• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KSIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

2.6.7 Metodologi Penyusunan

6. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan perawatan umum yang dibutuhkan.

7. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan peralatan medik (medical equipment) sesuai dengan standar yang berlaku.

8. Rumah sakit wajib menjaga agar semua sarana dan peralatan senantiasa dalam keadaan siap pakai (ready for use).

9. Rumah sakit wajib merujuk pasien kepada rumah sakit lain apabila tidak memiliki sarana, prasarana, peralatan, dan tenaga yang diperlukan. 10. Rumah sakit wajib mengusahakan adanya sistem, sarana, dan prasarana

pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana.

11. Rumah sakit wajib melindungi dokter dan memberikan bantuan administrasi dan hukum bilamana dalam melaksanakan tugas dokter tersebut mendapat perlakuan tidak wajar atau tuntutan hukum dari pasien atau keluarganya.

12. Rumah sakit wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan para dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut.

13. Rumah sakit wajib membuat standar dan prosedur tetap baik untuk pelayanan medik, penunjang medik, dan non medik.

2.6.7 Metodologi Penyusunan SPM

Standar Pelayanan Minimum Rumah Sakit Umum Daerah Lasinrang Pinrang disusun dengan memanfaatkan dokumen-dokumen yang tersedia, pengamatan, wawancara dan menyebarkan formulir-formulir pengumpulan data yang dilakukan oleh tim yang dibentuk dengan surat tugas. Tim tersebut terdiri

30

dari seluruh komponen yang memiliki kompetensi pelayanan yang dimiliki rumah sakit.

Seluruh isi materi SPM telah ditelaah dan dibahas secara transparan dengan menggunakan kaidah-kaidah profesi medis serta melalui persetujuan unit layanan yang ditandatangani masing-masing kepala unit, kepala instalasi, dokter penanggung jawab bagian, dan diketahui Direktur RSU Lasinrang Pinrang, sehingga isi dari dokumen SPM tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab seluruh komponen rumah sakit.

Gambar 2.6.5.2 Pelayanan Rawat Inap

Sumber : Standar Pelayanan Minimal RSU Lasinrang Pinrang, 2011 IGD POLI TP2RI PERAWATAN INTERNA PERAWATAN BEDAH I PERAWATAN ANAK PERAWATAN BEDAH II PERAWATAN KIA

31

Gambar 2.6.5.3 Jalur Pelayanan Rawat Inap

Sumber : Standar Pelayanan Minimum RSU Lasinrang Pinrang, 2011

Gambar 2.6.5.4 Pelayanan Ambulance

Sumber : Standar Pelayanan Minimum RSU Lasinrang Pinrang

PINDAH PERAWATAN PULANG RUJUK Poliklinik RAWAT INAP TP2RI Instalasi Gawat Darurat Pengguna Ambulance AMBULANCE 118 PENYELESAIAN ADMINISTRASI PASIEN DIANTAR SESUAI TUJUAN

32

Gambar 2.6.5.5 Rekam Medik

Sumber : Standar Pelayanan Minimum RSU Lasinrang Pinrang, 2011 Mulai

Rawat Inap Rawat Jalan Menerima Formulir

Sensus Harian Entry Data Rekam

Medik Menerima RM dari Ruangan /Polik Mengevaluasi Rekam Medik Ketepatan dan Kelengkapan Tidak Assembling Coding Indeks

Pencatatan Dalam Buku Register Penyerahan RM

Penyimpanan dan Pengambilan RM Perumusan Pelaporan Selesai Ya Ya Tidak Pelayanan Medisolegal Melengkapi Rekam Medik Teguran

33

2.7. Indikator Standar Pelayanan Minimum

Standar Pelayanan Minimal RSUD bertujuan untuk :

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk dapat memberikan layanan paripurna.

2. Memberikan pemberdayaan sumber daya manusia untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

3. Meningkatkan sarana dan prasarana RSUD agar dapat memberikan peningkatan pelayanan kesehatan.

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pinrang adalah standar pelayanan berdasarkan kewenangan yang

telah diserahkan, yang harus dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pinrang dalam penyelenggaraan pemerintahan serta sebagai instrument pembinaan dan pengawasan pemerintah Kabupaten Pinrang kepada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pinrang.

Standar pelayanan berisikan indikator-indikator kinerja yang penetapannya harus memenuhi empat kriteria sebagai berikut :

1. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang akan dinilai. Dengan demikian, indikator memiliki target pencapaian yang realistis dan dapat dicapai sesuai dengan kemampuan minimum yang dimiliki rumah sakit sesuai dengan kelasnya.

2. Dapat dipercaya (reliable), yaitu didasarkan pada data yang akurat dan didokumentasikan sesuai dengan sistem informasi yang memadai.

3. Sensitif, yaitu cukup peka terhadap kebutuhan pengendalian dan pengambilan keputusan perencanaan.

4. Spesifik, yaitu memiliki tujuan tertentu sehingga dapat menunjukkan obyek penilaian yang jelas pada pusat-pusat pertanggungjawaban organisasi.

34

Setiap indikator ditetapkan standar minimum pencapaiannya. Standar minimum adalah suatu kondisi minimum yang mampu dicapai RSUD Pinrang dalam kurun waktu tertentu.

Standar Pelayanan Rumah Sakit Daerah adalah penyelenggaraan pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan, baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit.

Indikator adalah merupakan variabel ukuran atau tolak ukur yang dapat menunjukkan indikasi-indikasi terjadinya perubahan tertentu untuk mengukur kinerja rumah sakit. Ada beberapa indikator, yaitu:

a. Input, yang dapat mengukur bahan alat sistem prosedur atau orang yang memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap, dan lain-lain.

b. Proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan misalnya kecepatan pelayanan, ketetapan pelayanan, pelayanan yang ramah, dan lain-lain.

c. Output, yang dapat menjadi tolak ukur hasil yang dicapai, misalnya jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan lingkungan.

d. Outcome, yang dapat menjadi tolak ukur dan merupakan dampak dari hasil pelayanan, misalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadap pelayanan dan lain-lain.

e. Benefit, adalah tolak ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit maupun penerima pelayanan atau pasien, misalnya biaya pelayanan yang lebih murah, peningkatan pendapatan rumah sakit.

35

f. Impact, tolak ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas misalnya angka kematian ibu dan bayi yang menurun, meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, meningkatnya kesejahteraan karyawan.

Selanjutnya indikator tersebut dijabarkan menjadi indikator kinerja berdasarkan jenis pelayanan, antara lain : gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, bedah sentral, KIA, ICU, radiologi, laboratorium, fisioterapi, farmasi, gizi, UTDRS, rekam medik, pengelolaan limbah, administrasi dan manajemen, ambulance, pemulangan jenazah, IPSRS, laundry, dan PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi). Atas kelompok-kelompok pelayanan tersebut, ditetapkan jenis pelayanan yang merupakan area pengukuran, indikator kinerja sebagai tolak ukur penilaian, standar minimum yang mampu dicapai dan target pencapaian pada tahun dasar dan tahun pencapaiannya. Proyeksi pencapaian pada tahun dasar yang ditetapkan pada RSUD Pinrang didasarkan pada hasil pengukuran tahun 2011 sedangkan tahun pencapaian standar minimum ditetapkan pada tahun 2012 sampai 2016.

A. JENIS PELAYANAN

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010 pasal 14 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, maka klasifikasi Rumah Sakit Umum Type C berdasarkan jenis pelayanan adalah sebagai berikut:

1. Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesilis Dasar dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik.

2. Kriteria, fasilitas, dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas C sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan

36

Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.

3. Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak/Keluarga Berencana. 4. Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat

24 (dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.

5. Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi.

6. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut minimal 1 (satu) pelayanan.

7. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik.

8. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.

9. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan Intensif, Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen, dan Rekam Medik.

B. STANDAR INPUT

Meskipun sumberdaya (input) yang digunakan untuk pelayanan cukup beragam namun dalam menetapkan standar minimum penyediaan sumberdaya pelayanan pada RSUD Pinrang dibatasi pada penyediaan tenaga pelayanan, peralatan medis, dan luasan bangunan. Pertimbangan pembatasan dikarenakan sumberdaya-sumberdaya tersebut adalah paling berpengaruh dalam operasi bisnis RSU. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan perlu pengembangan lebih lanjut terhadap standar penyediaan sumberdaya tersebut

37

sesuai kebutuhan RS berdasarkan pertimbangan profesional. Adapun standar pelayanan rawat inap minimun untuk Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

PELAYANAN RAWAT INAP

Tabel 1

Standar Input Pemberi Pelayanan Rawat Inap

Judul Pemberi pelayanan rawat inap

Dimensi Mutu Kompetensi tekhnis

Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap oleh tenaga yang kompeten

Definisi Operasional Pemberi pelayanan rawat inap adalah dokter dan tenaga perawat yang kompeten (minimal D3)

Frekuensi Pengumpulan Data 6 bulan Periode Analisa 6 bulan

Numerator Jumlah tenaga dokter dan perawat yang meberi pelayanan di ruang rawat inap yang sesuai dengan ketentuan

Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang bertugas di rawat inap Sumber Data Kepegawaian

Standar 100%

Penanggung Jawab Pengumpulan Kepala Instalasi rawat inap Sumber : Standar Pelayanan Minimal RSU Lasinrang Pinrang, 2011

Tabel 2

Standar Input Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat Inap

Judul Dokter penanggung jawab pasien rawat inap

Dimensi Mutu Kompetensi teknis, kesinambungan pelayanan

Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap yang terkoordinasi untuk menjamin kesinambungan pelayanan

Definisi Operasional Penanggung jawab rawat inap adalah dokter yang mengkoordinasikan kegiatan pelayanan rawat inap sesuai kebutuhan pasien

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan Periode Analisa 3 bulan

38

Numerator Jumlah pasien dalam satu bulan yang mempunyai dokter sebagai penanggung jawab

Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan

Sumber Data Rekam medik

Standar 100%

Penanggung Jawab Pengumpulan Data

Kepala Instalasi rawat inap Sumber : Standar Pelayanan Minimal RSU Lasinrang Pinrang, 2011

Tabel 3

Standar Input Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap

Judul Ketersediaan pelayanan rawat inap

Dimensi Mutu Akses

Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap yang minimal harus ada di rumah sakit Definisi Operasional Pelayanan rawat inap adalah pelayanan

rumah sakit yang diberikan tirah baringdi rumah sakit. Untuk Rumah Sakit Khusus disesuaikan dengan spesifikasi rumah sakit tsb.

Frekuensi Pengumpulan Data 3 bulan Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jenis-jenis pelayanan rawat inap spesialistik yang ada (kualitatif)

Denominator Tidak ada

Sumber Data Register rawat inap

Standar Minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan dan bedah (kecuali Rumah Sakit Khusus disesuaikan dengan spesifikasi rumah sakit tsb) Penanggung Jawab Pengumpulan

Data

Kepala Instalasi rawat inap Sumber : Standar Pelayanan Minimal RSU Lasinrang Pinrang, 2011

Tabel 4

Standar Input Jam Visite Dokter Spesialis

Judul Jam visite dokter spesialis

Dimensi Mutu Akses, kesinambungan pelayanan Tujuan Tergambarnya kepedulian tenaga

medis terhadap ketepatan waktu pemberian pelayanan

Definisi Operasional Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiap hari kerja sesuai

39

dengan ketentuan waktu kepada setiap pasien yang menjasi tanggung jawabnya, yang dilakukan antara jam 08.00 sampai dengan 14.00

Frekuensi Pengumpulan Data 3 bulan Periode Analisa Tiap 3 bulan

Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00-14.00 yang disurvey

Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvey

Sumber Data Survey

Standar 100%

Penanggung Jawab Pengumpulan Data

Kepala Instalasi Rawat Inap/Komite Medik/Panitia Mutu

Sumber : Standar Pelayanan Minimal RSU Lasinrang Pinrang, 2011

Tabel 5

Standar Input Kejadian Infeksi Pasca Operasi

Judul Kejadian infeksi pasca operasi

Dimensi Mutu Keselamatan, kenyamanan

Tujuan Tergambarnya pelaksanan operasi dan perawatan pasca operasi yang bersih sesuai standar

Definisi Operasional Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua kategori luka sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di rumah sakit yang ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color), pengerasan (tumor), dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam

Frekuensi Pengumpulan Data Tiap bulan Periode Analisa Tiap bulan

Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi paca operasi dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien yang ada dalam satu bulan

Sumber Data Rekam medis

Standar ≤1,5%

Penanggung Jawab Pengumpulan Data

Ketua komite Medik/Komite Mutu/ Tim Mutu

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Objek Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, yang menjadi lokasi penelitian adalah Rumah Sakit Umum yang terletak di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Dan yang menjadi objeknya adalah pelayanan rawat inap kelas I di rumah sakit ini.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang dibahas, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

13. Penelitian Kepustakaan (library research), adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan peninjauan pustaka dari berbagai literatur, karya ilmiah, majalah, dan buku-buku yang menyangkut teori-teori yang relevan dengan masalah yang dibahas.

14. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang data dan informasinya diperoleh dari kegiatan perusahaan di lapangan kerja penelitian (Supardi, 2005:34). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data di lapangan sebagai berikut :

a. Pengamatan (observasi), yaitu teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya (Jogiyanto, 2004:89).

b. Wawancara, yaitu metode untuk mendapatkan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan guna mendapatkan data dan keterangan yang menunjang analisis dalam penelitian.

41

15. Dokumentasi, yaitu data dari dokumen-dokumen perusahaan yang relevan dengan judul, baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun bersumber dari perpustakaan.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a) Kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka-angka seperti informasi biaya dan data-data yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

b) Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian dalam bentuk informasi baik secara lisan maupun tulisan seperti struktur organisasi, pembagian tugas, dan lain-lain.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari objek penelitian. Data jenis ini berasal dari observasi, wawancara dan konsultasi terhadap pihak-pihak yang bersangkutan.

b) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis berupa data keuangan serta data pendukung lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan ini.

3.4 Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif komparatif yaitu menggambarkan perhitungan harga pokok kamar rawat inap yang ada pada rumah sakit kemudian membandingkannya dengan perhitungan harga pokok yang dipaparkan oleh penulis dengan menggunakan variable costing. Hasil perhitungan dengan menggunakan variable costing kemudian dikaitkan dengan indikator-indikator yang ada dalam standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Singkat tentang RSU Lasinrang Pinrang

Rumah sakit umum Lasinrang merupakan pelayanan kesehatan yang dibangun pada awal tahun 1960 yang terletak di jalan Lasinrang No. 26 Pinrang. Perubahan status kelas C berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI Nomor: 543/Menkes/SK/VI/1996 sejalan dengan meningkatnya permintaan pelayanan kesehatan sedangkan sarana dan prasarana sudah tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka pada tanggal 1 Agustus 1996 mulai dilaksanakan pembangunan di lokasi baru dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Pinrang H.A. Firdaus Amirullah

Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang yang baru menempati luas tanah  3 ha. Yang terletak di Jalan Macan No. 22 di Kelurahan Macorawalie Kecamatan Watang Sawitto. Pembangunan rumah sakit dilaksanakan secara bertahap. Baru tahun 2001 – 2004 pembangunan rumah sakit sangat pesat berkat dukungan Pemerintah Daerah dalam hal ini Drs. H.A. Nawir MP, selaku Bupati Pinrang yang mempunyai perhatian besar terhadap pelayanan kesehatan khususnya di RSU Lasinrang Pinrang yang mana Direkturnya adalah Drg. HJ. SITI HASNAH SYAM, MARS. Peresmian secara simbolis bersama Kantor Bupati Pinrang oleh Bapak Gubernur H.Z.B. Palaguna yang mana operasionalnya mulai tanggal 1 Agustus 2002

Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang menempati bangunan 

43

Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang telah mendapat pengakuan (Terakreditasi) dari Pusat dengan 5 Pokja Yaitu Pelayanan, Administrasi, Perawatan, Unit gawat Darurat dan Rekam Medis. Adapun nilai yang diperoleh adalah sangat memuaskan.

Dalam hal pelayanan rujukan kesehatan, Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang melayani rujukan dari 14 Puskesmas yang ada di Kabupaten Pinrang, 2 Rumah Sakit Swasta dalam wilayah Kabupaten Pinrang, Serta RSU lasinrang juga menerima rujukan dari luar kab. Pinrang yang ada disekitar kab. Pinrang.

Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Pinrang yang secara Teknis Fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan dan Teknis Operasional bertanggung jawab kepada Kepala Daerah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya Pelayanan Kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi terpadu dalam rangka pelaksanaan peningkatan Pelayanan Kesehatan serta pencegahan penyakit dan melakukan upaya rujukan di wilayah Kabupaten Pinrang.

4.2 Struktur Organisasi RSU Lasinrang Pinrang

Kepemimpinan Direktur RSU Lasinrang sejak tahun 1961 dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Periode tahun 1961 – 1965 : P.S. TARUK ALLO 2. Periode tahun 1965 – 1971 : Dr. SUTANTYO 3. Periode tahun 1971 – 1975 : Dr. HABAR GARU

4. Periode tahun 1975 – 1979 : Dr. NASARUDDIN RITONGA 5. Periode tahun 1979 – 1984 : Dr. MURSAD ABDI

44

6. Periode tahun 1984 – 1989 : Dr. F.C.S. SOPACUA

7. Periode tahun 1989 – 1993 : Dr. DWI DJOKO PURNOMO, MPH. 8. Periode tahun 1993 – 1999 : Dr. ABDUL RAUF BAJA

9. Periode tahun 1999 – 2001 : Dr. DALLE MAKKARAKA 10. Periode tahun 2001 – 2008 : Dr. H. MAKBUL TAPA, MARS 11. Periode tahun 2008 – Sekarang : Drg. Hj. SITI HASNAH SYAM, MARS

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang dibentuk berdasarkan PERDA No. 18 Tahun 2008 tentang Organisasi Di Tata Kerja Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Daerah Tk . II Pinrang. Adapun Uraian Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor PP 41 Tahun 2007 (Bagan terlampir) adalah :

1. Direktur RSU Lasinrang : Drg. Hj. Siti Hasnah Syam, MARS 2. Ka. Bagian Kesekretaris : H. Salman, SKM

Ka. Sub. Bag. Kepegawaian : Hairul, S.Sos

Ka. Sub. Bag. Perlengkapan : Andarias Tasarane, S.Sos

Ka. Sub. Bag. Keuangan : Haruna, S.Kep, M.Kes

3. Ka. Bid. Perencanaan & Pengembangan : Dr. Syamsir Usman, MARS Sub. Bidang Program & Informasi : Mahyuddin, SKM

S ub. Bid. Pengembangan SDM & Remunerasi

: Muh. Assidiq, SKM.M.K es

45

4. Ka. Bid Pelayanan Medis : Dr. H. Rifai Umar, MARS Sub. Bid. Pelayanan

Medis : Hj. Zam Zam, SKM

Sub. Bid. Penunjang Medik & Non Medik : Sukarta, SKM, M.Kes 5. Ka. Bid Keperawatan : Sunarsih, S.Kep. NS

Sub. Bid. Bimbingan Asuhan Keperawatan : A. Saridah, Bsc

Sub. Bid. Logistik & SDM Keperawatan : Sahidah, SKM

4.3 Sarana dan Prasarana RSU Lasinrang Pinrang

Upaya Rumah Sakit Umum Lasinrang untuk meningkatkan mutu pelayanan ialah dengan melakukan peningkatan sarana dan prasarana RS. Sejak pindah ke Lokasi yang baru pada Bulan Agustus tahun 2002, RS memiliki kemajuan dalam peningkatan sarana dan prasarana, baik dalam hal desain bangunan, jumlah bangunan dan pengadaan alat-alat kedokteran yang canggih, serta penunjang lainnya baik bersifat medis maupun non medis.

Tabel 6

Sarana Fisik RSU Lasinrang Per Desember 2011

URAIAN KETERANGAN

Luas tanah Saran Air Bersih Listrik

Pengelolaan limah padat Pengelolaan Limbah Cair Kendaraan Roda 4  1 Untuk Jenazah  2 Untuk Pasien  1 Untuk Operasional Telepon Komputer 30.006 M²

PDAM dan sumur Bor PLN & Genzet Incenerator 1 Unit 4 Unit 3 Saluran Unit 7.463.125 M²

46 Bangunan Dengan Luas

yg terdiri dari :

1. Kantor dan Apotik 2. Mushollah

3. Instalasi Gawat darurat 4. Poliklinik Spesialis 5. Laboratorium 6. Radiologi

7. Perawatan Bedah/Mata (Melati) 8. Perawatan Anak (Mawar) 9. Perawatan Obgyn (Asoka) 10. Kamar Bersalin

11. Perawatan Interna I (Cempaka I) 12. Perawatan Interna II (Cempaka

II)

13. Perawatan VIP (Anggrek) 14. Perawatan VIP Room. 15. Intensiv Care Unit

16. Rekam Medis / Fisioterapi 17. Asrama Petugas Putri 18. Asrama Petugas Putra 19. Gedung Garasi 20. Rumah Dinas 21. Rumah Dokter 22. Dapur 23. Loundri 24. Gudang 25. MCK 26. Selasar 27. Kamar Mayat 28. Kantin

29. Ruang Tunggu Pasien

640 M² 70 M² 330 M² 324 M² 250 M² 300 M² 577,5 M² 420 M² 172,5 M² 172,5 M² 378 M² 325 M² 271,875 M² 231 M² 168 M² 245 M² 192 M² 124 M² 75 M² 70 M² 70 M² 195 M² 155 M² 40 M² 45 M² 1371.75 M² 40 M² 120 M² 90 M²

Sumber daya manusia Merupakan sesuatu yang sangat vital bagi Organisasi Rumah Sakit. Sumber Daya dikatakan baik bila memiliki kualitas, kuantitas, dan komitmen sejalan dengan tujuan dan fungsi Rumah Sakit. Rumah Sakit Umum Lasinrang mermiliki sumber daya manusia yang dapat dibagi atas Tenaga Medis, Paramedis Perawatan, Paramedis Non Perawatan dan Tenaga Non Medis. Kondisi Sumber Daya Rumah Sakit Lasinrang, dap at kita lihat sesuai dengan tabel dibawah ini.

47

Tabel 7

Data Ketenagaan RSU Lasinrang Per Desember Tahun 2011

NO KETENAGAAN JENIS TENAGA JUMLAH

PNS/CPNS PTT/KONTRAK A. TENAGA MEDIK

Dokter Umum Dokter Ahli Bedah

Dokter Ahli Penyakit Dalam Dokter Ahli Penyakit Anak Dokter Ahli Mata

Dokter Ahli Kandungan Dokter Spesialis Radiologi Dokter Spesialis Patologi Klinik Dokter Gigi 12 1 2 1 1 1 1 1 3 - - - - - - - - - 12 1 2 1 1 1 1 1 3 JUMLAH 23 23 B. TENAGA PARAMEDIS KEPERAWATAN S1 Keperawatan D4 Kebidanan DIII Keperawatan DIII Kebidanan

DIII Keperawatan Anastesi DIII Kesehatan Gigi

SPK Bidan SPRG 9 15 83 19 2 3 7 6 2 1 - 46 9 - - 1 - - 10 15 129 28 2 3 8 6 2 JUMLAH 146 57 203

C. TENAGA PARAMEDIS NON

KEPERAWATAN S2 Kesehatan masyarakat S1 Apoteker S1 Farmasi S1 Kesehatan Masyarakat S1 Gizi DIII Fisiotherapi DIII Radiologi DIII Gizi DIII Farmasi DIII Elektro Medik DIII Kesling DIII Rekam Medik DIII Analis Kesehatan D1 Sanitarian 2 6 - 8 2 8 6 4 7 3 6 5 4 1 3 - - 5 5 - - - - - - - - - - - 2 6 5 13 2 8 6 4 7 3 6 5 4 1 3

48 SMF

SMAK

5 - 5

JUMLAH 70 10 80

D. TENAGA NON MEDIS

S2 Sarjana Administrasi RS S1 Admministrasi S1 Ekonomi/Akuntansi S1 Komputer S1 Hukum SMA SMP SD Kebawah 3 6 2 2 1 20 3 1 - 2 3 1 - 21 - - 3 8 5 3 1 41 3 1 JUMLAH 38 27 65 JUMLAH TOTAL 277 94 371

Dari Tabel diatas memberikan gambaran ketenagaan RSU Lasinrang Dari segi Jumlahnya sudah dapat dikatakan cukup dan merupakan kekuatan yang menjamin lancarnya pelayanan Rumah sakit, Baik pelayanan medis maupun Pelayanan administrasi. Jika dilihat dari jenis ketenagaan yang bila dikaitkan dengan kondisi pola penyakit sekarang, maka dapat dikatakan bahwa jenis ketenagaan masih sangat kurang. Hal ini sangat berkaitan dengan jenis pelayanan RSU Lasinrang yang hanya mampu memberikan pelayanan Spesialistik 4 paket dasar ditambah 1 paket tambahan spesialistik.

Dalam perencanaan sumber daya manusia perbandingan jumlah jenis

Dokumen terkait