BAB II KAJIAN TEORI
F. Model Pengembangan Media Pembelajaran
Metode penelitian dan pengembangan atau dalam Bahasa Inggris Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Prosedur penelitian pengembangan oleh Tim Puslitjaknov (2008: 11) peneliti meyebutkan
sifat-sifat komponen pada setiap tahapan dalam pengembangan, menjelaskan secara analitis fungsi komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk, dan menjelaskan hubungan antara komponen dalam sistem. Sebagai contoh, prosedur pengembangan yang dilakukan Borg dan Gall dalam Tim Puslitjaknov (2008: 11) mengembangkan pembelajaran mini (mini course) melalui 10 langkah yaitu:
a. Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei) untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas), identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum permasalahan
b. Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan uji ahli atau uji coba pada skala kecil, atau expert judgement)
c. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi d. Melakukan uji coba lapangan tahap awal, pengumpulan
informasi/data dengan menggunakan observasi, wawancara, atau kuesioner dan dilanjutkan analisis data
e. Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran dari hasil uji lapangan awal
f. Tes/penilaian prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
g. Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan saran hasil uji lapangan utama
h. Melakukan uji lapangan operasional, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kuesioner
i. Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan
j. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan menyebarluaskan produk.
Metode pengembangan multimedia menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2012: 408-427) digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1: Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Borg and Gall (Sugiyono, 2012: 409)
Berdasarkan bagan di atas, dapat dijabarkan langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall sebagai berikut:
1) Potensi dan Masalah
Sebuah penelitian berangkat dari sebuah potensi atau masalah. Menurut Sugiyono (2012: 410), tahap pertama dalam sebuah penelitian adalah metode survey atau kualitatif. Berdasarkan data tersebut, selanjutnya dapat dirancang model penanganan yang efektif.
2) Pengumpulan Data
Setelah didapatkan potensi atau masalah, langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan berbagai data yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Pengumpulan data ini berupa analisis kebutuhan, review literatur, serta identifikasi faktor-faktor yang menimbulkan permasalahan sehingga perlu ada pengembangan produk baru.
Potensi dan Masalah Pengumpulan data Desain Produk Validasi Desain Uji coba Pemakaian Revisi Produk Produksi Massal Revisi Produk Uji coba Produk Revisi Produk
3) Desain Produk
Pada tahap ini mulai ditetapkan rancangan produk untuk memecahkan masalah yang telah ditemukan pada tahap pertama. Hal-hal yang yang direncanakan antara lain menetapkan produk yang akan dikembangkan, merumuskan materi, mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap penelitian, menyiapkan peralatan yang akan digunakan, serta menentukan kegiatan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya.
4) Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk sudah baik dan layak untuk digunakan. Validasi desain dilakukan dengan menggunakan angket.
5) Revisi Desain
Perbaikan desain dilakukan untuk mengurangi kelemahan-kelemahan produk. Kelemahan-kelemahan tersebut didapatkan dari hasil validasi ahli materi dan ahli media.
6) Uji Coba Produk
Pengujian dilakukan untuk mendapatkan informasi apakah produk baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan yang sebelumnya. Sejalan dengan Sadiman (2012: 181) yang mengatakan bahwa penilaian atau evaluasi media dimaksudkan untuk mengetahui apakah media yang dibuat tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
7) Revisi Produk
Revisi produk dilakukan karena pada tahap produk sebelumnya terdapat kesalahan, jika pada uji coba selanjutnya tidak ditemukan kesalahan maka revisi produk tidak perlu dilakukan namun jika terjadi kesalahan lagi maka harus dilakukan revisi produk selnjutnya.
8) Uji Coba Pemakaian
Pada uji coba pemakaian ini dilakukan dengan cara uji coba kelompok besar. Uji coba ini akan dilakukan kepada siswa sejumlah 32 siswa kelas VII di MTs Negeri Godean.
9) Revisi Produk
Revisi produk pada tahap ini tidak dilakukan pada produk video pembelajaran membuat batik jumptan yang dihasilkan, jika produk sebelumnya tidak ditemukan kesalahan.
10) Produksi Massal
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam pengembangan produk yaitu memproduksi media pembelajaran yang telah memenuhi kriteria kelayakan.
Menurut Sadiman (2003: 98), bila akan membuat sebuah program model media pembelajaran maka diharapkan dapat melakukannya dengan persiapan dan perencanaan dengan teliti. Maka urutan persiapan dan perencanaan dalam pengembangan media pembelajaran dapat diutarakan sebagai berikut:
a. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa b. Merumuskan tujuan instruksional
Identifikasi Kebutuhan
Perumusan Butir- butir Materi Perumusan Tujuan Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan Penulisan Naskah Media Proses Produksi Tes/uji coba Revisi CD Siap Produksi
d. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
e. Menulis naskah media f. Mengadakan tes dan revisi
Model pengembangan media pembelajaran tersebut dapat digambarkan dalam bagan flowchart sebagai berikut:
Gambar 2: Flowchart Pengembangan Media Pembelajaran (Sadiman, 2003: 98)
Berikut beberapa penjelasan mengenai flowchart di atas menurut Sadiman (2013: 99):
1) Analisis kebutuhan dan karakteristik siswa
Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Sebelum media dibuat, harus meneliti secara seksama pengetahuan awal maupun pengetahuan prasyarat yang dimiliki dan tingkat kebutuhan siswa yang menjadi sasaran media yang dibuat.
2) Merumuskan tujuan intruksional (instructional objective)
Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik, ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, pertama tujuan instruksional harus berorientasi kepada siswa, artinya tujuan instruksional itu benar-benar harus menyatakan adanya perilaku siswa yang dapat dilakukan atau diperoleh setelah proses belajar dilakukan. Kedua tujuan instruksional harus dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, artinya kata kerja itu menunjukkan suatu perilaku atau perbuatan yang dapat diamati atau diukur.
3) Merumuskan butir-butir materi
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar tersebut.
4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan (angket terbuka dan tertutup) Alat pengukur keberhasilan dikembangkan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk alat pengukur keberhasilan tersebut merupakan angket, angket terbuka dan tertutup (Lampiran III). Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media, ketika melakukan tes uji coba dari program media yang dikembangkannya. 5) Menulis naskah media
Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Agar materi
pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media. Yang dimaksud dengan naskah program media adalah sebagai penuntun kita dalam memproduksi media.
6) Mengadakan tes dan revisi
Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan kesesuaian media pembelajaran yang dirancang dengan tujuan yang akan diharapkan. Program media yang oleh pembuatnya dianggap bagus, belum tentu menarik dan dapat dipahami oleh siswa. Hal ini hanya menghasilkan media pembelajaran yang tidak merangsang proses belajar bagi siswa yang menggunakan. Tes atau uji coba dapat dilakukan baik melalui perseorangan atau melalui kelompok kecil atau juga melalui tes lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya dengan menggunakan media yang dikembangkan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa model pengembangan media pembelajaran meliputi melakukan analisis produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk awal, validasi ahli dan revisi, uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk, uji coba lapangan skala besar dan produk akhir.