• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TEORITIS

C. Model Pengembangan ASSURE

Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini adalah model ASSURE. Model ASSURE terdiri dari 6 tahap yaitu (1) menganalisis pebelajar, (2) menyatakan standar dan tujuan, (3) memilih strategi, teknologi, media dan materi, (4) menggunakan teknologi, media dan materi, (5) mengharuskan partisipasi pebelajar, (6) mengevaluasi dan merevisi30

Model ASSURE adalah model desain pembelajaran yang menekankan pada faktor pemanfaatan media dan bahan ajar yang direncanakan dengan baik, yang membuat siswa belajar dengan aktif serta menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik. Model ASSURE ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit, jadi strategi pembelajarannya dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta peserta didik di kelas. Model ASSURE itu komponen KBM lengkap, sederhana, dan relatif mudah. Untuk diterapkan. Karena sederhana, maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar.31

29Elis, dkk,“Pengembangan Media Animasi dengan Macromedia Flash Pada Pembelajaran

Sejarah Kelas X Menggunakan Model

ASSURE”.http://www.e-jurnal.com/2015/03/pengembangan-media-pembelajaran_29.html (Diakses 18 Februari 2016)

30Ni Kadek R.A, dkk, “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif IPA Dengan

Model ASSURE Untuk Siswa Kelas VIII SMP 1 Sawan”http://ejournal.undiksha.ac.id/index

.php/JJPGSD/article/view/3019 (Diakses 18 Februari 2016)

31Jumiati, dkk,“Penerapan Model Assure dalam Peningkatan Pembelajaran pada Siswa Kelas

V SD Negeri 1 Ambal Resmi Tahun Ajaran 2013/ 2014”

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/download/3435/2396 (Diakses 18 Februari 2016)

Model ASSURE adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi. Model ASSURE ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik.32

The ASSURE model is extremelylearner centered. Unlike many design models, it was created using cognitive theories of learning as itsfoundation. The directions of Assure Model are characteristic features of learners, getting stated objectives andselecting the best media and materials for the instruction program. In this study, document analysis methodwere used. As a result, two example lesson plans given can be updated according to all grades and lessons.With the use of these example plans are expected to perform more effective learning.33

Model pembelajaran ASSURE lebih berorientasi kepada pemanfaatan media dan teknologi dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Pemanfaatan model pembelajaran ASSURE perlu dilakukan tahap demi tahap dan menyeluruh agar dapat memberikan hasil belajar yang optimal pada pembelajaran IPS di sekolah dasar. Untuk mengoptimalkan hasil belajar IPS pada siswa, siswa diharapkan memiliki ketertarikan dan memperoleh pengalaman langsung dari lingkungan sekitar yang memungkinkan siswa memperoleh informasi dari melihat dan mendengar. Maka dari itu dirancanglah model pembelajaran ASSURE bernuansa lingkungan berbantuan media audio visual. Langkah awal dari model desain pembelajaran ini adalah menganalisis karakteristik siswa (analyze learner characteristics) yang terkait dengan

32Heri, dkk, “Penerapan Model Assure dengan Menggunakan Media Power Point dalam

Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Usaha Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas

X MAN Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/ 201”, vol 2 No. 1.

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/tp/article/download/3665/2566 (Diakses 18 Februari 2016) 33Baris, dkk, “Integrating Technology Into Classroo; The Learner- Centered Instructional

Design”, vol. 4 (Oktober 2013), h. 1. http://eric.ed.gov/?q=integrating+technology+into+classroom

34

pengetahuan dan keterampilan yang sudah dan belum dimiliki siswa sebelum mengikuti pembelajaran IPS. Sehingga sebelum memulai pembelajaran IPS, guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Kemudian dilanjutkan dengan menetapkan tujuan pembelajaran (state

performance objectives) yang sesuai dengan kompetensi dalam pembelajaran IPS

disekolah dasar34

Tahapan tersebut menurut Smaldino merupakan penjabaran dari model ASSURE adalah sebagai berikut35 :

a. Analyze learner characteristic (menganalisa karakter pembelajar)

Langkah yang pertama adalah mengidentifikasi karakteristik pebelajar. Pebelajar, mungkin siswa, mahasiswa, peserta pelatihan, atau anggota suatu organisasi pebelajar. Gaya belajar seseorang ada 3 jenis yaitu: visual, auditory, dan kinestetik.

Adapun langkah untuk menganalisis karakter siswa, peneliti menggunakan teori Piaget sebagai acuan. Menurut Piaget, setiap individu mengalami tingkat-tingkat perkembangan intelektual sebagai berikut36:

34Ni Wyn Pradnya, dkk, “Model Pembelajaran ASSURE Bernuansa Lingkungan Berbantuan

Media Audiovisual Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus Letkol Wisnu”http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/3019 (Diakses 18 Februari 2016)

35Heri, dkk,“Penerapan Model Assure dengan Menggunakan Media Power Point dalam

Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Usaha Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MAN Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/ 201”.http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/tp/article/

download/3665/2566 (Diakses 18 Februari 2016)

36Ratna Wilis, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011), h. 136-141.

1) Tingkat sensori-motor

Tingkat sensori-motor menempati dua tahun pertama dalam kehidupan. Selama periode ini, anak mengatur alamnya dengan indra (sensori) dan tindakannya (motor).

2) Tingkat pra-operasional

Tingkat ini ialah antara umur 2 dan 7 tahun. Periode ini disebut pra-operasional karena pada umur ini anak belum mampu untuk melaksanakan operasi mental, seperti yang telah dikemukakan terdahulu, yaitu menambah, mengurangi dan lain-lain.

3) Operasional konkret

Periode operasional konkret adalah antara umur 7-11 tahun. Tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional. Ini berarti anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada masalah-masalah konkret

4) Operasi formal

Pada umur kira-kira 11 tahun, timbul periode operasi baru. Pada periode ini anak dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks. Kemajuan utama pada anak selama periode ini ialah ia tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda atau peristiwa konkret; ia mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak.

b. State Objectives (menyatakan tujuan)

Langkah berikutnya adalah merumuskan tujuan pembelajaran sekhusus mungkin tujuan ini mungkin dijabarkan dalam silabus, buku teks, kurikulum, atau dikembangkan sendiri oleh guru. Teknik ABCD untuk menyatakan tujuan:

36

(audience): apa yang dikerjakan oleh pebelajar (bukan apa yang dilakukan oleh guru), (behaviour): kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan yang akan dicapai setelah pembelajaran. (conditions): pernyataan tujuan yang meliputi kondisi dimana untuk kerja itu diamati. (degree): pernyataan tujuan yang mengidentifikasikan standar atau kriteria yang akan memutuskan sejauh mana keberhasilan untuk kerja itu dapat diterima. Meskipun ada rentangan pendapat mengenai cara terbaik untuk mendeskripsikan dan mengorganisasikan jenis-jenis belajar, ada 3 kategori (domain) yang secara luas diterima yaitu: keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik. c. Select methods, media and materials ( memilih metode, media dan materi)

Rencana untuk penggunaan media dan teknologi, pertama-tama tentu saja menuntut pemilihan yang sistematis. Proses memilih ada tiga tahap yaitu: (1) menentukan metode yang sesuai untuk suatu tugas belajar, (2) memilih bentuk media yang cocok dengan metode yang akan disajikan, dan (3) memilih memodifikasi atau merancang materi secara khusus dalam bentuk media.

d. Utilize media and materials (memanfaatkan media dan materi)

Perubahan paradigma pembelajaran dari teacher-centered to student-centered, yang lebih memungkinkan pebelajar untuk memanfaatkann materi, baik secara mandiri atau kelompok kecil daripada mendengarkan presentasi guru secara klasikal. e. Require Learner Participation (meminta partisipasi pebelajar)

Pendidik yang merealisasikan partisipasi aktif dalam pembelajaran, akan meningkatkan kegiatan belajar. John Dewey telah mengemukakan partisipasi tersebut. Perkembangan selanjutnya muncul teori belajar kognitif yang menekankan pada proses mental, juga mendukung partisipasi aktif tersebut. Kaum behavioris menyarankan bahwa individu harus melakukan sesuatu, jadi belajar merupakan suatu

proses untuk mencoba berbagai perilaku dengan hasil yang menyenangkan. Dengan pendekatan ini berarti perancang pembelajaran harus mencari cara agar pebelajar melakukan sesuatu. Dari sudut pandang psikologi kognitif disarankan bahwa pebelajar membangun schemata mental ketika otaknya secara aktif mengingat atau mengaplikasikan beberapa konsep atau prinsip. Kaum konstruktivis seperti juga bihavioris memandang belajar sebagai proses aktif. Tetapi penekanannya berbeda. Aliran konstruktivis lebih menekankan pada proses mental, bukan pada kegiatan fisik.

f. Evaluate (menilai)

Evaluasi dan revisi merupakan komponen yang paling penting untuk pengembangan kualitas pembelajaran. Pertama, menilai hasil pebelajar Pernyataan tentang tujuan akan membantu untuk mengembangkan kriteria guna mengevaluasi unjuk kerja pebelajar baik individual maupun kelompok. Cara menilai pencapaian hasil belajar tergantung pada hakekat tujuan itu.

D. Virus

1. Pengertian Virus

Keberadaan virus mulai diteliti pertama kali pada tahun 1892 oleh ilmuwan Rusia Dmitry I. Ivanovsky dan pada tahun 1898 oleh ilmuwan Belanda Martinus M. Beijerinck. Keduanya meneliti partikel mikroskopis yang menyebabkan penyakit bercak-bercak kuning pada daun tembakau yang di kemudian hari dikenal sebagai virus mosaik tembakau (TMV/Tobacco Mosaic Virus). Penyelidikan lain oleh ilmuwan Inggris Frederick W. Twort pada tahun 1915 dan Felix H. d’Herelle pada tahun 1917 menemukan virus yang menginfeksi bakteri dan dinamakan bakteriofag (virus pemakan bakteri). Saat ini sekitar 3.600 jenis virus telah diidentifikasi,

38

sebagian besar diantaranya merupakan penyebab penyakit pada manusia, hewan, serangga, bakteri, dan tumbuhan. Setelah biologi molekuler berkembang, virus berguna untuk penyelidikan gen, mutasi, dan teknik rekombinasi gen.37

Virus berasal dari bahasa latin virulae yang artinya ‘menular’. Virus merupakan substansi aseluler (tubuh tidak berupa sel), karena hanya memiliki kapsid (selubung yang berfungsi sebagai dinding) dan asam nukleat, tetapi tidak memiliki inti sel, sitoplasma, dan membran sel. Ukuran virus sangat kecil, sehingga disebut juga mikroba atau mikroorganisme. Di dalam biologi, virus dipelajari lebih mendalam pada cabang ilmu mikrobiologi atau lebih khusus lagi disebut virologi.38

Virus oleh para ilmuwan dikatakan sebagai benda mati, jika virus tersebut di luar sel hidup. Namun, jika virus mendapatkan tempat pada sel hidup/organisme, virus akan menunjukkan aktivitas layaknya sel hidup, yaitu mampu bereproduksi sehingga dapat bertambah banyak. Dengan demikian virus dapat dikategorikan sebagai bentuk peralihan antara benda mati dengan makhluk hidup.39

2. Ciri-ciri umum virus

a. Ukuran virus

Virus adalah partikel berukuran sangat kecil yang dapat menginfeksi hampir semua jenis makhluk hidup. Kita tidak dapat melihat virus dengan mata telanjang, tetapi harus menggunakan mikroskop elektron, karena ukurannya sangat

37Herni Budiati, Biologi untuk SMA dan MA Kelas X, ed. Agung Banowo (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Dendidikan Nasional, 2009), h. 23.

38Sri Widayanti, dkk, Biologi SMA dan MA Kelas X, ed. Eti Arinastiti, dkk. (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 20.

39Subardi, dkk, Biologi 1 untuk Kelas X SMA/MA, ed. Yani Muharomah (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 27.

mikroskopik. Virus mempunyai ukuran sekitar 20 – 30 nanometer (nm), 1 nm = 1/1.000.000.000 meter. Ukurannya rata-rata 50 kali lebih kecil dari bakteri.

b. Bentuk virus

Virus mempunyai struktur sederhana, yang hanya terdiri atas selubung atau protein pelindung yang disebut kapsid yang tersusun atas molekul protein dan bagian isi yang tersusun atas asam nukleat berupa DNA atau RNA, dapat pula dilengkapi dengan pembungkus atau envelope dari lipoprotein (lipid dan protein) yang merupakan membran plasma dan berasal dari sel inang virus. Apabila pembungkus ini dibangun oleh subunit yang sama atau identik disebut kapsomer. Bentuk kapsomer ini sangat simetris dan suatu saat dapat mengkristal. Gabungan kapsomer ini akan membentuk kapsid.

c. Cara hidup virus

Virus bersifat sebagai parasit obligat, jadi dia tidak dapat hidup di alam secara bebas, tetapi harus berada di dalam makhluk hidup lain. Apabila hidup di dalam makhluk hidup, maka virus akan berkembang biak, misalnya di dalam sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan tingkat tinggi. Dasar inilah yang digunakan untuk membedakan jenis-jenis virus.40

40Idun Kistinnah dan Endang Sri Lestari, Biologi 1 Mahluk Hidup dan Lingkungannya untuk

40 BAB III

Dokumen terkait