• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modal Dasar Pembangunan Sektor Pariwisata

D. Dasar Kompetensi Kejuruan

4. Kompetensi Kejuruan

1.5 Modal Dasar Pembangunan Sektor Pariwisata

Indonesia memiliki potensi untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai tulang punggung pembangunan nasional. Hal ini mengingat Indonesia memiliki beberapa keunikan, antara lain:

(a) keragaman dan keindahan alam (b) keragaman suku dan adat istiadat

(c) keragaman seni dan hasil kerajinan rakyat, dan sebagainya.

Sebagaimana dinyatakan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Indonesia memiliki sumber daya yang dapat dijadikan modal dasar pembangunan sektor pariwisata, yang terdiri dari:

a. Luas wilayah dan letak strategis

Negeri ini merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan terletak di lokasi yang strategis di garis khatulistiwa dengan jumlah pulau sekitar 17.408 pulau, dimana sekitar 60 % dari seluruh wilayah terdiri dari air dan selebihnya berupa daratan. Bila dibandingkan luas wilayah Indonesia hampir sama dengan luas seluruh benua Eropa atau luas Amerika Utara.

Panjang rentang dari ujung barat sampai ujung timur mencapai 5.100 km dan panjang dari utara ke selatan sekitar 1.888 km. Letak geografis Indonesia berada diantara benua Asia dan Australia serta lautan Pasifik dan Samudera Hindia, yang beriklim tropis basah dengan penyinaran matahari sepanjang tahun

27 b. Sumber Daya Alam

Wilayah Indonesia dengan iklim tropisnya sepanjang tahun memiliki potensi kekayaan alam dan laut yang belum sepenuhnya dieksploitasi.untuk kesejahteraan rakyat. Kekayaan, keragaman dan keindahan alam baik di dasar lautan maupun di darat dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik dari dalam negeri maupun dari manca negara.

Gambar 1.5 Sumber Daya Alam dan Keberagaman Adat

c. Penduduk yang besar dan budaya yang beragam

Indonesia termasuk negara berpenduduk terbesar di dunia selain China, India dan Amerika Serikat. Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku dengan budaya dan adat istiadat yang beraneka ragam, seni budaya, sejarah dan dialek yang berbeda dapat menjadi modal besar bagi pengembangan kepariwisataan.

d. Stabilitas Keamanan

Keamanan dan toleransi merupakan syarat mutlak bagi tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata. Bangsa Indonesia yang sebelumnya dikenal karena memiliki budaya tinggi, luhur, ramah, santun, beradab, dan sangat toleran antar sesama, disadari atau tidak mulai berubah menjadi bangsa yang mudah tersinggung, dan emosional. Munculnya kasus bom Bali dan kasus yang sama di beberapa wilayah di Indonesia secara langsung dan seketika telah mengakibatkan industri pariwisata kita jatuh terpuruk. Negara kita mulai dicap sebagai negara teroris dan seakan telah kehilangan jati dirinya. Oleh karena itu marilah kita membangun kembali citra negeri ini, mengembalikan kepercayaan dunia bahwa negeri ini memang negeri yang beradab, berbudaya, santun dan toleran kepada semua umat manusia.

28 e. Pencitraan Nasional

Pada era tahun 1980 sampai dengan 1990 an dunia Pariwisata kita sangat diminati oleh Wisatawan International (Wisatawan Mancanegara), terbukti dengan banyaknya devisa yang disumbangkan oleh para wisatawan asing tersebut bagi pendapatan nasional negara kita umumnya dan khusunya bagi daerah tujuan utama wisatawan asing di Indonesia seperti: Bali, Yogyakarta, Tanah Toraja dan Danau Toba dan lainnya, akan tetapi pada beberapa tahun terakhir ini grafik kunjungan Wisman ke Indonesia secara umum jumlahnya sangat menurun drastis disebabkan oleh beberapa citra buruk atau negative misalnya:

 Bom Bali 1 dan 2

 Tsunami di Wilayah Sumatera dan Jawa Barat

 Gempa Bumi di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah

 Virus Flue Burung

 Larangan terbang bagi pesawat asal dan milik perusahaan di Indonesia ke Eropa dan Amerika karena alasan minimnya keselamatan penerbangan indonesia, dll

Untuk itu pencitraan nasional harus terus menerus dilakukan oleh semua pihak sehingga kunjungan Wisman akan segera bangkit lagi yang menjadikan Indonesia sebagai main destination mereka, dan untuk hal ini salah satu cara yang dilakukan oleh Pemerintah adalah memberikan ijin Visa on Arrival (VOA) sesuai dengan peraturan Menteri Hukum dan hak Asasi Manusia RI no: M.02IZ.01.10.tahun 2007 (lihat lampiran), bagi warga masyarakat yang berasal dari berbagai negara dibawah ini.

Warga Negara Asing yang memperoleh Fasilitas Visa on Arrival :

1. Afrika Selatan 2. Amerika Serikat 3. Argentina 13. Emirat Arab 14. Estonia 15. Finlandia 16. Hongaria 17. India

29 27. Korea Selatan 28. Kuwait

43. Republik Rakyat China 44. Rusia

45. Saudi Arabia 46. Swiss

47. Selandia Baru 48. Suriname

60. Czech Republic 61. Slovakia

62. Fiji 63. Slovenia

30 Tarif Visa on Arrival untuk per wisman adalah:

 7 (tujuh) hari per orang US$ 10

 30 (tigapuluh) hari perorang US$25

Sumber: Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Nomor: M.02-IZ.01.10 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedelapan Atas Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi manusia Nomor: M-04.IZ.01.10 Tahun 2003 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan dan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor A.KU. 01.10-36 Tanggal 1 Maret 2007, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2005 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Hukum dan Hak Asasi manusia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2005 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia

Adapun pemberian Visa on Arrival tersebut diatas berlaku bagi kedatangan Wisman melalui beberapa Bandara (airport) dan Pelabuhan Laut (seaport) yang telah ditentukan oleh Pemerintah seperti dibawah ini:

Bandara Pintu Masuk Pelayanan Visa on Arrival

No. PELABUHAN UDARA K O T A PROPINSI

1 Polonia Medan Sumatera Utara

2 Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Riau

3 Tabing Padang Sumatera Barat

4 Hang Nadim Batam Riau

5 Soekarno-Hatta Jakarta DKI Jakarta

6 Halim Perdana Kusuma Jakarta DKI Jakarta

7 Juanda Surabaya Jawa Timur

8 Adi Sucipto Jogjakarta DI Jogjakarta

9 Adi Sumarmo Surakarta Jawa Tengah

10 Husein Sastranegara Bandung Jawa Barat

11 Ahmad Yani Semarang Jawa Tengah

12 Ngurah Rai Denpasar Bali

13 Selaparang Mataram NTB

14 Ei-Tari Kupang NTT

15 Hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan

16 Sam Ratulangi Manado Sulawesi Utara

17 Sepinggan Balikpapan Kalimantan Timur

Sumber: Keppres No. 103 Tahun 2003 (lihat lampiran)

31

Pelabuhan Laut Pintu Masuk Pelayanan Visa on Arrival

No. PELABUHAN LAUT K O T A PROPINSI

1

Sekupang, Batu Ampar, Nongsa, Marina Teluk Senimba, dan Batam Center

Batam Riau

2 Bandar Bintang Telani Lagoi dan

Bandar Sri Udana Lobam Tanjung Uban Riau

3 Belawan Belawan Sumatera Utara

4 Sibolga Sibolga Sumatera Utara

5 Yos Sudarso Dumai Riau

6 Tanjung Balai Karimun - Riau

7 Tanjung Pinang Tanjung Pinang Riau

8 Teluk Bayur Padang Sumatera Barat

9 Tanjung Priok Jakarta DKI Jakarta

10 Tanjung Mas Semarang Jateng

11 Padang Bai dan Benoa - Bali

12 Tenau Kupang NTT

13 Maumere Maumere NTT

14 Bitung Bitung Sulawesi Utara

15 Soekarno-Hatta Makassar Sulawesi Selatan

16 Pare-pare Pare-pare Sulawesi Selatan

17 Jayapura Jayapura Papua

f. Komitmen politik dari pemerintah

Komitmen politik yang kuat dari pemerintah untuk mempersatukan bangsa dan menjadikan sektor pariwisata sebagai andalan dalam pembangunan ekonomi rakyat akan berpengaruh langsung dan dapat menjadi modal dasar bagi pengembangan industri pariwisata.

g. Keberhasilan pembangunan

Keberhasilan pembangunan telah memberikan dampak positif dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata di Indonesia.

Prasarana dan sarana yang semakin baik ,telah memberikan kemudahan dan citra positif bagi kepariwisataan Indonesia.

Keberhasilan ini dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:

a. semakin meningkatnya seni dan budaya bangsa

b. semakin meningkatnya sadar wisata dan pertisipasi masyarakat dalam pembangunan pariwisata

c. semakin dikenalnya objek dan daya tarik oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara

d. semakin meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan

32

Gambar 1.6 Alam yang Segar dan Adat yang Unik