• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Minat belajar

2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012?

3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012?

4. Seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012?

C. Batasan Istilah

Peneliti merumuskan dua batasan istilah di dalam penelitian ini :

1. Minat belajar siswa adalah dorongan dalam diri siswa untuk merasa tertarik melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran dalam rangka memenuhi kebutuhan belajar demi mencapai suatu tujuan tertentu. 2. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam menuntut suatu

pelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu dan sesuai kurikulum yang telah ditentukan.

D. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana minat belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012.

2. Mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Tahun pelajaran 2011/2012.

3. Mengetahui apakah ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012.

4. Mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun pelajaran 2011/2012. E. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau bahan pertimbangan mengenai pentingnya menumbuhkan minat belajar dalam diri siswa, sehingga siswa mau terlibat dalam kegiatan belajar dan siswa dapat dengan mudah menguasai materi yang diberikan guru. 2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk memiliki minat belajar yang tinggi sehingga dapat menghasilkan prestasi yang memuaskan.

3. Bagi penulis

Sebagai seorang calon guru, penulis diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pengembangan minat belajar dalam diri siswa

4. Bagi rekan-rekan mahasiswa atau siapa saja yang tertarik pada bidang penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi penelitian-penelitian yang relevan dan juga untuk mengembangkan ilmu.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat Belajar

1. Pengertian minat belajar

Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dan minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu yang menarik minatnya. Keterikatan dengan suatu kegiatan pembelajaran akan semakin menumbuh kembangkan minat. Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang minat. Fuad Hasan (1989:59) mengartikan minat sebagai hal yang menunjuk pada adanya intensitas dari seseorang terhadap suatu hal, peristiwa, atau orang. Sedangkan Hurlock (1990:144), ”bahwa semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah ia”.

Minat dapat menjadi sebab terjadinya suatu kegiatan dan hasil yang akan diperoleh. Minat adalah suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan dan kesenangan (Natawijaya,1978:94).

Menurut Soesilowindradini (dalam Tuharjo,1989:13), ”suatu

kegiatan yang dilakukan tidak sesuai minat akan menghasilkan prestasi

yang kurang menyenangkan”. Dapat dikatakan bahwa dengan

terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi belajar. Sedangkan pendapat Slameto dalam (Tomi Darmawan,2007) yang menyatakan

“bahwa minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada hakekatnya adalah penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar

minatnya”.

Hilgard (Slameto, 1988:58) mengartikan minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Dalam soal belajar secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Minat adalah syarat mutlak untuk belajar dan perlu disadari bahwa mendapat nilai jelek pada suatu pelajaran bukan berarti seorang anak itu bodoh atau tidak pandai tetapi dapat disimpulkan bahwa nilai jelek bisa dipengaruhi dari berbagai faktor, salah satunya minat belajar dalam diri anak tersebut. Jika anak memiliki minat yang kuat untuk belajar maka anak tersebut mudah mencapai hasil yang luar biasa.

Minat adalah suatu perhatian yang lebih terhadap sesuatu dan bersifat menetap. Minat memiliki pengaruh yang besar pada prestasi siswa karena dari minat itulah semangat atau keinginan untuk belajar muncul dalam diri mereka, sehingga prestasi belajar akan baik, tetapi justru sebaliknya jika minat belajar dalam diri siswa tidak ada atau kurang maka prestasi yang didapat akan rendah.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan rasa ketertarikan atau rasa lebih suka terhadap suatu hal atau aktivitas, sehingga timbul dorongan untuk melakukan aktivitas tertentu. Perasaan gembira atau senang dalam diri anak akan menimbulkan minat yang dapat menunjukkan sikap positif dari anak. Contohnya saja sikap positif terhadap belajar di sekolah. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa minat itu erat hubungannya dengan perasaan seseorang atau individu, obyek, aktivitas dan situasi atau keadaan.

Dalam menumbuhkan minat siswa pada suatu mata pelajaran, seorang guru memiliki peran yang sangat penting karena guru dituntut untuk lebih kreatif berusaha membangkitkan minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Belajar adalah usaha yang dilakukan sebagai upaya mendapatkan suatu kemampuan tertentu. Belajar tidak hanya selalu dalam bidang akademik, melainkan dalam berbagai bidang hidup manusia belajar dapat dilakukan. Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975). Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang ( misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya ).

Gagne, dalam buku The conditions of Learning (1977). ³Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya ( performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.´

Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978). Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.´

Witherington, dalam buku Educational Psychology. Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian-pengertian.

Abu Ahmadi (1991:121) mengemukakan definisi belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru (Dimyati, 2006:10). Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan mengenai definisi belajar yaitu kegiatan yang dilakukan oleh tiap orang dengan tujuan memperoleh kemampuan baru meliputi pengetahuan, pemahaman, pemecahan masalah, ketrampilan, sikap, dan pola tingkah laku ( Wens,2010:5).

Dari pengertian-pengertian yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa minat belajar merupakan rasa ketertarikan atau rasa lebih suka terhadap suatu aktivitas pembelajaran, sehingga timbul dorongan untuk melakukan aktivitas tersebut.

2. Macam-macam minat

Pasaribuan (1983:52-53) menyebutkan minat adalah suatu sikap subyek terhadap obyek atas dasar adanya kebutuhan dan kemungkinan itu. Secara psikologi minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Minat aktual adalah minat yang berlaku pada obyek yang ada pada suatu saat dan ruangan yang konkrit.

Minat aktual ini disebut perhatian yang merupakan dasar bagi proses belajar.

b. Minat diposisional

Minat diposisional atau arah minat, yang dasarnya pembawaan ( diposisi) dan menjadi ciri sikap hidup seseorang.

Minat bukan sesuatu hal yang sejak lahir telah tertutup, bukan merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat berubah. Sesuai dengan umur maka minatpun berubah dalam bentuk dan isi. Oleh karena setiap tingkatan umur mempunyai minat masing-masing. Minat dapat dibangkitkan dan dipelihara.

Wayan Nurkanca (1983:227-229) menyebutkan ada beberapa metode yang dipergunakan untuk mengadakan pengukuran minat, yaitu sebagai berikut :

a. Observasi

Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai keuntungan karena dapat mengamati minat anak-anak dalam kondisi yang wajar, jadi tidak di buat-buat. Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi baik di dalam kelas maupun saat di luar kelas. Pencatatan hasil- hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung.

Akan tetapi guru harus menyadari bahwa observasi juga mempunyai kelemahan. Observasi ini tidak dapat dilakukan terhadap beberapa anak dalam waktu yang sama. Apabila kita akan mengukur minat semua anak yang kita didik, maka kita akan membutuhkan waktu yang panjang. Jadi seorang guru tidak mungkin bisa berhasil mengukur minat anak-anak hanya dengan menggunakan observasi saja. Biasanya observasi dilakukan terhadap beberapa orang anak berdasarkan data yang sudah terkumpul sebelumnya.

b. Interview atau wawancara

Interview atau wawancara merupakan pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab secara lisan (face to face). Interview baik digunakan untuk mengukur minat anak sebab biasanya anak-anak gemar memperbincangkan kesukaannya dan aktivitas lain yang mereka gemari. Pelaksanaan interview ini biasanya lebih baik

dilakukan dalam situasi yang tidak formal sehingga perbincangan atau percakapan akan dapat berlangsung dengan jelas. Misalnya saja melakukan percakapan di luar jam pelajaran atau sepulang sekolah, mengadakan kunjungan ke rumah dan lain sebagainya. Seorang guru dapat memperoleh informasi tentang minat anak-anak dengan menanyakan langsung tentang kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan setelah pulang sekolah, permainan apa saja yang di gemari, apa kesukaannya, program radio apa yang paling di senangi, jenis film apa yang digemari dan sebagainya. ( Baron dan Bernard, halaman 165). c. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Dalam metode pengukuran minat dengan menggunakan kuisioner seorang guru dapat melakukan pengukuran terhadap sejumlah anak sekaligus. Dengan demikian jika dibandingkan dengan interview dan observasi kuisioner ini jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu. Perbedaannya dengan interview adalah bahwa interview dilakukan secara lisan dan guru hanya menghadapi seorang anak sedangkan kuisioner dilakukan secara tertulis dan guru menghadapi beberapa orang anak sekaligus.

d. Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran atau penilaian yang sejenis dengan kuisioner, yaitu sama-sama merupakan

daftar pertanyaan secara tertulis. Perbedaannya jika dalam kuisioner responden menulis jawaban-jawaban yang relative panjang terhadap sejumlah mata pelajaran, sedangkan pada inventori responden memberi jawaban dengan memberi lingkaran, tanda checklist, mengisi nomor atau tanda-tanda lain berupa jawaban-jawaban singkat terhadap sejumlah pertanyaan yang lengkap.

Wayan Nurkancana (1983:225-226) berpendapat bahwa ada beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat anak-anak sebagai berikut :

a. Untuk meningkatkan minat anak-anak. Seorang guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat belajar anak-anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran pada khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil di dalam proses pengajarannya.

b. Memelihara minat yang baru timbul. Jika anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka itu merupakan tugas bagi seorang guru untuk memelihara minat tersebut. Anak yang baru masuk ke suatu sekolah mungkin belum begitu banyak menaruh minat pada aktivitas-aktivitas tertentu. Dalam hal ini guru wajib memperkenalkan kepada anak aktivitas-aktivitas tersebut. Apabila anak telah menunjukkan minatnya, maka guru wajib memelihara minat anak yang baru tumbuh tersebut.

c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik. Sebab sekolah adalah suatu lembaga yang menyiapkan anak-anak untuk hidup di dalam masyarakat, maka sekolah harus mengembangkan aspek-aspek ideal agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik, dalam keadaan tertentu anak-anak sering menaruh minat terhadap hal-hal yang tidak baik yang terdapat di luar sekolah di dalam masyarakat yang jauh dari ideal. Dalam keadaan yang demikian sekolah melalui guru-guru hendaknya memberantas minat belajar anak-anak yang tertuju kepada hal-hal yang tidak baik, dan dengan metode yang positif mengalihkan minat anak-anak tersebut kepada hal-hal yang baik. d. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak

tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang cocok baginya. Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang pasti tentang sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang atau dalam jabatan, namun interest merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan data-data yang lain. 4. Cara membangkitkan Minat Siswa

Proses belajar mengajar akan berjalan lancar apabila di sertai minat dari dalam diri anak. Minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut (Sardiman,1986:93-94) :

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar

5. Faktor-faktor yang mendasari timbulnya Minat

Menurut Crow dalam Bernadinus Rizki dengan skripsinya yang berjudul perbandingan antara minat siswa dan proses kegiatan belajar mengajar pada SD yang menerapkan PMRI dan SD yang tidak menerapkan PMRI dalam Pembelajaran Matematika (2008:25-26), ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat :

a. Faktor dorongan dari dalam

Merupakan faktor dari dalam yang mendorong suatu aktivitas. Dapat dijelaskan dengan adanya dorongan makan, yang menimbulkan minat untuk mencari makanan, dorongan ingin tahu akan membangkitkan minat untuk mengadakan penelitian, dan sebagainya.

b. Faktor motif sosial

Dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan diterima dan diakui oleh lingkungan sosial. Misalnya minat untuk belajar matematika muncul karena keinginan penghargaan dari orang tua.

c. Faktor emosional

Minat erat kaitannya dengan perasaan dan emosi, biasanya, kesuksesan dalam suatu kegiatan memunculkan perasaan senang dan mendorong atau menimbulkan minat didalamnya. Kegagalan biasanya menjadi penyebab hilangnya minat belajar.

Ketiga faktor yang menimbulkan minat tersebut tidak berdiri sendiri namun merupakan suatu perpaduan atau kesatuan yang saling melengkapi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat sebagai faktor psikis yang mendorong seseorang mencapai tujuannya, dan dipengaruhi oleh berbagai faktor psikis, fisik, dan lingkungan.

6. Ciri-ciri siswa berminat dalam belajar

Menurut Slameto (2003:58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus

b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati

c. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada lainnya d. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas-aktivitas dan

kegiatan

e. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

7. Membangkitkan minat belajar siswa di sekolah

Minat seseorang tidak dibawa sejak lahir tetapi diperoleh kemudian. Minat terhadap suatu pelajaran dapat mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi minat-minat baru. Menurut para ilmuwan pendidikan cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat belajar pada siswa adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah

ada dan membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan materi pelajaran yang akan dipelajari dengan bahan materi pelajaran yang lalu. Selain itu minat seorang siswa dapat dibangkitkan dengan mengkaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata siswa atau kehidupan sehari-hari siswa.

Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan perubahan dalam minat pada sekolah. Perubahan ini sebagian besar berupa penurunan minat. Apa saja faktor-faktornya dan bagaimana faktor ini mengurangi minat anak pada sekolah. Kondisi yang mempengaruhi minat anak pada sekolah dijelaskan sebagai berikut (Hurlock,2005:139) :

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi minat pada sekolah : a. Pengalaman dini sekolah

Seorang yang secara fisik dan intelektual telah siap untuk kelas satu mempunyai sikap yang lebih positif terhadap sekolah pengalaman di kelompok bermain dan taman kanak-kanak mempermudah penyesuaian dan menjadikan pengalaman dini di sekolah lebih menyenangkan.

b. Pengaruh orang tua

Orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap sekolah secara umum dan juga sikap mereka terhadap pentingnya pendidikan, belajar, terhadap berbagai mata pelajaran, dan terhadap guru.

Saudara kandung yang lebih besar mempunyai pengaruh yang sama pada sikap anak terhadap sekolah seperti orang tua. Sebaliknya, jika sikap saudara kandung yang lebih muda relatif tidak penting.

d. Sikap teman sebaya

Minat dan sikap terhadap sekolah secara umum dan terhadap berbagai kegiatan sekolah sangat diarahkan oleh teman sebaya. Untuk diterima oleh kelompok teman sebaya, anak belajar bahwa ia harus menerima minat dan nilai kelompok. Jika teman sekelas terang-terangan menyatakan ketidaksukaan mereka pada sekolah, ia harus

melakukannya juga atau menanggung risiko dipanggil “ kutu buku” atau “anak mas guru”.

e. Penerimaan oleh kelompok teman sebaya

Karena bagian hari-hari sekolah yang disukai berpusat sekitar kegiatan ekstrakurikuler dengan teman sebaya, hubungan yang baik dengan guru dan nilai yang bagus tidak dapat mengimbangi kurangnya penerimaan oleh teman sebaya.

f. Keberhasilan akademik

Keberhasilan akademik mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap anak terhadap sekolah akan bergantung pada besarnya nilai keberhasilan akademik dalam kelompok teman sebaya. Bila keberhasilan ini merupakan lambang status, maka ia akan meningkatkan status anak dengan prestasi akademik baik dalam kelompok teman sebaya. Kegagalan akademik mengurangi rasa harga

diri semua anak dan menimbulkan rasa tidak senang terhadap lingkungan tempat kegagalan ini terjadi. Jika kegagalan akademik berarti tidak naik kelas, ia lebih lagi memperbesar rasa tidak senang anak pada sekolah, dan mengurangi minatnya pada sekolah.

g. Sikap terhadap pekerjaan

Seorang anak yang dibesarkan oleh orang tua yang berpendapat bahwa masa kanak-kanak harus bahagia dan bebas, biasanya mengembangkan sikap negatif terhadap setiap kegiatan yang menyerupai pekerjaan. Selama sekolah masih bermain-main saja,mereka menyukainya. Tapi dengan kenaikan kelas, lebih banyak upaya dituntut utuk membuat pekerjaan rumah, dan ini menimbulkan rasa tidak suka akan sekolah.

h. Hubungan guru dan murid

Banyak atau sedikitnya minat anak terhadap sekolah dipengaruhi sikapnya terhadap guru. Jika anak membawa konsep yang tidak positif

terhadap “guru” ke sekolah, yaitu konsep yang didasarkan atas kata

orang tua atau saudara, gambaran media massa, atau bila pengalaman pribadi yang tidak meyenangkan dengan guru, sikap mereka terhadap semua guru cenderung tidak positif.

i. Suasana emosional sekolah

Suasana emosional sekolah dipengaruhi sikap guru dan jenis disiplin yang digunakan. Para guru yang mempunyai hubungan baik dengan murid dan menggunakan disiplin yang demokratis mendorong sikap

yang lebih positif pada murid dibandingkan dengan mereka yang

mempunyai ”anak mas”, yang merasa bosan dengan pekerjaan, yang

mengajar secara membosankan dan yang terlalu bersifat otoriter atau permisif dalam pengendalian situasi di kelas.

Berdasarkan uraian di atas peneliti akan memaparkan 10 indikator yang digunakan:

1. Menunjukkan minat terhadap pelajaran

Minat siswa terhadap pelajaran akan muncul jika saat mengikuti pembelajaran siswa memperhatikan guru dan siswa merasa senang mengikuti pelajaran itu.

2. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari kembali

Ini merupakan ciri siswa yang mempunyai minat yang tinggi terhadap pelajaran sehingga siswa akan mengingat pelajaran itu dan selalu mempelajarinya kembali.

3. Tekun menghadapi tugas

Siswa yang mempunyai minat belajar yang tinggi terhadap suatu pelajaran lebih antusias jika diberikan tugas atau soal latihan.

4. Ulet menghadapi kesulitan belajar

Dari indikator ini siswa menunjukan semangat pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan belajar misalnya menemukan soal yang dianggap sulit.

Siswa yang mempunyai minat belajar terhadap suatu pelajaran pasti akan merasa senang atau puas setelah mengikuti pelajaran yang diikutinya.

6. Senang menghadapi kesulitan belajar

Dari indikator ini siswa yang dari awal sudah mempunyai perasaan senang terhadap suatu pelajaran maka jika menemui kesulitan belajar justru akan semakin tertantang untuk belajar melalui kesulitan-kesulitan yang di temuinya.

7. Mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas

Dari indikator ini siswa mempunyai minat belajar yang tinggi jika menemui kesulitan belajar yang di rasa belum paham maka siswa mempunyai antusias yang tinggi untuk bertanya.

8. Senang berdiskusi dengan teman dalam mempelajari mata pelajaran

Dari indikator ini siswa mempunyai perasaan senang terhadap suatu pelajaran sehingga siswa senang berdiskusi dengan teman jika menemui kesulitan yang dirasa belum dipahami.

9. Keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan

Melalui minat belajar yang tinggi siswa termotivasi atau mempunyai keinginan yang kuat untuk mendapatkan keberhasilan atau prestasi yang diinginkan.

10.Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar sebagai jalan

Dokumen terkait