• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2.1 Produktivitas

Produktivitas dapat dikatakan sebagai gejala dari prestasi karyawan, misalnya jika karyawan tersebut produktif maka dapat dikatakan karyawan tersebut berprestasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hal tersebut berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan, yaitu untuk meningkatkan produktivitas kerja guna menjaga kelangsungan hidupnya. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas karyawan, baik dari diri karyawan tersebut atau berasal dari lingkungan tempat kerjanya. Menurut Gomes (1995) beberapa faktor produktivitas antara lain:

a) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang bersifat formal maupun non formal yang memberikan kontribusi terhadap seseorang di dalam pemecahan masalah termasuk dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaan.

b) Keterampilan (skill)

Keterampilan merupakan kemampuan teknis mengenai bidang tertentu yang bersifat kekaryaan.

c) Kemampuan (ability)

Kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang karyawan. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan. Jadi apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, diharapkan memiliki ability yang tinggi. d) Sikap dan perilaku (attitude and behavior)

Sangat erat hubungan antara kebiasaan dan perilaku. Attitude merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakan tersebut memiliki implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku kerja seseorang maka akan menguntungkan dalam artian apabila kebiasaan-

kebiasaan karyawan baik, maka hal tersebut dapat menjamin perilaku kerja yang baik. Dengan kondisi karyawan seperti ini, maka produktivitas dapat dipastikan dapat terwujud.

2.2.2 Produktivitas dan Modal Insani

Salah satu faktor yang paling penting mempengaruhi produktivitas karyawan adalah modal insani. Mulyadi (2007) menyatakan bahwa sumber utama pemborosan dan rendahnya produktivitas adalah kualitas manusia. Oleh karena itu, jika perusahaan ingin mengurangi biaya dan/atau meningkatkan produktivitas secara signifikan, langkah-langkah strategik yang ditempuh oleh perusahaan perlu diarahkan pada peningkatan kualitas modal insani. Terdapat beberapa fakta tentang modal insani yang perlu dipahami oleh manajemen dalam usaha pelipatgandaan kinerja perusahaan, seperti yang diuraikan oleh Mulyadi (2007) berikut ini.

1. Modal insani adalah satu diantara beberapa aktiva perusahaan yang dapat berkembang. Hampir semua aktiva perusahaan, seperti gedung, mesin, peralatan mengalami depresiasi pada hari aktiva tersebut digunakan untuk menghasilkan suatu produk. Di lain pihak, modal insani yang merupakan suatu aktiva yang melekat dalam otak dan hati karyawan dapat dan harus bertumbuh jika suatu perusahaan menginginkan kemakmuran. Tugas manajer adalah menjadikan produktif pengetahuan yang dikuasai karyawan dan mengubah modal insani untuk menghasilkan value bagi customer.

2. Modal insani mudah dibawa pergi. Sumber daya manusia memiliki keterampilan dan pengetahuan yang melekat dalam dirinya. Dalam era teknologi informasi ini, pengetahuan merupakan alat produksi dominan untuk menghasilkan produk bagi customer. Karyawan yang memiliki modal insani yang tinggi dapat disamakan dengan sukarelawan. Mereka dapat menemukan peluang pekerjaan di berbagai perusahaan sehingga memiliki kesempatan untuk memilih di mana mereka akan bekerja. Seorang sukarelawan hanya akan memberikan komitmennya bila ia merasakan adanya ikatan emosional dengan suatu perusahaan. Modal insani yang dimiliki oleh karyawan sebagai “sukarelawan” menjadi lebih penting dengan

semakin meningkatnya karyawan berpindah ke perusahaan lain. Manajer tidak lagi cukup menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk menjadikan suatu pekerjaan terlaksana melainkan mereka harus mencari cara lain untuk mendapatkan komitmen dari karyawan yang memiliki modal insani yang tinggi. 3. Modal insani dalam suatu perusahaan berhubungan langsung dengan persepsi

customer terhadap perusahaan. Banyak perusahaan yang melakukan investasi ratusan juta untuk pelatihan para manajer dan eksekutif agar dapat berpikir startegik dan bertindak secara global. Sedangkan tidak sedikit pula perusahaan membiarkan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan langsung dengan customer diserahkan kepada karyawan baru, tidak terlatih, tidak memiliki komitmen dan bahkan tidak memiliki kompetensi untuk menjawab pertanyaan customer. Sebagai akibatnya, citra perusahaan di mata customer menjadi tidak baik. Kesan customer diperoleh pada waktu customer membeli produk dan melakukan pembayaran kepada karyawan di mana hal tersebut juga harus diimbangi dengan mutu produk yang dibeli oleh customer, pelayanan purna jual dan pelayanan lainnya.

4. Modal insani menarik sumber daya lain menjadi satu. Modal insani merupakan faktor penting dalam perusahaan. Investasi dalam pabrik, teknologi, produk baru, sistem distribusi, dan pemasaran hanya akan berfungsi jika mendapat sentuhan modal insani. Sebagai konsekuensinya manajer harus menciptakan, membangun, dan mempertahankan modal insani dalam unit kerjanya, karena hanya modal insani yang dapat menarik berbagai sumber daya lain untuk dimanfaatkan dalam menghasilkan value terbaik bagi customer. Tidak ada satu pun aktiva keuangan (financial asset) perusahaan yang memiliki kemampuan untuk menggabungkan berbagai sumber daya guna menghasilkan sinergi.

Selain itu, tantangan perubahan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang ditandai dengan era teknologi informasi, suatu pekerjaan berubah menjadi knowledge-based works, yaitu pengetahuan menjadi basis untuk melaksanakan pekerjaan. Pekerjaan menjadi kompleks, terintegrasi serta sarat akan ilmu dan pengetahuan. Knowledge workers menjadi dominan dalam memproduksi produk.

Akhirnya, knowledge workers tidak lagi dapat dengan mudah digantikan oleh karyawan lain. Berdasarkan hal tersebut, maka modal insani haruslah dikelola dengan baik.

2.2.3 Laba dan Modal Insani

Laba merupakan indikasi kesuksesan dari suatu badan usaha. Walaupun tidak semua organisasi perusahaan menjadikan laba sebagai tujuan utamanya, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa pada organisasi non profit pun laba diperlukan untuk bertahan hidup. Bagi perusahaan yang bertujuan untuk memaksimalisasi laba, laba dapat menjamin eksistensi perusahaan baik dalam operasi maupun dalam kemampuan untuk memberikan deviden yang memuaskan kepada para pemegang saham.

Modal insani adalah aset yang paling berharga dalam perusahaan khususnya intellectual capital-nya. Manusialah yang mengatur suatu perusahaan dan yang menyatakan nilai tambah. Dengan kata lain manusia khususnya kemampuannya, kebijaksanaannya, atau daya intelektualnya memiliki arti penting dan memiliki peranan yang sangat besar dalam mengelola suatu perusahaan.

Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, kinerja perusahaan tidak hanya diukur dari kemampuan menghasilkan financial return, melainkan juga kemampuan melipatgandakannya dalam jangka panjang. Karena itu diperlukan pelipatgandaan kinerja perusahaan khususnya kinerja modal insani. Kemampuan suatu perusahaan/organisasi dalam mengembangkan dan menggunakan pengetahuan kolektif atau modal insani untuk mencapai tujuan organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi kemampuannya untuk menghasilkan profit.

Penelitian-penelitian sebelumnya yang menjelaskan adanya hubungan antara modal insani dan produktivitas dan laba organisasi ditunjukkan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Penelitian-Penelitian Sebelumnya Mengenai Modal Insani, Produktivitas, dan Laba

No. Penulis Variabel Hasil

1. Chang et al. (2011) Pertumbuhan

produktivitas, efisiensi perubahan, progress teknikal, akumulasi modal informasi teknologi, akumulasi modal insani.

Selama sebelas tahun periode (1993- 2003) pertumbuhan produktivitas pada beberapa perusahaan akuntan publik di Taiwan dipengaruhi oleh efiesiensi pertumbuhan (0.2%), progress teknikal (6.3%), akum. modal teknologi informasi (30.2%), akum. modal insani (14.3%). Agar dapat meningkatkan penghasilannya, perusahaan akuntan publik dalam produktivitas tenaga kerjanya lebih ditekankan berinvestasi pada modal teknologi informasi dan modal insani.

2. Afrooz et al. (2010) Produktivitas tenaga kerja, modal insani, pekerja terdidik, pekerja terampil

Pekerja terdidik dan terampil mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerjanya. 3. Shape (2001) Modal insani, profit

perusahaan.

Terdapat hubungan yang positif antara peningkatan pengetahuan yang dimiliki oleh modal insani suatu perusahaan terhadap profit perusahaan.

Dokumen terkait