• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

2.1.2 Model Pembelajaran Taba

2.1.2.1 Definisi Model Pembelajaran Taba

Model pembelajaran Taba diambil dari nama penemunya, yaitu Hilda Taba. Menurut Eggen et al. (1979: 192), tujuan model pembelajaran Taba adalah sebagai berikut.

Tujuan yang mendasari Model Taba adalah pengembangan kemampuan berpikir pada siswa yaitu, untuk mengajar siswa bagaimana berpikir. Taba seorang ahli teori kurikulum yang memiliki dampak signifikan terhadap pendidikan IPS saat ini, merasa bahwa guru terlalu sering memberikan generalisasi untuk siswa daripada mereka harus memproses informasi untuk membentuk generalisasi mereka sendiri. Sebagai solusi untuk masalah ini, dia mengembangkan sebuah model untuk mengajar siswa untuk melakukan pengamatan dan membentuk berbagai jenis kesimpulan dari pengamatan ini.

Model pembelajaran Taba merupakan salah satu model pembelajaran yang didasarkan pada penalaran induktif dan beraliran konstruktivisme. Penalaran induktif mempunyai arti suatu proses berpikir dari spesifik menuju general. Eggen et al. (1979: 110) juga menjelaskan tentang penalaran induktif atau

Inductive Reasoning sebagai berikut.

Dalam pemikiran induktif individu membuat sejumlah pengamatan yang kemudian diolah menjadi sebuah konsep atau generalisasi. Dalam pemikiran induktif, individu tidak memiliki pengetahuan abstraksi sebelumnya tetapi tiba-tiba setelah mengamati dan menganalisis pengamatan.

Penalaran induktif memainkan peranan penting dalam pengembangan dan penerapan matematika. Penalaran induktif mengajarkan kepada siswa untuk menemukan sendiri kesimpulan atau generalisasi dari suatu kegiatan yang dilakukan, sehingga siswa tidak hanya menerima konsep dari guru secara langsung tanpa adanya keterlibatan siswa dalam penarikan kesimpulan. Hal tersebut lebih mudah diterima siswa karena siswa selalu terlibat dalam setiap penemuan konsep yang akan mereka gunakan dalam belajar. Apabila materi yang disampaikan secara deduktif aksiomatis seperti matematika yang berlangsung dikebanyakan sekolah, siswa akan mengalami kesulitan dalam menguasai materi karena siswa hanya pandai menghafal konsep yang diberikan guru tidak mengikuti proses untuk mendapatkan konsep tersebut. Padahal ilmu menghafal saja tanpa mengerti proses, biasanya hanya bertahan pada rentang waktu yang singkat. Penyampaian materi secara induktif, siswa akan menemukan keyakinan dari konsep tersebut. Dengan keyakinan yang dibangun, ingatan siswa akan lebih tahan lama.

Penalaran induktif memiliki tujuan sejalan dengan konstruktivisme. Penalaran induktif menggaris bawahi tujuannya yaitu membangun kemampuan siswa dalam berpikir, sedangkan konstruktivisme menitikberatkan pada kemampuan siswa dalam menemukan konsep dan membangun pengetahuannya sendiri.

Seperti pernyataan Eggen sebelumnya, model Taba telah diterapkan dalam pembelajaran pengetahuan sosial. Namun dengan alur model Taba yang mempunyai pemikiran induktif beraliran konstruktivisme, model Taba dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Penalaran induktif dan aliran konstruktivisme model pembelajaran tersebut sesuai untuk membangun kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar prisma dan limas yang bervariasi.

2.1.2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Taba

Tujuh langkah model Taba menurut Hilda Taba dalam Eggan et al. (1979: 198-199), adalah sebagai berikut.

(1) Listing

Tahap ini memiliki tujuan untuk mengantarkan siswa kepada materi yang akan dipelajari dan mengajak siswa melakukan observasi. Hasil observasi yang dilakukan digunakan sebagai data pada tahap selanjutnya.

(2) Grouping

Pada tahap ini, guru mendorong siswa untuk mempertimbangkan data yang diperoleh dan membentuk kategori-kategori berdasarkan kesamaan yang ada.

(3) Labelling, dilanjutkan dengan Data Collection

Siswa diminta untuk memberi nama atau label pada tiap kategori yang telah disepakati. Guru membimbing siswa untuk membuat kategori yang tepat dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Diantara tahap tiga dan empat, ada tahapan yang harus dilakukan yaitu mengumpulkan data mengenai tiap-tiap kategori yang ada. Tujuannya adalah untuk mengorganisir dan menunjukkan informasi data yang dimiliki.

(4) Generalizing

Tahap ini diawali dengan meminta siswa untuk menganalisis data yang ada. Kemudian, siswa diminta untuk menyimpulkan sesuai dengan fakta yang ditemukan.

(5) Comparing

Pada tahap ini siswa diminta untuk menganalisis lebih dalam. Pada tahap ini siswa dilibatkan dalam analisis perbandingan antar kategori dalam membangun kesimpulan yang lebih mendalam.

(6) Explaining

Pada tahap ini, siswa diminta untuk menjelaskan mengenai data yang diperoleh dan generalisasi yang mereka bangun.

(7) Predicting, dilanjutkan dengan Closure

Pada tahap ini, siswa diminta untuk memprediksi apa yang akan terjadi jika ditemukan suatu sebab. Siswa diminta untuk berpikir lebih mendalam dan ditantang menggunakan kreativitasnya dalam memanfaatkan informasi-informasi yang ada untuk memprediksi suatu kasus. Pada akhirnya, model

Taba membawa siswa untuk merangkum dan menggeneralisasikan mengenai materi yang dipelajari bersama.

2.1.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Taba

Kelebihan yang dimiliki model pembelajaran Taba yaitu model memberi ruang kreativitas seluas-luasnya untuk siswa. Kegiatan pembelajaran mengalir disesuaikan dengan kemampuan siswa dalam menalar sehingga siswa benar-benar tahu karena mereka menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari. Model Taba beralurkan penalaran induktif. Penalaran tersebut lebih mudah diterima oleh siswa SMP dibandingkan dengan alur deduktif aksiomatis. Titik tekan model Taba juga menjadi salah satu kelebihan yang belum tentu dimiliki oleh model lain, yakni model Taba menekankan pada bagaimana membantu siswa dalam membangun alur berpikir atau dengan kata lain menuntun siswa untuk belajar how

to think (Eggen et al., 1979: 192).

Kekurangan pada model Taba adalah pelaksanaan model tersebut membutuhkan waktu yang relatif lama. Kekurangan tersebut telah dievaluasi sehingga sintaks model Taba diperingkas. Tahap yang membutuhkan waktu relatif lama adalah tahap labelling dilanjutkan data collection. Sintaks dari model Taba termodifikasi terdiri atas empat langkah, yaitu generalizing, comparing,

explaining, dan predicting yang dilanjutkan dengan closure. Pada model Taba

termodifikasi, tahap pengumpulan data diganti dengan penyajian tabel atau grafik atau bentuk lain dari data secara langsung.

Dokumen terkait