• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Komunikasi Bisnis Pengusaha Kerawang Gayo di Aceh

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Model Komunikasi Bisnis Pengusaha Kerawang Gayo di Aceh

Saat ini peluang untuk berbisnis sangatlah besar. Setiap orang dapat membangun bisnis apapun yang ia inginkan, asalkan ada kemauan dan usaha untuk berbisnis. Tak hanya itu konsisten dalam menjalankan bisnis menjadi salah satu kunci agar bisnis tersebut bisa semakin berkembang. Untuk membangun sebuah bisnis kita dapat memulainya dengan mengandalkan skill maupun keahlian yang dimiliki. Meskipun bisnis tersebut terbilang kecil, bisnis itu akan berpeluang menjadi bisnis yang besar apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Terdapat banyak jenis usaha kecil yang bisa dipilih, mulai dari usaha kuliner, pakaian, kerajinan dan lain-lain. jika bisnis tersebut dijalankan dengan baik maka akan sangat berpotensi menjadi bisnis yang menjanjikan. Selain itu, dalam menjalankan sebuah usaha atau bisnis harus memiliki manfaat, baik manfaat untuk pengusaha itu sendiri maupun untuk orang lain. Seperti salah satu pengusaha kerawang Gayo yang berada di kampung Bebesen. Ibu Sakdiah

memilih menjadi pengusaha kerawang karena merupakan keahlian yang ia miliki. Selain itu usaha ini adalah sebagai upaya melestarikan budaya khas Gayo.

“Usaha kerawang Gayo merupakan usaha turun temurun dari keluarga, dan membuat kerawang adalah keahlian yang saya miliki. Dulu, sebelum membuka usaha, saya membuat kerawang berdasarkan pesanan dari pembeli. Karena banyak yang memesan dan menyukai kerawang yang saya buat, saya akhirnya memutuskan untuk membuka toko. Karena saat ini kerawang semakin digemari oleh berbagai kalangan, jadi saya terus mengembangkan usaha kerawang ini. Selain itu juga sebagai bentuk upaya saya dalam melestarikan budaya khas Gayo agar tidak punah.”8

Sedangkan menurut pengusaha kerawang lain yaitu ibu Diana yang juga berada di kampung bebesen berpendapat bahwa bisnis kerawang ini adalah bisnis yang memudahkan karena merupakan bisnis rumahan, walaupun berbisnis namun tetap berada di rumah dan tidak meninggalkan keluarga.

“Bisnis kerawang ini kan jenis bisnis rumahan, jadi selain berbisnis dan mendapatkan penghasilan, saya juga tidak meninggalkan suami, dan anak-anak saya. Selain itu saya juga memperkerjakan 22 pengrajin kerawang yang seluruhnya berasal dari kampung ini, pengrajin tersebut biasanya saya beri tugas untuk membuat satu produk yang nantinya akan mereka buat di rumah. Bahan dari saya dan juga modelnya saya yang tentukan, mereka tinggal membuatnya saja. Nanti ketika sudah selesai mereka akan membawa ke toko kemudian saya berikan gajinya.”9

Selain mendapat keuntungan dari hasil menjual kerawang, bisnis tersebut juga dapat membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Ibu Diana merasa senang karena dapat memperkerjakan beberapa orang untuk meningkatkan hasil ekonomi masyarakat lainnya. Dapat dikatakan bahwa usaha ini juga memberi manfaat untuk orang banyak, yaitu membuka lapangan kerja bagi masyarakat di sana.

8

Hasil wawancara peneliti dengan Sakdiah, Pemilik toko M. Jastin Souvenir Kerawang, di Desa Bebesen, pada 13 Juli 2019.

9 Hasil wawancara peneliti dengan Diana, Pemilik toko Diana Souvenir Kerawang di Desa Bebesen, pada 13 Juli 2019.

“Saya membuka bisnis ini selain bertujuan untuk menambah penghasilan juga saya mengharap dapat terbuka nya lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar, alhamdulilah usaha saya ini dapat memberi manfaat bagi orang lain. awalnya sebagian masyarakat tidak memiliki pekerjaan sekarang sudah ada. Pekerjaannya pun sesuai dengan skilll dan kemampuan mereka ”10

Beberapa manfaat lainnya dari hadirnya usaha ini adalah bertambahnya sarana dan prasarana seperti tempat pelatihan khusus untuk membuat kerawang yang berada di Kampung Bebesen ini. Hal ini tentu sangat berguna bagi masyarakat maupun tamu yang datang ke kampung ini untuk belajar membuat kerawang.

“Disini ada tempat khusus yang dibangun sebagai tempat belajar membuat kerawang, terutama jika ada tamu yang datang ke kampung ini. Selain itu daerah lain juga banyak yang order kerawang di sini untuk kemudian dijual kembali. Karna di sini sudah banyak ragam jenis kerawang nya. Kami modifikasikan ke bentuk lain jika dapat inspirasi, hal ini juga bertujuan supaya pencinta kerawang tidak bosan dengan jenis barang yang sama”11

Pengusaha kerawang di Bebesen memang lebih banyak dibandingkan pengusaha kerawang yang ada di tempat lain. hal ini terlihat ketika pertama kali memasuki kampung bebesen.12 Toko souvenir kerawang berjejer, bahkan dekat dengan toko yang lain. Sekilas usaha ini terlihat baru, padahal sebenarnya tidak. Berdasarkan salah satu pengusaha kerawang, kak Kiki yang mengatakan bahwa usaha kerawang di kampung bebesen merupakan usaha turun temurun dari keluarga. Bahkan, proses pembuatan kerawang melibatkan seluruh anggota keluarga.

10 Hasil wawancara peneliti dengan Sakdiah Bebesen...., 13 Juli 2019.

11

Hasil wawancara peneliti dengan Diana Bebesen...., 13 Juli 2019.

12

Hasil observasi peneliti di Kampung Bebesen, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, pada 5 Januari 2019.

“Kami merupakan generasi ke empat yang mengembangkan usaha ini, dulu hanya memproduksi kerawang jika ada yang memesan dalam jumlah kecil. Namun sekarang permintaan pembeli semakin meningkat. Maka dari itu kami melibatkan seluruh keluarga untuk menjadi pengrajin kerawang. Mulai dari ayah, mamak, kakak, adik, dan abang ipar. Hal ini sekaligus mengajarkan mereka untuk dapat mengembangkan usaha kerawang kedepannya.”13

Beragam jenis produk kerawang di produksi oleh pengusaha kerawang di kampung Bebesen.14 Hal ini karena kerawang semakin dikenal oleh masyarakat setempat maupun yang berada dari luar daerah. Produk yang dijual sangat beragam, unik dan menarik. salah satu pengusaha kerawang, ibu Idawati yang sudah menjadi pengrajin kerawang sejak tahun 1984 ini mengatakan bahwa pembuatan kerawang bisa menghabiskan waktu dua minggu hingga satu bulan. Tergantung tingkat kesulitan dalam membuatnya.

“Produk kerawang diproduksi setiap hari sesuai dengan permintaan konsumen. Ada yang sekali memesan puluhan hingga ratusan produk. Biasanya yang memesan dinas-dinas tertentu yang mengadakan pelatihan kerawang. Produk yang kami jual itu banyak, misalnya seperti: baju,

pawak (rok), tas, dompet, syal, selendang, peci, sajadah, sepatu, jilbab, upuh ulen-ulen, koper, payung, ampang (untuk acara pernikahan)

aksesoris hingga pelaminan bermotif kerawang Gayo. Proses pembuatan bisa meghabiskan waktu dua minggu hingga satu bulan, tergantung produk apa yang dibuat. biasanya produk yang proses pembuatannya lama itu seperti baju, pawak (rok) upuh ulen-ulen maupun pelaminan bermotif kerawang.” 15

Setiap pengusaha memiliki cara berkomunikasi yang berbeda-beda, tergantung keterampilan yang dimiliki oleh pengusaha tersebut. Pengusaha tentunya menggunakan komunikasi verbal maupun non verbal dalam menjual

13

Hasil wawancara peneliti dengan Kiki, Pemilik toko Gandhi Souvenir Kerawang di Desa Bebesen, pada 14 Juli 2019.

14 Hasil observasi peneliti di Kampung Bebesen, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, pada 6 Januari 2019.

15 Hasil wawancara peneliti dengan Idawati, pemilik Toko Souvenir Ida Kerawang di Desa Bebesen, pada 14 Juli 2019.

produknya kepada konsumen, seperti yang dilakukan oleh ibu Idawati. Dalam menjual produk kerawangnya, ia melakukan berbagai pendekatan dengan pembeli. Sikap ramah dan sopan menjadi hal yang sangat diperhatikan dalam menjaga hubungan baik dengan pembeli.

“Saat ada pembeli yang datang langsung untuk membeli produk kami, kami menyambutnya dengan senyum ramah dan sopan. Kami mencoba menanyakan produk apa yang dicari oleh pembeli tersebut. Biasanya pembeli langsung menanyakan model dan juga harga produk. Kami juga menggunakan bahasa indonesia jika pembeli berasal dari luar daerah. Namun jika pembeli merupakan orang Gayo maka kami memilih menggunakan bahasa Gayo agar lebih nyaman dengan pembeli dan menarik minat pembeli. Jika pembeli nyaman dengan pelayanan kami berikan, kami yakin pembeli akan datang lagi ke toko kami bahkan bisa menjadi pelanggan.”16

Dalam menjalankan sebuah bisnis, sangat penting memperhatikan komunikasi. komunikasi bisnis dilakukan agar tercapainya keberhasilan dalam berbisnis dan meningkatkan penjualan guna memperoleh keuntungan. Seperti ibu Idawati yang menggunakan komunikasi secara langsung kepada pembeli.17 Sebagai komunikator, bu Idawati menyampaikan pesan secara langsung kepada pembeli yaitu sebagai komunikan. Kemudian pembeli memberikan umpan balik

(feedback) kepada pengusaha (komunikator) berupa pertanyaan tentang harga

maupun model produk. Dapat dikatakan bahwa pengusaha kerawang Gayo menggunakan model komunikasi interaksional (komunikasi dua arah).

Pengusaha lainnya seperti ibu Sakdiah, menjelaskan bahwa ada sebagian pembeli ingin mengetahui proses pembuatan dan juga makna serta filosofi yang

16

Hasil wawancara peneliti dengan Sakdiah Bebesen...., 13 Juli 2019.

17 Hasil observasi peneliti di Kampung Bebesen, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, pada 7 Januari 2019.

terdapat dalam motif kerawang Gayo. 18Ibu Sakdiah yang memang asli dari kampung Bebesen mengetahui makna motif yang ada pada kerawang Gayo dan menjelaskannya pada konsumen yang bertanya. Ini artinya ibu sakdiah melakukan komunikasi bisnis interaksional yang mana adanya umpan balik yang diberikan oleh pembeli.

“Ada sebagian pembeli yang tertarik ingin melihat langsung proses pembuatan kerawang, karena katanya motifnya unik. Dia tanya-tanya juga tentang filosofi motif kerawang ini. Kemudian saya jelaskan karna saya tau makna dari motif dan juga warna dari kerawang ini. Salah satunya motif emun berangkat yang melambangkan kesetiaan dan persatuan dalam masyarakat Gayo. Kemudian kerawang yang berwarna dasar kuning pada zaman dahulu hanya boleh dipakai oleh reje (raja) jika sekarang diartikan sebagai kepala kampung atau pemerintah. Warna ini sebenarnya tidak boleh dipakai oleh orang lain karena merupakan suatu bentuk kehormatan kepada raja. Namun sekarang siapa saja sudah memakainya.”19

Informasi yang disampaikan merupakan salah satu fungsi komunikasi bisnis yang telah dibahas di bab sebelumnya. Informasi tersebut digunakan untuk memperkenalkan produk kerawang kepada konsumen sekaligus memberikan pengetahuan. Apalagi ketertarikan pembeli atau konsumen terhadap produk kerawang berbeda-beda.

Konsumen yang tertarik dengan produk, pelayanan yang nyaman, kata-kata persuasif dari pengusaha, pengetahuan dan informasi tentang produk, kemudian konsumen melakukan komunikasi yang efektif dengan pengusaha dan berujung dengan adanya transaksi yaitu konsumen tertarik membeli produk, maka pengusaha tersebut telah menggunakan model komunikasi transaksional.20 Di

18

Hasil observasi peneliti di Kampung Bebesen, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, pada 8 Januari 2019.

19

Hasil wawancara peneliti dengan Sakdiah Bebesen...., 13 Juli 2019.

mana pengusaha (komunikator) menyampaikan pesan kepada pembeli (komunikan), namun pembeli juga bisa menjadi seorang komunikator dan pengusaha menjadi komunikan, maka komunikasinya berjalan secara terus menerus.

Dalam memasarkan ataupun menjual produk, pengusaha kerawang juga menggunakan beberapa media seperti telepon, sms, WhatsApp, Instagram, Facebook bahkan komunikasi dari mulut ke mulut. Pengunaan media lebih sering digunakan jika berkomunikasi dengan pembeli yang berada diluar daerah, maka cara memesan produk tersebut melalui media.

Biasanya pembeli yang berasal dari daerah sekitar kota Takengon, langsung datang memesan kerawang ke toko atau memesan melalui telepon. Seperti kak Kiki misalnya, biasanya ia mempromosikan usaha miliknya melalui Instagram ataupun WhatAapp, kemudian jika orang tersebut tertarik maka dikirim video sekaligus deskripsi tentang barang melalui media tersebut.21 Atau jika yang sudah mengenal kak Kiki sebagai pengusaha kerawang, maka pemesanan dilakukan melalui telepon ataupun WhatsApp.

“Jika ada pembeli yang berada di luar daerah biasanya pesan lewat DM instagram WhatsApp atau melalui telepon, karena peminat kerawang Gayo ini ada yang berasal dari luar daerah seperti di Malang, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, bahkan Luar Negeri seperti Malaysia. Karena jarak yang jauh, jadi kami mengirim foto dan video serta deskripsi tentang produk tersebut melalui Instagram ataupun WhatsApp.” 22

Di sisi lain, sebagian pembeli ada yang tidak berminat dengan kerawang karena mendengar harganya. Bahkan ada sebagian pembeli yang membandingkan

21

Hasil observasi peneliti di Kampung Bebesen, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, pada 9 Januari 2019.

harga kerawang yang berada di kampung Bebesen ini dengan harga kerawang yang berada di toko souvenir yang ada di Kota Banda Aceh atau Lhokseumawe. Salah satu pembeli kerawang, Desi mengatakan bahwa harga kerawang menurutnya mahal.

“Saya pernah membeli produk kerawang jenis rok. Saya suka dari dan motif dan warnanya yang bagus, namun setelah saya tanya ternyata harganya Rp. 500 ribu. Saya tidak jadi membelinya karna harga segitu mahal untuk sebuah rok. Begitu saya tanya harga di toko souvenir di kota Banda Aceh, harga rok kerawang di sana ternyata berkisar antara Rp. 200-300 ribu. Akhirnya saya beli rok kerawang yang di toko souvenir itu karna lebih murah”23

Salah seorang pembeli kerawang juga merasakan hal yang sama, nisa seorang pembeli, yang sudah lama ingin membeli motif kerawang. Menurutnya, harga kerawang mahal jika dibandingkan dengan kerawang di toko yang berada di kota.

“lumayan sih harganya kalo untuk sepasang baju, tapi kerawang nya bagus saya suka. Setelah dengar harganya ga jadi beli karena mahal. Memang motifnya berbeda sama kerawang yang di jual di tempat lain. Tapi saya mau cari yang lebih murah lagi, karena menurut saya harga segitu mahal.”24

Setelah peneliti melihat, dan mewawancarai dua orang karyawan di toko souvenir di Banda Aceh, ternyata kerawang yang dijual mereka bukan kerawang Gayo Asli, namun kerawang Gayo yang telah dicampur dengan motif Aceh seperti motif Pintu Aceh.25 Selain itu bahan yang dipakai adalah bahan sifon, yang jelas berbeda kualitasnya dengan kerawang Gayo yang diproduksi di kampung Bebesen. Produk yang dijual pun murah karena produk tersebut dikirim dari Lhokseumawe, bukan dari kota Takengon.

23

Hasil wawancara peneliti dengan Desi, pembeli kerawang, pada 16 Juli 2019.

24 Hasil wawancara peneliti dengan Nisa, pembeli kerawang, pada 17 Juli 2019.

25

“Produk kerawang yang dijual disini ada tas, baju, koper bermotif kerawang. Motifnya bukan Cuma motif kerawang Gayo, tapi ada campuran motif Acehnya seperti motif pintu Aceh dan bunga jeumpa misalnya. Warna dan modelnya juga beragam. Kalau bahan biasanya dari sifon atau katun. Kerawang ini ,menjadi produk yang diminati para pembeli di sini karna motifnya bagus dan hargannya tidak terlalu mahal . Harga tas misalnya, mulai dari Rp.150 ribu hingga Rp. 200 ribu dan kebanyakan produk kerawang ini di pasok dari lhokseumawe.”26

Sebagai pusat pengrajin kerawang, harga kerawang di kampung Bebesen lebih mahal dibandingkan di toko souvenir yang ada di Banda Aceh. Namun salah satu pengusaha kerawang, Ibu Diana menjelaskan bahwa harga kerawang Gayo sudah sesuai. Memang harganya mahal, namun sesuai dengan kualitas dan proses pembuatannya. Apalagi kerawang ini adalah asli kerawang Gayo dan tidak ada campuran motif lain.

Selain itu proses pembuatan produk kerawang menghabiskan waktu yang cukup lama serta kualitas produk yang bagus membuat produk kerawang di kampung Bebesen ini mahal. Hal ini juga dilihat dari bahan yang dipakai dan tingkat kerapian jahitannya. Ibu Diana mengatakan jika ada yang mengatakan bahwa kerawang mahal, kami akan menjelaskan secara langsung kepada pembeli perbedaan kerawang yang ada di kampung Bebesen dengan yang dijual di toko Souvenir.

“jika ada yang mengatakan bahwa kerawang mahal, mungkin karena ia belum tau perbedaan kerawang yang asli dengan campuran. Kami menjelaskan secara langsung dengan membuat perbandingan, bahwa harga kerawang sebenarnya tidak mahal, harga tersebut sudah sesuai dengan proses pembuatannya, tingkat kesulitannya Serta dilihat dari kualitas dan bahan yang digunakan pengrajin. Kami membuat kerawang dengan motif asli khas Gayo, tidak dilukis terlebih dahulu, namun langsung dibordir ke kain. Kain yang kami gunakan biasanya kain evita dan benang bordir sinar

26

Hasil Wawancara peneliti dengan karyawan toko Putroe Aceh Souvenir dan toko Pocut Souvenir di Banda Aceh, pada 22 Juli 2019

mas. Kami juga mengutamakan kerapian agar pelanggan puas dengan produk kami. Sehingga hasilnya bagus dan dijamin berkualitas. Kami juga melayani pembeli dengan sebaik mungkin dengan mengutamakan keramahan dan bahasa yang sopan” 27

Salah satu pembeli produk kerawang, Rembune mengatakan bahwa jelas produk kerawang mahal karena proses pembuatan kerawang tidak mudah butuh ketelitian dan waktu yang lama dalam membuatnya. Meskipun mahal tetap saja Rembune tertarik untuk membeli kerawang karna merupakan ciri khas daerah yang harus disenangi. Dan sebagai konsumen Rembune berharap produk kerawang semakin digemari oleh masyarakat

“Saya suka dengan kerawang, bahkan sudah beberapa kali membeli baju motif kerawang, tas kerawang, aksesoris kerawang dan hasilnya sangat rapi dan bagus. Proses pembuatannya juga lama dan sulit, maka wajar kalau harganya mahal. Pelayanan pengrajinnya juga bagus, ramah dan bahasanya sopan dalam melayani saya. Mereka juga memberikan pilihan model yang bagus untuk motif kerawang di baju saya. Kerawang ini juga merupakan salah satu kerajinan khas yang di setiap motifnya mempunyai makna dan filosofi kehidupan masyarakat gayo jadi harus dilestarikan.”28

Seorang pembeli lainnya, yuni, juga berpendapat bahwa kerawang merupakan warisan budaya. Sebagai pecinta seni ia mengaku kagum dengan motif kerawang yang memang sangat indah. Terlebih lagi sudah banyak produk yang disulap menggunakan motif kerawang.

“ sudah sering saya pesan produk kerawang itu, mulai dari baju, tas, peci, gaun bahkan sekarang saya liat pengusaha kerawang sudah ada yang membuat koper bermotif kerawang. Kerawang ini sangat unik, motifnya indah jadi wajar saja jika harganya mahal. Sebanding dengan kesulitan dan waktu dalam membuatnya. Sudah banyak juga baju persatuan dinas pemerintahan maupun guru sekolah yang bermotif kerawang. Tentunya hal ini bagus. Karena merupakan salah satu bentuk dukungan dalam

27

Hasil wawancara peneliti dengan Diana...., 11 Juli 2019.

28 Hasil wawancara peneliti dengan Rembune, pembeli produk Kerawang di Desa Bebesen, pada 19 Juli 2019.

melestarikan budaya. Biasanya saya pesan kerawang lewat WhatsApp, saya sendiri yang request motif dan letak motifnya di mana. Nanti tinggal mereka bordir.”29

Kerawang memang banyak diminati oleh berbagai lapisan masyarakat. Membuat kerawang butuh ketelitian tinggi dan harus fokus. Jika salah membordir maka rusaklah kain kerawang tersebut. Maka dari itu keterampilan khusus, kesabaran, dan kekreatifan seorang pengusaha sangat diperlukan supaya usaha kerawang ini tetap eksis dan tidak punah. Berbagai inovasi dilakukan oleh pengusaha agara produk kerawang tetap mengikuti trend namun nilai-nilai filosofinya tetap ada.

“Saya sudah langganan disini, kalo pesan kerawang ke sini. Sudah yakin dengan hasilnya, bagus dan rapi. Penjualnya juga ramah, mereka menawarkan berbagai jenis model kerawang dengan harga yang berbeda-beda. Mereka sangat menjamin kualitas produk yang dibuat. Sebagai pembeli kita harus menghargai pengusaha kerawang tersebut. Tidak semua orang bisa membuat kerawang, susah. Kalaupun bisa pasti kurang rapi. Sebagai pembeli saya puas dengan harganya, kualitasnya juga bagus.”30

Peneliti melihat bahwa pengusaha kerawang Gayo menggunakan model komunikasi bisnis interaksional, yang mana pengusaha meyakinkan konsumen untuk bisa membedakan produk kerawang sehingga membuat harga kerawang di kampung Bebesen Mahal. Dengan menggunakan fungsi persuasif pengusaha juga mencoba membujuk konsumen untuk membeli produk kerawang Gayo.

Adanya umpan balik ataupun respon positif dari konsumen berdasarkan pesan yang disampaikan oleh pengusaha tersebut, maka komunikasi dapat dikatakan efektif karena bisa memberikan pemahaman serta menumbuhkan rasa saling mengerti antara pengusaha dengan pembeli.

29

Hasil wawancara peneliti dengan Yuni, pembeli kerawang, pada 17 Juli 2019.

Pengusaha kerawang Gayo yang berada di kampung bebesen ini juga menggunakan model komunikasi transaksional saat berkomunikasi dengan pengusaha lainnya. Mereka berinteraksi terus menerus dan bahkan melakukan transaksi.Tidak ada persaingan maupun konflik antar pengusaha kerawang di Kampung ini. Semuanya menjalankan usaha masing-masing tanpa tanpa ada keributan antar pengusaha. Ibu idawati juga menjelaskan, sesama pengusaha kerawang kami selalu berkomunikasi, bahkan kami saling membantu dalam memenuhi pesanan kerawang yang diinginkan konsumen.

“Pengusaha kerawang Gayo di sini tidak pernah terlibat pertikaian maupun konflk. Semua menjalankan usahanya masing- masing tanpa merasa bersaing. Malah kami selalu berkomunikasi, menjaga hubungan. Jika konsumen memesan kerawang di toko kami misalnya, tapi stok di toko kami kurang, untuk memenuhi kekurangan pesanan tersebut, saya menghubungi pengusaha kerawang lainnya untuk bisa memenuhi kekurangan pesanan kerawang.”31

Hal tersebut juga senada dengan yang dikatakan ibu sakdiah. Sebagai pengusaha kerawang, ia merasa tidak memiliki saingan. Meskipun bersebelahan dengan toko kerawang lainnya, ia tetap menjalankan orderannya tanpa terganggu dengan pengusaha lainnya.

“Saya pribadi tidak merasa terganggu meskipun usaha saya berdekatan dengan pengusaha kerawang lainnya.menurut saya rezeki sudah Allah yang ngatur, untuk apa takut tersaingi, takut usaha tidak ada pembeli. Semua kembali lagi tergantung paada pengusaha masing-masing. Setiap pengusaha memiliki pelanggan pasti memiliki kelebihannya masing-masing. Untuk menarik pembeli selain melakukan berbagai inovasi, saya juga menjaga kepercayaan pembeli yang sudah membeli produk buatan saya.”

Menjaga kepercayaan pembeli merupakan salah satu etika dalam berbisnis.

Dokumen terkait