• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS 2.1 Tinjauan Pustaka

2.2 Landasan Teoritis .1 Literasi .1 Literasi

2.2.5 Minat Baca

Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian minat baca menurut para ahli, aspek-aspek minat baca, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta cara meningkatkan minat baca itu sendiri.

2.2.5.1 Pengertian Minat Baca

Minat baca menurut Dalman (2017, h.141) merupakan dorongan untuk memahami kata demi kata dan isi yang terkandung dalam teks bacaan tersebut, sehingga pembaca dapat memahami hal-hal yang dituangkan dalam bacaan tersebut. Selanjutnya, Tampubolon dalam Dalman (2017, h.141) menjelaskan bahwa minat baca adalah kemauan atau keinginan seseorang untuk mengenali huruf dan menangkap makna dari tulisan tersebut.

Senada dengan pendapat di atas, Tarigan (1982) menyatakan bahwa minat baca merupakan kemampuan seseorang berkomunikasi dengan diri sendiri untuk menangkap makna yang terkandung dalam tulisan sehingga memberikan pengalaman emosi akibat dari bentuk perhatian yang mendalam terhadap makna bacaan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan kegiatan membaca karena rasa ketertarikan, perhatian, dan keinginan yang cukup kuat.

2.2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Banyak faktor yang sering mempengaruhi seseorang dalam melakukan atau menyenangi suatu kegiatan baca. Menurut Bunata dalam Dalman (2017, h.142) minat baca ditentukan oleh beberapa faktor utama :

1) Faktor lingkungan keluarga, bahwa keluarga menjadi teladan dan support system bagi seseorang dalam mambaca. Orang tua yang membiasakan anaknya membaca dan menuntun dalam proses membaca akan menjadikan anak berpeluang lebih besar untuk minat dalam kegiatan membaca, dan sebaliknya.

2) Faktor kurikulum dan pendidikan sekolah yang kurang kondusif, bahwa kurikulum yang tidak secara tegas mencantumkan kegiatan membaca dalam suatu bahan kajian, serta para tenaga kependidikan yang tidak memotivasi peserta didik tentang pentingnya membaca akan menjadikan anak kurang mempunyai minat tehadap membaca, begitupun sebaliknya. 3) Faktor insfrastruktur masyarakat yang kurang mendukung peningkatan

minat baca masyarakat, bahwa masyarakat yang kurang memprioritaskan hal-hal yang berhubungan dengan pengetahuan seperti buku, dan memilih untuk membelanjakan uangnya untuk hal lain mengindikasikan bahwa masyarakat memang tidak minat terhadap kegiatan membaca buku.

4) Faktor keberadaan dan jangkauan bahan bacaan, bahwa keberadaan dan keterjangkauan fasilitas yang mendukung kegiatan membaca menjadi faktor minat membaca. Semakin banyak keberadaan perpustakaan atau semakin mudah jangkauan penyedia buku untuk dibaca maka dimungkinkan minat membaca masyarakat semakin tinggi.

Selain faktor-faktor tersebut, Hurlock dalam Dalman (2017, h.149) juga menyampaikan pendapatnya terkait faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca, diantaranya:

1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan mental, bahwa minat akan selalu berubah atau dinamis mengikuti perubahan dan mental seseorang.

2) Minat bergantung pada kesiapan belajar, bahwa kesiapan akan belajar merupakan faktor penentu minat seseorang, dimana kesiapan belajar dibentuk dari yang pertama dan utama yaitu keluarga.

3) Minat diperoleh dari pengaruh budaya, bahwa pengaruh budaya membaca dapat menjadi faktor tumbuhnya minat baca

4) Minat dipengaruhi oleh bobot emosi, bahwa orang yang sudah merasakan manfaat dari kegiatan membaca akan membuat seseorang mengulanginya (membaca) lagi dan lagi sehingga menumbuhkan minat baca.

Pernyataan ini juga didukung dengan pendapat Sjamsir dalam “The Effect of Learning Strategy And Reading Understanding Ability of Student Of IAIN

Bukit Tinggi” yang mengatakan bahwa “students who are interested in reading will seem to continue to feel compelled to study diligently”.

5) Minat adalah sifat egosentrik di keseluruhan masa kanak-kanak, bahwa seorang anak yang meyakini bahwa membaca akan menambah wawasan dan kecerdasannya, akan membuatnya terus-menerus melakukan aktivitas baca.

Faktor-faktor tersebut menunjukkan bahwa minat baca sebenarnya timbul karena desakan akan kebutuhan-kebutuhan tertentu. Hal ini seperti yang diungkapkan Nugroho dalam Kurniadi (2010, h.284) bahwa “The people’s interest in reading very depends on the extent to which people perceive the urgency of information”.

2.2.5.3 Aspek Minat Baca

Selain dipengaruhi oleh faktor-fakor yang mendukung dan menghambat, minat seseorang juga dipengaruhi oleh aspek-aspek minat baca. Aspek-aspek minat membaca menurut Dalman (2017, h.145) diantaranya :

1) Frekuensi dan kuantitas membaca, yaitu keseringan (frekuensi) seseorang dalam menggunakan waktunya untuk membaca.

2) Kuantitas sumber bacaan, yaitu seberapa benyak kevariatifan sumber bacaan yang dibaca seseorang.

Sedangkan menurut Hariss dan Rebecca dalam (Nursalina, 2014, h.3) aspek minat baca pada anak adalah :

1) Aspek kesadaran akan manfaat membaca, yaitu seberapa jauh subjek menyadari, mengetahui, dan memahami manfaat membaca buku. 2) Aspek perhatian terhadap membaca, yaitu seberapa besar perhatian dan

ketertarikan subjek dalam membaca buku.

3) Aspek rasa senang, yaitu seberapa besar rasa senang subjek terhadap kegiatan membaca

4) Aspek frekuensi, yaitu seberapa sering subjek melakukan kegiatan membaca.

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca. Upaya meningkatkan minat baca perlu dilakukan agar kita tebiasa membaca atau berbudaya baca, karena tanpa membaca kita akan kurang pengetahuan dan menjadikan kita manusia yang tertinggal dari peradaban.

Upaya meningkatkan minat baca menurut Hasyim dalam Dalman (2017, h.144) diantaranya :

1) Dalam lingkungan keluarga, perlu diciptakan perpusatakaan keluarga agar perpustakaan bisa menjadi tempat berkumpul yang menyenangkan bagi keluarga dan meningkatkan minat membaca anggota keluarga

2) Di sekolah, tenaga kependidikan dapat memperbaiki perpustakaan dengan mengubah mekanisme proses pembelajaran menuju membaca sebagai suatu sistem belajar sepanjang hayat. Selain itu, guru juga bisa memainkan perannya sebagai pemberi motivasi yang kuat agar peserta didik gemar membaca buku. Caranya, bisa dengan memberikan tugas rumah setiap selesai mempelajari suatu hal. Tugas akan membuat peserta didik mau tidak mau membaca secara kontinu, sehingga membaca akan menjadi kebiasaan peserta didik dalam belajar.

3) Di tingkat daerah dan pusat, pemerintah bisa mengadakan program perpustakaan keliling atau perpustakaan tetap daerah, sehingga semakin memperbesar peluang masyarakat untuk membaca.

Upaya meningkatkan minat membaca disampaikan secara berbeda oleh Tarigan (2015, h.106). Menurutnya, usaha peningkatan minat baca dilakukan dengan cara :

1) Menyediakan waktu untuk membaca

Sudah menjadi alasan umum seseorang tidak membaca karena tidak mempunyai waktu luang untuk membaca. Padahal jika dapat sebentar saja meluangkan waktu untuk membaca dengan konsisten atau terus-menerus dimungkinkan minat baca kita akan semakin meningkat secara terus-menerus dan menjadikan kita tidak ingin lepas dari kegiatan membaca. 2) Memilih bacaan yang baik

Memilih bacan yang baik adalah memilih bacaan yang cocok dan bermanfaat untuk kita. Memilih bacaan yang baik merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat membaca, karena dengan bacaan yang baik berarti kita berusaha memilih bacaan yang cocok untuk kita. Bacaan yang cocok dan sesuai dengan yang kita butuhkan akan memberikan kepuasan tersendiri saat membaca sehingga minat kita tehadap membaca dapat meningkat.