• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORETIS

4. Model Pembelajaran Word Square

a. Pengertian Model Pembelajaran Word Square

Menurut Imas Kurniasih Model pembelajaran Word Square adalah model pengembangan dari metode ceramah yang diperkaya dan berorientasi kepada keaktifan siswa dalam pembelajaran. Model ini juga memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokkan jawaban pada kotak-kotak jawaban.

Model ini sedikit lebih mirip dengan mengisi teka-teki silang, akan tetapi perbedaan yang mendasar adalah model ini sudah memiliki jawaban, namun

23

Muhammad Afandi, dkk, (2013), Model dan Metode Pembelajaran di sekolah Semarang: Unissula Press, hal. 15-16.

24

Trianto, (2014), Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi Aksara,

disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf atau angka penyamar atau pengecoh.

Istimewanya model pembelajaran ini adalah bisa dipraktikkan untuk semua mata pelajaran. hanya tinggal bagaimana guru dapat memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berfikir efektif. Tujuan huruf atau angka pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan kritis.

Metode ini secara teknis adalah kegiatan belajar mengajar dengan cara guru membagikan lembar kegiatan atau lembar kerja sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan.25

Menurut Istarani model pembelajaran Word Square merupakan model pembelajaran yang menggunakan kotak-kotak berupa teka-teki silang sebagai alat dalam menyampaikan materi ajar dalam proses belajar mengajar. Jadi, membuat kotak adalah media utama dalam menyampaikan materi ajar. Kotak-kotak yang telah dipersiapkan akan diisi oleh siswa atau mengarsir huruf-huruf yang ada yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang dipersiapkan oleh guru. Dengan demikian ada dua hal yang diperlukan dalam menggunakan model pembelajaran ini yaitu membuat kotak, dan pertanyaan dalam mengisi kotak.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Word Square

Langkah-langkah pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan prosedur model pembelajaran Word Square sehingga apa yang diharapkan dari model ini dapat tercapai dengan baik serta dapat berlangsung kegiatan belajar mengajar dengan hasil yang diharapkan oleh seorang guru. Langkah-langkah model pembelajaran Word Square (Istarani 2012: 181) adalah sebagai berikut:26

25

Imas Kurniasih & Berlin Sani, (2015), Ragam Pengembangan Model Pembelajaran

untuk Peningkan profesionalitas Guru, Kata Pena, hal. 97.

26

1) Guru mempersiapkan lembar kerja yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.

2) Guru menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

3) Guru membagikan lembar kegiatan sesuai contoh.

4) Peserta didik menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban.

5) Beri poin setiap jawaban dalam kotak.

Sedangkan menurut Imas & Berlin (2015: 98) secara teknis, langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran Word Square adalah sebagai berikut:27

1) Langkah pertama, guru menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran materi tersebut.

2) Kemudian guru membagikan lembar kegiatan sesuai dengan arahan yang ada.

3) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal, horizontal maupun diagonal.

4) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak. Contoh kotak jawaban:

P A N C A S I L A A G U A N D S E N N B A R T I L T D G B H N N R A U A U U G T U T M R L I D O L S A I U A 27

N A P A I P A N S

I Y S O L I O A U

S A I N H B C N U

Contoh Soal:

1. Dasar Negara Republik Indonesia.

2. Agama terbesar penganutnya di Indonesia. 3. Garis Besar Haluan Negara disingkat dengan.

4. Daya cipta, karya dan karsa manusia disebut juga dengan? 5. Nama lain dari pulau Sumatera.

Dari beberapa pendapat diatas, peneliti akan melaksanakan model pembelajaran word square yang mengacu kepada langkah-langkah pembelajaran menurut Istarani. Langkah-langkah tersebut lebih diperinci pada tabel dibawah ini.

Tabel. 2.1

Langkah – Langkah Pembelajaran Word Square

Langkah Kegiatan

Langkah pertama Guru mempersiapkan lembar kerja yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar

Langkah kedua Guru menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

Langkah ketiga Guru membagikan lembar kegiatan

Langkah keempat Peserta didik menjawab soal

kemudian mengarsisr huruf dalam kotak sesuai jawaban

Langkah kelima Guru memberikan poin pada setiap jawaban dalam kotak

c. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Word Square Dalam setiap model pembelajaran pasti ada kelebihan dan kelemahan masing-masing. Menurut Istarani (2012 : 183), model pembelajaran ini baik digunakan dalam rangka meningkatkan daya pikir siswa secara acak dan mempermudah siswa dalam memahami materi ajar. Disamping itu dengan menggunakan model ini akan meningkatkan aktivitas belajar siswa, sebab siswa di ajak untuk aktif mencari jawaban atau garis-garis kotak yang dianggap benar dengan pertanyaan yang ada. Untuk itu secara rinci dapat dituliskan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran ini sebagai berikut:28

Kelebihan

1) Dapat mempermudah siswa dalam menguasai materi ajar, sebab ia diarahkan mencari jawaban yang ada di dalam kotak.

2) Dapat mempermudah guru dalam menguraikan materi ajar, sebab guru dapat mengarahkan siswa kepada kotak-kotak yang telah dipersiapkan sebelumnya.

3) Dapat meningkatkan aktivitas belajar anak, sebab ia akan terus mengarsir huruf sesuai dengan jawabannya.

4) Menghindari rasa bosan anak dalam belajar, sebab adanya aktivitas yang tidak membuat anak jenuh dan bosan mengikuti pembelajaran. 5) Dapat melatih siswa untuk bersikap disiplin, teliti, kritis dan berfikir

efektif.

28

Kelemahan

1) Membuat kotak yang bervariasi membutuhkan kreativitas dari seorang guru.

2) Sering kali dijumpai antara kotak yang tersedia tidak sesuai dengan pertanyaan yang ada.

3) Membuat pertanyaan yang memerlukan jawaban yang pasti membutuhkan kemampuan yang tinggi dari seorang guru.

Dari kelebihan dan kekurang model pembelajaran Word Square, maka peneliti mencoba mengatatasi hal tersebut dengan cara membuat soal yang dapat menggali pemahaman dan penalaran siswa tentang materi pelajaran yang telah disampaikan guru sebelumnya serta memberikan batasan waktu pengerjaan soal agar siswa lebih disiplin waktu.

Dokumen terkait