• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metodologi Pengembangan Sistem Prototyping

Penulis menggunakan metode pengembangan sistem prototyping, alasan penulis menggunakan metode ini karena metode ini dapat mempersingkat waktu pengerjaan, sehingga cocok dalam proses pengembangan sebuat alat dengan keterbatasan waktu, selain itu metode ini dapat memperjelas spesifikasi dari kebutuhan user. Berikut ini penulis akan membahas dengan lebih jelas mengenai tahapan metode pengembangan sistem

prototyping yang digunakan dalam membangun prototype tempat tidur tanggap

gempa menggunakan Arduino Uno.

2.6.1 Pengertian Prototyping

Menurut Houde dan Hill dalam bukunya “What do Prototypes Prototypes?” terbitan USA: Apple Computer,Inc Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode Prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Sering terjadi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detail output apa saja yang dibutuhkan, pemprosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan.

Untuk mengatasi ketidaksesuaian antara pelanggan dan pengembang, maka dibutuhkan kerjasama yang baik diantara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalam menyelesaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem yang sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan.

Prototyping merupakan pendekatan iteratif dalam pengembangan

sistem yang dibuat. Secara umum tujuan pengembangan sistem informasi adalah untuk memberikan kemudahan dalam penyimpanan informasi, mengurangi biaya dan menghemat waktu, meningkatkan pengedalian, mendorong pertumbuhan, meningkatkan produktifitas serta profitabilitas organisasi. Dalam beberapa tahun terakhir ini, peningkatan produktifitas organisasi ini dibantu dengan berkembangnya teknologi komputer baik

hardware maupun software-nya.

Model prototype dimulai dari mengumpulkan kebutuhan pelanggan terhadap perangkat lunak yang akan dibuat. Lalu dibuatlah program prototype agar pelanggan lebih terbayang dengan apa yang sebenarnya diinginkan. Program prototype biasanya merupakan program yang belum jadi. Program ini biasanya menyediakan tampilan dengan simulasi alur perangkat lunak sehingga tampak seperti perangkat lunak yang sudah jadi. Program prototype ini dievaluasi oleh pelanggan atau

user sampai ditemukan spesifikasi yang sesuai dengan keinginan

pelanggan atau user (Rosa, 2014). Model prototype juga memiliki kelemahan sebagai berikut:

1. Pelanggan dapat sering mengubah-ubah atau menambah-tambah spesifikasi kebutuhan karena menganggap aplikasi dapat dengan cepat dikembangkan, karena adanya iterasi ini dapat menyebabkan

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pengembang banyak mengalah dengan pelanggan karena perubahan atau penambahan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak.

2. Pelanggan lebih sering mengambil kompromi dengan pelanggan untuk mendapatkan prototype dengan waktu yang cepat sehingga pengembang lebih sering melakukan segala cara (tanpa idealis) guna menghasilkan prototype untuk didemonstrasikan. Hal ini dapat menyebabkan kualitas perangkat lunak yang kurang baik atau bahkan menyebabkan iteratif tanpa akhir.

Model prototype cocok digunakan untuk menjabarkan kebutuhan pelanggan secara lebih detail karena pelanggan sering kali kesulitan menyampaikan kebutuhannya secara detail tanpa melihat gambaran yang jelas. Untuk mengantisipasi agar proyek dapat berjalan sesuai dengan target waktu dan biaya diawal, maka sebaiknya spesifikasi kebutuhan sistem harus sudah disepakati oleh pengembang dengan pelanggan secara tertulis. Dokumen tersebut akan menjadi patokan agar spesifikasi kebutuhan sistem masih dalam ruang lingkup proyek (Rosa, 2014). Model prototype kurang cocok untuk aplikasi dengan skala besar karena membuat prototype untuk aplikasi skala besar akan sangat memakan waktu dan tenaga (Rosa, 2014).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 2.1 Tahapan Prototyping

(Sumber: Pressman, 2015)

Paradigma Prototyping dimulai dengan komunikasi. Anda bertemu dengan pemangku kepentingan lainnya untuk menentukan tujuan keseluruhan untuk perangkat lunak, mengidentifikasi persyaratan apa pun yang diketahui, dan garis besar yang diwajibkan lebih lanjut. Sebuah iterasi prototyping direncanakan cepat, dan pemodelan (dalam bentuk "desain cepat") terjadi. Sebuah desain cepat berfokus pada representasi dari aspek-aspek perangkat lunak yang akan terlihat oleh pengguna akhir (misalnya, tata letak interface atau format tampilan output). Desain cepat mengarah ke pembangunan prototype. Prototype ini digunakan dan dievaluasi oleh para pemangku kepentingan, yang memberikan umpan balik yang digunakan untuk lebih menyempurnakan persyaratan. Iterasi terjadi sebagai prototype yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pemangku kepentingan, sementara pada saat yang sama memungkinkan Anda untuk lebih memahami apa yang perlu dilakukan (Pressman, 2015).

2.6.2 Karakteristik Prototyping

Menurut Houde dan Hill dalam bukunya “What do Prototypes Prototypes?” terbitan USA : Apple Computer,Inc Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode Prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detail output apa saja yang dibutuhkan, pemprosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan.

Empat langkah yang menjadi karakteristik metode prototyping masih menurut Houde dan Hill dalam bukunya “What do Prototypes Prototypes?” terbitan USA: Apple Computer,Inc yaitu :

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Pemilahan Fungsi harus mengacu pada fungsi yang ditampilkan oleh prototyping. Pemilahan dilakukan berdasarkan pada tugas-tugas yang relevan yang sesuai dengan contoh kasus yang akan diperagakan. 2. Penyusunan Sistem Informasi bertujuan untuk memenuhi permintaan

akan tersedianya prototype. 3. Evaluasi.

4. Penggunaan Selanjutnya.

2.6.3 Jenis-jenis Prototyping

Berikut adalah jenis-jenis dari Prototyping (Houde, Hill, 2004) :

1. Feasibility prototyping – digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang akan digunakan untuk sistem informasi yang akan disusun.

2. Requirement prototyping – digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis user.

3. Desain prototyping – digunakan untuk mendorong perancangan sistem informasi yang akan digunakan.

4. Implementation prototyping – merupakan lanjutan dari rancangan prototype, dimana prototype ini langsung disusun sebagai suatu sistem informasi yang akan digunakan.

Pada penelitian ini, jenis prototype yang dipakai oleh peneliti adalah implementation prototyping, yang digunakan untuk merancang prototype dan mengaplikasikan sistem informasi prototype yang akan digunakan.

2.6.4 Keunggulan dan Kelemahan Metode Prototyping

Segala sesuatu memiliki keunggulan dan kelemahan, begitu pula dengan metode prototyping yang memiliki keunggulan dan kelemahan, berikut penjelasannya (Houde, Hill, 2014).

A. Keunggulan

1. End user dapat berpartisipasi aktif.

2. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

B. Kelemahan

1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat. 2. Mengesampingkan alternative pemecahan masalah. 3. Kurang fleksible dalam menghadapi perubahan.

4. Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah.

Dokumen terkait