rata-rata 89 persen dari total sampel yang mengalami peningkatan penjualan, ini dapat memberikan indikasi bahwa hampir semua perusahaan-perusahaan sektor industri barang konsumsi mampu meningkatkan penjualan setiap periode.

Namun disisi lain pada perusahaan-perusahaan sektor industri barang konsumsi juga mengalami peningkatan biaya pada setiap periode dari 2009-2010, 2010-2011, hingga periode 2011-2012. Berturut-turut dengan rata-rata nilai sebesar Rp. 118.301.738.377; Rp. 98.739.972.003; dan 164.120.692.659. Selain itu terdapat rata-rata 87 persen dari total sampel yang mengalami peningkatan biaya.

21

Tabel 11. Hasil Uji Regresi Sektor Aneka Industri

Model Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) .032 .009 Penjualan .478 .115 Periode -.316 .329

a. Dependent Variable: Biaya

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa asumsi koefisien regresi β1 > 0 dan koefisien regresi β2 < 0 terpenuhi. Dengan menjumlahkan koefisien β1 + β2 maka akan diperoleh persentase penurunan biaya penjualan, administrasi & umum akibat penurunan penjualan/pendapatan bersih sebesar 1 persen, menghasilkan nilai 0,163 (0,479-0,316). sedangkan nilai koefisien β1 sebesar 0,478. Ini berarti apabila penjualan/pendapatan bersih turun sebesar 1 persen maka biaya penjualan, administrasi & umum akan turun sebesar 0,163 persen. Sedangkan bila penjualan/pendapatan bersih mengalami kenaikan sebesar 1 persen, maka biaya penjualan, administrasi & umum akan naik sebesar 0,478 persen.

Dengan demikian temuan ini mendukung hipotesis 1e bahwa besaran kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum pada saat penjualan/pendapatan bersih naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan biaya pada saat penjualan/pendapatan bersih turun pada sektor industri barang konsumsi. Hal ini berarti terdapat perilaku sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum pada sektor industri barang konsumsi dan hipotesis 1e diterima.

22 Sektor Properti dan Real Estat

Berikut adalah statistika deskriptif untuk perubahan Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum dan Penjualan/Pendapatan Bersih dari tahun 2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012 pada sektor properti dan real estat.

Tabel 12. Deskriptif Statistik Sektor Properti dan Real Estat Rata-rata Perubahan Dalam (Rp) Sampel Mengalami Penurunan Sampel Mengalami Kenaikan Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2010/2009 23.516.515.710 10 33

Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2011/2010 36.879.936.143 6 37

Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi

& Umum Tahun 2012/2011 49.362.189.854 4 39

Perubahan Pendapatan Tahun 2010/2009 35.675.725.186 13 30

Perubahan Pendapatan Tahun 2011/2010 298.665.226.838 12 31

Perubahan Pendapatan Tahun 2012/2011 443.019.004.307 7 36

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa 85 persen perusahaan-perusahaan di sektor properti dan real estat pada periode 2009-2010, 2010-2011, dan periode 2011-2011 mengalami peningkatan biaya penjualan, administrasi dan umum. Peningkatan ini berlangsung konstan dengan rata-rata peningkatan per periode sebesar Rp. 12.922.837.072.

Pada periode 2009-2010, 2010-2011, dan periode 2011-2011 perusahaan-perusahaan di sektor properti dan real estat sebanyak 75 persen juga mengalami peningkatan pendapatan dengan rata-rata berturut-turut sebesar Rp. 35.675.725.186; Rp. 298.665.226.838; dan Rp. 443.019.004.307. Dengan rata-rata peningkatan perperiode Rp. 203.671.639.560.

23

Tabel 13. Hasil Uji Regresi Sektor Properti dan Real Estat

Model Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) .043 .011 Penjualan .326 .066 Periode -.133 .142

a. Dependent Variable: Biaya

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa asumsi koefisien regresi β1 > 0 dan koefisien regresi β2 < 0 terpenuhi. Dengan menjumlahkan koefisien β1 + β2 maka akan diperoleh persentase penurunan biaya penjualan, administrasi & umum akibat penurunan penjualan/pendapatan bersih sebesar 1 persen, menghasilkan nilai 0,193 (0,326-0,133). sedangkan nilai koefisien β1 sebesar 0,326. Ini berarti apabila penjualan/pendapatan bersih turun sebesar 1 persen maka biaya penjualan, administrasi & umum akan turun sebesar 0,193 persen. Sedangkan bila penjualan/pendapatan bersih mengalami kenaikan sebesar 1 persen, maka biaya penjualan, administrasi & umum akan naik sebesar 0,326 persen.

Dengan demikian temuan ini mendukung hipotesis 1f bahwa besaran kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum pada saat penjualan/pendapatan bersih naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan biaya pada saat penjualan/pendapatan bersih turun pada sektor properti dan real estat. Hal ini berarti terdapat perilaku sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum pada sektor properti dan real estat dan hipotesis 1f diterima.

24 Sektor Infrastrukur, Utilitas & Transportasi

Berikut adalah statistika deskriptif untuk perubahan Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum dan Penjualan/Pendapatan Bersih dari tahun 2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012 pada sektor infrastrukur, utilitas & transportasi.

Tabel 14. Deskriptif Statistik Sektor Infrastrukur, Utilitas & Transportasi Rata-rata

Dokumen terkait