• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

2.1.4. Minat-minat pada Masa Remaja

Pada masa remaja terdapat minat-minat pada bidang kegiatan

tertentu yang sangat beragam. Hal ini tergantung pada jenis kelamin,

kecerdasan, lingkungan tempat tinggal mereka, kesempatan yang dimiliki

untuk mengembangkan minat, apa yang diminati teman sebayanya,

status dalam kelompok sosial, kemampuan bawaan, minat keluarganya

dan beberapa faktor lainnya.

Secara umum minat-minat remaja (Erikson, dalam Hurlock, 1990) dapat

dikategorikan menjadi:

a) Minat Rekreasi

Gb.2.1

Remaja cenderung memiliki kebutuhan berkumpul dengan sebayanya Sumber: www.google.com, 2010

commit to user

IV-39

Pada masa ini sudah muncul minat rekreasi seperti halnya orang

dewasa. Banyak kegiatan dan tuntutan baik di sekolah maupun di rumah

dirasakan penting memiliki sarana rekreasi bagi remaja, misalnya

permainan dan olahraga, santai, traveling, hobi, menari, membaca, dan

melamun.

b) Minat Sosial

Perkembangan minat sosial remaja tergantung pada kesempatan

yang dimiliki remaja untuk mengembangkan minat ini, sebagian juga

tergantung pada seberapa populer remaja itu di kalangan teman

sebayanya.

c) Minat Pribadi

Minat pada dirinya sendiri merupakan minat terkuat pada masa

remaja, hal ini disebabkan karena mereka menyadai bahwa peneimaan dari sosial dipengaruhi oleh penampilan umum mereka, misalnya pakaian,

prestasi, kemandirian, dan uang yang merpakan simbol status.

Remaja dan Olahraga

Banyak remaja menyukai olah raga. Di situ remaja dapat

menunjukkan originalitasnya karena ia dalam tingkatan yang hampir

profesional itu masih dapat bertindak secara main-main juga. Dengan

begitu, dalam berlatih olah raga ia dapat bermain tidak sebagai anak-

anak lagi, namun juga belum sepenuhnya sebagai orang dewasa.

Remaja dapat melepaskan kelebihan energinya dalam berolah raga, dan

commit to user

IV-40

dengan teman-teman dalam mencari identitas dan dominasi yang pada

anak laki-laki berkorelasi denga prestasi olah ragadaripada dengan sifat

atraktif dan intelegensi. Sebagai fungsi sampingan, maka dalam

berolahraga remaja juga dapat bergaul dengan teman-teman sebaya

untuk menghayati masa mudanya.

Dalam negara yang sedang membangun seperti Indonesia, remaja juga

disebut generasi muda, mempunyai peran yang sangat berarti. Semangat

yang cukup tinggi untuk mencapai suatu ideal tertentu dengan kerja yang

dapat membuat remaja dapat menghasilkan prestasi-prestasi yang baik

yang berguna untuk membangun negaranya.

Dalam hubungan ini remaja mempunyai cukup banyak kesibukan yang produktif dalam waktu luangmya. Organisasi-organisasi pemuda yang ada

banyak di Indonesia bertujuan untuk menghimpun tenaga remaja dann

menyalurkan ke dalam kesibukan yang produktif.

Pada zaman awal-awal kemerdekaan, Bung Karno pernah

mencanangkan olahraga menjadi salah satu pendorong dalam rangka

pembangunan rasa nasionalisme atau kebangsaan (nation building) dan

membentuk karakter bangsa (character building). Karena itu, kegiatan

keolahragaan lantas menjadi aktivitas yang dinamis dan menjadi alat

perjuangan bangsa. Beberapa sarana olahraga yang lengkap dibangun,

seperti kompleks olahraga Senayan (sekarang Gelora Bung Karno).

Dengan segala keterbatasan kemampuan negara saat itu, Indonesia telah

mampu menyelenggarakan sejumlah event olahraga penting berskala

commit to user

IV-41

Untuk aktivitas olahraga masyarakat umum pun saat itu mendapat

perhatian serius. Untuk aktivitas olahraga di rumah-rumah diluncurkan

program yang dinamai Orhiba (olahraga hidup baru). Di tingkat sekolah

diselenggarakan Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI)

yang kerap kali juga dipakai sebagai sarana mencari bibit-bibit unggul

calon atlet nasional. Tak mengherankanlah kalau saat itu prestasi atlet-

atlet kita masih sangat diperhitungkan, terutama di tingkat regional.

Sampai dekade 1970-1980-an, sejak pertama kali ikut SEA Games,

Indonesia masih merajai sebagai "superpower" olahraga di Asia

Tenggara.

Namun, kini prestasi Indonesia terus merosot dari tahun ke tahun. Di

tingkat Asia Tenggara pun kita sudah tertinggal dari negara tetangga. Ini

kemerosotan yang amat sungguh memprihatinkan. Di tengah-tengah kemajuan negara lain kita seakan-akan berjalan di tempat. Termasuk

untuk cabang-cabang yang selama ini menjadi tradisi juara yang

membanggakan semisal bulutangkis pun, kita sudah terpuruk, tidak lagi

menjadi yang terbaik.

Bung Karno telah memberikan contoh kepada kita bahwa dengan

tekad, motivasi, dan semangat juang yang tinggi, hal-hal besar akan bisa

dicapai.

Termasuk dalam hal ini untuk mengejar prestasi dan memasyarakatkan

olahraga kepada segenap rakyat dalam rangka membentuk bangsa yang

sehat dan berkarakter.

Tentu saja dalam hal ini kita harus berlari lebih cepat untuk mengejar

ketertinggalan dari negara-negara lain yang telah mendahului kita.

Untuk itulah, peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) tanggal 9

commit to user

IV-42

membangkitkan kembali kehidupan keolahragaan nasional. Sesuai

dengan semboyan Haornas yang telah cukup populer, yakni

"memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat", maka

upaya-upaya sistematis dan terprogram hendaknya terus dilakukan untuk

mencapai kehidupan masyarakat yang menggemari dan melakukan

aktivitas olahraga.

Bangsa yang gemar berolahraga akan menjadi bangsa yang sehat,

berkarakter, dan juga menonjol dalam prestasi olahraga. Sebab, dari

aktivitas olahraga masyarakatlah akan muncul bibit-bibit unggul yang

telah terasah sedari kecil.

Selain untuk prestasi, hidupnya aktivitas olahraga di masyarakat juga

akan dapat membentuk karakter bangsa seperti yang dulu pernah

didengung-dengungkan Bung Karno. Banyak bangsa di dunia, seperti China, Korea, dan negara-negara Eropa, menggunakan olahraga untuk

membentuk karakter bangsanya.

Jiwa sportivitas, nilai-nilai kejujuran, keuletan, semangat baja, dan

pantang menyerah yang ada dalam kegiatan olahraga memang sangat

pas untuk membentuk karakter bangsa. Masyarakat yang memiliki

karakter seperti itu akan sangat mudah untuk berpartisipasi dan menjadi

bagian penting untuk pembangunan bangsa secara keseluruhan.

Untuk itulah, pada masa krisis multidimensi yang kita alami ini, yang

belum kunjung usai, peningkatan kegiatan keolahragaan menjadi lebih

penting lagi artinya. Ini untuk menumbuhkan sifat-sifat kejujuran, keuletan

dan sikap pantang menyerah di segenap lapisan masyarakat untuk

commit to user

IV-43

Manfaat gerak badan untuk remaja

(http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/19/15260296):

a) Lebih berprestasi di sekolah

Remaja yang giat di bidang olahraga dan atletik cenderung

berprestasi lebih baik di bidang akademik dan meraih skor tinggi pada

tes-tes terstandar. Itu menurut laporan Presiden Council on Physical

Fitness and Sport di AS. Dilaporkan pula oleh The Women’s Sports

Foundation, anak perempuan yang aktif olahraga cenderung memiliki

tingkat putus sekolah lebih rendah dan tiga kali lebih besar

kemungkinannya untuk lulus dari universitas.

b) Memperbaiki suasana hati

Remaja kerap dihinggapi perasaan bete karena pergolakan hormon

di dalam tubuhnya. Olahraga tiga kali seminggu dapat mengenyahkan

perasaan negatif seperti bete, depresi, dan kekhawatiran dalam diri

remaja. Rasa percaya diri (pede) mereka meningkat berkat aktivitas

olahraga.

c) Mencegah penyakit jantung, kegemukan, hipertensi, kanker, dan

lainnya.

Banyak lembaga penelitian termasuk Center for Disease Control

(CDC) di AS membuktikan manfaat makan seimbang dan olahraga dalam

mengurangi berbagai penyakit seperti jantung, kegemukan, tekanan

darah tinggi, kanker, dan berbagai penyakit lain.

commit to user

IV-44

CDC pernah melakukan survei soal sistem pemantauan tingkah laku

berisiko kaum muda. Hasilnya, lebih sering seorang remaja berolahraga

setiap pekan, mereka cenderung menunda hubungan seks pertama.

e) Ogah Mengonsumsi Narkoba

The Sport Foundation di AS melaporkan, remaja yang aktif

berolahraga 92 persen cenderung menjauhi narkoba dibanding mereka

yang tak berolahraga.

f) Menurunkan Risiko Kanker Payudara

Menurut yayasan milik produsen sepatu terkenal Nike’s PLAY

(Participating in the Lives of America’s Youth), remaja putri yang aktif

olahraga sedari belia risiko terkena kanker payudara mereka lebih kecil ketika dewasa. Dilaporkan, olahraga 2 jam seminggu dapat mengurangi

risiko terkena penyakit ini sebanyak 60 persen. Para ahli berpendapat,

selain olahraga, diet tinggi serat dan vitamin serta rendah lemah jenuh

juga membantu mengurangi risiko kena kanker payudara.

g) Tidak toleran terhadap hubungan yang penuh kekerasan

Nike’s PLAY juga menemukan, remaja putri yang aktif olahraga

cenderung lebih tidak menoleransi hubungan dengan kekasih yang penuh

kekerasan. Mungkin ini disebabkan rasa respek terhadap diri sendiri dan

percaya diri yang dibangun oleh olahraga.

Dokumen terkait