• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.2.1. Minyak Atsiri dari Hasil Destilasi dengan Alat Stahl

Dari sebanyak 450 g daun zodia segar diperoleh minyak atsiri daun zodia sebanyak 0,90 g (b/b) dengan persentase sebesar 0,60 % yang diperoleh dari perhitungan berikut:

% kadar minyak atsiri = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑧𝑜𝑑𝑖𝑎

= 0,90 gram

150 gram x 100 % = 0,60 %

Minyak atsiri daun zodia yang diperoleh berwarna kuning kecoklatan, berbau khas.

4.2.2. Analisis Minyak Atsiri Daun Zodia 1. Puncak dengan RT 19,250 menit merupakan senyawa monoterpenoid yaitu Mentofuran sebanyak 40,54% dengan rumus molekul C10H14O. Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada m/e 150 diikuti puncak-puncak fragmentasi pada m/e 135, 121, 108, 91, 79, 65, 51, 39. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.3

a

b

Gambar 4.3. Spektrum Massa Mentofuran Keterangan: a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS

b. Spektrum standard library

Selanjutnya pola fragmentasi dari senyawa Mentofuran secara hipotesis pada gambar 4.4

Gambar 4.4. Pola fragmentasi Senyawa Mentofuran

2. Puncak dengan RT 24,167 menit merupakan senyawa monoterpenoid yaitu 4(5H)-Benzofuranone sebanyak 20,70% dengan rumus molekul C10H12O2. Spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada m/e 164 diikuti puncak-puncak fragmentasi 149, 134, 122, 94, 77, 66, 51, 39. Dengan membandingkan spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.5

a

b

Gambar 4.5. Spektrum Massa 4(5H)-Benzofuranone Keterangan: a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS

b. Spektrum Standart Library

Selanjutnya pola fragmentasi dari 4(5H)-Benzofuranone tersebut secara hipotesis seperti pada gambar 4.6

Gambar 4.6. Pola Fragmentasi Senyawa 4(5H)-Benzofuranone

3. Puncak dengan RT 14,817 menit merupakan senyawa monoterpen yaitu Limonen sebanyak 18,31% dengan rumus molekul C10H16. Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada m/e 136 diikuti puncak-puncak fragmentasi pada m/e 121, 107, 93, 79, 68, 53, 39. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.7

a

b

Gambar 4.7. Spektrum Massa Limonen

Keterangan : a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS b. Spektrum standard library

Selanjutnya pola fragmentasi dar Senyawa Limonen tersebut secara hipotesis seperti pada gambar 4.8

Gambar 4.8. Pola Fragmentasi Senyawa Limonen

4. Puncak dengan RT 26,367 menit merupakan senyawa monoterpenoid yaitu 1(7),8(10)-p-Metadien-9-ol sebanyak 8,56% dengan rumus molekul C10H16O. Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada m/e 152 diikuti puncak-puncak fragmentasi pada m/e 134, 119, 105, 93, 79, 67, 55, 43. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.9

a

b

Gambar 4.9. Spektrum Massa 1(7),8(10)-p-Metadien-9-ol Keterangan : a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS

b. Spektrum standard library

Selanjutnya pola fragmentasi dari 1(7),8(10)-p-Metadien-9-ol tersebut secara hipotesis seperti pada gambar 4.10

Gambar 4.10. Pola Fragmentasi senyawa 1(7),8(10)-p-Metadien-9-ol

5. Puncak dengan RT 32,158 menit merupakan senyawa sesquiterpenoid yaitu senyawa Epiglobulol sebanyak 3,26% dengan rumus molekul C15H26O. Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada m/e 222 diikuti puncak-puncak fragmentasi pada m/e 204, 189, 161, 147, 133, 121, 109, 93, 82, 69, 43, 41. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.11

a

b

Gambar 4.11. Spektrum Massa Epiglobulol Keterangan : a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS

b. Spektrum standard library

Selanjutnya pola fragmentasi dari Epiglobulol tersebut secara hipotesis seperti pada gambar 4.12

H3C HO Gambar 4.12. Pola Fragmentasi senyawa Epiglobulol

6. Puncak dengan RT 32,792 menit merupakan senyawa sesquiterpenoid yaitu 2(3H)-Naftalenone sebanyak 1,25% dengan rumus molekul C15H22O. Data spektrum menunjukkan puncak ion molekul pada m/e 218 diikuti puncak-puncak fragmentasi pada m/e 203, 190, 175, 161, 147, 133, 121, 108, 91, 79, 67, 55, 41. Dengan membandingkan data spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library yang spektrum seperti gambar 4.13

a

b

Gambar 4.13. Spektrum Massa 2(3H)-Naftalenone Keterangan : a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS

b. Spektrum standard library

Selanjutnya pola fragmentasi dari 2(3H)-Naftalenone tersebut secara hipotesis seperti pada gambar 4.14

Gambar 4.14. Pola Fragmentasi senyawa 2(3H)-Naftalenone

7. Puncak dengan RT 24,350 menit merupakan senyawa monoterpen yaitu Mint Furanon 2 sebanyak 1,10% dengan rumus molekul C10H18. Spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada m/e 138 diikuti puncak-puncak fragmentasi 123, 109, 95, 81, 67, 55, 41. Dengan membandingkan spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.15

a b

Gambar 4.15. Spektrum Massa Mint Furanon 2

Keterangan: a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS b. Spektrum Standart Library

Selanjutnya pola fragmentasi dari Mint Furanon 2 tersebut secara hipotesis seperti pada gambar 4.16

Gambar 4.16. Pola Fragmentasi Senyawa Mint Furanon 2

8. Puncak dengan RT 28,083 menit merupakan senyawa Hidrokarbon rantai panjang yaitu 3,5- Oktadiena, 4,5-dietil sebanyak 1,10% dengan rumus molekul C12H22. Spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada m/e 166 diikuti puncak-puncak fragmentasi 151, 137, 123, 109, 95, 81, 67, 55, 41. Dengan membandingkan spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.17

a

b

Gambar 4.17. Spektrum Massa 3,5- Oktadiena, 4,5-dietil Keterangan: a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS

b. Spektrum Standart Library

Selanjutnya pola fragmentasi dari 3,5-Oktadiena,4,5-dietil tersebut secara hipotesis seperti pada gambar 4.18

Gambar 4.18. Pola Fragmentasi Senyawa 3,5-Oktadiena, 4,5-dietil

9. Puncak dengan RT 20,242 menit merupakan senyawa monoterpenoid yaitu Perilil alkohol sebanyak 1,09% dengan rumus molekul C10H16O. Spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada m/e 152 diikuti puncak-puncak fragmentasi 134, 121, 105, 93, 79, 68, 55, 41. Dengan membandingkan spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.19

a

b

Gambar 4.19. Spektrum Massa Perilil alcohol Keterangan: a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS

b. Spektrum standard library

Selanjutnya pola fragmentasi dari senyawa Perilil alkohol tersebut secara hipotesis seperti pada gambar 4.20

10. Puncak dengan RT 34,358 menit merupakan senyawa monoterpenoid yaitu 4-Hidroksi-beta-ionon sebanyak 1,03% dengan rumus molekul C10H16O. Spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada m/e 152 diikuti puncak-puncak fragmentasi 137, 119, 109, 93, 81, 67, 43, 41. Dengan membandingkan spektrum yang diperoleh dengan data spektrum library seperti gambar 4.21

a

b

Gambar 4.21. Spektrum Massa 4-Hidroksi-beta-ionon Keterangan: a. Spektrum massa hasil analisis GC-MS

b. Spektrum standard library

Selanjutnya pola fragmentasi dari senyawa 4-Hidroksi-beta-ionon tersebut secara hipotesis seperti pada gambar 4.22

HO

Gambar 4.22. Pola Fragmentasi Senyawa 4-Hidroksi-beta-ionon

Handayani dan Nurcahyanti, 2014 memperoleh komponen kimia Daun Zodia asal Semarang melalui proses distilasi air sebanyak 9 senyawa yaitu Limonene (1,26), Menthofuran (13,47), Teresantalol (1,41%), p-Mentha-1(7),8-dien-9-ol (5,16%), 2-Cyclohexen-1-one (2,50%), 4(5)-Benzofuranone (57,49%), 1-Cyclohexene-1-menthanol (8,16%), Humulane-1,6-dien-3-ol (5,42), 4-Hidroxy-beta-ionone (5,11%).

Hasil uji GC-MS minyak atsiri daun zodia dengan metode destilasi air hasil percobaan menunjukkan adanya 16 komponen senyawa. Perbandingan hasil uji GC-MS komponen kimia minyak atsiri hasil percobaan dengan literatur (Handayani dan Nurcahyanti, 2014) diperoleh persamaan yaitu adanya 4 senyawa yang sama yakni Limonene, Menthofuran, p-Mentha-1(7),8-dien-9-ol, 4-hidroxy-beta-ionone dan perbedaannya yaitu adanya 4 senyawa yang berbeda yakni Teresantalol, 2-Cyclohexen-1-one, 1-Cyclohexen-1-Methanol, Humulane-1,6-dien-3-ol. Selain itu komponen minyak atsiri daun zodia yang diperoleh pada literatur (Maryuni, 2008) adanya 26 komponen. Perbandingan senyawa hasil percobaan dengan literatur sangat berbeda jauh karena perbedaan metode yang dilakukan yaitu peneliti menggunakan metode destilasi air sedangkan literatur (Maryuni, 2008) menggunakan metode destilasi uap.

Adanya perbedaan komponen yang diperoleh disebabkan karena kandungan minyak atsiri dari tumbuhan sangat dipengaruhi oleh: tempat tumbuh, musim, pengambilan bahan, keadaan bahan (umur, keadaan kering atau segar), jumlah bahan, tingkat perajangan bahan, lamanya penyulingan, perlakuan air suling serta kondisi operasional alat yang digunakan dalam mendeteksi komponen tersebut khususnya kolom yang digunakan (Guenther, 1987).

Dokumen terkait