• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Model Pembelajaran Guided Discovery

1. Pengertian Model Pembelajaran Guided Discovery

Pembelajaran discovery (penemuan) adalah kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Guided

discovery melibatkan peserta didik dalam kegiatan eksperimen sederhana (terstruktur

atau tidak terstruktur). Pendekatan demonstrasi yangberpusat pada siswa melibatkan peserta didik dalam menampilkan atau memamerkan benda atau peralatan dengan maksud untuk menunjukkan kepada mereka penggunaan yang benar atau menunjukkan prosedur eksperimen.6

Model pembelajaran yang menitikberatkan pada proses membangun pengetahuan dinamakan model penemuan atau discovery learning. Kata penemuan sebagai metode pembelajaran merupakan penemuan yang dilakukan oleh siswa. Dalam belajar tersebut siswa menemukan sendiri sesuatu hal yang baru dalam dirinya melalui eksperimen. Menurut Bruner belajar penemuan merupakan pencarian pengetahuan secara aktif oleh individu dan dengan sendirinya memberikan hasil yang lebih baik. Bruner menyarankan agar siswa-siswa hendaknya belajar melalui

5

Mohammad Jauhar, Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai Kontruktivisme sebuah

Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching Learning), h. 80-81.

6

Lia Listantia,“Pengembangan Media Pembelajaran Flash Berbasis Guided Discovery untuk

berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar mereka memperoleh penge-tahuan melalui pengalaman-pengalaman dengan melakukan eksperimen-eksperimen untuk menemukan sendiri konsep-konsep baru. Sedangkan Lefrancois menyatakan bahwa belajar penemuan sebagai suatu pembelajaran yang mana siswa tidak disuguhi materi dalam bentuk akhir tetapi lebih diutamakan agar siswa mengorganisir dalam diri mereka. Karakteristik yang paling penting dalam pembelajaran penemuan adalah pengurangan keterlibatan dan pengaturan guru. Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk membangun pengetahuannya. Mendukung pendapat Lefrancois, Balim dalam jurnal Siwi Komsiatum menyatakan bahwa belajar penemuan merupakan suatu proses pembelajaran yang mengutamakan belajar aktif, berorientasi pada proses, menemukan sendiri, dan bersifat reflektif. Senada dengan Balim, Marsh menyatakan bahwa pembelajaran penemuan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan. Dalam hal ini siswa melakukan proses belajar dengan aktif, melakukan kegiatan menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip secara mandiri sehingga siswa akan lebih memahami secara konseptual.7

Menurut Shulman dan Keisler sebagaimana dikutip oleh Mayer bahwa dalam pembelajaran penemuan terbimbing umumnya lebih efektif dari pada penemuan murni. Beberapa siswa tidak mempelajari aturan atau prinsip dengan discovery murni, melainkan dengan discovery terbimbing. Model guided discovery lebih efektif dalam pembelajaran IPA, karena model ini membantu siswa bertemu dengan dua

7Siwi Khomsiatun, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Penemuan Terbimbing

untuk Meningkatkan Kemampun Pemecahan Masalah”, Jurnal Riset PendidikanMatematika 2, no. 1

20

kriteria penting dalam pembelajaran aktif yaitu pengertian dari informasi baru dan

mengintegrasikan informasi baru sampai ditemukan pengetahuan yang tepat.8

2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Guided Discovery

Model pembelajaran guided discovery mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan model pembelajaran lain. Ciri utama perencanaan pembelajaran dengan penemuan terbimbing (guided discovery) menurut Howee (1993) dalam Hapsari (2009) adalah sebagai berikut:

a. Tujuan-tujuan kinerja (performance objectives)

b. Pernyataan hasil sasaran atau pernyataan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Ini adalah suatu hal yang terpenting dalam rencana pembelajaran

c. Bahan-bahan yang digunakan (material)

d. Daftar alat dan bahan yang diperlukan selama kegiatan pembelajaran yang akan menunjang tercapainya tujuan pembelajaran

e. Kegiatan-kegiatan pembelajaran (learning activities), meliputi:

1) Motivasi (motivation),yaitu bagian ini diperlukan untuk menarik minat dan keingintahuan siswa untuk belajar

2) Pengumpulan data (data collecting), yaitu kegiatan pembelajaran dimana guru harus yakin bahwa semua siswa melakukan eksperimen dan pengamatan terlibat. Pada tahap ini, data yang dikumpulkan harus lebih dari satu data, karena untuk merangsang pemikiran siswa tentang satu rangkaian pengamatan

8F.Rohim, “Penerapan Model Discovery Terbimbing pada Pembelajaran Fisika untuk

3) Pemrosesan data (data processing), yaitu bagian kegiatan pembelajaran dimana data yang di dapatkan di analisis atau diolah sehingga didapatkan suatu kesimpulan yang ingin ditemukan. Kegiatan ini adalah bagian yang penting bagi pembelajaran discovery (penemuan). Kegiatan ini diperlukan suatu diskusi untuk mendiskusikan sesuatu yang berbeda dari data yang didapatkan dalam pengamatan. Idealnya pengolahan data berlangsung seketika setelah pengumpulan data, selagi pengalaman masih segar dalam memori siswa

4) kegiatan penutup (closure), yaitu bagian dari proses kegiatan pembelajaran yang meminta siswa untuk menarik kesimpulan yang mereka dapatkan. Untuk mengembangkan berfikir lebih lanjut, maka guru dapat melanjutkan menutup pelajaran dengan pertanyaan/soal

5) penilaian (appraisal), yaitu meliputi suatu penyataan bagaimana cara penilaian “apakah tujuan pembelajaran telah dicapai”.9

3. Keunggulan dan Kelemahan Guided Discovery

Model guided discovery memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/ pengenalan siswa.

b. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi sehingga dapat kokoh/ mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.

c. Dapat membangkitkan kegairahan siswa dalam belajar. 9

Ainur Rochim, “Implementasi Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) pada

Kompetensi Inti Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik”, Implementasi Model Pembelajaran

22

d. Teknik ini mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

e. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.

f. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan diri sendiri dengan proses penemuan.

g. Strategi ini berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanaya sebagai teman belajar, membantu bila diperlukan.10

Kelemahan dari model pembelajaran guided discovery adalah sebagai berikut : a. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini.

Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

b. Kelas terlalu besarr penggunaan teknik ini akan kurang berhasil

c. Bagi guru dan siswa yang sudah dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.

d. Teknik ini tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.11 4. Target pencapaian

Metode discovery juga merupakan suatu metode pembelajaran yang bertujuan untuk mendidik siswa agar mempunyai life skill. Targetnya antara lain adalah sebagai berikut, yaitu:

10

Roestyah N K, Strategi Belajar Mengajar, h. 21.

11

a. Siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran

b. Siswa dituntut untuk menemukan dan menyelidiki sendiri suatu permasalahan c. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul

dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain

d. Siswa dituntut untuk dapat belajar berfikir kritis dan mencoba memecahkan masalah yang dihadapi sendiri.12

5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Guided Discovery

Langkah-langkah model pemelajaran guided discovery menurut Suryosubroto adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi kebutuhan siswa

b. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi yang akan dipelajari

c. Seleksi bahan dan problema/tugas-tugas

d. Membantu memperjelas problema/tugas-tugas yang akan dipelajari dan peran masing-masing siswa

e. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan

f. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa

g. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan h. Membantu siswa dengan informasi/data, jika diperlukan oleh siswa

12

Ainur Rochim, “Implementasi Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) pada

Kompetensi Inti Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik”, Implementasi Model Pembelajaran

24

i. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses

j. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa

k. Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan.

l. Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan sangat fundamental dalam penyelenggaran setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan. Pendidikan itu amat bergantung pada prosses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Dokumen terkait