• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.2 Mikroorganisme Setelah Pemberian Perlakuan

Pada pengamatan spesimen sebelum pemberian perlakuan pada kelompok kontrol (sampel I dan II; pemberian perlakuan dengan aquades), didapatkan bakteri dengan ciri-ciri berbentuk bulat, susunan berkelompok, dan bersifat Gram-negatif dengan rata-rata jumlah dari kedua sampel adalah sebanyak 102 bakteri. Tetapi setelah dilakukan pemberian aquades, didapatkan jumlah rata-rata dari kedua sampel untuk bakteri ini adalah sebanyak 49 bakteri. Setelah pemberian aquades diulang, didapatkan jumlah rata-rata dari kedua sampel untuk bakteri ini adalah sebanyak 47 bakteri. Pada hasil tersebut didapatkan pengurangan bakteri dengan ciri-ciri berbentuk bulat, susunan berkelompok, dan bersifat Gram-negatif dengan aquades adalah sebanyak 52,9%, dengan standar deviasi 31,193. Aquades tidak memiliki kandungan mineral seperti amonia, kalsium, magnesium, klor, nitrat dan sulfat, logam berat, dan

23

memiliki sifat netral dengan kandungan pH 7,00 (WHO, 2011). Dengan sifat tersebut, kemungkinan terdapat faktor lain yang berperan dalam pengurangan jumlah mikroorganisme setelah kelompok kontrol diberikan perlakuan dengan aquades.

Sementara pada kelompok yang mendapat perlakuan kumur-kumur dengan madu 20% (sampel III dan IV), sebelum perlakuan didapatkan jumlah bakteri dengan ciri-ciri berbentuk bulat, susunan berkelompok, dan bersifat Gram-negatif tersebut dengan rata-rata jumlah dari kedua sampel sebanyak 160 bakteri. Setelah dilakukan pemberian perlakuan, jumlah bakteri ini menjadi 85 bakteri, dan setelah pengulangan perlakuan didapatkan jumlah bakteri sebanyak 40 bakteri. Pada hasil tersebut didapatkan pengurangan bakteri dengan ciri-ciri berbentuk bulat, susunan berkelompok, dan bersifat Gram-negatif dengan aquades adalah sebanyak 60,9%, dengan standar deviasi 60,622.

Pada kelompok dengan perlakuan kumur-kumur dengan madu 40% (sampel V dan VI), sebelum perlakuan didapatkan bakteri dengan ciri-ciri berbentuk bulat, susunan berkelompok, dan bersifat Gram-negatif tersebut dengan rata-rata jumlah dari kedua sampel sebanyak 84 bakteri. Setelah diberikan pemberian perlakuan, didapatkan rata-rata jumlah bakteri menjadi 65 bakteri, dan pada pengulangan perlakuan didapatkan rata-rata jumlah bakteri menjadi 15 bakteri. Pada hasil tersebut didapatkan pengurangan bakteri dengan ciri-ciri berbentuk bulat, susunan berkelompok, dan bersifat Gram-negatif dengan aquades adalah sebanyak 52,4%, dengan standar deviasi 35,642. Pada penelitian yang dilakukan oleh Willix, dkk (1992) menunjukkan bahwa madu memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri Gram-negatif, misalnya Escherichia coli, pada penelitian tersebutdigunakan madu jenis Manuka.

Untuk bakteri dengan ciri-ciri berbentuk batang, susunan tunggal, dan bersifat Gram-positif, pada kelompok kontrol (sampel I dan II; mendapatkan perlakuan dengan aquades), didapatkan jumlah rata-rata dari kedua sampel adalah sejumlah 1 bakteri. Setelah diberikan perlakuan kumur-kumur dengan aquades, didapatkan jumlah rata-rata dari kedua sampel pada kelompok kontrol adalah sejumlah 1 bakteri. Pada pengulangan perlakuan, didapatkan jumlah rata-rata dari bakteri dengan ciri-ciri berbentuk batang, susunan tunggal, dan bersifat Gram-positif tersebut adalah 1 bakteri. Untuk bakteri tersebut, tidak didapatkan pengurangan jumlah pada kelompok kontrol.

24

Keterangan: *)pemberian II dilakukan 15 menit setelah pemberian I

Gambar 1.4 Rata-rata jumlah bakteri pada kelompok kontrol

Keterangan: *)pemberian II dilakukan 15 menit setelah pemberian I

Gambar 2.4 Rata-rata jumlah bakteri pada kelompok dengan perlakuan madu 20%

0 20 40 60 80 100 120 Bulat, berkelompok, Gram (-) Batang, tunggal, Gram (+) Bulat, rantai, Gram (+) Candida albicans Sebelum perlakuan Pemberian I aquades Pemberian II aquades*) 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 Bulat, berkelompok, Gram (-) Batang, tunggal, Gram (+) Bulat, rantai, Gram (+) Candida albicans Sebelum perlakuan Pemberian I madu 20% Pemberian II madu 20%*)

25

Keterangan: *)pemberian II dilakukan 15 menit setelah pemberian I

Gambar 3.4 Rata-rata jumlah bakteri pada kelompok dengan perlakuan madu 40% Sementara pengamatan untuk bakteri dengan ciri-ciri berbentuk batang, susunan tunggal, dan bersifat Gram-positif pada kelompok yang mendapatkan perlakuan berupa kumur-kumur dengan madu 20% (sampel III dan IV) didapatkan rata-rata jumlah sebanyak 4 bakteri pada waktu sebelum diberikan perlakuan. Rata-rata jumlah bakteri tersebut didapatkan sebanyak 1 bakteri, baik pada pemberian perlakuan, maupun pada pengulangan perlakuan. Pada kelompok perlakuan madu 20% didapatkan pengurangan jumlah sebanyak 75%, dengan standar deviasi 1,732.

Jumlah rata-rata bakteri dengan ciri-ciri berbentuk batang, susunan tunggal, dan bersifat Gram-positif pada kelompok dengan perlakuan madu 40% (sampel V dan VI) sebelum pemberian perlakuan adalah sebanyak 9 bakteri. Jumlah rata-rata tersebut berkurang menjadi 5 bakteri setelah kelompok tersebut diberikan kumur-kumur dengan madu 40%. Setelah pengulangan perlakuan, bakteri dengan ciri-ciri berbentuk batang, susunan tunggal, dan bersifat Gram-positif tersebut tidak ditemukan kembali pada spesimen. Pengurangan bakteri dengan ciri-ciri tersebut pada kelompok dengan perlakuan madu 40% adalah sejumlah 72,2%, dengan standar deviasi 4,509. 0 20 40 60 80 100 120 140 Bulat, berkelompok, Gram (-) Batang, tunggal, Gram (+) Bulat, rantai, Gram (+) Candida albicans Sebelum perlakuan Pemberian I madu 40% Pemberian II madu 40%*)

26

Gambar 4.4 Candida albicans pada hasil swab

Pada pengamatan spesimen sebelum pemberian perlakuan untuk bakteri dengan ciri-ciri berbentuk bulat, susunan rantai, dan bersifat Gram-positif pada kelompok kontrol (sampel I dan II; mendapatkan perlakuan kumur-kumur dengan aquades) didapatkan jumlah rata-rata sebanyak 112 bakteri. Jumlah rata-rata bakteri tersebut berkurang menjadi 97 bakteri setelah pemberian kumur-kumur dengan aquades. Pada pengulangan perlakuan, didapatkan jumlah rata-rata bakteri yang didapatkan adalah 67 bakteri. Untuk bakteri dengan ciri-ciri berbentuk bulat, susunan rantai, dan bersifat Gram-positif didapatkan pengurangan jumlah bakteri sebanyak 26,8%, dengan standar deviasi 22,913.

Jumlah rata-rata bakteri dengan ciri-ciri berbentuk bulat, susunan rantai, dan bersifat Gram-positif tersebut pada kelompok dengan perlakuan madu 20% (sampel III dan IV) sebelum perlakuan adalah sejumlah 89 bakteri. Setelah pemberian perlakuan kumur-kumur, didapatkan jumlah rata-rata dari bakteri tersebut adalah 54 bakteri, dan setelah pengulangan perlakuan didapatkan jumlah rata-rata bakteri menjadi 36 bakteri. Pengurangan bakteri dengan ciri-ciri berbentuk bulat, susunan rantai, dan bersifat Gram-positif pada kelompok yang mendapatkan perlakuan kumur-kumur dengan madu 20% adalah sebanyak 49,4%, dengan standar deviasi 26,951.

Sementara pada kelompok yang mendapatkan perlakuan kumur-kumur dengan madu 40% (sampel V dan VI) didapatkan jumlah rata-rata dari bakteri dengan ciri-ciri berbentuk bulat, susunan rantai, dan bersifat Gram-positif pada saat sebelum perlakuan adalah sebanyak 126 bakteri. Jumlah rata-rata tersebut berkurang menjadi 89 bakteri setelah kedua sampel diberikan perlakuan. Setelah pengulangan perlakuan,

27

didapatkan jumlah rata-rata dari bakteri dengan ciri-ciri berbentuk bulat, susunan rantai, dan bersifat Gram-positif menjadi 60 bakteri. Pengurangan jumlah bakteri dengan ciri-ciri tersebut pada kelompok yang mendapatkan perlakuan berupa kumur-kumur dengan madu 40% adalah sebanyak 40,9%, dengan standar deviasi 33,081.

Pada pengamatan spesimen untuk penghitungan Candida albicans sebelum pemberian perlakuan pada kelompok kontrol (sampel I dan II; mendapatkan perlakuan kumur-kumur dengan aquades) didapatkan jumlah rata-rata sebanyak 19 Candida albicans. Pengamatan dilakukan dengan menghitung per individu dari Candida albicans. Setelah dilakukan pemberian perlakuan dengan memberikan kumur-kumur aquades terhadap kedua sampel didapatkan jumlah rata-rata Candida albicans menjadi 14 Candida albicans. Pada pengamatan jumlah setelah pengulangan perlakuan, didapatkan jumlah rata-rata dari Candida albicans adalah sebanyak 17 Candida albicans. Pemberian kumur-kumur dengan aquades pada kedua sampel kontrol menunjukkan pengurangan jumlah sebanyak 44,7%, dengan standar deviasi 2,517.

28

Gambar 6.4 Bakteri Gram-positif berbentuk batang dan susunan tunggal

Jumlah rata-rata Candida albicans pada kelompok dengan perlakuan pemberian kumur-kumur madu 20% (sampel III dan IV) saat pengambilan spesimen sebelum diberikan perlakuan adalah sebanyak 16 Candida albicans. Jumlah rata-rata dari kedua sampel tersebut berkurang menjadi 11 Candida albicans setelah pemberian kumur-kumur dengan madu 40%. Setelah pengulangan perlakuan, didapatkan jumlah dari Candida albicans menjadi 9 Candida albicans. Pengurangan jumlah dari Candida albicans pada sampel III dan IV tersebut adalah sebanyak 37,5%, dengan standar deviasi sebanyak 3,606.

Sementara pada kelompok dengan perlakuan kumur-kumur madu 40% (sampel V dan VI) didapatkan jumlah rata-rata Candida albicans dari kedua sampel sebelum pemberian perlakuan adalah 14 Candida albicans. Setelah dilakukan pemberian perlakuan, jumlah dari Candida albicans menjadi 10 Candida albicans. Pada penghitungan spesimen setelah pengulangan perlakuan, didapatkan jumlah tersebut berkurang menjadi 8 Candida albicans. Pengurangan jumlah dari Candida albicans pada kelompok dengan perlakuan kumur-kumur madu 40% adalah sebanyak 35,7%, dengan standar deviasi 3,055.

29

Gambar 7.4 Bakteri Gram-positif berbentuk bulat dan susunan rantaidalam bentuk susunan berkelompok

Aktivitas madu dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans telah dibuktikan oleh Cavanagh, dkk (1970) yang menggunakan madu rumah tangga biasa. Namun sayangnya tanaman sumber madu tersebut tidak tercatat. Penelitian yang dilakukan Cavanagh, dkk tersebut membuktikan bahwa infeksi oleh Candida albicans pada luka pasca operasi dapat ditanggulangi dengan pengolesan madu.

Madu memiliki aktivitas sebagai antimikroba atau anti bakteri karena madu memiliki kadar air yang relatif rendah yakni kurang dari 20% dan kadar gula yang tinggi, kondisi tersebut sangat tidak mendukung untuk pertumbuhan mikroorganisme karena menimbulkan efek osmosis yang dapat membunuh mikroorganisme (Tonks et al, 2003). Lalu madu juga memiliki lisozim yang aktivitasnya dapat melisis bakteri. Lisozim juga terdapat dalam saliva. Sehingga dalam hal ini, madu dapat membantu saliva dalam melisis bakteri. Selain itu madu juga memiliki hidrogen peroksida (komponen fitokimia) yang dikeluarkan melalui kerja enzim glukosaoksigenase, serta mengoptimalkan aktivitas limfosit dan fagositik (Molan PC, 2001). Hal-hal tersebut yang mengakibatkan pengurangan jumlah pada kelompok dengan perlakuan pemberian madu 20% dan 40%. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa madu dengan konsentrasi 20% dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan ciri-ciri berbentuk batang, susunan tunggal, bersifat Gram-positif dan bakteri dengan ciri-ciri berbentuk bulat, susunan seperti rantai, bersifat Gram-positif lebih baik dibandingkan dengan madu 40%. Sementara madu dengan konsentrasi 40% dapat menghambat

30

pertumbuhan bakteri dengan ciri-ciri berbentuk bulat, susunan berkelompok, dan bersifat Gram-negatif, serta Candida albicans lebih baik daripada madu 20%.

Tabel 1.4 Persentasi pengurangan jumlah mikroorganisme beserta simpangan baku

Bulat; berkelompok; Gram (-)

Batang; tunggal; Gram (+)

Bulat; rantai; Gram (+) Candida albicans

K 20% 40% K 20% 40% K 20% 40% K 20% 40% P0 102 160 84 1 4 9 112 89 126 19 16 14 P1 49 85 65 1 1 5 97 54 89 14 11 10 P2 47 40 15 1 1 0 67 36 60 17 9 8 Penghitungan % 52,9% 60,9% 52,4% 0% 75% 72,2% 26,8% 49,4% 40,9% 44,7% 37,5% 35,7% S.D 31,193 60,622 35,642 - 1,732 4,509 22,913 26,951 33,081 2,517 3,606 3,055

Hal lain yang mungkin mempengaruhi penurunan jumlah dari mikroorganisme yang ditemukan pada spesimen pada penelitian ini adalah kumur-kumur. Karena terlihat pada sampel I dan II beberapa kali terjadi penurunan jumlah mikroorganisme walaupun pada sampel I dan II hanya diberikan kumur-kumur dengan aquades.

Lalu penghitungan jumlah mikroorganisme juga sangat ditentukan oleh ketelitian peneliti dalam menghitung jumlah mikroorganisme, dan kualitas hasil pewarnaan-Gram yang dilakukan. Karena hasil pewarnaan-Gram sangat bervariasi dalam hal kualitas. Hal tersebut disebabkan oleh pewarnaan-Gram memiliki beberapa tahap yang sangat membutuhkan ketepatan dalam hal waktu. Misalnya bila pemberian zat warna ungu Gentian hanya 2 menit, sedangkan zat warna Safranin diberikan selama 3 menit (dari yang seharusnya 1 menit), maka bakteri yang seharusnya Gram-positif dapat berubah menjadi bakteri Gram-negatif. Dengan demikian, untuk memastikan mikroorganisme yang diwarnai diperlukan suatu uji, salah satunya bisa dengan melakukan uji biokimia dan dengan melakukan kultur untuk mengetahui secara tepat jenis bakteri yang diamati.

31

BAB V

Dokumen terkait