• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minyak Jahe Segar ( Zingiber officinale )

C. Metode Penelitian

3. Minyak Jahe Segar ( Zingiber officinale )

Dalam penelitian ini diperoleh persentase senyawa volatil untuk minyak jahe segar (Zingiber officinale Roscoe) asal Jawa sekitar 96.32% dimana batasan yang diuji > 0.1%. Jumlah komponen penyusun minyak jahe segar asal Jawa sekitar 70 buah komponen yang bisa teridentifikasi sedangkan 1 buah komponen tidak bisa teridentifikasi seperti pada Tabel 20. Dengan hasil ini menunjukkan bahwa komponen penyusun minyak jahe segar asal Jawa lebih banyak dibandingkan dengan komposisi pada minyak pala dan minyak nilam yang juga asal Indonesia. Umumnya minyak jahe segar di Indonesia berasal dari jenis Zingiber officinale Roscoe.

Komposisi dari minyak jahe segar asal Jawa sesuai Tabel 20 yang tergolong senyawa monoterpene seperti alpha pinene, champene, alpha phellandrene dan beta pinene. Kelompok senyawa monoterpene alcohol seperti

1-hexanol, linalool, borneol, terpineol dan citronellol. Kelompok senyawa

sesqueterpene seperti beta caryophyllene, alpha copaene, farnesene, bisabolene, zingiberene, bergamotene dan germacrene. Kelompok senyawa oksida seperti caryophyllene oxide. Kelompok senyawa sesqueterpene alcohol

seperti nerolidol, cadinol, tau muurolol dan eudesmol. Kelompok monoterpene aldehyde seperti citral. Kelompok senyawa ester diantaranya bornyl acetate. Kelompok senyawa monoterpene keton contohnya camphor sedangkan kelompok senyawa sesqueterpene aldehyde contohnya farnesal.

Tabel 20 Jenis senyawa volatil penyusun minyak jahe segar asal Jawa

No Nama Komponen No Nama Komponen

1 1-Hexanol 38 Calarene

2 Tricyclene 39 Aromadendrene

3 Alpha pinene 40 6-Isopropyl-4-8a-dimethyl-

4 Camphene 1,2,3,7,8,8a-hexahydronaphtalene

5 6-Methyl hep-5-en-2-one 41 Zingiberene

6 2-Methyl-2hepten-6-ol 42 Beta bisabolene

7 Beta pinene 43 Alpha bisabolene

8 Beta myrcene 44 Calamanene

9 Alpha phellandrene 45 Beta sesquiphelandrene

10 o-Chimene 46 Gamma bisabolene

11 Beta phellandrene 47 Hedycaryol

12 Alpha terpinolen 48 Alpha bergamotene

13 Linalool 49 Germacrene B

14 Camphor 50 Nerolidol

15 Borneol 51 Ar-tumerol

16 Carane,4,5-epoxy,trans 52 1-Phenyl-2-(p-tolyl)-propane

17 1-Terpinen-4-ol 53 (10-Epi-beta)acoradiene

18 Alpha terpineol 54 Caryophyllene oxide

19 Beta citronellol 55 Beta curcumen-12-ol

20 Beta citral 56 (2E,6E)-3,7,11 Trimethyl-2,6,10-

21 3,7-Dimethylocta-2-6-dien-1-ol dodecatrien-1-ol

22 Cis-citral 57 Alpha acoranol

23 Bornyl acetate 58 Gamma eudesmol

24 2-Undecanone 59 Farnesol (2Z,6Z))

25 Beta citronellyl acetate 60 Bergamotol

26 2,6-Octadien-1-ol,3,7 dimethyl 61 Tau muurolol acetate 62 Beta-eudesmol

27 Senyawa yang tidak diketahui 63 Epi-amiteol

28 Alpha copaene 64 Delta cadinol

29 Cyclosativene 65 Alpha copaene-8-ol

30 Sesquithujene 66 Bisabolol

31 Beta caryophyllene 67 2,4 Diter-butylphenol

32 (+)-1(10)-Aristolene 68 Sesquisabinenehydrate (trans)

33 Alpha farnesene 69 1-Formyl-2,2-dimethyl-3-trans-(3-

34 Beta funebrene methyl-but-enyl)-6-methylidene

35 Beta farnesene -cyclohexane

36 Alloaromadendrene 70 Farnesal

Pada sampel minyak jahe segar asal Jawa memiliki komponen utama diantaranya champene (14.54%), beta phellandrene (6.48%), alpha curcumene

(8.61%), zingiberene (18,61%) dan beta sesquephelandrene (8.11%) seperti pada Tabel 21 dan Lampiran 3.

Dari Tabel 21 menunjukkan perbandingan antara minyak jahe segar asal Jawa dengan minyak jahe segar dan minyak jahe kering asal India yang diteliti oleh Sasidharan dan Menon (2010). Dari Tabel 21 menunjukkan bahwa minyak jahe segar asal Jawa cenderung mendominasi untuk komponen monoterpene

seperti champene (14.54%) sedangkan minyak jahe segar dan minyak jahe kering asal India kandungan champene hanya 4% dan 1%. Namun sebaliknya untuk komponen zingiberene didominasi oleh minyak jahe kering (30.3%) dan minyak jahe segar asal India (28.6%) sedangkan komponen zingiberene pada minyak jahe segar asal Jawa hanya 16.8%. Perbedaan yang signifikan ini mempengaruhi karakter organoleptik dari ketiga minyak jahe tersebut. Karakter organoleptik seperti karakter lemony terutama ditentukan oleh adanya senyawa

citral (Koroch et al. 2007). Pada minyak jahe segar asalJawa memiliki total citral

sekitar 6.94% lebih tinggi dibanding minyak jahe kering dari India sehingga kemungkinan memiliki karakter lemony yang cukup kuat.

Namun rendahnya komponen zingiberene pada minyak jahe segar asal Jawa dibandingkan dari minyak jahe segar dan minyak jahe kering asal India menyebabkan karakter odor spicy (warm gingery) yang lebih lemah. Sedangkan minyak jahe segar memiliki karakter spicy like lebih kuat dan minyak jahe kering asal India paling kuat karakter warm gingery dan spicy like namun lemony like

lemah. Kedua minyak jahe dari India berasal dari jenis Zingiber officinale Roscoe

yang umum ditanam di negara tropis termasuk di Indonesia. Minyak jahe segar asal Jawa juga berasal dari jenis Zingiber officinale Roscoe yang lebih komersial.

Perbedaan komposisi senyawa volatil pada ketiga minyak jahe tersebut disebabkan diantaranya klon, kultivar tanaman, proses pengeringan dan daerah asalnya.

Jika dikaji dari jenis senyawa volatil yang bersifat allergen maka senyawa pada minyak jahe segar asal Jawa yang tergolong allergen dari hasil penelitian ini adalah linalool (0.59%), cis dan beta citral (6.94%), beta citronellol (0.61%)

Tabel 21 Profil senyawa volatil minyak jahe segar asal Jawa dibandingkan dengan literatur

No Nama Komponen Minyak jahe

segar (Zingiber

officinale Roscoe) asal Jawa Rerata (%)

Minyak jahe segar (Zingiber officinale Roscoe) asal India (Sasidharan dan

Menon 2010) (%)

Minyak jahe kering (Zingiber officinale Roscoe) asal India

(Sasidharan dan Menon 2010) (%) 1 1-Hexanol 0.13 0 2 Alpha pinene 3.60 0.1 0.3 3 Camphene 14.54 4 1 4 6- Methyl hep-5-en-2-one 1.69 0.9 5 Beta pinene 0.35 1.6 0.6 6 Beta myrcene 1.55 0 2.1 7 Alpha phellandrene 0.16 1.3 0 8 o-Chimene 0.11 1.3 0 9 Camphor 0.23 0.2 10 Borneol 1.51 1.2 0.5 11 1-Terpinen-4-ol 0.15 0.2 0.1 12 Beta citral 2.95 8.5 4.4 13 Cis citral 3.95 1.8 0.5 14 Bornyl acetate 0.58 0.2 15 2-Undecanone 0.17 0.1 16 Alpha copaene 0.31 1.5 17 Beta caryophyllene 0.10 1.4 18 Beta farnesene 0.31 0.1 1.5 19 Alpha curcumene 8.61 5.6 11 20 Zingiberene 16.80 28.6 30.3 21 Beta bisabolene 5.05 5.8 7.2 22 Beta sesquiphelandrene 8.11 2.5 6.6 23 Nerolidol 0.26 1.5 0.2 24 Farnesol (2Z,6Z)) 0.27 0.1 0.1 25 Bergamotol 0.13 0.1 26 Tau muurolol 0.11 0.2 27 Beta-eudesmol 0.23 0.1 28 Bisabolol 0.14 0.3 0.3 29 Sesquisabinenehydrat(trans) 0.33 0.1

Selanjutnya terkait dengan spesifikasi produk untuk minyak jahe segar ternyata tidak ada parameter terkait komponen senyawa volatil baik pada standar SNI 06-4374-1996 dan FCC (Food Chemical Codex) sehingga cukup sulit untuk membedakan antara minyak jahe segar dengan minyak jahe kering selain menggunakan parameter odor dan parameter kimia lainnya seperti nilai rotasi

optik. Dengan adanya data dari penelitian ini bisa dijadikan rujukan dalam pembuatan standar baru terkait belum adanya parameter senyawa volatil pada minyak jahe.

Gambar 6 Spektrum massa dan struktur dari zingiberene (C15H24) dengan berat molekul 204 (NIST 2008)

4. Minyak Akar Wangi (Vetiveria zizanioides)

Dari hasil penelitian ini di peroleh sekitar 89 senyawa volatil pada minyak akar wangi (Vetiveria zizanioides) asal Jawa Barat dengan total persentase sekitar 97.69% seperti pada Lampiran 4. Identifikasi senyawa volatil pada minyak akar wangi tergolong tidak mudah karena jumlah komponen yang banyak dengan pola peak kromatogram yang saling berdekatan antara senyawa yang satu dengan yang lain seperti pada Gambar 7. Komponen utama minyak akar wangi asal Jawa Barat diantaranya alpha gurjune (3.38%), beta vetivenene (5.61%), khusimol (6.87%), beta vetivone (3.88%) dan alpha vetivone (3.07%).

Kualitas dari minyak akar wangi tergantung pada komponen alkohol terutama khusimol yang bertanggung jawab terutama terhadap karakter mutu dan odor seperti woody dari minyak akar wangi Selain khusimol, senyawa alpha

dan beta vetivone juga yang memberikan kontribusi terhadap odor dari minyak akar wangi dan merupakan senyawa khas yang ada di minyak akar wangi (Saraswathi et al. 2009). Sedangkan menurut Sell (2003) komponen minor seperti zizanal, epi-zizanal, methyl zizanoate dan methyl epi-zizanoate yang memberikan kontribusi penting terhadap karakter organoleptik dari minyak akar wangi. Dalam penelitian ini hanya komponen zizanal yang teridentifikasi dengan kadar sebesar 0.53%.

Gambar 7 Kromatogram GC dari minyak akar wangi asal Jawa Barat

Tabel 22 Jenis senyawa volatil penyusun minyak akar wangi asal Jawa Barat

No Nama Komponen No Nama Komponen

1 2-Methoxy-4-vinylphenol 46 Alpha-(1-hydroxy-1-methylethyl)-4a-beta-methyl-1a.apha-

2 Cedr-8-ene decahydrocyclopropa(D)naphthalene

3 Delta elemen 47 Gamma eudesmol

4 Cadina-1-4-diene 48 Eremoglinol

5 Beta neoclovene 49 Selin-11-en-4-alpha-ol

6 Tetraethylbenzene 50 2,5-Dimethoxy-3-methylnaphtalene

7 Prezizaene 51 Cubenol

8 Himachala-2,4-diene 52 Epizizanone

9 Alpha gurjune 53 (4AR,8R)-2-yl)propan-2-ol(4,4A,5,6,7,8-hexahydro-4A,8-

10 Beta selinene dimethylnapth-2-yl)propan-2-ol

11 Beta vatirenene 54 (Z,1RS,2SR,4RS,7SR)-1-(2,5,5-trimethyl-3-

12 Alpha amorphone oxabicyclo(5.1.0.0(2.4)oct-4-yl)-3-methyl-1,3-butadiene

13 Isolongifolene 55 Valerianol

14 Isoeugenol 56 Tau cadinol

15 Daryo-5,8-diene 57 Germacra-4(15),5,10(14)-trien-1-alpha-ol

16 Alpha longifolene 58 Agarospirol

17 Epi-bicyclosesquiphellandrene 59 Beta costol 18 2-Cyclohexyl-5,5-dimethyl-1- 60 Tau-muurolol

hexen-3-yne 61 Cedr-8-(15)-en-9-alpha-ol

19 1,2,4,5-Tetraethylbenzene 62 Eupatoriocrhomene B

20 Delta cadinene 63 Vetiselinenol

21 Valencene 64 Khusilic acid

22 Khusimene 65 6-Isopropenyl-4,8a-dimethyl-1,2,3,5,6,7,8,8a-octahydro-

23 Beta guaiene napthalen-2-ol

Dari hasil penelitian ini ditemukan adanya senyawa allergen di minyak akar wangi asal Jawa yaitu isoeugenol sebesar 1.21%. Jika dilakukan gap analysis

antara data hasil penelitian ini dibandingkan dengan hasil penelitian lain yang sudah dipublikasikan seperti pada Tabel 23 terlihat bahwa senyawa khusimol

pada minyak akar wangi asal Jawa Barat hanya 6.87% lebih rendah dibandingkan dengan minyak akar wangi asal Thailand I (11.11%), India (21.45%) dan Thailand II (12.71%). Sedangkan senyawa alpha dan beta vetivone

minyak akar wangi asal Jawa Barat tidak berbeda jauh persentasenya dengan minyak akar wangi akar dari Thailand II namun lebih rendah dibandingkan Tabel 22 (Lanjutan) Jenis senyawa volatil penyusun minyak akar wangi asal Jawa Barat

No Nama Komponen No Nama Komponen

25 Beta panansinene -(dimethylvinylidene)cyclopropane

26 1,2,9,10- 67 14-Hydroxy-delta cadinene

Tetradehydroaristolane 68 1-Deoxycapsidiol 27 9,10-Dehydroisolongifolene 69 Isovalencenol

28 Alloaromadendrene 70 Alpha costol

29 Betavetispirene 71 Epi-cyclocolorenone

30 Gamma muurolene 72 Alpha copaene-8-ol

31 Germacrene B 73 6,7-Dimetoxy-2,2-dimethyl-2H-chromene

32 Zonarene 74 Aromadendrene oxide

33 Beta cadinene 75 Khusimol

34 Alpha calacorene 76 Zizanal

35 Calamenene 77 Glaucy alcohol

36 Alpha elemen 78 Valerenol

37 Eremophilene 79 13-Hydroxy-valencene

38 Thujopsene 80 Gamma costol

39 4,5 Dehydroisolongifolene 81 7-(1-Methyl-ethenyl)-1-hydroxy-1,4-dimethyl-1,2,4,5

40 Premnaspirodene -(3H,6H)octahydroazulene

41 Dehydro aroma dendrene 82 2,5-Diphenyl-2,4 hexadiene

42 Eudesma-3,7(11)-diene 83 7-Methoxy-8-ethoxy-2,2-dimethyl-2H-chromene 43 Beta hydroxy-de-a-estra- 84 Beta vetivone

5,7,9,14-tetraene 85 1-Methyl-6-acetyl-3-oxo-4-(1-

44 Beta vetivenene. methylethylene)bicyclo(4.3.0)nonane

45 10-Epi-gamma eudesmol 86 5,7,8,11,Alpha.-uudesm-3-en-12,8-olide 87 Alpha vetivone

88 1H,3A,alpha,6-methanoazulene-3-carboxylic

acid,2.3.beta,4,5,6 beta.,7,8,8A alpha-octahydro-7,7- dimethyl-8-methylene

89 2-Isopropylidene-5,9-dimethyl-4-acetoxy-1,2,3,4,5,6,7,8-octahydronaphtalen-1-one

dengan minyak akar wangi asal India. Dari Tabel 4 tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter mutu odor dari minyak akar wangi asal Jawa Barat lebih lemah terutama karakter woody dibandingkan dengan minyak akar wangi asal India, Thailand II dan Thailand I yang disebabkan rendahnya nilai persentase senyawa

khusimol pada minyak akar wangi asal Jawa Barat. Dari sisi organoleptik, sampel minyak akar wangi asal Jawa Barat yang digunakan untuk penelitian ini menunjukkan karakter odor smokey (gosong) yang sangat kuat dan karakter

woody yang lemah. Dengan demikian secara mutu minyak akar wangi asal Jawa Barat masih kalah mutunya dengan minyak akar wangi asal India, Thailand I dan II. Minyak akar wangi India mempunyai kualitas terbaik dibandingkan yang lain jika diamati komposisi senyawa volatil penyusunnya seperti pada Tabel 23. Perbedaan mutu antara minyak akar wangi (Vetiveria zizanioides) asal Jawa Barat dengan minyak akar wangi (Vetiveria zizanioides) asal Thailand dan India kemungkinan karena faktor asal geographis dan proses penyulingan. Rendahnya mutu minyak akar wangi asal Jawa Barat baik odor atau kadar khusimol terutama diakibatkan oleh proses penyulingan yang tidak sempurna seperti suhu penyulingan yang terlalu tinggi.

Tabel 23 Profil senyawa volatil minyak akar wangi asal Jawa Barat dibandingkan dengan Literatur No Nama komponen Minyak akar wangi (Vetiveria zizanioides) asal Jawa barat rerata (%)

Minyak akar wangi (Vetiveria zizanioides)

(%) ISO 4716 : 2002(E) Pripdeevech et al. (Thailand I 2006) Saraswati et al. (India 2011) Thubthimthed et al. (Thailand II 2012) (%) 1 Isoeugenol 1.21 2 Delta cadinene 0.18 0 1.72 3 Valencene 0.85 0.73 2.3 4 Khusimene 0.33 3.04 0.66 5 Alpha calacorene 0.60 0.94 6 Alpha elemen 0.69 0.25 7 Beta vetivene 5.61 2.99 8 10-Epi-gamma eudesmol 2,20 0.66 9 Vetiselinenol 3.03 5.6 10 Beta vetivone 3.88 8.29 1.62 11 Khusimol 6.87 11.11 21.45 12.71 6-11 12 Zizanal 0.53 0.09 13 Valerenol 0.25 3.93 14 Alpha vetivone 3.07 4.3 2.02

Jikadata hasil penelitian ini dibandingkan dengan standar ISO 4716 : 2002 (E) maka masih masuk spesifikasi standar tersebut karena batasan kadar

khusimol antara 6-11% sedangkan minyak akar wangi asal Jawa Barat memiliki kandungan khusimol 6.87%.

Gambar 8 Struktur khusimol (C15H24O) dengan BM 220 (Sell 2003)

5. Minyak Lada Hitam (Piper nigrum)

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 97.79% senyawa volatil penyusun minyak lada hitam (Piper nigrum) asal Jawa teridentifikasi seperti pada Lampiran 5. Jumlah komponennya sekitar 40 buah komponen senyawa volatil yang terdiri dari senyawa terpene monoterpene, monoterpene alcohol (seperti linalool), sesqueterpene dan senyawa sesqueterpene oxide (contohnya:

caryophyllene oxide).

Komponen utama minyak lada hitam asal Jawa sesuai Lampiran 5 adalah beta caryophyllene (23.09%), limonene (15.25%), 3-carene (21.01%), beta pinene (10.34%) dan alpha pinene (5.66%). Sabinene yang merupakan komponen minor memiliki kadar hanya 0.24%.

Gambar 10 Spektrum massa dan struktur dari betacaryophyllene(C15H24) dengan berat molekul 204 (NIST 2008)

Tabel 24 Jenis senyawa volatil penyusun minyak lada hitam asal Jawa

No Nama Komponen No Nama Komponen

1 Alpha thujene 21 Alpha guaiene

2 Alpha pinene 22 Delta cadinene

3 Champene 23 Alpha humulene

4 Sabinene 24 Germacrene D

5 Beta pinene 25 Beta selinene

6 Beta myrcene 26 Alpha selinene

7 Alpha phellandrene 27 Beta bisabolene

8 Delta-3-carene 28 7-Epi-alpha.selinene

9 Alpha terpinene 29 Spathulenol

10 p-Chimene 30 Allospathulenol

11 Limonene 31 Caryophyllene oxide

12 Isoterpinolene 32 Humulene epoxide

13 Alpha terpinolene 33 (Neo)intermedeol

14 Beta linalool 34 Selina-6-en-4-ol

15 1-Terpinen-4-ol 35 Alpha bisabolene oxide

16 Delta-elemene 36 Alpha caryophyllene alcohol

17 Cycloisosativene 37 Isoaromadendrene oxide

18 Alpha-copaene 38 D-viridiflorol

19 Isocariophyllene 39 Cedranol

20 Beta caryophyllene 40 Cis acrilic

acid,3(3-(2.2-dimethylcyclopropyl)-2,2-dimethyl cyclopropyl), methyleter

Tabel 25 Profil senyawa volatil minyak lada hitamasal Jawa dibandingkan dengan literatur

No Komponen Minyak lada hitam

(Piper nigrum)

asal Jawa rerata (%)

Minyak lada hitam

(Piper nigrum) asal malaysia ( Fan et al. (Malaysia 2011) (%) Minyak lada hitam (Piper nigrum) (Lawrence 1981) 1 Alpha thujene 0.10 1.8 2 Alpha pinene 5.66 4.31 4.9 3 Champene 0.10 0.1 4 Sabinene 0.24 2.42 19.4 5 Beta pinene 10.34 12.95 10.4 6 Beta myrcene 2.04 2.21 2.2 7 Alpha phellandrene 2.45 1.7 8 Delta-3-carene 21.01 5.51 5.4 9 Alpha terpinene 0.12 0.3 10 p-Chimene 1.35 1.3 11 Limonene 15.25 35.06 17.5 14 Beta linalool 0.68 0.12 0.5 15 1-Terpinen-4-ol 0.10 1.4 1 16 Delta-elemene 0.92 0.15 18 Alpha-copaene 1.77 0.38 0.5 20 Beta caryophyllene 23.09 3.98 14.7 22 Delta cadinene 0.13 0.5 23 Alpha humulene 1.85 0.52 0.5

25 Beta selinene 3.23 Trace

compound

26 Alpha selinene 2.22 0.57 Trace compound 27 Beta bisabolene 0.64 2 29 Spathulenol 0.14 1.31 31 Caryophyllene oxide 0.88 2.62 Trace compound 38 D-viridiflorol 0.22 Trace compound

Data ini jika dibandingkan dengan hasil penelitian Fan et al. (2011) seperti pada Tabel 25 menunjukkan bahwa ada perbedaan yang cukup signifikan dimana komposisi pada minyak lada hitam (Piper nigrum) asal Malaysia didominasi komponen limonene 35.6%, beta pinene (12.95%) dan alpha pinene (4.31%). Kemudian jika minyak lada hitam asal Jawa dibandingkan dengan minyak lada hitam (Piper nigrum) dari hasil penelitian Lawrence (1981) yang didominasi oleh sabinene (19.4%), limonene (17.5%), beta caryophyllene

(14.7%), beta pinene (10.4%), 3-carene (5.4%) dan alpha pinene (4.9%) maka minyak lada hitam asal Jawa lebih dekat dengan komposisi senyawa volatilnya dengan minyak lada hitam asal hasil penelitian Lawrence walaupun ada perbedaan signifikan pada komponen sabinene dan delta-3-carene.

Dari sisi organoleptik antara minyak lada hitam asal Jawa dengan minyak lada hitam asal Malaysia ada kemungkinan berbeda karena dengan tingginya komponen mono terpene (limonene) dan rendahnya beta caryophyllene

cenderung minyak lada hitam asal Malaysia memiliki karakter odor limonene like

dan terpenic lebih kuat dengan tingkat spicy (warm like lebih lemah) dibanding minyak lada hitam asal Jawa. Sedangkan antara minyak lada hitam asal Jawa

dan minyak lada hitam penelitian oleh Lawrence (1981) kemungkinan memilki karakter spicy like yang kuat walaupun minyak lada hitam asal Jawa lebih kuat. Perbedaan pada komponen limonene dan delta-3-carene memungkinkan kedua jenis minyak lada hitamini memiliki orientasi karakter terpenic like yang berbeda. Perbedaan antara ketiga minyak lada hitam tersebut terutama dipengaruhi oleh umur tanaman buah Piper nigrum dan daerah asal tanaman ketiga minyak lada hitam tersebut.

Kelompok senyawa yang bersifat allergen pada minyak lada hitam asal

Jawaadalah limonene (15.25%) dan beta linalool (0.68%) seperti pada Tabel 25. Dikarenakan ketiadaan standar yang berlaku saat ini terkait parameter komponen senyawa volatil maka adanya data-data hasil penelitian ini bisa dipakai untuk mengetahui karakterisitik minyak lada hitam asal Indonesia secara lebih detail dan mendalam.

6. Minyak Kenanga (Canangium odoratum Baill forma macrophylla)

Dari hasil penelitian untuk minyak kenanga (Canangium odoratum Baill forma macrophylla) asal Jawa diperoleh 54 buah senyawa volatil penyusunnya yang teridentifikasi seperti pada Tabel 26 dan Lampiran 6. Total persentase sekitar 97.7% seperti pada Lampiran 6. Komponen-komponen penyusunnya terdiri dari monoterpene, monoterpene alcohol, sesqueterpene alcohol, sesqueterpene alcohol, sesqueterpene oxide dan senyawa ester. Penyusun utama dari minyak kenanga asal Jawa sesuai pada Tabel 27 adalah beta caryophyllene (33.59%), alpha humulene (8.61%), germacrene D (7.07%), delta cadinene (4.83%) dan alpha farnesene (4.69%).

Tabel 27 Komponen utama dari senyawa volatil penyusun minyak kenanga asal Jawa

No Nama komponen Minyak kenanga asal Jawa

Rerata (%) 1 beta caryophyllene 33.59 2 alpha humulene 8.61 3 germacrene D 7.07 4 alpha muurolene 3.88 5 alpha farnesene 4.69 6 delta cadinene 4.83 7 benzyl benzoate 3.74

Tabel 26 Jenis senyawa volatil penyusun minyak kenanga asal Jawa

No Nama Komponen No Nama Komponen

1 Beta myrcene 29 Calamenene

2 p-Methyl anisole 30 Delta cadinene

3 Beta linalool 31 Cadina-1-4-diene

4 1-Terpinen-4-ol 32 Alpha cadinene

5 (E)-3,7-dimethyl-2,6-octadien-1-ol 33 Gamma gurjunene

6 Beta citral 34 Alpha selinene

7 Eugenol 35 Trans nerolidol

8 Germacrene B 36 3,7,11 trimethyl-1-6,10-dodecatrien-1-ol

9 Alpha cubebene 37 Bicyclo(7,2,0)undec-3-en-5-ol,4,11,11-

10 Geraniol acetate trimethyl-8-metylene--(1R-3E,5R,9S)

11 Ylangene 38 Caryolan-8-ol

12 Isoledene 39 Cariophyllene oxide

13 Alpha copaene 40 Epiglobulol

14 Beta elemene 41 Beta-cadin-4-en-10-ol

15 Beta caryophyllene 42 Globulol

16 Beta cubebene 43 Humulene oxide

17 Alloaromadendrene 44 Junenol

18 Alpha cubebene 45 1-Epi-cubenol

19 Aromadendrene 46 Gamma eudesmol

20 Alpha humulene 47 Tau cadinol

21 Epi-bicyclosesquiphellandrene 48 Alpha muurolol

22 Alpha amorphene 49 Alpha cadinol

23 Germacrene D 50 Alloaromadendrene oxide

24 Gamma cadinene 51 Farnesol

25 Gamma muurolene 52 Komponen yang tidak diketahui 26 Alpha muurolene 53 Benzyl benzoate

27 Alpha farnesene 54 Benzyl salicylate

Minyak kenanga asal Jawa didominasi oleh senyawa beta caryophylllene

namun karakternya organoleptiknya berbeda dengan beta caryophyllene dari minyak atsiri yang lain seperti beta caryophyllene dari minyak cengkeh walaupun pada kadar yang sama hal ini disebabkan beta caryophyllene dengan sumber yang berbeda akan memiliki sifat yang berbeda pula terutama untuk odornya.

Beta caryophyllene dari minyak cengkeh umumnya memiliki karakter khas clove spicy like, green dan clove woody. Sedangkan beta caryophyllene pada minyak kenanga asal Jawa cenderung memberikan karakter sweet floral yang kuat dan karakter spicy yang lemah. Senyawa volatil pada minyak kenanga asal Jawa yang termasuk senyawa allergen yaitu linalool (1.86%), citral (0.11%), eugenol (0.34%), farnesol (1.46%), benzyl benzoat (3.74%) dan benzyl salicylate (0.39%).

Dikarenakan standard untuk minyak ini yaitu standar SNI dan FCC (Food Chemical Codex) tidak ada spesifikasi untuk parameter komponen senyawa volatilnya maka untuk gap analysis tidak bisa dilakukan.

Menurut Burfield (2003) tentang adulteration of essential oils, minyak kenanga umumnya digunakan sebagai adulteran pada minyak ylang-ylang hal ini dikarenakan minyak kenanga memiliki harga yang lebih murah secara ekonomi dan mempunyai kemiripan dari sisi odor dengan minyak ylang-ylang sehingga sulit dibedakan pada batas tertentu walapun dari sisi profil komposisi penyusun dari kedua minyak tersebut berbeda cukup signifikan.

7. Minyak Ylang-Ylang (Canangium odoratum Baill forma genuina)

Minyak ylang-ylang memiliki spesies yang sama dengan minyak kenanga yaitu berasal dari spesies Cananga odorata. Dari hasil penelitian ini diperoleh 61 buah senyawa volatil penyusun minyak ylang-ylang (Canangium odoratum Baill forma genuina) asal Jawa yang teridentifikasi sedangkan 1 komponen tidak bisa teridentifikasi sesuai Tabel 28 dan Lampiran 7 dengan total persentase yang teridentifikasi adalah 95.68%. Penyusun utama minyak ylang-ylang asal Jawa seperti pada Tabel 29 diantaranya beta linalool (26.03%), benzyl acetate (12.97%), p-methyl anisole (13.44%), methyl benzoat (5.35%), geranyl acetate (7.65%), beta caryophyllene (4.17%) dan germacrene D (3.98%).

Gambar 12 Spektrum massa dan struktur dari beta linalool (C10H18O) dengan berat molekul 154 (Library NIST 2008)

Dalam Tabel 29 menunjukkan bahwa minyak ylang-ylang asal Thailand dari penelitian Samakradhamrongthai (2009) mengandung komponen utama yaitu beta pinene (7.89%), sulfactone (4.37%), alpha cubebene (15.98%) dan

beta myrcene (11.6%). Hal ini berbeda dengan komposisi utama senyawa volatil minyak ylang-ylang asal Jawa. Fraksi minyak ylang-ylang yang termasuk grade

ekstra dan grade 1 merupakan grade dengan bermutu terbaik dibanding fraksi lainnya. Fraksi grade 1 biasanya memiliki karakter odor floral yang kuat dimana karakter ini dipengaruhi oleh komponen senyawa ester dan linalool (Georges et al. 2003). Jika dikaji dari sisi odornya minyak ylang-ylang asal Jawa kemungkinan memiliki intensitas sweet dan floral yang lebih kuat dibandingkan dengan minyak ylang-ylang asal Thailand karena faktor senyawa ester dan tingginya kadar senyawa linalool di minyak ylang-ylang asal Jawa. Perbedaan

antara kedua minyak ylang-ylang tersebut disebabkan antara lain oleh jenis, umur dan asal tanaman. Pada Tabel 29 menunjukkan senyawa allergen pada minyak ylang-ylang asal Jawa diantaranya linalool (26.03%), citral (0.27%), geraniol (2.68%), eugenol (0.15%) dan benzyl benzoat (2.96%).

Burfield (2003) tentang adulteration of essential oils, minyak ylang-ylang dimungkinkan dipalsukan dengan senyawa pemalsu lain (sintetik) seperti benzyl acetate, methyl benzoate, para-cresyl methyl eter, geranyl acetate, benzyl benzoat dan benzyl cinnamate. Dari sampel yang digunakan untuk penelitian ini, kecil kemungkinan terkontaminasi oleh pemalsu sintetik tersebut karena didistilasi sendiri di laboratorium dari bahan baku bunganya. Jika minyak ylang-ylang terkontaminasi senyawa pemalsu sintetik tersebut maka tidak mudah mendeteksinya dengan alat GC dan GC-MS jika hanya pada konsentrasi yang rendah karena secara alami komponen sintetik tersebut juga ada pada minyak ylang-ylang.

Terkait adanya peluang adulteration dari minyak kenanga pada minyak ylang-ylang bisa dideteksi dengan parameter senyawa volatil beta caryophyllene

yang merupakan komponen terbesar pada minyak kenanga sedangkan minyak ylang-ylang asal Jawa dan Thailand secara alami hanya mengandung komponen

beta caryophyllene < 5% sesuai Tabel 29. Jika kandungan beta caryophyllene

pada minyak ylang-ylang > 5% ada kemungkinan terjadi adulteration dari minyak kenanga walaupun tidak mudah untuk dibuktikan dengan alat GC dan GC-MS. Proses adulteration tersebut bisa dibuktikan dengan analisa menggunakan 13C-NMR dengan mendeteksi sumber atom karbon C. Jika sumber atom karbon dalam minyak ylang-ylang berbeda maka dipastikan terjadi adulteration.

Tabel 28 Jenis senyawa volatil penyusun minyak ylang-ylang asal Jawa

No Nama Komponen No Nama Komponen

1 3-Methyl-3-buten-1-yl acetate 35 Gamma muurolene

2 3-Methyl-2-butenyl acetate 36 Calamenene

3 Alpha pinene 37 Delta cadinene

4 Cis-3-hexenyl acetate 38 Elemol

5 Hexyl ethanoate 39 Allospathulenol

6 p-Methyl anisole 40 Spathulenol

7 Cineole 41 Caryophyllene oxide

8 Methyl benzoate 42 Alpha bisabolene epoxide

9 Beta linalool 43 Tricyclo(5,2,2,0(1,6))undecan-3-ol,2-

10 Benzyl acetate 44 Methylene-6,8,8-trimethyl

11 3,7-Dimethyl-1,5-octadien-3,3,7-diol 4-isopropyl-1.6-dimethyl-1,2,3,4,4a,7-

12 Alpha terpineol hexahydronaphtalene

13 Methyl chavicol 45 Tau-cadinol

14 1,2-Dimetoxy-4-methyl benzene 46 Alpha muurolol

15 Beta-phenylethylacetate 47 Alpha cadinol

16 Geraniol 48 Tau-muurolol

17 cis citral 49 Epi-10-cadinol

18 1-Decanol 50 (3S,4R,5S,6R,7S)-Aristol-9-en-3-ol

Dokumen terkait