• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEWASPADAI PENYIMPANGAN KITAB ILMU HIKMAH 'GADUNGAN'

Suatu hal yang membanggakan. Buku-buku bernafaskan Islam saat ini sangat fenomenal. Puluhan judul setiap hari terbit dalam berbagai segmennya, mulai dari buku akidah, fikih, akhlak dengan berbagai aspeknya, sampai masalah politik dan isu-isu Islam kontemporer.

Ada buku produk lokal yang ditulis oleh cendekiawan Muslim dan ulama Indonesia dan tidak sedikit pula buku-buku berbahasa asing yang diterjemahkan. Buku-buku terjemahan yang paling mendominasi di pasaran adalah buku-buku yang berasal dari bahasa Arab, baik sifatnya klasik (turats) maupun kontemporer ('ashri).

Diantara sekian banyak buku yang beredar di pasaran, yang tidak kalah fenomenalnya adalah hadirnya buku-buku pengobatan yang cukup fantastis. Ada buku pengobatan yang benar-benar baru ditulis dan ada juga buku-buku lama tapi dengan tampilan baru. Tapi sayangnya, tidak semua buku pengobatan yang beredar dipasaran itu bisa dianggap baik, apalagi jika dilihat dari perspektif keislaman yang bebas dari unsur TBC (Takhayul, Bid'ah dan Churafat) bahkan unsur Syirik.

Dalam buku-buku primbon misalnya, banyak yang perlu diwaspadai karena telah memasuki wilayah ghoib berupa ramalan-ramalan dengan melihat fisik, sifat, hari lahir bahkan hobbi untuk mendeteksi jodoh, rezeki serta keberuntungan atau sial. Padahal secara Islam, wilayah ini merupakan hak prerogatif Allah swt. Dalam al-Qur'an dijelaskan "Dialah Allah Yang Tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha

Mengetahui yang ghoib dan yang nyata" (QS. Al-Hasyr : 22), "Dan pada-Nya semua kunci-kunci yang ghoib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia (Allah) sendiri" (QS. Al-An'am : 59). Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari

dan Muslim dari Abdullah ibnu Mas'ud tentang penciptaan manusia, dijelaskan bahwa rizki, ajal, baik dan buruknya nasib manusia telah ditentukan oleh Allah Swt.

Padahal kalau kita jeli menilainya dengan kaca mata Islam, sesungguhnya juga berdampak negatif terhadap keyakinan dan akidah Islam. Buku-buku seperti Mujarrobat baik yang Kubro atau Sughro misalnya, sangat tidak pantas dikatakan sebagai buku agama yang mengajarkan pengobatan secara Islami yang celakanya malah diajarkan secara khusus pada pesantren-pasantren (terutama pesantren berbasis organisasi Nahdlatul Ulama).

Beberapa daerah di Indonesia terutama dijawa, ada beberapa pesantren yang mengadakan program khusus di bulan ramadhan untuk mengkaji dan mengijazahkan kitab sihir sesat seperti MUJAROBAT atau kitab ILMU HIKMAH ( Semisal : Kitab MAMBA`U USHULIL HIKMAH, SYAMSUL MA`ARIF AL KUBRO, Kitab SYAEFI, Kitab JIN JAUHARU LIL MA`AH) juga ijazah kitab khusus HIZIB kepada siapapun yang berminat untuk mengamalkannya. Kenyataan ini memang telah lama terjadi dan telah dijelaskan pada Majalah ALKISAH sebagai berikut : "Materi wifiq atau isim terdapat dalam beberapa kitab karya

ulama besar, seperti Syamsul Ma'arif dan Manba'u Ushul Al-Hikmah karya Imam Ali Al-Buni; Kitabul Aufaq karya Imam Ghazali; dan Khazinatul Asrar karya Sayid Muhammad Haqqi An-Nazili. Seberapa doa yang bisa dipakai sebagai wifiq juga terdapat dalam Al-Adzkar karya Imam Nawawi.

Kitab-kitab tersebut memang tidak lazim diajarkan di kelas-kelas madrasah di pesantren. Biasanya pengajaran kitab-kitab seperti itu disampaikan secara maraton dalam pengajian kilatan bulan Ramadhan yang juga disebut pengajian pasan (dari kata pasa, puasa). Atau pada bulan-bulan tertentu, seperti Rajab di Pesantren Selojari, Purwodadi, Jawa Tengah, yang diasuh oleh K.H. Ishaq Al-Hafizh. Pengajian serupa juga bisa ditemukan di beberapa pesantren lain di Jawa Timur."95

Penulis berharap ada fatwa yang tegas dari ulama (dalam hal ini MUI) untuk memberi kejelasan kepada umat yang selalu dibuat bingung dengan buku-buku semacam ini. Kadang secara logika tidak masuk akal dan secara medis membahayakan kesehatan, apalagi secara syar'i tidak ada tuntunan dari Rasulullah Saw. Misalnya, untuk mengatasi suatu persoalan seseorang dianjurkan menulis ayat al-Qur'an dikertas, didaun anu, dan sebagainya lalu dibakar dan dimasukkan kedalam air kemudian diminum.

Senada dengan Mujarrobat yang beredar disebagian toko buku Islam di kota-kota besar termasuk Medan, perlu juga diwaspadai buku-buku berbahasa Arab yang masih diyakini banyak orang sebagai buku "sakti" untuk mengatasi berbagai macam persoalan hidup, diantaranya adalah :

5. Kitab Syamsul Ma'arif Kubra.

95

Kitab ini dikarang oleh, oleh Syekh Ali Al Buni yang juga mengarang kitab

Mamba' Ushulil Hikmah yang serupa dengan Syamsul Ma'arif Kubra.

Buku ini ternyata banyak jadi rujukan "tabib-tabib" atau orang-orang "pintar" yang dianggap memiliki latar belakang ilmu agama.

Ulama-ulama al-Azhar di Mesir banyak yang mengkritisi buku ini, diantara mereka adalah Dr. As-Sayid Jumaili dalam bukunya As-Sihr wa Tahdhir

al-Arwaah mengatakan "Diantara kitab-kitab yang mengandung jimat untuk

memanggil jin sebagai teman adalah kitab Syamsul Ma'arif Kubra, kitab al-Kawakib al-Lamma'ah dan lain-lain. Saya peringatkan kepada pembaca yang beriman, berhati-hatilah terhadap kitab-kitab ini karena ia mengandung bahaya terhadap agama (akidah). Sebab, jimat dalam kitab-kitab itu mengandung kalimat-kalimat kufur dengan menggunakan kata-kata aneh yang jauh dari bahasa Arab. Mereka membuat kedustaan bahwa kalimat itu adalah bahasa Suryani". Mari kita lihat pernyataan Syaikh Thanthawi Jauhari penulis Tafsir Al-Jauhariy dalam tulisannya di Majalah Ma'rifah tahun 1932 yang berjudul "Al-'Uluum

al-Riyadhiyah 'Inda Qudama' al-Mishriyyin: Hal Hiya Khaliyah min as-Sihr?".

Syaikh Jauhari menulis "Sesungguhnya khurafat yang dulu bersemayam dalam pikiran orang-orang Mesir kuno, kini menyusup masuk kedalam otak umat Islam.

2. Kitab ar-Rahmah fi ath-Thibb wa al-Hikmah

Buku ini dinisbahkan kepada Imam Jalaluddin as-Suyuthi dan telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul "Pengobatan dan Hikmah" diterbitkan oleh Penerbit Cendekia, Jakarta. Syaikh Ibrahim Muhammad Jamal – seorang ulama Mesir dalam bukunya yang berjudul As-Sihr: Dirasah fi Zhilal

al-Qashash al-Qur'ani wa as-Sirah an-Nabawiyah menyatakan bahwa kitab ini tidak

benar merupakan tulisan atau karya Imam as-Suyuthi. Selanjutnya tulis beliau, kitab ini karangan As-Subairi al-Muqri, akan tetapi khattat (penulis khat) dari Penerbit Al-Bab al-Halabi, Mesir menuliskan pengarang buku ini secara keliru. Sama halnya dengan buku Al-Aufaaq yang dikenal sebagai karya Imam al-Ghazali, rasanya perlu dicek ulang apakah ini benar sebagai karya ulama atau jangan-jangan salah tulis seperti kitab ar-Rahmah itu.

3. Kitab Dalailul Khairat

Kitab ini buah karya Syekh Muhammad Sulaiman Al-Jazuli. Setiap halaman kitab tersebut terdiri dari dua bagian: bagian tengah dan pinggir. Bagian tengah berisi rangkaian shalawat bid'ah susunan Syekh Sulaiman, sementara di pinggirnya termaktub berbagai hizib susunan beberapa ulama sufi, seperti Hizib Nashar dan Hizib Bahr, karya Syekh Abu Hasan Ali As-Syadzili, dan lain-lain. Yang sangat disayangkan banyak dipelajari oleh sebagaian besar pesantren-pesantren berbasis NU (Nahdlatul Ulama)

Untuk memudahkan pembaca, maka di sini diturunkan fatwa tentang boleh tidaknya membaca atau mewiridkan Kitab Dalail al-Khairat itu dari Lajnah

Daimah kantor Penelitian Ilmiyah dan Fatwa di Riyadh. Ada pertanyaan dan

kemudian ada pula jawabannya, dikutip sebagai berikut: Soal kelima dari Fatwa nomor 2392: