• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

C. Model Cooperative learning Tipe Make A Match

1. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe Make A Match

Proses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan siswa. Cooperative learning tipe make a match di

13

kembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Cooperative learning tipe make a match terdiri dari dua kata yaitu “make” yang berarti membuat dan “match” yang berarti mencocokan atau sesuai. Menurut Aqib (2013:

23) model Cooperative Learning tipe Make a Match (Mencari Pasangan) merupakan model yang diperkenalkan oleh Lena Curran, pada tahun 1994. Pada model ini siswa meminta mencari pasangan dari kartu. Huda (2012: 135) make a match merupakan teknik mencari pasangan sambil mempelajari konsep atau topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan. Selanjutnya Rusman (2013: 223) model cooperative learning tipe make a match merupakan model pembelajaran siswa mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa cooperative learning tipe make a match adalah suatu pembelajaran untuk mendapatkan suatu konsep diperlukan kerja sama antara teman, dengan cara mencari pasangan kartu jawaban dengan kartu soal secara tepat, melalui batas waktu tertentu dan dalam situasi yang menyenangkan. Ciri utama dari cooperative learning tipe make a match adalah kartu (soal ataupun jawaban).

2. Tujuan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match

Seperti halnya model-model pembelajaran lainya, model make a match memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penerapanya. Menurut Amin (2011: 45) tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran

14

dalam penerapan model cooperative learning tipe make a match ada tiga yaitu: (1) pendalaman materi, (2) menggali materi, (3) untuk selingan. 1. Pendalaman materi

Tujuan pendalaman materi bertujuan untuk melatih penguasaan materi dengan cara memasangkan antara pertanyaan dan jawaban. Pada prinsipnya untuk tujuan pendalaman materi siswa harus mempunyai pengetahuan tentang materi yang akan dilatihkan terlebih dahulu. Guru menjelaskan materi serta memberi tugas pada siswa untuk membaca materi terlebih dahulu sebelum diterapkan teknik make a match.

2. Menggali materi

Tujuan menggali materi bertujuan agar siswa sendiri yang akan membekali dirinya untuk mendapatkan pengetahuan. Guru hanya sebagai fasilitator yaitu dengan cara guru menulis pokok-pokok materi pada potongan kertas kemudian membagikan potongan kertas itu pada siswa secara acak. Siswa diminta untuk mencocokan atau memasangkan potongan kertas tersebut menjadi satu materi utuh. Siswa yang sudah menemukan pasanganya, secara otomatis menjadi satu kelompok. Setelah kelompok selesai menyusun materi menjadi satu kesatuan utuh, setiap kelompok diminta untuk melakukan presentasi. 3. Selingan

Tujuan selingan merupakan suatu tujuan yang digunakan agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran. Teknik yang dipakai sama dengan teknik mencari pasangan untuk mendalami materi.

15

Berdasarkan pendapat diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan cooperative learning tipe make a match adalah untuk menjadikan siswa mampu memahami materi pembelajaran yang berkaitan dengan konsep, baik pendalaman materi, menggali materi, maupun selingan agar pembelajaran menjadi tidak membosankan.

3. Langkah-Langkah Model Cooperative Learning tipe Make A match Guru dalam menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match harus mengikuti dan dapat mengembangkan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan kondisi kelas, agar pembelajaran yang diterapkan menjadi maksimal.

Menurut Huda (2012: 135) langkah-langkah cooperative learning tipe make a match adalah sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa topik yang mungkin cocok untuk sesi review;

2. Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu;

3. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya;

4. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lain yang memegang kartu yang berhubungan.

Sedangkan menurut Hanafiah & Cucu (2009: 46) langkah-langkah cooperative learning tipe make a match adalah sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu berisi konsep atau kartu yang cocok untuk sesi review. Sebaliknya kartu sebagaian soal dan kartu sebagai jawaban;

2. Setiap siswa mendapat sebuah kartu;

3. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban);

4. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin;

16

5. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya;

6. Kesimpulan

Penelitian tersebut sejalan dengan pendapat menurut Rusman (2013: 223) model cooperative learning tipe make a match merupakan model pembelajaran siswa mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

Berdasarkan teori diatas peneliti menyimpulkan langkah-langkah model cooperative learning tipe make a match adalah:

1) Membagi siswa menjadi 2 kelompok,

2) Menyiapkan beberapa kartu berisi konsep atau kartu yang cocok untuk sesi review.

3) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada siswa,

4) Memberikan kesempatan untuk mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban) sesuai dengan batas waktu yang ditentukan,

5) Meminta siswa untuk presentasi,

6) Membimbing siswa memberikan tanggapan apakah kartu soal dan kartu jawaban benar atau tidak,

7) Memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mampu menemukan jawaban dengan benar,

8) Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin tertinggi,

17

9) Mengevauasi hasil kerja siswa yang dibuat secara individu maupun kelompok.

4. Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning Tipe Make A Match Setiap model pembelajran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu pula deangan model cooperative learning tipe make a match. Rusman (2013: 223) salah satu kelebihan model cooperative learning tipe make a match adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai konsep atau topik dalam situasi yang menyenangkan. Menurut Huda (2013: 253) kelebihan dan kekurangan cooperative learning tipe make a match yaitu:

Kelebihan cooperative learning tipe make a match

1. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik;

2. Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan;

3. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa;

4. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi;

5. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar. Adapun kekurangan cooperative learning tipe make a match

1. Jika strategi ini tidak disiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang;

2. Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya;

3. Jika guru tidak mengarahkan siswa denagn baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan;

4. Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu; 5. Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan

kebosanan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa model cooperative learning tipe make a match

18

selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman yang mendalam mengenai model ini sehingga dalam penerapannya dapat dilaksanakan dengan baik dan efektif.

Dokumen terkait