• Tidak ada hasil yang ditemukan

GCF mewajibkan seluruh kegiatan yang didanainya memenuhi standar lingkungan dan sosial, kesetaraan gender dan perlindungan masyarakat adat

Bab ini akan menjelaskan tujuan pemenuhan kebijakan, ruang lingkup kebijakan,

serta prinsip-prinsip yang menjadi panduan untuk pemenuhan masing-masing

kebijakan.

Jenis Pendanaan GCF

6.1 Standar Perlindungan Lingkungan dan

Sosial

Standar perlindungan lingkungan dan sosial wajib dipenuhi oleh seluruh kegiatan yang didanai oleh GCF, baik yang diprakarsai oleh Entitas Pelaksana berupa Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Swasta, BUMN, BUMD, maupun yang diprakarsai lembaga lainnya. Selain berlaku di tingkat kegiatan yang didanai oleh GCF, kebijakan ini juga wajib diterapkan oleh Entitas Terakreditasi maupun Lembaga Nasional yang akan mendaftarkan diri sebagai Entitas Terakreditasi.

Berdasarkan standar perlindungan lingkungan dan sosial, seluruh kegiatan yang akan didanai oleh GCF wajib: (i) Menghindari, dan apabila tidak bisa dihindari,

mengatasi (mitigate) dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan;

(ii) Meningkatkan akses yang adil terhadap manfaat pembangunan; dan

(iii) Mempertimbangkan seluruh komponen

masyarakat, termasuk komunitas lokal, masyarakat adat, serta kelompok maupun individu yang rentan dan terpinggirkan, dan berpotensi terkena dampak aktivitas yang didanai oleh GCF.

Prinsip-prinsip untuk memandu penerapan standar perlindungan lingkungan dan sosial adalah sebagai berikut:

a. Integrasi Aspek Lingkungan dan Aspek Sosial

Pembangunan berkelanjutan adalah dasar dari mandat dan pencapaian tujuan GCF sehingga menjadi pertimbangan utama kerangka kebijakan GCF. Pengintegrasian aspek lingkungan dan sosial bukan hanya menghasilan kegiatan yang “do no harm” tetapi juga meningkatkan nilai tambah lingkungan dan sosial termasuk bagi komunitas lokal dan masyarakat adat yang bergantung pada lingkungan. Aspek lingkungan dan aspek sosial diterapkan untuk seluruh pelaksanaan operasional GCF, seperti dalam hal proses akreditasi, penetapan kriteria investasi, aplikasi Standar Perlindungan Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social Safeguards/ESS), pemantauan dan akuntabilitas, publikasi informasi, pendekatan pengarusutamaan

gender, inkorporasi pertimbangan-pertimbangan yang terkait dengan masyarakat adat, pendekatan kepada pemangku kepentingan, dan mekanisme kompensasi atau ganti rugi.

b. Pendekatan Dampak dan Risiko Lintas Batas

Apabila terdapat potensi dampak lintas batas atas program/proyek yang didanai oleh GCF, GCF akan memastikan bahwa segala bentuk konsultasi dan uji kelayakan yang diperlukan telah dilaksanakan dan segala masukan dan konsultasi yang diperlukan dengan pemangku kepentingan telah dipertimbangkan.

c. Pendekatan Berbasis Skala-Risiko

Di dalam hal ini, standar ESS akan diimplementasikan dengan pendekatan skala-risiko sehingga lebih fleksibel. Pendekatan ini mengharuskan agar persyaratan serta proses lingkungan dan sosial sepadan dengan tingkat risiko dan memenuhi standar ESS.

d. Pendekatan Fit-for-Purpose

Prinsip ini khususnya berlaku untuk proses akreditasi GCF. GCF memberikan kesempatan pada entitas yang mengajukan proses akreditasi untuk dapat mengakses berbagai jenis dukungan yang disesuaikan dengan kapasitas dan ruang lingkup kerja masing-masing entitas dalam hal memenuhi ketentuan fidusiari dan standar ESS.

e. Kesetaraan dan Non-Diskriminasi

Dalam memenuhi standar ESS, seluruh kegiatan yang dibiayai oleh GCF wajib memberikan dampak yang berimbang, khususnya bagi kelompok dan/atau individu rentan dan marjinal. Kegiatan yang dibiayai oleh GCF juga wajib menghindari prasangka dan diskriminasi dalam penyediaan akses terhadap sumber daya kegiatan serta pemanfaatan kegiatan tersebut.

f. Hirarki Mitigasi

GCF menerapkan prinsip hirarki mitigasi untuk mengelola risiko dan dampak lingkungan terhadap seluruh kegiatan yang dibiayai oleh GCF. Tujuan dari penerapan prinsip hirarki mitigasi adalah untuk:

i. Mengantisipasi dan menghindari risiko serta dampak pada masyarakat dan lingkungan;

Jenis Pendanaan GCF

risiko dan dampak negatif tidak dapat dihindari; iii. Mencegah timbulnya risiko dan dampak residual; iv. Merancang dan melaksanakan tindakan yang

dapat memulihkan dan mengembalikan kepada kondisi semula sebelum timbulnya risiko dan dampak residual ketika upaya untuk menghindari, meminimalisasi, atau mitigasi tidak dapat dilakukan.

g. Keterlibatan Pemangku Kepentingan

ESS mewajibkan dukungan dan partisipasi para pemangku kepentingan dalam keseluruhan siklus kegiatan yang dibiayai oleh GCF, termasuk pengembangan langkah-langkah untuk mengurangi, mengelola, dan memantau risiko dan dampak terhadap lingkungan dan sosial. Proses penciptaan dan penguatan dukungan tersebut harus bersifat inklusif, berdasarkan kesadaran terhadap gender dan budaya, dan dapat diungkapkan sesuai ketentuan GCF Information Disclosure Policy.

h. Pendekatan Responsif Gender

Di dalam perancangan kegiatan yang akan dibiayai oleh GCF, GCF mensyaratkan Entitas Terakreditasi untuk mempertimbangkan risiko dan dampak pada aspek gender (sebagai bagian dari evaluasi dampak dan risiko sosial) dan merancang tindakan untuk mengelola risiko gender hingga pada tahap menyusun rencana aksi yang responsif gender.

i. Kepatuhan Terhadap Hukum yang Berlaku

GCF tidak akan mendukung kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku, termasuk hukum nasional dan/atau kewajiban langsung negara yang berlaku atau perjanjian internasional yang relevan.

j. Konsistensi Terhadap UNFCCC REDD-Plus Safeguards

Syarat-syarat lingkungan dan sosial GCF akan konsisten dengan seluruh kebijakan REDD+ yang relevan di bawah UNFCCC dan standar tertinggi yang sedang berlaku.

k. Ketentuan Kerja dan Ketenagakerjaan

Seluruh kegiatan yang dibiayai oleh GCF wajib menggalakkan kelayakan dan kesetaraan dalam pekerjaan, non-diskriminatif dan menyediakan kesempatan yang sama untuk para pekerja, sesuai dengan standar ketenagakerjaan International Labour Organization.

l. Masyarakat Adat

Seluruh kegiatan yang didanai oleh GCF wajib menghindari dampak negatif terhadap masyarakat adat. Ketika dampak negatif tersebut tidak dapat dihindari, maka wajib diminimalkan, dimitigasi dan/atau diberikan ganti rugi setara dengan dampak yang dialami. Hak-hak masyarakat adat atas tanah, wilayah, sumber daya, sistem pengetahuan, dan praktik-praktik kehidupan tradisional wajib dihargai dan dilindungi.

Seluruh aktivitas yang dibiayai GCF mendukung partisipasi penuh dan efektif masyarakat adat dalam seluruh siklus kegiatan tersebut. Rancangan dan implementasi kegiatan yang mendukung dan melindungi masyarakat adat diatur dalam United Nations Declaration on the Rights of Indigenous People.

m. Hak Asasi Manusia

Seluruh kegiatan yang dibiayai GCF dirancang dan diimplementasikan dengan prinsip mendukung, melindungi, dan patuh terhadap seluruh hak asasi manusia yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. GCF mewajibkan penerapan uji kelayakan sosial dan lingkungan sehingga menghindari terjadinya pelanggaran atas hak asasi manusia.

n. Keanekaragaman Hayati

Seluruh kegiatan yang dibiayai GCF dirancang dan diimplementasikan dengan maksud untuk melindungi habitat yang rentan dan melestarikan keanekaragaman hayati, menjaga manfaat ekosistem, dan menggalakkan pemanfaatan dan manajemen sumber daya alam yang berkelanjutan.

Jenis Pendanaan GCF

Jenis Pendanaan GCF

6.2 Pendekatan Kesetaraan Gender dan

Penerapannya

Pendekatan kesetaraan gender diterapkan selaras dengan Governing Instrument GCF yang menyatakan bahwa “GCF akan berusaha untuk memaksimalkan dampak pendanaan untuk mitigasi dan adaptasi, serta mencari keseimbangan antara keduanya, sambil mempromosikan manfaat tambahan di bidang lingkungan, sosial, ekonomi dan pembangunan dengan menggunakan pendekatan yang responsif gender” (B.07/02). Pendekatan responsif gender ini berlaku pada seluruh tahapan GCF, mulai dari proses akreditasi, persiapan proyek, serta pelaksanaan, pelaporan dan pemantauan proyek.

6.2.1 Prinsip Panduan Pendekatan Kesetaraan

Gender

Prinsip-prinsip panduan untuk pendekatan kesetaraan gender adalah sebagai berikut:

a. Hak Asasi Manusia

GCF mengakui pentingnya perlindungan hak asasi manusia untuk pembangunan berkelanjutan, pengurangan kemiskinan, dan untuk memastikan distribusi peluang dan manfaat pembangunan yang merata. Dalam seluruh aktivitasnya, GCF menekankan pentingnya kepatuhan terhadap prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, Deklarasi dan Platform Aksi Beijing, serta perjanjian internasional lain yang relevan dan berlaku. Hal ini juga berlaku bagi entitas yang bermaksud untuk mengajukan permohonan akreditasi.

b. Kepemilikan Negara

GCF mensyaratkan negara-negara yang mengusulkan RPSP, termasuk dukungan perumusan rencana nasional adaptasi perubahan iklim dan/atau proses perencanaan adaptasi perubahan iklim lainnya, menyelaraskan proposalnya dengan kebijakan dan prioritas gender yang berlaku di negara tersebut dan dengan standar kesetaraan gender GCF. Hal yang sama berlaku untuk proposal program/proyek yang diajukan oleh Entitas Terakreditasi.

GCF mewajibkan pelibatan perempuan dan laki-laki secara seimbang dalam konsultasi para pemangku kepentingan dan pengambilan keputusan mulai dari tahap persiapan proyek, pelaksanaan hingga pada tahap pemantauan.

GCF mendorong NDA GCF untuk melaksanakan fungsinya sebagai koordinator mekanisme konsultasi para pemangku kepentingan dan pengambilan keputusan, memastikan penerapan prinsip inklusi, kesetaraan dan non-diskriminasi, selaras dengan kebijakan nasional dan prioritas gender yang berlaku, Standar Kesetaraan Gender GCF, dan pedoman lainnya yang sudah disetujui oleh Dewan GCF.

c. Keterlibatan dan Konsultasi Pemangku Kepentingan

GCF mewajibkan perempuan dan laki-laki, termasuk kelompok rentan dan terpinggirkan, mendapatkan kesempatan yang sama dan setara untuk dapat terlibat secara penuh dan efektif dalam konsultasi dan pengambilan keputusan sepanjang siklus program/ proyek.

Proses GCF mewajibkan Entitas Terakreditasi untuk melakukan konsultasi pemangku kepentingan yang responsif gender dan menjunjung kearifan lokal, sesuai dengan Standar Perlindungan Lingkungan dan Sosial GCF dan Kebijakan Perlindungan Masyarakat Adat GCF, yang didukung oleh prinsip keterbukaan informasi sesuai dengan Kebijakan Keterbukaan Informasi GCF.

d. Keterbukaan Informasi

GCF mengakui pentingnya transparansi, aksesibilitas yang non-diskriminatif, dan akuntabilitas dalam semua aspek operasinya. Melalui Kebijakan Keterbukaan Informasi, GCF berupaya memberikan informasi yang akurat, responsif gender, inklusif, dan tepat waktu kepada seluruh pemangku kepentingannya, termasuk individu dan komunitas yang terpinggirkan, dan masyarakat luas, mengenai kebijakan, pedoman, standar-standar, prosedur, dan implementasi kegiatan.

Jenis Pendanaan GCF

Dokumen terkait