BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.6. Model Learning Cycle
Learning cycle (Siklus Belajar) merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis yang berpusat pada siswa. Model learning cycle
bertujuan membantu mengembangkan berpikir siswa dari berpikir konkret ke abstrak atau konkret ke abstrak. (Wena, 2011:171)
Model ini diperkenalkan pertama kali lebih dari 30 tahun yang lalu oleh Robert Karplus dalam program sains sekolah dasar yaitu Science Curriculum Improvement Study (SCIS). Model pembelajaran ini telah banyak diaplikasikan dalam penelitian tindakan kelas di Indonesia baik di tingkat sekolah dasar maupun di tingkat sekolah lanjutan. Pada awal mulanya model ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:
a) Eksplorasi (exploration), siswa terlibat dalam memecahkan masalah atau tugas. Tujuan fase ini adalah melibatkan siswa dalam aktifitas yang memotiva-si, membutuhkan pengalaman hands-on dan interaksi verbal, yang menyedia-kan dasar bagi perkembangan tertentu. Fase ini juga menyediamenyedia-kan kesempatan siswa untuk menyadari konsep personalnya tantang fenomena alam atau fenomena sosial dilingkungannya.
b) Pengenalan konsep (concept introduction), pengajar mengumpulkan informasi dari siswa tentang pengalaman eksplorasinya dan menggunakan informasi tersebut untuk menggenakan konsep utama dari pelajaran serta setiap kosa
kata yang berhubungan dengan konsep. Selama fase ini, pengajar mengguna-kan buku acuan, bantuan audiovisual, bahmengguna-kan tertulis laiinya atau ceramah singkat.
c) Penerapan konsep (concept application), siswa mempelajari tambahan contoh konsep utama pelajaran atau melakukan tugas baru yang dapat dipecahkan berdasarkan aktifitas eksplorasi dan pengenalan konsep sebelumnya. (Wena, 2011:171),
Anton E. Lawson menjelaskan tentang model learning cycle. The learning cycle is a menthod of instruction that consist of three phase challed exploration, term introduction, and concept application. Maksud dari pendapat Lawson adalah
learning cycle adalah sebuah metode yang terdiri dari tiga fase yaitu exploration,
term introduction, dan concept application.
Menurut Lorsbach (dalam Wena, 2011:171), pada proses selanjutnya, tiga tahap siklus tersebut mengalami pengembangan. Tiga siklus tersebut saat ini dikembangkan menjadi lima tahap yang terdiri menjadi atas tahap (1) pembang-kitan minat (engogement), (2) eksporasi (exploration), (3) penjelasan (explanati-on), (d) elaborasi (elaboration), dan (5) Evaluasi (evaluation).
a) Tahap Pembangkitan Minat (Engogement)
Tahap pembangkitan minat merupakan tahap awal dari Learning Cycle. Pada tahap ini, guru berusaha membengkitkan dan mengembangkan minat dan keingintahuan (curiosity) siswa tentang topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang proses factual dalam kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topik bahasan).
Dengan demikian, siswa akan memberikan respon/jawaban, kemudian tahuan tersebut dapat dijadikan pijakan oleh guru untuk mengetahui penge-tahuan awal siswa tentang pokok bahasan. Kemudian guru perlu melakukan identifikasi ada/tidaknya kesalalahan konsep pada siswa. Dalam hal ini guru membangun keterkaitan/penarikan antara pengalaman kesehatan siswa dengan topik pembelajaran yang akan kita bahas.
b) Tahap Eksporasi (Exploration)
Eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus belajar. Pada tahap eksplorasi dibentuk kelompok-kelokpok kecil antara 2-4 siswa, kemudian diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil tanpa pembelaja-ran langsung dari guru. Dalam kelompok ini siswa didorong untuk menguji hipotesis dan atau membuat hipotesis baru, mencoba alternative pemecahan masalah dengan teman sekelompok, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide atau pendapat yang berkembang dalam diskusi. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Pada dasarnya tujuan tahap ini adalah mengecek pengetahuan yang dimiliki siswa apakah sudah benar, masih salah, atau mungkin sebagian salah, sebagian benar.
c) Tahap Penjelasan (Explanation)
Penjelasan merupakan tahap ketiga siklus belajar. Pada tahap ini, guru dituntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan kalimat/ pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan siswa, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antarsiswa atau guru. Dengan yang dibahas, dengan memakai penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar diskusi.
d) Tahap Elaborasi (Elaboration)
Elaborasi merupakan tahap keempat siklus belajar. Pada tahap elabo-rasi siswa menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi baru atau konteks yang berbeda. Dengan demikian, siswa akan dapat belajar secara bermakna, karena telah dapat menerapkan/mengaplikasikan konsep baru dipelajarinya dalam situasi baru. Jika tahap ini dapat dirancang dengan baik oleh guru maka motivasi belajar siswa akan meningkat. Mening-katnya motivasi belajar siswa tentu dapat mendorong peningkatan hasil belajar siswa.
e) Tahap Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan tahap akhir dari siklus belajar. Tahap ini, guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam menerapkan konsep baru. Siswa dapat melakukan evaluasi diri dengan mengajukan perta-yaan terbuka dan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti, dan penjelasan yang diperoleh sebelumnya. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan guru sebagai bahan evaluasi tentang proses penerapan metode siklus belajar yang sedang diterapkan, apakah sudah berjalan dengan sangat baik, cukup baik, atau bahkan masih kurang. Demikian melalui evaluasi diri, siswa akan dapat mengetahui kekurangan atau kemajuan dalam proses pembelajaran yang sudah dilakukan.
Kelima tahapan diatas adalah hal-hal yang harus dilakukan guru dan siswa untuk menerapkan model learning cycle pada pembelajaran. Guru dan siswa memiliki peranan masing-masing dalam setiap tahapan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan menggunakan model pembelajaran ini. Secara operasional kegiat-an guru dkegiat-an siswa selama proses pembelajarkegiat-an dapat dijabarkkegiat-an pada tabel berikut.
Tabel 2.1
Penerapan Learning Cycle pada Pembelajaran
No. Tahap Siklus
Belajar Kegiatan Guru Kegiatan siswa
1. Tahap pembangkitan minat Membangkitkan minat dan keingintahuan (curiousity) siswa. Mengembangkan minat/rasa ingin tahu terhadap topik bahasan. Mengajukan pertanyaan
tentang proses faktual dalam kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topik bahasan)
Memberikan respon terhadap pertanyaan guru.
Mengkaitkan topik yang dibahas dengan penga-laman siswa. Mendorong siswa untuk mengingat pengalaman sehari-hari dan menunjukkan keterkaitan dengan topik pembelajaran yang akan dibahas.
Berusa mengingat pengalaman sehari-hari dan menghubungkan dengan topik pembelajar-an ypembelajar-ang akpembelajar-an dibahas.
2. Tahap eksplorasi Membentuk kelompok, memberikan kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil
Membentuk kelompok dan berusuha bekerja sama dalam kelompok
secara mandiri
Guru berperan sebagai fasilitator.
Membuat prediksi baru
Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri.
Mencoba alternatif peme-cahan dengan teman sekelompok, mencatat pengamatan, serta mengembangkan ide-ide baru
Meminta bukti dan klari-fikasi penjelasan siswa, mendengar secara kritis penjelasan antarsiswa.
Menunjukkan bukti dan member klarifikasi terhadap ide-ide baru
Memberi definisi dan penjelasan dengan memakai penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar diskusi.
Mencermati dan usaha memahami penjelasan guru
3. Tahap penjelasan Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri
Mencoba member penjelasan terhadap konsep yang ditemukan
Meminta bukti dan klarifiksi penjelasan siswa
Menggunakan pengamat-an dpengamat-an catatpengamat-an dalam member penjelasan. Mendengar secara kritis
penjelasan antarsiswa atau guru
Melakukan pembuktian terhadap konsep yang diajukan
Memandu diskusi Mendiskusikan
pada penjelasan alterna-tive dan mempertimbang-kan data/ bukti saat mere-ka mengeksplorasi situasi baru
dan keterampilan dalam situasi baru dan
menggunakan label dan definisi formal
Mendorong dan memfa-silitasi siswa mengapli-kasi konsep/keterampilan dalam setting yang baru/ lain Bertanya, mengusulkan pemecahan masalah, membuat keputusan, melakukan percobaan, dan pengamatan. 5. Tahap evaluasi Mengamati pengetahuan
atau pemahaman siswa dalam hal penerapan konsep baru
Mengevaluasi belajarnya sendiri dengan mengaju-kan pertanyaan terbuka dan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti, dan penjelasan yang dipero-leh sebelumnya. Mendorong siswa
melakukan evaluasi diri
Mengambil kesimpulan lanjut atas situasi belajar yang dilakukannya. Mendorong siswa
mema-hami kekurangan/kelebi-hannya dalam kegiatan pembelajaran
Melihat dan menganalisis kekurangan/kelebihannya dalam kegiatan pembela-jaran
( Made Wena, 2012:173) Berdasarkan tahapan dalam strategi pembelajaran bersiklus seperti yang telah dipaparkan, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis, mengevaluasi pemahamannya
terhadap konsep yang dipelajari. Perbedaan yang mendasar antara model pembelajaran siklus belajar dengan pembelajaran konvensional adalah guru lebih banyak bertanya daripada memberitahu. Misalnya, pada waktu akan melakukan eksperimen terhadap suatu permasalahan, guru tidak member petunjuk langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, tetapi guru mengajukan pertanyanaan penun-tun tentang apa yang akan dilalui siswa, apa alasan siswa merencanakan atau memutuskan perlakuan yang demikian. Dengan demikian, kemampuan analisis, evaluative, dan argumentative siswa dapat berkembang dan meningkat secara signifikan.
Model learning cycle menurut Lorsbach (dalam Fajaroh, 2008) memiliki kelebihan maupun kelemahan. Adapun kelebihan model pembelajaran ini adalah: a) Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah
mereka dapatkan sebelumnya.
b) Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan menembah rasa keiingintahuan.
c) Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan eksperimen
d) Melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari.
e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari.
f) Guru dan siswa menjalankan tahapan-tahapan pembelajaran yang saling mengisi satu sama lainnya.
Adapun kelemahan dari model learning cycle ini adalah:
a) Efektifitas guru rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran
b) Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksana-kan proses pembelajaran
c) Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran