• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan yaitu ADDIE. Model pengembangan dengan menggunakan ADDIE terdiri dari lima langkah yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan), Development (Pengembangan),

46

Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Adapun rincian dari model pengembangan ADDIE dijelaskan sebagai berikut.

a. Analysis (Analisis)

Kegiatan utama dalam tahap analisis adalah menganalisis perlunya pengembangan model/metode pembelajaran yang baru dan menganalisis kelayakan atau syarat-syarat pengembangan model/metode pembelajaran baru. Pengembangan metode pembelajaran baru diawali oleh adanya masalah dalam model/ metode yang diterapkan. Setelah analisis masalah perlunya pengembangan model/metode pembelajaran baru, peneliti juga perlu menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan model/metode pembelajaran baru tersebut. Analisis diperlukan untuk mengetahui kelayakan apabila metode pembelajaran tersebut diterapkan.

b. Design (Perancangan)

Kegiatan perancangan merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran, dan alat evaluasi hasil belajar.

c. Development (Pengembangan)

Pengembangan model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan, misalnya apabila pada tahap perancangan telah dirancang penggunaan model/metode baru yang masih konseptual, maka pada tahap

47

pengembangan disiapkan perangkat pembelajaran dengan model/metode baru tersebut seperti RPP, media, dan materi pelajaran.

d. Implementation (Implementasi)

Dalam tahap implementasi rancangan dan metode yang telah dikembangkan akan diimplementasi di kelas yang menjadi objek penelitian. Tahap implementasi menggunakan produk yang telah dikembangkan dalam tahap pengembangan. Metode yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Setelah penerapan metode kemudian dilakukan evaluasi awal untuk memberi umpan balik pada penerapan model/metode berikutnya.

e. Evaluation (Evaluasi)

Tahap evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan. Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna produk. Revisi dibuat dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh model baru tersebut. Menurut Endang Mulyatiningsih (2011: 185-186) aktivitas model ADDIE disajikan dalam Tabel 5 berikut.

48

Tabel 5. Aktivitas Model ADDIE Tahap

Pengembangan Aktivitas

Analysis (Analisis)

 Pra perencanaan, pemikiran tentang produk (model, metode, media, bahan ajar) baru yang akan dikembangkan.

 Mengidentifikasi produk yang sesuai dengan sasaran peserta didik dan tujuan pembelajaran.  Mengidentifikasi isi/materi pembelajaran.  Mengidentifikasi lingkungan belajar dan

strategi penyampaian dalam pembelajaran. Design

(Perancangan)

 Merancang konsep produk baru secara tertulis.  Merancang perangkat pengembangan produk

baru. Develop

(Pengembangan)

 Mengembangkan perangkat produk (materi/bahan dan alat) yang diperlukan dalam pengembangan.

 Berbasis pada hasil rancangan produk, pada tahap ini mulai dibuat produknya yang sesuai dengan struktur model.

 Membuat instrumen untuk mengukur kinerja produk yang dikembangkan.

Implementation (Implementasi)

 Memulai menggunakan produk baru dalam pembelajaran yang nyata.

 Melihat kembali tujuan-tujuan pengembangan produk, interaksi antar peserta didik dan menanyakan umpan balik pada awal proses evaluasi.

Evaluation (Evaluasi)

 Melihat kembali dampak pembelajaran dengan cara yang kritis.

 Mengukur ketercapaian tujuan pengembangan produk.

 Mengukur apa yang telah mampu dicapai oleh sasaran (pengguna).

 Mencari informasi apa saja yang dapat membuat peserta didik mencapai hasil dengan baik.

49 6. Materi Aritmatika Sosial

Aritmatika sosial adalah materi yang diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII pada semester II. Materi pokok yang dipelajari pada jenjang tersebut meliputi keuntungan, kerugian, dan impas; bunga tunggal; diskon dan pajak; serta bruto, neto, dan tara. Berdasarkan Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 disebutkan KI dan KD mengenai materi aritmatika sosial dengan rincian sebagai berikut.

a. Kompetensi Inti

1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3) Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4) Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

b. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Pembelajaran

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

50

Tabel 6. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Pembelajaran KD Indikator 3.11 Menganalisis aritmatika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, tara)

3.11.1 Menganalisis kondisi untung, rugi, atau impas dalam kegiatan jual beli.

3.11.2 Menentukan untung, rugi, dan impas dalam kegiatan jual beli.

3.11.3 Memprediksi jumlah persentase keuntungan dan kerugian dalam kegiatan jual beli.

3.11.4 Menentukan besar bunga tunggal. 3.11.5 Menentukan besar diskon dan pajak. 3.11.6 Menentukan hubungan antara bruto,

neto, dan tara. 4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmatika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, dan tara)

4.11.1 Menyelesaikan permasalahan mengenai untung, rugi, atau impas dalam kegiatan jual beli di kehidupan sehari-hari. 4.11.2 Menyelesaikan permasalahan mengenai

bunga tunggal dalam kehidupan sehari- hari.

4.11.3 Menyelesaikan permasalahan mengenai diskon dan pajak dalam kehidupan sehari-hari.

4.11.4 Membuat model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan bruto, neto, dan tara.

4.11.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bruto, neto, dan tara.

Uraian mengenai materi aritmatika sosial yang diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII adalah sebagai berikut. 1) Keuntungan, Kerugian, dan Impas

Seorang pedagang membeli barang langsung dari suatu perusahaan atau melalui suatu agen, dan menjualnya kepada konsumen. Apabila pedagang tersebut memperoleh hasil penjualan lebih besar dari modal pembelian, maka ia mendapat keuntungan. Dan apabila karena beberapa

51

sebab pedagang tersebut memperoleh hasil penjualan lebih rendah dari modal pembeliannya, maka ia mengalami kerugian.

Laba atau untung adalah selisih yang didapat antara pemdapatan suatu barang dengan modal pembelian dengan syarat nilai pendapatan lebih tinggi dari modal pembelian.

Rugi adalah selisih antara pendapatan dan modal pembelian jika dan hanya jika pendapatan kurang dari modal pembelian.

Dokumen terkait