• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.2 Metodologi Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode tertentu sesuai dengan tujuannya (Gulo, 2005). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Studi Pustaka

Melakukan pengumpulan data secara teoritis dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan analisa dan perancangan sistem, pemrograman berorientasi objek serta buku-buku pendukung lainnya. Pencarian melalui media elektronik seperti internet juga dilakukan dalam memperoleh data-data tambahan untuk melengkapi kekurangan yang tidak didapat dari buku. Daftar buku dan website yang menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini dapat dilihat pada daftar pustaka.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan salah satu metode pengumpulan data yang cukup baik untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang disaksikan (melihat, mendengarkan, merasakan) selama penelitian yang kemudian dicatat seobjektif mungkin (Gulo, 2005).

Proses observasi dilakukan agar dapat mengetahui secara langsung kegiatan penjualan PT. Distriversa Buanamas yang dilakukan oleh pegawai Bagian Penjualan. Bagaimana proses pencatatan surat pesanan pelanggan sampai dengan pencatatan surat jalan pengiriman barang, bagaimana membuat laporan keuangan, dan juga melihat contoh faktur dan form surat pesanan, retur penjualan dan surat jalan yang digunakan oleh perusahaan seperti terlampir dalam lampiran.

Observasi ini dilakukan selama menjalani penelitian pada tanggal 15 September 2008 s.d 15 Desember 2008, bertempat di PT. Distriversa Buanamas Jl. Darmawangsa Raya V No. 22 Jakarta Selatan.

c. Wawancara

Teknik wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka (personal face to face

interview) dengan sumber data (responden) (Muhidin dan Abdurahman,

2007). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan kepala bagian penjualan PT.Distriversa Buanamas untuk mengetahui hal-hal yang

berkaitan dengan kegiatan penjualan seperti proses kegiatan penjualan, karyawan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan penjualan, alat-alat yang mendukung proses kegiatan penjualan, dan lain-lain. Hasil wawancara selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

3.3 Metodologi Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem dilakukan untuk meningkatkan kinerja sistem lama. Pengembangan sistem (system development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Jogiyanto, 2005).

Alur Pengembangan sistem yang digunakan pada pembahasan ini adalah

Rapid Application Development (RAD)/Pengembangan Aplikasi Cepat. RAD

dinilai cocok dalam pengembangan aplikasi penjualan ini karena mempunyai ruang lingkup yang kecil, dapat dikembangkan dengan mudah, dan lebih menekankan pada pembuatan aplikasi/prototipe dengan melakukan pendekatan kepada user atau pengguna sistem ini dalam pencapaian solusi dari permasalahan yang ada.

Definisi RAD menurut Whitten et al adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian

prototype/prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang

kedalam sistem final (atau sebuah versi). Berikut diagram yang menerangkan rute dalam RAD (Whitten et al, 2004):

Sumber: Whitten et al, 2004.

Gambar 3.1 Strategi Rapid Application Development (RAD).

Pada diagram alur RAD di atas, pembahasan dalam skripsi ini dibatasi dengan hanya melalui beberapa tahapan, yaitu mulai dari Scope Definition sampai dengan tahapan Construction & Testing, selebihnya diserahkan pada pihak perusahaan dalam mengelola aplikasi ini. Adapun penjabaran dari tahapan tersebut ialah sebagai berikut:

a. Definisi Lingkup (Scope Definition)

Fase pertama pengembangan sistem ini adalah mendefinisikan lingkup sistem, yang artinya menentukan tingkat atau ukuran dan batas-batas pengembangan sistem. Tahap ini juga menggambarkan dengan jelas dan singkat tentang masalah, kesempatan dan perintah yang memicu proyek. Dengan diberikan pemahaman dasar tentang masalah, kesempatan, batasan, perintah dan visi dari sistem yang akan dikembangkan, maka hal ini dapat mendefinisikan seberapa besar proyek ini (Whitten et al, 2004). Sistem yang akan dikembangkan dirangkum dalam system definition menggunakan kriteria FACTOR yang terdiri dari enam elemen yaitu Functionality,

Application domain, Condition, Technology, Objects, Responsibility. System

definition adalah sebuah deskripsi teratur dari sistem yang terkomputerisasi

yang dijelaskan dalam bahasa natural (Mathiassen et al, 2000).

b. Analisis Sistem (Analysis)

Tahapan analisis sistem dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem baru. Bisa juga karena diinginkannya pengembangan dari sistem yang sedang berjalan. Permintaan dapat datang dari seorang manajer di luar departemen sistem informasi atau dari pihak eksekutif yang melihat adanya masalah atau menemukan adanya peluang baru (Kadir, 2003).

Tujuan utama dari analisis berorientasi objek adalah memodelkan sistem yang nyata dengan penekanan pada apa yang harus dilakukan bukannya bagaimana melakukannya. Hasil utama dari analisis sistem adalah

pemahaman sistem seutuhnya sebagai persiapan menuju ke tahap perancangan (Nugroho, 2002).

Ada tiga fase dalam tahapan analisis sistem pada alur pengembangan sistem RAD, yaitu:

1) Analisis Masalah, mempelajari sistem yang ada atau sistem berjalan dengan pemahaman mendalam akan masalah-masalah yang memicu proyek.

2) Analisis Persyaratan, mendefinisikan dan memprioritaskan persyaratan-persyaratan bisnis.

3) Analisis Keputusan, setelah mengetahui permasalahan dan persyaratan sistem yang diinginkan maka fase selanjutnya adalah analisis keputusan yang akan menghasilkan arsitektur aplikasi untuk solusi yang disetujui.

Dalam analisis sistem, digunakan pendekatan analisis model-driven yaitu penggunaan gambar, diagram, atau grafis dalam mengkomunikasikan suatu masalah, memecahkan masalah, persyaratan-persyaratan bisnis, dan solusi- solusi bisnis (Whitten et al, 2004). Alasan menggunakan pendekatan model-

driven karena memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:

1) Spesifikasi kebutuhan lebih terakomodasi dan terdokumentasi dengan baik.

2) Kebutuhan bisnis dan desain sistem lebih mudah untuk dimengerti dengan gambar dari pada dengan kata-kata.

3) Pendekatan model-driven lebih mudah untuk mengidentifikasi, mengkonsep dan menganalisa solusi alternatif.

4) Sistem dapat dibangun dengan tepat sesuai kebutuhan user.

Pada pendekatan model-driven dikenal beberapa teknik pemodelan. Pemodelan yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah pemodelan berorientasi objek. Pemodelan objek yaitu teknik yang berusaha menyatukan data dan proses ke dalam bentuk tunggal yang disebut objek. Pemodelan objek adalah diagram yang mendokumentasikan sistem dalam konteks objek dan interaksinya (Whitten et al, 2004). Alasan menggunakan pemodelan berorientasi objek karena memiliki beberapa kelebihan, diantaranya (Nugroho, 2002):

1) Jika terjadi perubahan pada sistem informasi, maka hanya perlu mengubah objek dan fungsinya yang dikehendaki tanpa akan mempengaruhi objek lain yang tidak dikehendaki terjadinya perubahan. Hal ini dikarenakan setiap objek berdiri secara mandiri. 2) Jika terjadi perubahan pada sistem informasi, maka akan lebih mudah

mengubahnya, meskipun pada sistem informasi yang besar sekalipun.

Adapun metode yang digunakan adalah Analisis berorientasi objek/Object-

oriented analysis (OOA) dan dimodelkan dengan UML (Unified Modelling

Language) sebagai tools-nya karena dapat mempermudah dalam

memvisualisasi gambar dan model objeknya. Diagram UML yang digunakan adalah Activity Diagram. Selain activity diagram, juga digunakan

diagram lain diluar diagram yang disediakan UML namun peranannya cukup penting dalam mendukung tahapan analisis sistem berorientasi objek, yaitu Rich Picture. Menurut Howard dan Monk, Rich Picture adalah sebuah gambaran menggunakan semacam kartun yang melukiskan seluruh kepentingan stakeholder, dan beberapa dari struktur utama konteks kerja.

Rich picture adalah sebuah alat untuk mencatat dan mengeluarkan pendapat

tentang aspek-aspek dari konteks kerja, secara teliti, bagaimana mereka akan mempengaruhi desainnya (Howard dan Monk, 1998).

c. Perancangan Sistem (Design)

Pada tahap ini adalah melakukan proses desain dan melakukan perbaikan- perbaikan apabila masih terdapat ketidaksesuaian desain antara user dan

analyst. Untuk tahap ini maka keaktifan user yang terlibat sangat

menentukan untuk mencapai tujuan, karena user bisa langsung memberikan komentar apabila terdapat ketidaksesuaian pada desain.

Perancangan sistem ini juga menggunakan pendekatan model-driven dengan pemodelan objek, sama seperti pendekatan yang digunakan pada tahap analisis sistem. Adapun metode yang digunakan adalah Desain berorientasi objek/Object-oriented design (OOD). Dengan UML (Unified Modelling Language) sebagai tools untuk perancangan dan pengembangan aplikasinya. Diagram UML yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Use Case Diagram

2) Activity Diagram

4) Statechart Diagram

5) Sequence Diagram

Selain diagram diatas, digunakan juga diagram lain yang tentunya diluar dari diagram yang disediakan oleh UML, namun peranannya yang cukup penting dalam mendukung tahapan perancangan sistem ini, yaitu:

1) Spesifikasi Database

2) Perancangan Antarmuka 3) Navigation Diagram

d. Implementasi Sistem (Construction & Testing)

Setelah melakukan analisis sistem dan perancangan sistem secara rinci, maka tiba saatnya sistem untuk diimplementasikan. Pada tahap ini terdapat banyak aktivitas yang dilakukan. Aktivitas-aktivitas yang dimaksud berupa: 1) Pemrograman

Pemrograman adalah aktivitas pembuatan program atau sederetan intruksi yang digunakan untuk mengatur komputer agar bekerja sesuai dengan maksud masing-masing intruksi (Kadir, 2003).

Pada Tahap ini, mempresentasikan atau menerapkan hasil perancangan ke dalam bahasa pemrograman. Yaitu mengimplementasikan rancangan basis data ke dalam bahasa komputer menggunakan MySQL dan membuat coding program menggunakan VB.NET.

2) Pengujian

Pengujian pada dasarnya adalah menemukan serta menghilangkan

bugs (kesalahan-kesalahan) yang ada pada sistem atau perangkat lunak (Nugroho, 2002). Pengujian yang digunakan dalam skripsi ini adalah pengujian dengan pendekatan Black-Box Testing. Menurut Tripathy dan Naik, Black-Box Testing disebut juga pengujian fungsi, yaitu suatu teknik pengujian yang yang mengabaikan detil internal dari sistem dan hanya fokus pada input yang diterima, output yang dihasilkan, dan kondisi-kondisi pelaksanaan (Tripathy dan Naik, 2008). Sedangkan Hutcheson mengemukakan bahwa, pengujian fungsi secara umum adalah berkaitan dengan pembuktian bahwa fungsi sistem secara benar berasal dari perspektif pemakai. Pengujian fungsi pada umumnya tidak bisa melakukan verifikasi dari proses sistem, hanya hasil yang keluar atau hasil yang nyata terlihat oleh pemakai yang normal. Pengujian jenis ini disebut Black-Box Testing (Hutcheson, 2003).

Pada pengujian Black-Box Testing, tidak perlu diketahui apa yang sesungguhnya terjadi dalam sistem/perangkat lunak. Karena yang diuji adalah masukan serta keluarannya. Dalam pengujian ini kita dapat menggunakan Use Case Diagram yang kita kembangkan saat analisis sebagai panduan, apakah keluaran sesuai dengan harapan serta kebutuhan pengguna.

3) Instalasi Perangkat

Beberapa tahapan dalam penerapan aplikasi ini dibutuhkan beberapa pengaturan agar aplikasi dapat berjalan dengan benar dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Tahapan tersebut antara lain:

i. Pemasangan hardware yang dibutuhkan seperti CPU, monitor,

keyboard, mouse dan printer dengan spesifikasi tertentu.

ii. Instalasi software (driver) perlu sekali dilakukan agar dapat dengan mudah terintegrasi antara program aplikasi dengan hardware yang digunakan.

Dokumen terkait