• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DAN INTERPRETASI DATA

4.5 Modal Sosial Pada Bisnis Online

Dalam pandangan ekonomi, modal adalah segala sesuatu yang dapat menguntungkan atau menghasilkan, bahkan dimaknai sebagai segala sesuatu yang dapat menciptakan modal atau investasi baru. Sedangkan kata sifat sosial dalam kapital sosial/modal sosial mengandung arti mendorong pertumbuhan ekonomi, mampu membuat pertumbuhan yang berdampak pada kesejahteraan sosial masyarakat secara keseluruhan (Lawang, 2004:24). Elemen modal sosial sebagai perekat/pengikat (bonding), penyambung / menjembatani (bridging) dan menciptakan jaringan dan koneksi dan mengait (linking). Solow (1999) mendefenisikan modal sosial sebagai serangkaian nilai-nilai atau norma-norma yang diwujudkan dalam perilaku yang dapat mendorong kemampuan dan kapabilitas untuk bekerjasama dan

berkoordinasi untuk menghasilkan kontribusi besar terhadap keberlanjutan produktivitas. Hasbullah (2006), menjelaskan modal sosial sebagai segala sesuatu hal yang berkaitan dengan kerja sama dalam masyarakat atau bangsa untuk mencapai kapasitas hidup yang lebih baik, ditopang oleh nilai- nilai dan norma yang menjadi unsur-unsur utamanya seperti trust (rasa saling mempercayai), hubungan timbal balik dan aturan-aturan kolektif dalam suatu masyarakat atau bangsa dan sejenisnya.

Hasbullah (2006) memberikan contoh perkembangan ekonomi yang sangat tinggi di Asia Timur sebagai pengaruh pola perdagangan dan perekonomian yang dijalankan pelaku ekonomi Cina dalam menjalankan usahanya memiliki tingkat kohesifitas yang tinggi karena dipengaruhi oleh koneksi-koneksi kekeluargaan dan kesukuan, meskipun demikian pola ini mendorong pembentukan jaringan rasa percaya (network of trust) yang dibangun melewati batas-batas keluarga, suku, agama, dan negara. Pembangunan industri pada masyarakat dengan modal sosial tinggi akan cepat berkembang karena modal sosial akan menghasilkan energi kolektif yang memungkinkan berkembangnya jiwa dan semangat kewirausahaan di tengah masyarakat yang pada gilirannya akan menumbuhkembangkan dunia usaha. Investor asing akan tertarik untuk menanamkan modal usaha pada masyarakat yang menjunjung nilai kejujuran, kepercayaan, terbuka dan memiliki tingkat empati yang tinggi. Modal sosial, berpengaruh kuat pada perkembangan sektor ekonomi lainnya seperti perdagangan, jasa, konstruksi, pariwisata dan lainnya (Inayah, 2012 dalam Jurnal Pengembangan Humaniora hal 46-47).

Modal sosial pada bisnis online terdiri dari jaringan sosial, trust (kepercayaan), nilai dan norma. Ketiga elemen dari modal sosial tersebut sangat berperan dalam keberlangsungan bisnis online yang dijalankan. Jaringan yang dimaksud disini adalah hubungan atau koneksi antara penjual dan pembeli dimana hubungan tersebut memberikan suatu nilai yang positif bagi perkembangan bisnis online. Hubungan yang dibina baik antara penjual dan pembeli menjadi modal sosial yang berpotensi untuk memajukan bisnis online tersebut. Apabila pembeli merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh sebuah toko online maka pembeli tersebut tidak segan untuk merekomendasikan toko online tersebut kepada kerabat ataupun teman terdekat. Hal tersebut tentu saja dapat menguntungkan penjual karena semakin luasnya jaringan bisnis yang dimiliki maka toko online akan mengalami perkembangan yang pesat dan akan berdampak pada penjualan dan pemasukan. Seperti yang dituturkan oleh informan pengusaha online berikut ini :

“ Selain pelanggan dari online, bisnis hijab saya dapat meningkat penjualannya karena dibantu oleh promosi dari mama saya ke teman pengajiannya. Teman pengajiannya puas dan mempromosikan lagi kepada kerabat dan teman pengajian yang lain dan Alhamdulillah bisa menaikkan omset

penjualan hijab saya.” (Maisarah Dinata/27tahun/Perempuan).

Selain jaringan sosial sebagai salah satu penentu keberhasilan dalam menjalankan bisnis online, trust atau kepercayaan juga memiliki peranan penting.

Trust merupakan sebuah tolak ukur kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang dilakukan oleh sebuah toko online. Trust merupakan sebuah modal yang sangat berharga untuk kelangsungan sebuah bisnis online. Tanpa adanya trust atau kepercayaan dari pelanggan, usaha online yang sedang dijalankan seperti tidak memiliki kredibilitas.

Norma adalah seperangkat peraturan yang dibuat untuk dipatuhi dan dijalankan. Norma berperan untuk memberi batasan dan aturan dalam menjalankan bisnis online. Sebagai contoh, batasan transfer untuk pembelian online adalah 2x24 jam. Lewat dari waktu yang ditentukan maka hak pembeli untuk memesan dianggap sudah tidak berlaku lagi dan barang tersebut boleh dibeli oleh orang lain. Hal ini diterapkan agar pembeli dapat disiplin dalam membayar barang pesanan dan penjual tidak merasa rugi karena sudah menahan barang tersebut selama 2x24 jam. Apabila ada orang lain yang menginginkan barang tersebut tapi si pembeli pertama tidak memberi kepastian maka barang tersebut dapat dioper ke orang lain.

Putnam dalam Hasbullah (2006) menyatakan bahwa bangsa yang memiliki modal sosial tinggi cenderung lebih efisien dan efektif dalam menjalankan berbagai kebijakan untuk mensejahterahkan dan memajukan kehidupan rakyatnya. Modal sosial dapat meningkatkan kesadaran individu tentang banyaknya peluang yang dapat dikembangkan untuk kepentingan masyarakat.

Jaringan sosial (Social Network) diartikan sebagai berikut (1) adanya ikatan antar simpul ( orang atau kelompok) yang dihubungkan dengan media (media sosial). Hubungan ini diikat dengan kepercayaan; (2) adanya kerja antar simpul (orang atau kelompok) yang melalui media hubungan sosial menjadi satu kerjasama, bukan kerja bersama-sama; (3) seperti halnya sebuah jaringan (yang tidak putus) kerja yang terjalin antar simpul itu pasti kuat menahan beban bersama dan lebih banyak; (4) dalam kerja jaringan itu ada ikatan (simpul) yang tidak dapat berdiri sendiri, malah kalau satu simpul saja putus, maka keseluruhan jaringan itu tidak bisa berfungsi lagi, sampai simpul itu diperbaiki lagi. Semua simpul itu menjadi satu kesatuan dan ikatan yang kuat; (5) media (benang dan kawat) dan simpul tidak dapat dipisahkan. Atau antara orang-orang dan hubungannya tidak dapat dipisahkan; (6) ikatan atau pengikat (simpul) dalam kapital sosial adalah norma yang mengatur dan menjaga bagaimana ikatan dan medianya itu dipelihara dan dipertahankan (Lawang, 2004:50).

Menurut Putnam dalam Lubis (2001) adanya jaringan-jaringan hubungan sosial antara individu dalam modal sosial memberikan manfaat dalam konteks pengelolaan sumber daya milik bersama, karena hal tersebut dapat mempermudah koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan yang bersifat timbal balik. Jaringan sosial sebagai perekat dan penghubung antara penjual dan pembeli memiliki peranan yang sangat penting dalam keberlangsungan bisnis online. Jaringan yang dimaksud disini adalah jumlah follower atau pengikut yang ada di sebuah akun toko online yang ada di Instagram. Semakin banyak Jumlah follower yang dimiliki semakin besar kemungkinan sebuah toko online meningkatkan penjualan.

Hasil observasi yang telah dilakukan terhadap pengusaha online di Kota Medan menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya pengguna internet khususnya Instagram di Kota Medan maka jumlah follower di akun toko online mereka pun mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya pelanggan dari Kota Medan yang berbelanja online setiap harinya. Selain itu untuk memperluas jaringan penjualan serta menambah jumlah follower para pengusaha online ini juga mengikuti program promosi akun yang diadakan di Instagram. Pengusaha online juga sesekali mengadakan program Giveaway yang bertujuan untuk menambah follower. Hal ini mereka lakukan agar jaringan bisnis mereka semakin luas dan toko online mereka dapat dikenal oleh lebih banyak pengguna Instagram. seperti yang dikemukakan oleh informan pengusaha online berikut ini :

“ Saya mengikuti program promo akun yang biasa disebut SFS atau shout for shout dan juga sesekali mengadakan Giveaway untuk followers saya dengan tujuan menambah follower baru dan memperluas jaringan bisnis saya agar toko online saya semakin dikenal oleh pengguna Instagram dan memang setelah itu follower saya bertambah dan pelanggan juga semakin banyak yang membeli.” (Suci Harahap/21 tahun/ Perempuan).

Hal yang sama juga dikemukakan oleh salah satu informan berikut : “ Untuk memperluas jaringan toko online kami di Instagram kami mengikuti program Shout for shout dan juga mengadakan Giveaway. Setelah itu otomatis follower akan bertambah dan

penjualan juga semakin meningkat. Selain itu kami juga selalu meminta pelanggan yang sudah berbelanja untuk mentag akun toko online kami sewaktu ia mengupload foto yang memakai baju dari Fashionhouse10 agar dapat terlihat oleh followernya sehingga dapat memancing followernya untuk berbelanja juga di Fashionhouse10.” (Zi dan Lea/21 dan 22 tahun/Perempuan)

Selain itu ada pula yang meluaskan jaringan bisnisnya dengan memanfaatkan media sosial selain Instagram. contohnya Twitter, Blog dan Website. Seperti penuturan informan pengusaha online berikut ini :

“ Selain menggunakan Instagram saya terlebih dulu meluaskan jaringan bisnis online saya melalui Facebook, Twitter, Blog dan Website. Tujuannya untuk menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya dari segmen pengguna media sosial apapun. Selain itu belum tentu orang yang memakai Facebook suka memakai Twitter dan sebaliknya sehingga saya memanfaatkan setiap media sosial yang ada sebagai media berbisnis online. Selain itu ada juga Website yang ditujukan untuk orang-orang yang suka dan terbiasa berbelanja melalui Website. Intinya ingin mempermudah akses orang untuk berbelanja online sekaligus memperluas pasar.” (Febri Widya/26 tahun/ Perempuan)

Dari informasi yang dikemukakan oleh para pengusaha online di atas, diketahui bahwa untuk memperluas jaringan bisnis online diperlukan usaha yang cukup keras agar toko online semakin dikenal. Ada juga pengusaha online yang rajin

mengikuti bazaar untuk memperluas jaringan usahanya dan agar produknya semakin dikenal oleh masyarakat. Setelah masyarakat familiar dengan produk yang dijual, penjualan melalui online juga bisa semakin lancar karena masyarakat sudah mengenal dan mencoba melalui tester yang disediakan.

4.5.2. Trust dalam Bisnis Online

Kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma- norma yang dianut bersama (Fukuyama, 1995). Trust atau kepercayaan adalah sesuatu yang sangat penting untuk dijaga dan dipertahankan apabila ingin bisnis online tetap berjalan dengan baik. Sebab nama baik dan kredibilitas adalah sesuatu yang tidak dapat ditawar. Terlebih lagi pada bisnis online yang dimana berbelanja tidak dengan saling bertatap muka.

Cox (dalam Suparman 1995) mengatakan bahwa dalam masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan-aturan sosial cenderung bersifat positif, hubungan-hubungan juga bersifat kerjasama. Kepercayaan sosial pada dasarnya merupakan produk dari modal sosial yang baik. Kepercayaan juga dipandang sebagai komponen ekonomi yang relevan pada kultur yang ada pada masyarakat dan membentuk kekayaan modal sosial.

Kepercayaan atau trust harus dibangun, dikembangkan dan dijaga agar pelanggan tetap mau berbelanja di toko online. Inti kepercayaan antar manusia

lebih, termasuk dalam hubungan ini adalah institusi yang dalam pengertian ini diwakili orang; (b) Harapan yang akan terkandung dalam hubungan itu, yang kalau direalisasikan tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak; (c) Interaksi sosial yang memungkinkan hubungan dan harapan itu terwujud (Lawang, 2004:36).

Dari hasil observasi yang dilakukan kepada informan pengusaha online dapat terlihat bahwa trust merupakan fondasi dasar dalam berbisnis online yang sangat mereka jaga. Pengusaha online selalu berusaha menjaga nama baik toko onlinenya. Pengusaha online menyadari bahwa trust merupakan modal sosial yang sangat penting dalam menjalankan sebuah bisnis online. Untuk itu pengusaha online selalu menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan berusaha melayani pelanggan dengan seramah mungkin agar tidak terjadi kesalahpahaman. Seperti yang dituturkan oleh informan pengusaha online berikut ini :

“ Kepercayaan merupakan hal yang mutlak untuk dijaga dan nama baik adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipertahankan. Maka dari itu untuk bisa selalu mempertahankan kepercayaan dari pelanggan girlamours selalu memberikan pelayanan yang ramah. Selain itu saya selalu menjaga kualitas barang yang saya jual agar pelanggan selalu betah berbelanja di tempat saya. Sekalipun mereka tidak dapat memegang barangnya langsung karena berbelanja dari online, tapi atas dasar kepercayaan mereka selalu setia balik lagi berbelanja di girlamours.”(Mirna Piay/22 tahun/ Perempuan)

Selain alasan yang dikemukakan diatas, pengusaha online juga mengatakan untuk dapat meyakinkan calon pembeli online bahwa toko online mereka trusted atau dapat dipercaya adalah dengan sering meng-upload testimoni dari pelanggan yang sudah berbelanja di toko online mereka serta meminta pelanggan untuk men-taga atau menandai foto dimana pelanggan tersebut memakai baju dari butik sang pengusaha online. Tujuannya adalah untuk meyakinkan pelanggan bahwa para pelanggan yang berbelanja di toko online mereka adalah real atau nyata. Seperti yang dikemukakan oleh informan pengusaha online berikut :

“ Saya tidak pernah lupa berpesan kepada setiap pelanggan online yang berbelanja di toko online saya agar memfoto hijab hasil berbelanja mereka dan men-tag Dinata Hijab. Agar saya dapat meng-uploadnya juga di akun toko online saya sebagai pembuktian bahwa pelanggan saya puas dan suka dengan barang dari Dinata Hijab. Sekaligus juga untuk membuktikan bahwa Dinata Hijab adalah toko online yang trusted.” (Maisarah Dinata/26 tahun/Perempuan)

Untuk dapat mempertahankan kepercayaan pelanggan tentulah para pengusaha online harus terus meningkatkan kualitas mereka dalam melayani pelanggan dan selalu bersikap professional. Seperti halnya masalah pengiriman barang. Apabila sudah berjanji untuk mengirim barang diwaktu yang sudah disepakati jangan sampai mundur beberapa hari kebelakang. Karena hal ini bisa memicu perselisihan dan

menanti barang yang datang ke rumah mereka dan mencurigai toko online menipu mereka. Padahal masalah pengiriman adalah tanggung jawab jasa pengiriman yang bersangkutan. Untuk itu pengusaha online harus selalu memiliki nomor resi dari jasa pengiriman agar pelanggan online tersebut tetap dapat melacak keberadaan paketnya sudah sampai dimana.

4.5.3. Nilai dan Norma Dalam Bisnis Online

Nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, pantas, berharga dan mempengaruhi perilaku sosial orang-orang yang memiliki nilai tersebut. Sedangkan Norma adalah aturan-aturan yang biasanya tidak tertulis, namun demikian dapat dipahami oleh setiap individu dalam konteks hubungan sosial ekonomi (Lawang, 2004). Dalam menjalankan bisnis online tentu saja ada aturan yang diberlakukan. Tujuannya agar diantara penjual dan pembeli saling merasakan kenyamanan dan meminimalisir terjadinya kesalahpahaman.

Berdasarkan data di lapangan yang didapatkan dari hasil wawancara dengan para informan pengusaha online, dapat diketahui bahwa pada dasarnya di setiap toko online memiliki peraturan yang tidak jauh berbeda dan sudah menjadi ketentuan mutlak dalam berbelanja online. Nilai dan Norma yang diterapkan dalam toko online merupakan hal yang saling berhubungan dan sangat penting agar terwujudnya keteraturan dalam berbelanja online. Aturan dasar dalam berbelanja online adalah untuk mentransfer dahulu sejumlah uang yang merupakan total dari belanja

pelanggan tersebut barulah penjual berani mengirimkan barang tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh informan pengusaha online berikut ini :

“ Peraturan berbelanja di Blooming Laden sederhana saja seperti kebanyakan toko online lainnya. Ada uang ada barang. Saya tidak berani mengirim barang bila pelanggan tidak mentransfer. Saya tidak mau mengambil resiko ditipu oleh pelanggan karena saat ini sudah banyak sekali penipuan atas dasar transfer palsu di Instagram. Untuk itu penting bagi pengusaha online memiliki layanan sms banking atau internet banking untuk mengecek transferan benar-benar masuk atau tidak.” (Adin Lubis/20 tahun/ Perempuan)

Selain alasan yang dikemukakan diatas, ada juga pengusaha online yang memberlakukan sistem pre order sebagai aturan dalam berbelanja di toko online miliknya. Sistem pre order adalah sistem pemesanan barang dengan pembayaran dimuka separuh harga atau bisa juga seluruh harga. Tergantung kesepakatan pembeli dan penjual. Biasanya pre order dibuka ketika pemilik toko online akan berbelanja barang tersebut. Untuk menghindari penumpukan barang, maka penjual memberlakukan sistem pre order. Sehingga barang yang dipesan dan dibeli hanya berdasarkan kuota yang masuk. Seperti yang dikemukakan oleh informan pengusaha online berikut ini :

“ Saya memberlakukan sistem pre order pada pemesanan celana. Hal ini saya lakukan untuk menghindari penumpukan barang yang berlebihan dan karena belanja celananya di

cargo, maka saya harus benar-benar bijak dalam berbelanja agar tidak terjadi kelebihan kapasitas barang. Pembeli juga harus mentransfer dulu separuh dari harga celana tersebut sebagai tanda jadi. Sejauh ini pelanggan saya tidak pernah komplain akan hal tersebut.” (Suci Harahap/21 tahun/Perempuan)

Hal yang sama juga dikemukakan oleh informan pengusaha online berikut :

“ Kita memberlakukan aturan pre order untuk pemesanan celana. Hal ini untuk menghindari penumpukan barang yang mengakibatkan tidak berputarnya modal dan juga agar barang yang dibeli sesuai kuota pemesanan. Sebab celana memiliki berbagai ukuran yang berbeda. Sebagai tanda jadi dari pembeli mereka boleh mentransfer dahulu sebagian dari harga celana atau langsung melunasinya.” (Zi dan Lea/21dan Lea/Perempuan)

Tujuan dari diberlakukannya Nilai dan Norma dalam bisnis online adalah agar terciptanya keteraturan dalam berbelanja online. Sebab berbelanja online dengan belanja di toko biasa tidaklah sama. Pembeli tidak saling bertatap muka dan riskan mengalami salah paham. Maka dari itu perlu adanya Nilai dan Norma sebagai batasan agar penjual dan pembeli tidak kebablasan. Nilai dan Norma yang diterapkan oleh masing-masing toko online tidak jauh berbeda. Apabila ada peraturan lain yang diterapkan biasanya itu hanya tambahan saja dari penjualnya. Selain itu ada pula sistem transfer 2x 24 jam. Yaitu batas pemesanan dan transfer uang hanya boleh

selama 2x24 jam saja. Lewat dari waktu yang ditentukan barang boleh dibeli oleh orang lain. Hal ini diberlakukan agar pembeli dapat bersikap konsisten ketika memesan dan membeli barang. Jangan hanya memesan lalu tidak ada kejelasan. Penjual dapat mengalami kerugian apabila tidak ada tenggat waktu yang ditentukan. Bisa saja barang yang harusnya bisa dimiliki oleh orang lain jadi sia-sia dan menumpuk hanya karena berharap dari pembeli yang tidak jelas.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan mengenai “Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Upaya Peningkatan Penghasilan Pengusaha Online” ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1) Toko online di Instagram ada sejak Android membeli saham Instagram dan menguasai pasar Instagram. Harga handphone android yg relatif murah juga menjadi alasan toko online dapat berkembang pesat di Instagram. selain itu Instagram adalah aplikasi berbagi foto yang sangat mudah digunakan oleh siapa saja sehingga menjadi alternatif berjualan dan berbelanja online yang mudah.

2) Bisnis online menjadi sumber mata pencaharian yang diminati karena tidak membutuhkan modal yang besar namun bisa meraup untung yang

lumayan asalkan dijalani dengan serius. Pemilik toko online harus gigih dalam memasarkan produk jualannya dan juga harus melebarkan jaringan bisnisnya agar nama toko online semakin dikenal dan pelanggan menjadi semakin banyak.

3) Modal sosial yang terdiri dari jaringan sebagai perluasan bisnis, trust atau kepercayaan sebagai harga mati yang tidak bisa ditawar apabila ingin toko online dapat berkembang dan dipercaya oleh pelanggan serta nilai dan norma yang menjadi seperangkat aturan dalam menjalankan bisnis online merupakan elemen penting dalam menjalankan bisnis online.

4) Peningkatan penghasilan pada pengusaha online di Kota Medan dapat terlihat dari meningkatnya taraf hidup sang pengusaha. Peningkatan penghasilan juga dapat terlihat pada pengusaha online yang dapat membesarkan usaha yang dirintisnya dari nol. Pengusaha online yang tadinya seorang reseller kini menjadi supplier dan yang tadinya bekerja kantoran dengan gaji seadanya saat ini dapat memiliki penghasilan jauh diatas gajinya dulu.

5) Bisnis online masih akan terus berkembang dan diminati karena kemudahan yang ditawarkannya. Jumlah orang yang menggeluti bisnis online juga akan terus meningkat seiring pesatnya perkembangan internet.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan berserta kesimpulan, ada beberapa hal yang menjadi saran dalam penelitian ini yaitu :

1) Bagi para pengusaha online untuk lebih meningkatkan pelayanan yang ada. Jika sudah merasa sangat kerepotan menjalankan bisnis online sendirian, rekrutlah pegawai atau minta bantuan ke orang terdekat. Bersikap terbuka dan apa adanya ke pelanggan agar tidak terjadi salah paham. Bersikap ramah dan sopan agar pembeli betah berbelanja di toko online dan menaruh kepercayaan yang besar. Jangan pernah meremehkan siapapun yang menjadi pelanggan dan selalu tegas dalam memberlakukan aturan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

2) Bagi pembeli online agar lebih bersabar dalam berbelanja online. Berbelanja online tidak sama dengan toko biasa yang bisa langsung membawa pulang barangnya. Jangan mudah curiga apabila penjual lama membalas

pesan dari pembeli. Selalu menjadi pembeli yang konsisten dan bertanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Damsar. 2002. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta : Kencana Prenada Media

Group.

Field, John. 2005. Modal Sosial, Medan : Bina Medan Perintis. Field, John. 2010. Modal Sosial, Yogyakarta : Kreasi Wacana.

Fukuyama, Francis. 2002. Trust Kebajikan Sosial dan Pencipta Kemakmuran. Qalam:Yogyakarta.

Hasbullah, Jousari. 2006. Social Capital (menuju keunggulan Budaya Manusia Indonesia) Jakarta: MR-United Press.

Lawang, R, MZ. 2004. Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologi (suatu Pengantar). Depok: Fisip UI Press.

Lubis, Zulkifli, B. dan Fikarwin Zuska, Persitensi dan Model Transmisi Modal Sosial Dalam Pengelolahan Sumber Daya Milik Bersama, Laporan Penelitian, Kantor Menteri Negara Riset dan Tekhnologi Republik Indonesia, 2001. Meleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya.

Portes, Alejandro. The Two Meaning of Social Capital, Sosiological Forum, Vol 15,

Dokumen terkait