• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Model Pembelajaran Problem Based Learning

Problem based learning adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan dua arah belajar dan lingkungan.59 Problem based learning dikembangkan berdasarkan teori psikologi kognitif modern yang menyatakan bahwa belajar suatu proses yang mana peserta didik secara aktif mengkontruksi pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan belajar yang dirancang oleh fasilitator pembelajaran (guru).60 Problem based learning utamanya dilaksanakan untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual.61 Problem based learning is a pendagogical approach to science education that focuses on helping students develop self-directed learning skills, but has since been used in a varirety of ather context because it derives from idea that learning is a process in which the learner activety constructs new knowledge on the basic of current knowledge.62 Jadi, model problem based learning merupakan model yang dikontruksikan dari masalah dunia nyata yang dalam kegiatannya peserta didik harus terampil dalam memecahkan masalah tersebut secara ilmiah dan logis.

59 M.Sohibi & J. Siswanto, Op.Cit. h.136.

60 Nur A, Siska D.F, & N Ngazizah, Op.Cit, h.25.

61 Nuril K. & Woro S,, Op.Cit, h. 247.

62

Fauziah Sulaiman, The Effectiveness of PBL Online on Physics Students’ Creativity and Critical

Thinking : A Case Study at Universiti Malaysia Sabah, (Internatioanal Journal of Education and Research, Vol.1 No.3, March 2013, h. 1-18).

Problem based learning tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik, akan tetapi Problem based learning dikembangkan untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman dunia nyata dan menjadi peserta didik yang mandiri.63 Karena pembelajaran ini peserta didik dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari penyelesainnya64. Sehingga pembelajaran Problem based learning mengharuskan pendidik untuk mengembangkan keterampilan kolaborasi diantara peserta didik dan membantu peserta didik dalam menginvestigasi masalah secara bersama-sama dan menjadi peserta didik yang mandiri.65 Karena model pembelajaran ini menempatkan peserta didik dalam suatu peran yang menuntut inisiatif besar dalam menemukan hal-hal untuk dirinya.66 Sehingga peserta didik akan termotivasi untuk bersaing dengan peserta didik lain dan terjalin suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik.67 Problem based learning memiliki dua tujuan, yaitu: 1) mempelajari sejumlah kompetensi

63 Kd, Urip Astika, K. Suma & W. Suastra, Op.Cit, h.4.

64 Ike F., Sarwanto & Sukarmin, Pengembangan Modul Fisika Berbasis Masalah pada Materi

Listrik Dinamis untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA, (Jurnal Inkuiri, Volume 3, Nomor 2, 2014, h. 36-47).

65 M. Zunanda & K. Sinulingga, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan

Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Keterampilan Pemecahan Maalah Fisika Siswa SMK, ( Jurnal Pendidikan Fisika, Volume 4 Nomor 1, Juni 2015, h.63-70).

66 D. Ervina W, Agus S. & D. Yulianti, Op.Cit. h.4.

yang diperlukan: dan 2) mengembangkan kemampuan pemecahan masalah yang penting untuk pembelajaran seumur hidup.68 Dengan demikian, model problem based learning tidak diharuskan untuk mencari sumber sebanyak-banyaknya namun peserta didik dituntut untuk mengkolaburasikan solusi tersebut melalui kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut.

Karakteristik model Problem based learning adalah sebagai brikut: 1) Proses pembelajaran dalam Problem based learning dipicu dan dikendalikan oleh masalah yang sudah ditentukan sebelumnya; dan 2) Pembelajaran berpusat pada peserta didik, yang berawal peserta didik memahami masalah sampai dengan merencanakan sendiri langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah itu.69 Adapaun Karakteristik-karakteristik Problem based learning yang lain yaitu adalah sebagai berikut70:

1. Proses pembelajaran bersifat student-Centered

2. Proses pembelajaran berlangsung dalam kelompok kecil 3. Guru berperan sebagai fasilitator atau pembimbing

4. Permasalahan-permasalahan yang disajikan dalam setting pembelajaran diorganisasikan dalam bentuk dan fokus tertentu dan merupakan stimulus pembelajaran

5. Informasi baru diperoleh melalui belajar secar mandiri

6. Masalah merupakan wahana untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.

68

Fifih N, Elah N. & Ririn S., Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Antara yang Memperoleh Pembelajaran Means-Ends Analisis (MEA) DAN Problem Based Learning (PBL), (Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 1, April 2013, h.1-8).

69 Domi Severenus, Op.Cit. h.8.

70 I Wayan Sadia, Model-model Pembelajaran Sains Kontruktivistik, ( Yogyakarta : Graha Ilmu,

Sebagaimana karakteristik atau ciri problem based learning di atas dapat memberikan solusi untuk melihat kemampuan berpikir diatas yakni salah satu karakternya yang bersifat student center dan masalah merupakan kunci utama dari pembelajaran problem based learning.

Model Problem based learning merupakan proses pembelajaran yang titik awal pembelajarannya berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata sehingga pemilihan masalah yang akan digunakan harus diperhatikan.71 Adapun langkah-langkah model Problem based learning , yaitu sebagai berikut:

a) Mengorientasikan peserat didik pada masalah b) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar

c) Membimbing peserta didik bekerja individu atau kelompok d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya peserta didik e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.72

Problem based learning is thus well suited to the development of key skills such as the ability to work in a group, problem solving, critiquing, improving personal learning, self-directed learning, and communication.73 Problem based learning diyakini melalui rangkaian kegiatannya dapat memelihara pemikiran

71 Fifih N, Elah N. & Ririn S., Loc.Cit

72 Utari Sumarmo & et all, Kemampuan dan Disposisi Berpikir Logis, Kritis dan Kreatif Matematik

(Eksperimen Terhadap Siswa SMA Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Strategi Think-Talk-Write), ( Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 17 Nomor 1, April 2012, h.17-33)..

kritis dan keterampilan pemecahan masalah.74 Karena itu Problem based learning memiliki manfaat dalam pembelajaran, yakni sebagai berikut75:

1) Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya atau materi ajar 2) Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan

3) Mendorong untuk berpikir

4) Membangun kerja tim, kepemimpinan dab keterampilan sosial 5) Membangun kecakapan belajar (life-long learning skill) 6) Memotivasi peserta didik

Kelebihan model pembelajaran Problem based learning adalah sebagai berikut76 :

a. Melatih siswa agar memiliki sudut pandang berpikir tidak hanya dari satu arah

b. Siswa lebih dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya, tidak hanya bertumpu pada satu keadaan yang sudah ada

c. Melatih kreatifitas guru dalam mengarahkan cara berpikir siswa

d. Bermanfaat untuk siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka agar dapat menyelesaikan masalah.

Kelemahan model pembelajaran Problem based learning , yaitu: a) Siswa memiliki keterbatasan sumber materi; b) Tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam menganalis suatu masalah; dan c) Model pembelajaran Problem based learning tidak dapat diaplikasikan pada semua materi dalam mata pelajaran fisika.77 Selain itu kelemahan model pembelajaran Problem based learning , yang lain yaitu diantaranya78:

74 Resty F., A.G. Abdullah & D.K. Hakim, Pembelajaran Sainstifik Elektronika Dasar Berorientasi

Pembelajaran Berbasis Masalah, (Invotec, Volume IX, Nomor 2, Agustus 2013, h.165-178)

75 Taufik Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, (Jakarta: Kencana Prenanda

Media Group, 2013) h. 27-29.

76 Sagita M., Iskandar S. & Syaiful M., Op.Cit, h.3.

77 Sagita, Iskandar & Syaeful, Ibid, h. 5.

1. Menentukan masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat kesulitan peseta didik sangat diperlukan keterampilan guru

2. Pembelajaran menggunakan metode ini memerlukan waktu yang cukup panjang

3. Mengubah kebiasaan peserta didik dalam belajar yang membutuhkan berpikir memecahkan permasalahan sendiri.

Dokumen terkait