• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Model quantum teaching

Quantum Teaching adalah salah satu jenis mode pembelajaran Inovatif. Quantum

Teaching saat ini mulai dikenal dan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di Indonesia.

Model pembelajaran inovatif adalah sebuah model pembelajaran yang dikemas dengan

cara-cara yang khusus, dimana faktor-faktor pendukung pembelajaran benar-benar

dimaksimalkan, semisal sumber belajar, media pembelajaran, cara penyampaian bahan ajar,

dan sudut pandang siswa serta Guru dalam menyikapi kegiatan pembelajaran tersebut.

2.1.1.1. Sejarah Quantum Teaching.

Quantum Teaching di mulai di Super Camp, sebuah program percepatan Quantum

Learning yang ditawarkan Learning Forum yaitu sebuah perusahaan pendidikan Internasional

yang menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi

(DePorter,1992). Menurut Vos-Groenendal (1991) dalam Bobbi DePoter dijelaskan bahwa,

dalam program menginap selama dua hari ini, siswa-siswa mulai usia 9 tahun sampai dua

puluh empat tahun memperoleh kiat-kiat yang membantu mereka dalam mencatat,

menghafal, membaca cepat, menulis, berkreativitas, berkomunikasi dan membina hubungan,

kiat-kiat yang meningkatkan kemampuan mereka menguasai segala hal dalam kehidupan.

Hasilnya menunjukkan bahwa siswa-siswa yang mengikuti Super Camp mendapat nilai-nilai

Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan

dalam rancangan, penyajian dan fasilitas SuperCamp. Diciptakan berdasarkan teori-teori

pendidikan seperti Accelerated Learning (Lezanov), Multiple intelligences (Gardner),

Neuro-Linguistic Programming (Grinder dan Bandler), Experiental learning (Hahn), Socratic

inquiry, Cooperative Learning (Johnson dan Johnson), Elements of Effective instruction

(Hunter). Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi

sebuah paket yang akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan meningkatkan

kemampuan murid untuk berprestasi. Quantum teaching mengambil aspek-aspek terbaik dari

sebuah kegiatan pembelajaran yang ada dan yang tersedia secara potensial dalam sebuah

kelas atau sebuah kegiatan belajar, untuk dimaksimalkan dalam proses pembelajaan antara

guru dan murid sehingga dapat meningkatkan kemampuan murid untuk berprestasi.

2.1.1.2. Pengertian Model Quantum Teaching.

Kata Quantum memiliki arti interaksi yang mengubah energi yang menjadi cahaya.

Dengan demikian Quantum Teaching adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi

(mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa) yang ada di

dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat

alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri maupun orang lain.

Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya serta

menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.

Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas (Riyanto

Yatim,2009:202).

Quantum teacing berusaha mengubah suasana belajar yang monoton dan

membosankan kedalam suasana belajar yang lebih menyenangkan dengan memadukan semua

namun bertujuan pada satu tujuan yang sama yaitu meningkatkan pemahaman dan

kemampuan belajar siswa pada suatu pokok bahasan, yang akan mengarah pada keberhasilan

akademik yaitu prestasi belajar siswa.

2.1.1.3. Asas Utama Model Quantum Teaching.

Riyanto Yatim (2009:202) mengatakan bahwa Quantum Teaching bersandar pada

konsep “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkanlah Dunia Mereka Kedunia Kita”. Artinya : mengingat kita pada pentingnya memasuki dunia siswa sebagai

langkah awal untuk mendapatkan hal mengajar.

Jadi masukilah dunia mereka, karena tindakan ini akan memberikan izin untuk

memimpin dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan

yang luas. Caranya adalah dengan mengaitkan apa yang kita ajarkan dengan sebuah

peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik,

seni, reaksi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, kita dapat membawa siswa

masuk dalam dunia kita dan memberi siswa pemahaman mengenai dunia itu.

2.1.1.4. Prinsip-prinsip Model Quantum Teaching.

Menurut Bobbi (2000:36), Quantum Teaching memiliki lima prinsip atau kebenaran

tetap. Prinsip-prinsip ini merupakan struktur Chord dasar dari simfoni belajar. Prinsi-prinsip

tersebut adalah :

1. Segalanya Berbicara

Segalanya dari lingkungan hingga bahasa tubuh , dari kertas yang dibagikan hingga

rancangan pelajaran semuanya mengirim pesan tentang belajar.

Semua yang terjadi dalam pengubahan, semuanya mempunyai tujuan. Susunan tempat

duduk, perubahan teman kerja dalam proses belajar memiliki tujuan yang pasti, yaitu

pencapaian akan satu hal dalam proses pembelajaran.

3. Pengalaman sebelum Pemberian Nama

Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks yang akan

menggerakan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika

siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang

akan mereka pelajari.

4. Akui Setiap Usaha

Pada saat siswa mengambil langkah mereka patut mendapat pengakuan atas

kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Berikan respon positif atas hal yang telah

dilakukan oleh siswa, sehingga siswa akan semakin percaya diri untuk melakukan hal-hal

yang lainnya.

5. Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan!

Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi

emosi positif dalam belajar. Perayaan akan meningkatkan kekuatan emosi dalam diri

siswa, sehinga siswa akan merasa lebih dihargai dan mendapat pengakuan positif dari

guru dan teman-teman dalam proses pembelajaran.

2.1.1.5. Tahap-tahap Model Quantum Teaching.

Tahap-tahap pembelajaran dalam model Quantum Teaching adalah :

Dalam mengubah segala detail, guru menyiapkan konteks tempat siswa belajar secara

positif, mendukung dan mengundang selera, tempat meningkatkan kesadaran, daya

dengar, partisipasi, umpan balik dan pertumbuhan inilah tempat emosi dihargai. Dalam

hal ini, kelas dapat menjadi “rumah” tempat siswa terbuka terhadap umpak balik dan

mempercayainya, tempat mereka belajar mengakui dan mendukung orang lain, tempat

mereka mengalami kegembiraan dan kepuasan, memberi dan menerima, belajar dan

tumbuh.Terdiri dari 4 bagian yaitu:

a. Suasana, suasana yang menggembirakan membawa kegembiraan pula

dalam belajar.

b. Landasan (kerangka kerja), meliputi tujuan keyakinan, keepakatan

kebijakan, prosedur, dan aturan-aturan yang memberi pedoman untuk

belajar dalam komunitas belajar.

c. Lingkungan, semua hal yang mendukung proses belajar seperti :

pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi dan lain-lain.

d. Rancangan, adalah penciptaan terarah unsur-unsur penting yang dapat

menumbuhkan minat siswa, mendalami makna dan memperbaiki proses

tukar menukar informasi.

2. Mengorkestrasikan Suasana yang Menggairahkan.

Bahan-bahan kunci untuk membangun suasana yang bagus adalah niat, hubungan,

kegembiraan dan ketakjuban, pengambilan resiko, rasa saling memiliki dan

keteladanan.

Membuat niat positif yang benar-benar mapu diterima oleh siswa,

sehingga siswa termotivasi untuk menjalani kegiatan belajar mengajar

dengan menyenangkan.

b. Hubungan

Membuat sebuah suasana hubungan yang kuat antara Guru dengan siswa,

sehingga siswa terkait dengan Guru secara emosional.

c. Kegembiraan dan ketakjuban

Membangun suasana kelas yang menggembirakan, riang, dan sebisa

mungkin belum pernah ditemui oleh siswa, sehingga siswa akan merasa

takjub melihat keadaan tersebut.

d. Pengambilan Resiko

Siswa didekatkan pada peristiwa dimana siswa harus mampu mengambil

keputusan untuk dirinya sendiri, ataupun kelompok.

e. Rasa saling memiliki

Membangun kerjasama dalam kelompok, dan penghargaan pada

keberhasilan kelompok atau individu lain, sehingga timbul rasa saling

menghargai dan memiliki.

f. Keteladanan

Memberikan sebuah contoh nyata, sebuah sikap yang patut dicontoh oleh

siswa.

3. Mengorkestrasikan Landasan yang Kukuh

Dapat dilakukan dengan menggariskan parameter dan pedoman yang jelas

kebijkan, peraturan dan kesepakatan bersama. Parameter-parameter ini harus jelas

bagi siswa dan mereka harus berkomitmen untuk mengikutinya.

a. Tujuan

Siswa diajak untuk mengerti tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

agar dalam proses kegiatan belajar siswa mampu mengerti arah

kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

b. Prinsip-prinsip

Prinsip-prinsip yang akan dicapai di jabarkan kepada siswa baik secara

langsung, ataupun tidak langsung.

c. Keyakinan

Siswa diajak untuk masuk dalam suasana yakin, akan kegiatan

pembelajaran yang sedang dia ikuti, dan proses belajar yang sedang dia

alami.

d. Prosedur

Prosedur pembelajaran harus jelas, sehingga siswa tidak terlalu lebar

dalam menerima konsep kegiatan pembelajaran.

e. Kebijakan

Banyak hal yang dibuat didalam kelas, guna kepentingan bersama.

Melibatkan siswa dan Guru. Keputusan-keputusan tersebut sesuai

dengan kebutuhan siswa dan kebijakan Guru.

f. Peraturan dan kesepakatan bersama

Siswa dan Guru menyepakati sebuah aturan bersama, yang digunakan

selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Semisal

4. Mengorkestrasikan Lingkungan yang Mendukung

Dalam hal ini terdiri dari 4 hal yaitu :

a. Lingkungan sekitar

Pandangan sekeliling dapat membantu daya ingat. Sebuah gambar dapat

lebih berarti dari seribu kata. Jika kita menggunakan gambar sebagai alat

peraga dalam situasi belajar, akan dapat modalitas visual dan

menjalankan jalur saraf (kesadaran).

b. Alat bantu

Alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu gagasan.

c. Pengaturan bangku

Guru dapat mengajar dengan bangku-bangku yang berubah-ubah untuk

memaksimalkan momen belajar.

d. Tumbuhan, aroma, hewan peliharaan dan unsur organik lainnya

Tumbuhan hijau membangkitkan asosiasi yang indah, hewan memberi

rasa penyayang. Musik menata suasana hati.

5. Pengajaran yang Dinamis Mengorkestrasikan Perancangan

Dapat dilakukan dengan cara :

a. Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia mereka ke dunia

kita adalah kemampuan untuk menjembatani jurang antara dunia guru dan

dunia siswa.

b. Modalitas V-A-K

1) Visual : mengakses citra visual yang diciptakan maupun yang diingat.

2) Audiovisual : mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan

3) Kinestik : mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan

maupun diingat.

c. Model kesuksesan

Quantum Teaching memberikan kesempatan kepada kita untuk

membawa siswa meraih kesuksesan setiap saat.

d. Kerangka perancangan Quantum Teaching

Kerangka Quantum Teaching disebut “TANDUR” yaitu Tumbuhkan,

Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.

e. Kecerdasan berganda bertemu SLIM-N-BIL

1) Special-Visual : berpikir dalam citra gambar.

2) Linguistic-verbal : berpikir dan berkata-kata.

3) Interpersonal : berpikir lewat komunikasi dengan orang lain.

4) Musical-ritmik : berpikir dalam irama dan melodi

5) Naturalis : berpikir dengan acuan alam.

6) Badan kinestic : berpikir melalui sensasi dan gerakan tubuh.

7) Logis-matematis : berpikir dengan penalaran.

6. Mengorkestrasikan Presentasi Prima

Yaitu cara untuk memanfaatkan suara, wajah, tubuh dan kata-kata untuk

memanfaatkan keefektifan berbicara. Dalam bahasa lisan, bahasa tubuh

benar-benar dimanfaatkan untuk mengintegrasikan sebuah makna kepada siswa, semisal

dalam konteks guru menjelaskan beberapa tokoh, masing-masing tokoh yang

dijelaskan dapan disampaikan dengan gaya dan penyampaina suara, wajah, dan

7. Mengoreksi Fasilitas Elegan

Memfasilitasi yaitu memudahkan tingkat parsitipasi yang diinginkan. Dapat

dilakukan dengan cara :

a. Ingat prinsip KEG

Know it ( ketahui hasilnya)

Explain it (jelaskan hasilnya)

Get it and give feedback (dapatkan hasil dan berkan umpan balik)

b. Modal kesuksesan dari sudut pandang fasilitator

1) Pengulangan yang sering

2) Gambaran keseluruhan

c. Mempengaruhi perilaku dengan tindakan

1) Gerak tubuh

2) Jeda

d. Menciptakan strategi

1) Lontarkan pertanyaan

2) Gerakkan pertanyaan hinggan beroleh jawaban

e. Tanya jawab belajar

1) Apa yang terjadi

2) Apa yang kita pelajari

3) Bagaimana cara menerapkan apa yang telah kalian pelajari

8. Mengorkestrasikan Keterampilan Belajar

Ada lima keterampilan yang merangsang belajar yaitu :

a. Konsentrasi terfokus

c. Organisasai dan persiapan tes

d. Membaca cepat

e. Teknik mengingat

Kelima hal tersebut merangsang proses belajar karena ketrampilan tersebut

menjadi langkah dan modal awal bagi siswa untuk lebih mudah melakukan

kegiatan belajar.

9. Mengorkestrasikan Keterampilan Hidup

a. Hidup dengan penuh tanggung jawab, pilihan, solusi, kebebasan dan

keamanan.

b. Komunikasi yang jernih dengan observasi, pikiran, perasaan dan keinginan.

c. Membina hubungan, baik dengan guru, siswa, pegawai dan wali murid.

10.Mengorkestrasikan Kesuksesan melalui Praktek

Untuk mempraktikan apa yang kita ketahui dengan tentang segala sesuatu

pengetahuan yang sudah kita terima dapat dilakukan dengan cara : meringkas

bab, melakukan beberapa langkah dalam belajar, raih kesempatan dan

persahabatan.

Quantum teaching adalah sebuah paket model pembelajaran yang mengaitkan

banyak unsur dalam proses pembelajaran. Dalam quantum teaching terdapat banyak hal

yang sangat membantu terciptanya sebuah pembelajaran yang ideal, baik itu dari segi

tempat, cara dan metode penyampaian, pengemasan bahan ajar, strategi pengakuan dan

Dokumen terkait