• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Microsoft Excell

Menurut Triastuti 2007, banyak sekali para pelaku bisnis yang menggunakan Microsoft excel 2007untuk menyelenggarakan sistem akuntansi pada perusahaannya. Penggunaannya sangat mudah dan fleksibel, serta banyak sekali manfaat yang dapat diambil.Dibandingkan dengan sistem manual, komputerisasi jelas banyak memberikan keuntungan, disamping efisiensi waktu dan tenaga, mendapatkan kemudahan untuk mengakses data dan sehingga data menjadi akurat.Data-data dari setiap perusahaan pasti berbeda-beda, dengan

Microsoft Excel 2007, dapatdenganmudah menyesuaikan dengan kebutuhan.Microsoft excel merupakan salah satu program yang ada dalam

Microsoft Office System. Versi terbarunya adalah Microsoft Office 2007.

Office 2007 mencakup aplikasi baru dan server-side tools. Kepala di antara ini adalahGroove, sebuah kolaborasi dan suite komunikasi untuk usaha kecil, yang awalnya dikembangkan olehJaringan Groovesebelum diakuisisi oleh Microsoftpada tahun 2005. Juga termasuk adalahOffice SharePoint Server 2007, revisi utama untuk platform serveruntuk aplikasi Office, yang mendukung " Excel Services", sebuah arsitektur client-server untuk mendukung workbook

12

Excelyang dibagi secara real time antara beberapa mesin, dan juga dapat dilihat dan diedit melalui halaman web.

Menurut Arifin (2008), data akuntansi pada Excel tetap mengikuti siklus akuntansi seperti akuntansi manual, namun tidak serta merta sama persis seperti akuntansi manual. Otomatisasi siklus akuntansi dengan Excel berawal dari jurnal transaksi.Dari kejadian tersebut laporan keuangan secara otomatis sudah terisi. Dengan demikian, setiap transaksi secara otomatis akan mempengaruhi neraca atau laporan laba rugi. Proses akuntansi ini tidak lagi memerlukan proses posting, pembuatan neraca lajur, jurnal penyesuaian dan sejenisnya untuk menghasilkan neraca dan laporan laba rugi setelah pajak. Dalam hal ini tidak perlu repot menyusun buku besar karena data historis setiap akun atau rekening sudah secara otomatis terisi melalui jurnal transaksi.

2.6 Jenis Perusahaan

Menurut Hidayat (2009) Perusahaan dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi dimana sumber daya (input) diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) bagi pelanggan.Pelanggan yang dimaksud adalah pelanggan yang membeli barang atau jasa untuk mendapatkan manfaat dari pembelian barang atau jasa tersebut. Dalam hal ini dapat disimpulkan, bahwa sebuah aktivitas bisnis kecil maupun besar yang menghasilkan produk atau jasa dari sumber daya yang dimiliki untuk dijual kepada pelanggan yang disebut perusahaan.

Umumnya, tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba, atau keuntungan dari penjualan produk atau jasa tersebut, kendati banyak juga perusahaan nirlaba yang tidak bertujuan mencari keuntungan.Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan, terdapat beberapa jenis perusahaan, yang secara umum dibagi atas perusahan manufaktur (manufacturing), perusahaan dagang (merchandising) dan perusahaan jasa (service).

a. Perusahaan Jasa

Dalam perusahaan jasa, perusahaan tidak memproduksi dan menjual barang, tetapi menjual jasa kepada pelanggan. Jasa bersifat abstrak, maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan dan biaya

13

penjualan. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan jasa tidak disebut sebagai penjualan,melainkan disebut pendapatan jasa. Contohnya; Penginapan, persewaan mobil, koperasi, dan warung internet adalah beberapa contoh perusahan jasa

b. Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang tidak memproduksi barang tetapi menjual barang yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan karakteristik ini, maka pendapatan akan diperoleh dari pembelian dan penjualan barang dagangan. Perusahaan harus membeli barang terlebih dahulu untuk dijual kepada pelanggan.

Contohnya; Toko buku, butik pakaian, dan toko telepon seluler adalah beberapa contoh perusahaan dagang.

c. Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada pelanggan. Dalam perusahaan jenis ini, terdapat proses produksi yang mengubah inputdari sumber daya yang dimiliki menjadi output.

Contohnya; Perusahaan pembuat sepatu dan konveksi adalah beberapa contoh perusahaan manufaktur.

2.7 Pengertian Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan (klaims) dibandingkan aset nonfinancial atau aset riil.

Lembaga keuangan memberikan kredit kepada nasabah dan menanamkan dananya dalam surat-surat berharga. Di samping itu, lembaga keuangan juga menawarkan berbagai jasa keuangan antara lain menawarkan berbagai jenis skema tabungan, proteksi asuransi, program pension, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana. Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani

masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan.(http://fakhrurrazypi.wordpress.com/tag/pengertian-lembaga-

14

2.8 Akun

Akun merupakan catatan akuntansi secara individual untuk mencatat kenaikan atau penurunan atas unsur harta (asset), utang (liability), dan modal (capital). Contoh dari setiap kelompok akun adalah :

1. Harta: Kas, Piutang dagang, Piutang wesel, Biaya biaya dibayar dimuka, Perlengkapan, Persediaan, Tanah, Bangunan, Mesin, dan lain lain.

2. Utang: Utang Dagang, Utang wesel, Utang gaji, Utang bunga, Utang sewa, Utang iklan, Utang pajak penghasilan, utang obligasi danutang sewa guna. 3. Owner equity: Modal dan Prive.

4. Pendapatan: Penjualan, Pendapatan Jasa, Pendapatan Sewa, pendapatan bunga, Pendapatan deviden.

5. Beban: Beban gaji, Beban sewa, Beban asuransi, Beban perlengkapan, Beban iklan dan Beban penyusutan.

2.9 Kode Akun

Kode akun dicantumkan untuk memudahkan proses pencatatan, pencarian dan penyimpangan, serta pembebanan yang dituju pada setiap akun. Kode akun adalah pemberian tanda atau nomor tertentu dengan memakai angka, huruf atau kombinasi angka dan huruf pada setiap akun.Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa kode akun harus bersifat membantu memudahkan pencatatan, pengelompokkan dan penyimpangan setiap akun. Oleh karena itu, kode akun hendaknya memiliki kriteria mudah diingat, konsisten, sederhana dan singkat,serta memungkinkan adanya penambahan akun baru tanpa mengubah kode akun yang sudah ada. (www.e-dukasi.net,

Sistem akuntansi suatu perusahaan dalam pemberian kode akun sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang terjadi.Semakin banyak dan kompleksnya transaksi yang terjadi. Semakin banyak dan kompleknya transaksi yang terjadi menyebabkan semakin banyak pula kode akun yang akan digunakan. Ada beberapa kode akun yang dapat digunakan seperti kode numerial, kode desimal, kode menemonik serta kode kombinasi huruf dan angka.(

dalam Ervillia, 2009).

15

1. Kode Numerial

Kode Numerial adalah cara pengkodean akun berdasarkan nomor secara berurutan, yang dapat dimulai dari angka 1,2, 3 dan seterusnya. Contoh kode akun numerial dapat dilihat pada Tabel 4.

Tab el 4. Contoh Kode Numerial

Sumber :http://www.e-dukasi.net, 2010 2. Kode Desimal

Kode desimal adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakkan lebih dari satu angka. Setiap angka mempunyai arti, kode desimal ini dapat dibedakan atas kode kelompok dan kode blok.

a. Kode Kelompok

kode kelompok merupakan cara pemberian kode akun dengan mengelompokkan akun. Setiap kelompok akun diberi nomor kode sendiri

Tab el 5. Kode Kelompok

1 2 3

Kelompok Akun

Kode Akun Nama Akun

- Harta: 1 Kas 2 Piutang usaha 3 Perlengkapan 4 Peralatan 5 Tanah 6 Gedung - Kewajiban: 7 Utang usaha 8 Utang gaji 9 Utang bank - Modal: 10 Modal - Pendapatan: 11 Pendapatan usaha 12 Pendapatan sewa - Beban 13 Beban gaji 14 Beban perlengkapan

16

Golongan Akun Jenis Akun

Sumber :http://www.e-dukasi.net, 2010

Akun piutang usaha termasuk kelompok akun harta diberi nomor 1 untuk harta. Golongan akun harta lancar yang diberikan nomor kode 1, kemudian merupakan jenis harta lancar yang kedua, sehingga diberi nomor urut 2, dari cara mengelompokkan tersebut nomor akun piutang usaha diberikan nomor kode tiga angka yaitu 112. Secara rinci contoh kode kelompok dapat dilihat pada Tabel 6.

Tab el 6. Contoh Kode Kelompok

Kode Akun Kelompok akun Golongan Akun Jenis Akun

1 Harta

11 Harta Lancar

11 Harta Lancar Kas

112 Piutang usaha 12 Harta Tetap 121 Peralatan 12.. ……… 2 Kewajiban 21 Utang Lancar 211 Utang Usaha 21.. ……… 3 Modal 31 Modal 311 Prive 4 Pendapatan 41 Pendapatan Usaha

411 Pendapatan Jasa Service

42 Pendapatan diluar usaha

421 Pendapatan Sewa

5 Beban

51 Beban Usaha

511 Beban Gaji

512 Beban Perlengkapan

52 Beban diluar usaha

521 Beban Bunga

52.. ……… Sumber :http://www.e-dukasi.net, 2010

17

b. Kode Blok

Kode blok adalah pemberian kode akun dengan cara memberikan satu blok kode setiap kelompok akun. Misalnya harta diberikan nomor 100-199, kewajiban diberi nomor 200-299, modal diberikan nomor 300-399, pendapatan nomor 400-499 dan beban nomor 500-599. Secara rinci, contoh kodeblok dapat dilihat pada Tabel 7.

Tab el 7. Contoh Kode Blok

Kode akun Golongan akun

100-199 Harta 100-149 Harta lancer 101 Kas 102 Piutang usaha 150-199 Harta tetap 151 Peralatan 200-299 Kewajiban 200-249 Utang lancer 201 Utang usaha 250-299 Utang jangka panjang

251 Utang Bank

300-399 Modal

301 Modal Tn.A

400-499 Pendapatan

400-499 Pendapatan Usaha

401 Pendapatan jasa service 450-499 Pendapatan luar usaha 451 Pendapatan sewa

500-599 Beban

500-549 Beban Usaha 501 Beban gaji 550-599 Beban luar usaha 551 Beban bunga Sumber :http://www.e-dukasi.net, 2010

18

2.10 Laporan Keuangan

Laporan Keuangan menurutArif dan Wibowo (2004) adalah sarana komunikasi dari sebuah perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah laporan akuntansi utama yang mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.Laporan keuangan perusahaan didasarkan pada aturan-aturan akuntansi dan harus memberikan informasi historis, kuantitatif dasar yang merupakan sekumpulan input penting yang digunakan dalam menghitung nilai-nilai ekonomi.Menurut Yadiati dan Wahyudi (2006) laporan keuangan terdiri dari : a. Laporan Laba Rugi

Laporan ini merupakan laporan hasil usaha yang menandingkan (matching concept) antara pendapatan dan beban. Penandingan ini akan menghasilkan kelebihan dari salah satu sisi. Jika laporan laba rugi terdapat kelebihan pendapatan dibandingkan beban, maka kelebihan ini disebut dengan laba bersih (net income/net profit). Sebaliknya, jika laporan laba rugi terdapat kelebihan beban dibandingkan pendapatan, maka kelebihan ini disebut rugi bersih (net loss). Penandingan antara pendapatan dan beban ini dilakukan dalam satu periode akuntansi

b. Laporan Ekuitas Pemilik

Laporan ini merupakan laporan yang memberikan informasi perubahan ekuitas pemilik dalam jangka waktu tertentu. Dalam laporan ini harus dijelaskan tiga (3)aspekyaitu : (1) investasi awal pemilik; (2) penambahan sebagai akibat dari adanya tambahan investasi pemilik dan terjadinya laba usaha; dan (3) pengurangan sebagai akibat adanya penarikan modal (prive) atau pembagian laba (dividen). Laporan perubahan ekuitas pemilik ini akan menghasilkan perhitungan modal pemilik yang ada pada perusahaan pada periode tertentu. Sumber kekayaan perusahaan yang berasal dari modal pemilik ini akan dicantumkan pada necara.

19

c. Neraca

Neraca ini merupakan laporan yang memberikan informasi tentang posisi kekayaan perusahaan berupa keseimbangan antara aktiva dan kewajiban serta modal yang menjadi sumber kekayaan perusahaan tersebut.Bentuk neraca ada yang berbentuk perkiraan (account form)

yang menggambarkan format seperti persamaan akuntansi ada juga bentuk lainyaitu bentuk laporan (report form).Bagian aktiva dalam laporan (report form)neraca disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan menjadi kas.Kas pada urutan pertama, diiikuti oleh bahan kebersihan dan perlengkapan.

d. Laporan Arus Kas

Laporan ini merupakan laporan yang memberikan informasi arus perputaran kas.Arus kas dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu (1) arus kas dari aktivitas operasi; (2) arus kas dari aktivitas investasi; dan (3) arus kas dari aktivitas pendanaan.

Arus kas dari aktivitas melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan.Sumber penerimaan kas berasal dari pelanggan dan pembayaran kas berkaitan dengan pembayaran beban operasi dan pembayaran kepada kreditor, kalau dibandingkan dengan laba bersih akan terdapat perbedaan dengan informasi yang disajikan dalam arus kas dari aktivitas operasi ini. Hal ini terjadi karena pendapatan dan beban tidak selalu diterima atau dibayar tunai dengan uang kas.

Arus kas dari aktivitas investasi memberikan informasi berkaitan penggunaan uang kas untuk pembelian atau penerimaan uang dari penjualan aktiva tetap.

2.11 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Ervillia (2009) dalam Skripsinya yang berjudul Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi pada Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus UKM Waroeng Cokelat Bogor), menyelesaikan proses pembentukan model sistem akuntansi di UKM Waroeng Cokelat yang dimulai dari klasifikasi akun,

20

pembentukan form neraca saldo awal, jurnal umum, buku besar, laporan laba rugi dan neraca. Model sistem akuntansi yang telah dibuat dan disesuaikan dengan transaksi keuangan UKM Waroeng Cokelat, antara lain Neraca Saldo Awal, Jurnal Umum, Buku Besar, Laporan Laba Rugi dan Neraca.

Fansuri (2006) dalam Skripsinya yang berjudul Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi pada Usaha Kecil Menegah (Studi Kasus UKM OZI Aircraft Model Bogor). Peneliti mengembangkan sistem akuntansi yang telah ada dan kemudian mengukur efektifitas dan efisiensi sistem yang dibuat berdasarkan input, process, output, benefit, dan impact.Hasil dari penelitian ini adalah model sistem akuntansi yang dibuat berdasarkan pada transaksi yang sering digunakan UKM Aircraft Model. Model sistem akuntansi ini dibuat berdasarkan pada pedoman pencatatan keuangan yang berlaku secara umum, antara lain : Neraca Saldo Awal, Jurnal Umum, Buku Besar, Laporan Laba/rugi, Neraca, Laporan Arus Kas, Format Pengendalian Persediaan /Stok, dan Kartu

File, disertakan juga format penentuan harga pokok produksi untuk setiap produksi barang jadi.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Tujuan awal pembentukan suatu unit usaha adalah untuk mendapatkan keuntungan.Namun dalam prakteknya banyak juga pelaku usaha yang kandas di tengah jalan, penyebabnya karena ketidakmampuan unit usaha tersebut untuk bersaing dengan pesaing-pesaingnya.Untuk itu, diperlukan perencanaan yang matang untuk membuat sebuah unit usaha.Dalam hal ini berbagai aspek harus dikelola dengan baik, seperti proses produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan yang terpenting adalah sistem pengelolaan keuangan yang rapi dan teratur.

Saat ini masih banyak UKM yang belum menjalankan aspek-aspek yang telah dijelaskan sebelumnya, khususnya aspek pengelolaan keuangan yang rapi dan teratur.Kebanyakan UKM yang ada masih menggunakan sistem keuangan yang sangat sederhana, sehingga pencatatan aliran uang belum terekam dengan baik.Hal itulah yang mendorong mengapa penelitian ini perlu dilaksanakan pada sebuah UKM tentang bagaimana penerapan sistem akuntansi yang benar dan sesuai dengan aktivitas keuangannya.

UKM sudah pasti memiliki aktivitas keuangan berupa transaksi-transaksi penerimaan maupun pengeluaran dalam tiap periode tertentu. Langkah awal yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi permasalan dasar yang terdapat pada UKM Cireng Cageur Group, yang setelah di diidentifikasi didapatkan kendala dalam permodalan. UKM Cireng Cageur group didalam permodalannya yaitu masih membutuhkan modal tambahan yang tentunya disini membutuhkan pihak ketiga yaitu lembaga keuangan (Bank). Syarat-syarat peminjaman modal kepada bank yaitu yang paling penting dengan adanya bukti-bukti transaksi atau berupa dokumen laporan keuangan, karena lembaga keuangan akan memudahkan memberikan pinjaman kepada UKM yang mempunyai syarat tersebut terlebih lagi UKM yang sudah memiliki sistem akuntansi.UKM Cireng cageur Group belum memiliki laporan keuangan yang

22

sesuai dengan kaidah akuntansi yang tepat, sehingga diperlukan sistem akuntansi yang tepat.

Pembentukan model sistem akuntansi yang akan diterapkan, disesuaikan berdasarkan pada sistem akuntansi perusahaan pada umumnya. Akun-akun yang telah disusun dan dikelompokan akan menjadi akun referensi dari penulisan transaksi-transaksi yang terdapat pada UKM dalam jangka waktu tertentu. Model yang dibentuk tentu didasarkan pada kemampuan UKM tersebut.Beberapa hal yang akan menjadi dasar pembentukan model tersebut adalah kemudahan mengakses, tingkat keefektifan dan keefisienan model tersebut.

Tahapan berikutnya yang menjadi perhatian adalah tahap bagaimana model sistem akuntansi tersebut dapat diterapkan pada UKM dalam jangka waktu tertentu. Satu hal yang menjadi perhatian khusus adalah jangka waktu yang dilakukan akan mewakili akun-akun yang telah disusun dalam model dengan rujukan dari transaksi-transaksi keuangan yang rutin dilakukan. Pencatatan transaksi dilakukan berdasarkan pada aturan model yang telah dibentuk dan dikonversi sebagai sistem akuntansi yang layak, baik dalam praktek maupun teoritisnya.

Penelitian dilakukan dengan rencana yang tentunya telah disusun sebelumnya.Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 1.

UKM Cireng Cageur Group

Permasalahan Permodalan

Hubungan dengan Lembaga keuangan

Kebutuhan Laporan Keuangan

Sistem Akuntansi

23

Gambar 1.Kerangka pemikiran penelitian

Penelitian dilakukan di UKM Cireng Cageur Grup, yang telah memiliki pengaturan manajemen, baik dari sisi keuangan, pemasaran dan produksi dikelola secara efektif dan efisien.Pada penelitian ini, kondisi UKM diamati dari kondisi pencatatan keuangan yang telah dilakukan selama ini.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UKM Cireng Cageur Group yang berlokasi di Jalan Ceremai Bantarjati Kaum RT.001/012, kelurahan Bantarjati, Bogor Utara 16153. Waktu penelitian ±3bulan, yaitu bulan September hingga November 2011.

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari :

1. Wawancara yang dilakukan terhadap karyawan produksi dan supervisor di UKM Cireng Cageur Group yang ditampilkan pada Lampiran 6.

2. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas produksi yang dilakukan para pekerja dalam menghasilkan produk.

Data sekunder diperoleh dari studi literatur yang dilakukan melalui pencarian data yang bersifat teoritis yang ada hubungannya dengan obyek penelitian yang memanfaatkan data perusahaan yang berupa data keuangan, buku-buku pendukung teori, dan hasil penelitian terdahulu.

3.4 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan berdasarkan teori sistem akuntansi jenis perusahaan manufaktur yang telah berlaku secara umum,disamping berdasarkan pada model sistem akuntansi yang akan dibentuk sebagai alat pencatatan transaksi keuangan pada sebuah UKM. Model sistem akuntansi tersebut dibentuk dengan menggunakan Microsoft Excel yang merancang sistem akuntansi terintegrasi antar satu jurnal dengan jurnal lainnya.Metode analisis data menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif.

24

1. Pengumpulan Dokumen Bukti Transaksi Keuangan

Pengumpulan bukti transaksi dilakukan sebagai langkah awal pembentukan model sistem akuntansi dengan caramengklasifikasikan transaksi sebagai akun yang terperinci. Beberapa dokumen yang akan dikumpulkan adalah:

a. Bukti Harga Pokok Produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik)

b. Bukti Penjualan c. Bukti Kas Masuk d. Bukti Kas Keluar 2. Pengkodean Akun

Pengkodean dilakukan untuk mengklasifikasikan akun pada kode akun yang sesuai.Pengkodean didasarkan pada pengklasifikasian yang terdapat pada sistem akuntansi perusahaan manufaktur:

a. Nomor akun 1 untuk golongan akun harta atau aktiva b. Nomor akun 2 untuk golongan akun hutang atau liabilitas c. Nomor akun 3 untuk golongan akun modal atau equitas d. Nomor akun 4 untuk golongan akun penjualan

e. Nomor akun 5 untuk golongan akun beban atau biaya

f. Nomor akun 6 untuk golongan akun pendapatan atau biaya lain-lain 3. Pembuatan Neraca Saldo Awal

Neraca saldo dibuat didasarkan pada sisa atau saldo awal.Saldo awal ini didapatkan berdasarkan saldo akhir pada periode tertentu sebelumnya yang dilakukan dengan proses tutup buku.

4. Pembuatan Jurnal Umum

Pembuatan jurnal umum dilakukan sebagai alat pencatatan seluruh transaksi yang terjadi pada UKM pada jangka waktu tertentu.Jurnal umum dibuat berdasarkan pada dokumen bukti transaksi dan dicatat sebagai akun yang sesuai. Sedangkan nominal yamg tertera akan dicatat sebagai debet maupun kredit sesuai dengan saldo normal akun transaksi tersebut.

25

5. Pembuatan Buku Besar atau Posting

Buku besar dirancang sebagai akun pengendali dari setiap akun yang dimiliki.Dalam buku besar dapat digambarkan bertambah dan berkurangnya suatu akun dari suatu transaksi periode tertentu, serta menghitung saldo akhir yang dihasillkan pada akhir periode tertentu.

6. Pembuatan Laba/Rugi

Laporan laba/rugi disusun untuk mengetahui laba/rugi perusahaan.Unsur dari laporan laba/rugi adalah pendapatan dan beban yang dihasilkan pada suatu periode tertentu.

7. Pembuatan Neraca

Neraca disusun untuk mengetahui posisi harta, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Neraca menggambarkan bagaimana perusahaan mengelola harta, kewajiban dan ekuitas pada suatu periode tertentu.

26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum UKM Cireng Cageur Grup

UKM Cireng Cageur Group pertama didirikan sekitar tahun 1998 di Bogor oleh Bapak Didin Jaenudin sebagai UKM yang bergerak dibidang makanan yang memproduksi Cireng.UKM Cireng Cageur Group berlokasi Jalan Ceremai Bantarjati Kaum RT.001/012, kelurahan Bantarjati, Bogor Utara 16153.Sebelum mendirikan UKM ini, Bapak Didin merupakan seorang supir yang bekerja di Institut Pertanian Bogor. Dikarenakan pendapatan perbulan masih kurang dari cukup, maka dari itu beliau mempunyai ide untuk mencoba membuka usaha sendiri dengan memproduksi Cireng yang lain dari biasanya.

Pada saat Bapak Didin mencoba membuka usaha Cireng, beliau masih bekerja sebagai supir, sehingga disamping bekerja, beliau juga membuka usaha.Pada awalnya, usaha yang diciptakan hasil dari ide beliau itu mengalami kegagalan, karena masyarakat belum mengenal produk Cireng dengan isi berbagai rasa yang diciptakan Bapak Didin.Kegagalan tersebut merupakan keputusasaan dalam melanjutkan usaha Cireng, sehingga hasil produksi cireng disebarkan dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat dengan selembar nomor telepon Bapak didin dengan harapan apabila ada beberapa yang berminat dapat dengan mudah menghubungi beliau.Kemudian setelah itu beliau tidak melanjutkan usaha cireng tersebut.Akan tetapi, Keesokan harinya ketika beliau sedang bekerja sebagai supir, ternyata masyarakat yang sudah mencicipi Cireng yang disebar berdatangan kelokasi tempat dijualnya cireng yang pada saat itu menggunakan gerobak di Taman Kencana Bogor dan menghubungi Bapak Didin.Dari situ banyak masyarakat yang berdatangan, sehingga menarik

Dokumen terkait