• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoretik

3. Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share

Model pembelajaran SSCS ini pertama kali dikembangkan oleh Pizzini pada mata pelajaran sains (IPA) saja, selanjutnya model ini disempurnakan oleh Pizzini, Abel dan Shepardson sehingga model ini tidak hanya berlaku untuk pendidikan sains saja tetapi juga cocok untuk pendidikan matematika dan Regional Education Laboratories juga mengeluarkan laporan, bahwa model SSCS termasuk model pembelajaran yang memperoleh grand untuk dikembangkan dan dipakai pada mata pelajaran Matematika dan IPA.17

Menurut laporan Laboratory Network Program, standar NCTM yang dapat dicapai oleh model pembelajaran SSCS adalah sebagai berikut:18

1) Mengajukan (pose) soal/masalah matematika, 2) Membangun pengalaman dan pengetahuan siswa,

3) Mengembangkan keterampilan berfikir matematika yang meyakinkan tentang keabsahan suatu representasi tertentu, membuat dugaan, memecahkan masalah atau membuat jawaban,

4) Melibatkan intelektual siswa yang berbentuk pengajuan pertanyaan dan tugas-tugas yang melibatkan siswa, dan menantang setiap siswa,

5) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan matematika siswa,

6) Merangsang siswa untuk membuat koneksi dan mengembangkan kerangka kerja yang koheren untuk ide-ide matematika,

16

Erman, op. Cit., h.72.

17

Irwan, Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dalam Upaya Meningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No.1, Universitas Negeri Padang, 2011, h. 4.

18

7) Berguna untuk pemecahan masalah dan penalaran matematika dan

8) Mempromosikan pengembangan semua kemampuan siswa untuk melakukan pekerjaan matematika.

Kegiatan belajar dengan model pembelajaran SSCS dimulai dengan pemberian masalah atau kondisi berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, kemudian siswa mencari (search) informasi untuk mengidentifikasi situasi atau masalah yang disajikan, setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi kemudian siswa membuat hipotesis dan merencanakan cara menyelesaikan (solve) masalah tersebut, dengan informasi dan rencana yang telah disiapkan, siswa membuat (create) solusi penyelesaian kemudian menyajikannya untuk di dibahas bersama-sama dengan teman dan guru, siswa membagi (share) pengetahuan satu sama lain.19

Pizzini secara lebih rinci menjelaskan kegiatan pada setiap tahapan SSCS sebagai berikut :20

Search

1) Menggali pengetahuan awal dengan menuliskan informasi yang diketahui dan berhubungan dengan situasi yang diberikan.

2) Mengamati dan menganalisa informasi yang diketahui.

3) Menyimpulkan masalah dengan membuat pertanyaan-pertanyaan.

4) Menggeneralisasikan informasi sehingga timbul ide-ide yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan masalah.

Solve

1) Menentukan kriteria yang akan digunakan dalam memilih beberapa alternatif. 2) Membuat dugaan mengenai beberapa solusi yang dapat digunakan.

3) Memikirkan segala kemungkinan yang terjadi saat menggunakan solusi tersebut.

4) Membuat perencanaan penyelesaian masalah (didalamnya temasuk menentukan solusi yang akan digunakan).

19

Edward Pizzini, SSCS Implementation Handbook, (Iowa: The University of Iowa, 1991), h. 5.

20

15

Create

1) Menyelesaikan masalah sesuai rencana yang telah dibuat sebelumnya. 2) Meyakinkan diri dengan menguji kembali solusi yang telah didapat. 3) Menggambarkan proses penyelesaian masalah.

4) Menyiapkan apa yang akan dibuat untuk dipresentasikan.

Share

1) Menyajikan solusi kepada teman yang lain. 2) Mempromosikan solusi yang dibuat.

3) Mengevaluasi tanggapan dari teman yang lain.

4) Merefleksi keaktifan sebagai problem solver setelah menerima umpan balik dari guru dan teman yang lain.

Keunggulan dari penggunaan model pembelajaran SSCS adalah sebagai berikut:21

a. Bagi guru

1) Mengembangkan ketertarikan siswa,

2) Menanamkan kemampuan berpikir tingkat tinggi,

3) Membuat seluruh siswa aktif dalam proses pembelajaran, dan

4) Meningkatkan pemahaman mengenai keterkaitan antara ilmu pengetahuan dan kehidupan sehari-hari

b. Bagi siswa

1) Memperoleh pengalaman langsung dalam menyelesaikan masalah,

2) Mempelajari dan menguatkan pemahaman konsep dengan pembelajaran bermakna,

3) Mengolah informasi secara mandiri,

4) Menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi

5) Mengembangkan berbagai metode dengan kemampuan yang telah dimiliki 6) Meningkatkan rasa ketertarikan

7) Bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran dan hasil kerja 8) Bekerja sama dengan siswa yang lain

9) Mengeintegrasikan kemampuan dan pengetahuan.

21

Salah satu contoh penerapan model SSCS dalam pembelajaran matematika disampaikan oleh Irwan dalam tulisannya sebagi berikut:22

1) Search (menyelidiki masalah). Dalam tahapan ini siswa memahami soal atau kondisi yang diberikan dengan menggali informasi mengenai apa yang diketahui, yang tidak diketahui dan apa yang ditanyakan, membuat pertanyaan-pertanyaan kecil sehingga timbul sebuah ide untuk dijadikan fokus dalam penyelesaikan masalah.

2) Solve (merencanakan penyelesaian masalah yang telah ditemukan). Dari data yang telah ditemukan dalam tahap search siswa diberikan kesempatan membuat beberapa dugaan (hipotesis) alternatif untuk memecahkan masalah kemudian merencanakan penyelesaian masalah dengan metode yang telah dipilih.

3) Create (menciptakan). Siswa menciptakan produk atau membuat formula sebagai cara untuk menyelesaikan masalah berdasarkan hipotesis pada tahap sebelumnya, memeriksa kembali hasil temuannya kemudian menyajikan laporan solusi penyelesaian masalah tersebut sekreatif mungkin untuk dikomunikasikan kepada teman yang lain.

4) Share (mengkomunikasikan hasil penyelesaian). Setelah siswa menyelesaikan dan membuat laporan solusi penyelesaian masalah, siswa diminta untuk menjelaskan hasil kerja mereka kepada guru dan teman-temanya untuk umpan balik dan evaluasi.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa pada pembelajaran SSCS, siswa dibimbing untuk memperluas pengetahuan mereka dengan mengkonstruk pendapat atau pemahamannya sendiri terhadap masalah matematika. SSCS juga digunakan untuk membuat pembelajaran aktif yaitu pembelajaran yang terfokus pada siswa, guru lebih sedikit memberikan ceramah dan hanya memberi arahan serta menjadi fasilitator saja, sedangkan siswa lebih banyak berdiskusi dan bereksplorasi. Maka model tersebut sangat ideal untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika.

22

17

Secara operasional langkah-langkah pembelajaran dengan model SSCS yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran untuk memecahkan masalah melalui fase-fase Search, Solve, Create, and Share (SSCS).

1. Fase Search adalah fase dimana siswa mengamati masalah yang diberikan, kemudian menuliskan informasi dari yang telah siswa amati pada masalah yang diberikan.

2. Fase Solve adalah fase dimana siswa menghasilkan dan menerapkan rencana untuk memperoleh solusi dari masalah yang diberikan, kemudian siswa menyelesaikan masalah yang diberikan.

3. Fase Create adalah fase dimana siswa diminta untuk menyatakan tentang hasil yang berkaitan dengan masalah yang diberikan berdasakan solusi dari tahapan sebelumnya.

4. Fase Share adalah fase dimana siswa mempresentasikan solusi penyelesaian masalah secara kelompok di depan kelas. Kemudian kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil diskusi kelompok tersebut.

Dokumen terkait