• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

B. Ranah Rasa (Afektif) 1.Penerimaan

4. Model Cooperative

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model-model mengajar (teaching models) adalah blue print mengajar yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pengajaran. Cetak biru (blue print) ini lazimnya dijadikan pedoman perencanaan dan pelaksanaan pengajaran serta evaluasi belajar.

26

Dalam sebuah model mengajar biasanya terdapat tahapan-tahapan atau langkah-langkah (syntax) yang relatif tetap dan pasti untuk menyajikan materi pelajaran secara berurutan. Oleh karena itu, sebuah model mengajar dapat di anggap sebagai teori mini yang bersifat mekanis dalam arti berjalan secara tetap seperti mesin.27

Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan, pembelajaran di kelas atau yang lain. Joyce dan Weil, 1980:1). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien umtuk mencapai tujuan pendidikannya.

b. Dasar pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran

Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu:28

1) Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah:

a) Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan kompetensi akademik, kepribadian, sosial dan kompetensi vokasional atau yang dulu diistilahkan dengan domain kognitif, afektif,atau psikomotor?

b) Bagaimana komplektitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai? c) Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan

akademik?

2) Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran:

27

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 18, h. 187

28

Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2013) Cet. 6, h. 133

a) Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?

b) Apakah untuk mempelajari materi pembelejaran itu memerlukan prasyarat atau tidak?

c) Apakah tersedia bahan atau sumber-sumber yang relevan untuk mempelajari materi itu?

3) Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa

a) Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan peserta didik atau siswa?

b) Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi siswa?

c) Apakah model pembelejaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa?

4) Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis

a) Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model saja?

b) Apakah model pembelajaran yang kita terapkan dianggap satu-satunya model yang dapat digunakan?

c) Apakah model pembelajaran itu memiliki nilai efektivitas atau efisiensi?

Model Pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:29

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. 2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.

3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.

4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (a) urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax); (b) adanya prinsip-prinsip reaksi; (c) sistem sosial; dan (d) sistem pendukung.

5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.

29

6) Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.

c. Pengertian Model Cooperative

Sekolah bukanlah sekedar bangunan, kurikulum, dan mesin. Sekolah adalah jalinan relasi dan interaksi antar orang. Bagaimana interaksi interpersonal terstruktur menentukan keefektifan sekolah. Ketika guru dipandang sebagai bagian-bagian yang dapat saling dipertukarkan dengan mesin yang mencetak para siswa terdidik produksi massal, mereka cenderung menjadi terisolasi dan teralienasi dari satu sama lain serta dari pekerjaan mereka. Oleh karena itu, manfaat dari tim-tim Cooperative sangatlah besar bagi pengajar dan para murid.30

Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan pembelajaran aktif adalah memberikan tugas kepada murid untuk dikerjakan dalam kelompok kecil. Dukungan dari sesama murid dan perbedaan sudut pandang, pengetahuan, dan keterampilan menjadikan pembelajaran Cooperative bagian yang berharga dalam suasana pembelajran di kelas. Meskipun demikian, pembelajaran Cooperative tidak selalu efektif. Alih-alih pembelajaran yang sesungguhnya mungkin ada partisipasi yang tidak seimbang, komunikasi yang terburuk, dan kebingungan. Strategi-strategi berikut ini dirancang untuk memaksimalkan manfaat pembelajaran aktif dan meminimalkan kesulitan.31

Cooperative dapat diartikan sebagai Cooperative atau kerja sama. Marjan dan Mozhgan mengartikan cooperative sebagai suatu pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang melibatkan sekelompok siswa untuk bekerja bersama dalam memecahkan masalah, melengkapi tugas, dan menciptakan suatu produk. Sementara Smith dan Mac Gregor dalam Marjan dan Mozhgan mendefinisikan cooperative learning sebagai suatu istilah yang memasukkan berbagai pendekatan pendidikan yang

30

David W. Johnson, Roger T. Johnson dan Edythe Johnson Holubec, Colaborative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2010), Cet. 1. h. 176

31

Mel Silberman, Pembelajaran Aktif 101 Strategi untuk Mengajar to Teach any Subject,

melibatkan hubungan intelektual antar siswa, atau antara siswa dengan guru secara bersama-sama. Pada umumnya siswa bekerja dalam kelompok yang beranggotakan dua orang atau lebih, satu sama lain saling mencari pemahaman, solusi, pengertian, atau menciptakan suatu produk.32 Kedua pendapat tersebut memfokuskan pembelajaran Cooperative pada proses kerja sama antarsiswa dalam kelompok ketika pembelajaran berlangsung.

Dalam proses kerja sama, setiap siswa harus menyadari bahwa ia merupakan bagian dari suatu kelompok kecil yang harus saling bekerja sama untuk dapat mencapai tujuan bersama. Dengan kesadaran tersebut, setiap siswa akan memiliki rasa ketergantungan positif satu sama lain untuk dapat mencapai keberhasilan kelompok yang diinginkan bersama. Kunci utama untuk mencapai hasil tersebut mereka akan berusaha bekerja sama dengan maksimal salah satunya dengan cara mendiskusikan bersama informasi-informasi yang diberikan dengan sungguh-sungguh. Yang perlu ditekankan adalah pembelajaran kerja sama bukan sekedar menuliskan hasil akhir, tetapi yang menjadi komponen penting adalah bagaimana siswa dapat berproses bersama satu sama lain secara sinergis dalam mengembangkan pengetahuannya.

Secara bahasa collaborative learning memiliki arti yang hampir sama dengan istilah cooperative learning, yaitu bekerja sama. Namun pada dasarnya keduanya memiliki perbedaan. Menurut Gunawan: “Proses belajar secara Cooperative Learning bukan sekedar bekerja sama dalam suatu kelompok, tetapi penekanannya lebih kepada suatu proses pembelajaran yang melibatkan proses komunikasi secara utuh dan adil di dalam kelas”.Dari pendapat tersebut berarti yang menjadi fokus perhatian pembelajaran Cooperative adalah proses komunikasi antar siswa ketika bekerja sama, dan bagaimana mereka berproses bersama dalam mengembangkan pengetahuannya. Jadi pembelajaran Cooperative bukan bertujuan untuk menyamakan persfektif siswa mengenai suatu konsep tertentu sebagai hasil akhir diskusi kelompok, tetapi bertujuan untuk

32

memperkaya pengetahuan siswa dari berbagai persfektif yang muncul ketika diskusi berlangsung dan kemudian diharapkan siswa dapat menginternalisasi secara individu untuk memperoleh pemahaman mengenai konsep tertentu. Ada lima unsur penting dalam proses pembelajaran Cooperative, yaitu:

1) Adanya rasa kebersamaan;

2) Adanya interaksi yang saling mendukung antar anggota kelompok satu sama lain;

3) Adanya rasa tanggung jawab secara individu dan kelompok untuk keberhasilan proses pembelajaran;

4) Kemampuan komunikasi yang baik antarpribadi dalam suatu kelompok kecil;

5) Adanya proses refleksi terhadap fungsi dan kemampuan mereka bekerja sama sebagai suatu kelompok.33

d. Karakteristik Strategi Pembelajaran Model Cooperative

Pembelajaran Cooperative memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan strategi pembelajran lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses yang pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok, atau dalam mencapai tujuan peserta didik secara harmoni bekerja sama dengan teman kelasnya. Sesuai dengan sifatnya pembelajaran Cooperative yang lebih mengedepankan aspek kerjasama memiliki karakteristik sebagai berikut: 34

1) Pembelajaran secara tim

2) Pembelajaran dengan manajemen Cooperative 3) Kemauan untuk bekerja sama

4) Keterampilan bekerja sama

33

Mel Silberman, Ibid., h. 199

34

Junaedi, Dkk. Strategi Pembelajaran Paket 8-14 Learning Asistance Program For Islamic Schools, (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2008), Cet. 1, h. 10

e. Langkah-langkah Penggunaan Teknik Model Cooperative

Kegiatan belajar biasanya dilakukan melalui diskusi di dalam kelompok-kelompok kecil itu (sub group) dengan jumlah anggota masing-masing kelompok sekitar 3-4 orang.35

Diskusi dalam kelompok kecil terbukti sebagai cara pembelajaran yang paling efektif. Cooperative akan efektif jika ruang kelas ditata sedemikian rupa sehingga tidak menggambarkan situasi klasikal, tetapi dapat berbentuk setengah lingkaran, huruf U, kelompok tatap muka empat-empat, dobel setengah lingkaran dan lain sebagainya.36

Dalam kelompok kecil tidak ada ketua atau sekretaris. Yang diperlukan ialah pelapor (juru bicara) untuk melaporkan hasil diskusi di dalam kelompok besar. Adapun langkah-langkah penggunaan teknik model Cooperative:

1) Pendidik, mungkin bersama siswa, memilih dan menentukan masalah dan bagian-bagian masalah yang akan dibahas dan perlu diucapkan dalam kegiatan belajar.

2) Pendidik menunjuk beberapa siswa untuk membentuk kelompok kecil. Jumlah kelompok yang akan dibentuk dan banyaknya siswa dalam setiap kelompok kecil disesuaikan dengan jumlah bagian masalah yang akan dibahas.

3) Pendidik membagikan bagian-bagian masalah kepada masing-masing kelompok kecil. Satu kelompok membahas satu bagian masalah. Selanjutnya, pendidik menjelaskan tentang tugas kelompok yang harus dilakukan, waktu pembahasan (5-15 menit), pemilihan pelapor, dan lain sebagainya.

4) Kelompok-kelompok kecil berdiskusi untuk membahas bagian masalah yang telah ditentukan. Para siswa dalam kelompok kecil itu memperjelas bagian masalah, serta memberikan saran-saran untuk pemecahannya.

35

Sudjana, Metode dan Teknik pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah Production, 2005), Cet. 4, h. 122

36

5) Apabila waktu ditentukan telah selesai, pendidik mengundang kelompok-kelompok kecil untuk berkumpul kembali dalam kelompok besar, kemudian ia mempersilahkan para pelapor dari masing-masing kelompok kecil secara bergiliran untuk menyampaikan laporannya kepada kelompok besar.37

6) Pendidik, atau seorang siswa yang ditunjuk, mencatat pokok-pokok laporan yang telah disampaikan. Selanjutnya para siswa diminta untuk menambah, mengurangi, atau mengomentari laporan itu. Pendidik bersama siswa dapat mengajukan kemungkinan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil diskusi dan selanjutnya melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil diskusi itu.38

f. Kelebihan dan Kekurangan Model Cooperative

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Cooperative

Kelebihan Kekurangan

1) Peserta didik yang kurang biasa menyampaikan pendapat dalam kelompok belajar seolah-olah oleh situasi untuk berbicara dalam kelompok kecil.

2) Menumbuhkan suasana yang akrab, penuh perhatian terhadap pendapat orang lain, dan mungkin akan menyenangkan. 3) Dapat menghimpun berbagai

pendapat tentang bagian-bagian masalah dalam waktu singkat. 4) Dapat digunakan bersama

1) Mungkin terjadi pengelompokan yang pesertanya terdiri atas orang-orang yang tidak tahu apa-apa, sehingga kekuatan kelompok tidak seimbang. 2) Laporan kelompok-kelompok

kecil tidak tersusun secara sistematis dan tidak terarah.

3) Pembicaraan mungkin dapat berbelit-belit.

4) Membutuhkan waktu untuk

37

Sudjana, Op.cit., h. 123

38

teknik lain sehingga penggunaan teknik ini bervariasi.

mempersiapkan masalah dan untuk bagian masalah itu.

Dokumen terkait