PENINGKATAN AKTIVITAS KELOMPOK DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN PANDANREJO TAHUN PELAJARAN
2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Albertus Desy Wulan Nugroho NIM : 081134210
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENINGKATAN AKTIVITAS KELOMPOK DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN PANDANREJO TAHUN PELAJARAN
2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Albertus Desy Wulan Nugroho NIM : 081134210
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
Yesus Kristus
Bapak Yohanes Suyadi dan Ibu Supartini, S.Pd yang ternyata berperan sebagai
Ayah dan Ibu yang sangat luarbiasa OK dalam hidup saya
Maria Diah Wulandari adikku tersayang yang selalu menjadi penyemangat
dalam Hidup agar saya bisa terus selalu menjadi yang terbaik disetiap harinya
Keluarga besar simbah kakung semuanya
Semua sahabat dan teman-teman terbaik yang saya miliki
Semua pihak yang memberikan dukungan dan bimbingan dalam penyelesaian
vi
MOTTO
Sebenarnya Hidup itu sangat singkat, tetapi tidak terlalu singkat untuk kita
menjalani hidup
Setiap hal yang kita lakukan haruslah selalu mengandung unsur kebaikan
untuk sesama hidup kita
Janganlah pernah berhenti bermimpi tentang cita-citamu
viii ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS KELOMPOK DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN PANDANREJO TAHUN PELAJARAN
2012/2013
Albertus Desy Wulan Nugroho Universitas Sanata Dharma
2013
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peningkatkan Aktivitas Kelompok dan Prestasi belajar siswa Siswa kelas V SDN Pandanrejo Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan menggunakan model quantum teaching Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Pandanrejo tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 14 siswa. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertama membahas pokok bahasan perjuangan melawan penjajahan Belanda dan pergerakan nasional siklus kedua tentang peranan sumpah pemuda, dan masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode pengamatan, metode wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam metode pengamatan dan wawancara adalah dengan menggunakan lembar pengamatan dan lembar wawancara. Sedangkan dalam dokumentasi menggunakan soal evaluasi sebanyak 20 soal pilihan ganda.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan aktifitas kelompok dan prestasi belajar siswa. Rata-rata keaktifan siswa sebesar 57,12 % pada siklus I dan meningkat pada siklus II sebesar 85,7%. Presentase nilai siswa yang mampu mencapai KKM pada akhir siklus I sebesar 50% dan pada akhir siklus II sebesar 71,4%. Rata –rata prestasi belajar siswa pada siklus I sebesar 58,28 dan pada akhir siklus II sebesar 74,57.
ix ABSTRACT
IMPROVEMENT GROUP’S ACTIVITY AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT THROUGH QUAMTUM TEACHING APPROACH ON GRADE V STUDENT’ SOCIAL SUBJECT OF SDN PANDANREJO IN ACADEMIC YEAR 2012/2013
Albertus Desy Wulan Nugroho Sanata Dharma University
2013
The purpose of this research was to analyze the improvement of group's activity and student's achievement on grade V students of SDN Pandanrejo in academic year of 2012/2013 using Quantum Teaching model. There were 14 fifth-grader from SDN Pandanrejo as the subject to this research. The research was conducted in two cycles. The first cycle discussed the struggle to fight against Netherland colonialization and national resistance. The second cycle discussed Youth's Vow (Sumpah Pemuda) contribution and Japan colonialization era in Indonesia.
This research used data collected through observation, interview, and documentation. The instruments used for the observation and interview methodology were the observation sheets and the interview sheets. Whereas for the documentation method, a list of 20 multiple choice questions was used to collect data.
The result of this research showed that the implementation of Quantum Teaching model can improve group's activity and students' achievement. The average of students' activity at the first cycle was 57.12% and it was improved at the second cycle to 85.7%. This was proven that at the end of the first cycle, 50% of the students were able to reach grade meets KKM, and at the end of the second cycle, the percentage raised to 71.4%. The average students' achievements in their study during the two cycles also experienced a reasonable increase, from 58. 28% to 74.57% respectively.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan, bimbingan, dan petunjuk serta kekuatan sehingga penulis dapat melakukan
penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul peningkatan aktivitas kelompok
dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model Quantum Teaching pada mata
pelajaran IPS siswa kelas V SDN Pandanrejo tahun pelajaran 2012/2013.
Penulisan skripsi ini tak lepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan.
2. G Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., MA.. selaku Kaprodi PGSD.
3. Drs. Puji Purnomo, M. Si. Selaku Dosen pembimbing.
4. Semua Dosen dan Karyawan PGSD yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.
5. Petugas perpustakaan USD yang membantu menyediakan referensi bagi karya
ilmiah saya.
6. Sugito, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Pandanrejo
7. Ayah, Ibu dan adik saya tercinta yang selalu memberikan semangat dan
dukungan.
8. Teman-teman yang membantu dalam penyusunan Skripsi ini Roni Baskoro,
S.Pd., Jani, Nicodemus Yordan, S.Pd. Garry dan neng Ambar, willy.
9. Teman-teman dan keluarga besar SEXEN USD, SIESEN Insadha, Rockstar
Musik studio record, Lolenlones, Yoggi n The troublemakers, Jogja Blues
Forum, Alldint Music course, yang selalu menjadi sumber inspirasi dan belajar
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
MOTTO... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii
ABSTRAK... viii
ABSTRACT... ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1Latar Belakang... 1
1.2Identifikasi Masalah... 3
1.3Batasan Masalah... 4
1.4Batasan Istilah... 4
1.5Tujuan Penelitian... 5
xiii
BAB II LANDASAN TEORI... 6
2.1 Kajian Pustaka... 6
2.1.1 Model quantum teaching... 6
2.1.2 Karakteristik siswa kelas V dan tahap perkembangan anak... 17
2.1.3 Hakikat IPS... 18
2.1.4 Kerja Kelompok... 19
2.1.5 Prestasi Belajar... 21
2.1.6 Aktivitas... 22
2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya... 23
2.3 Kerangka Berfikir... 23
2.4 Hipotesis Tindakan... 24
BAB III METODE PENELITIAN... 25
3.1 Jenis Penelitian... 25
3.2 Setting penelitian... 26
3.3 Rancangan Penelitian... 27
3.4 Instrumen dan Pengumpulan Data... 32
3.5 Teknik Analisi Data... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 56
4.1 Hasil Penelitian... 56
4.2 Pembahasan ... 66
BAB V PENUTUP... 71
5.1 Kesimpulan ... 71
5.2 Saran ... 71
DAFTAR REFERENSI... 73
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi soal evaluasi siklus 1 dan 2... 33
Tabel 2. Tabel instrumen tes tertulis... 36
Tabel 3. Lembar Pengamatan kerja Kelompok... 37
Tabel 4. Instrumen penilaian pengamatan keaktifan siswa dalam kelompok... 38
Tabel 4.2 Kategori keaktifan siswa ( PAN tipe II ) ... 40
Tabel 5. Kualifikasi reliabilitas... 44
Tabel 6. Hasil Validitas... 48
Tabel 6.2 Hasil reliabilitas statistik... 49
Tabel 7. Tabe Indikator valid... 50
Tabel 8. Indikator keberhasilan... 53
Tabel 9.1 Hasil observasi siklus 1... 60
Tabel 9.2 Hasil observasi siklus 2... 61
Tabel 9.3 Akumulasi Hasil observasi keaktifan siswa... 62
Tabel 9.4 Kategori keaktifan siswa 1... 63
Tabel 9.5 kategori keaktifan siswa 2... 63
Tabel 9.6 Prestasi belajar siswa pada siklus 1... 64
Tabel 9.7 Prestasi Belajar siswa siklus 2... 65
Tabel 10. Hasil pencapaian aktifitas siswa dalam kelompok... 66
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Surat ijin penelitian... 75
LAMPIRAN 2. Surat keterangan kepala sekolah... 76
LAMPIRAN 3. Silabus... 77
LAMPIRAN 4. Rencana pelaksanaan pembelajaran... 83
LAMPIRAN 5. Lembar kerja siswa... 95
LAMPIRAN 6. Daftar soal... 99
LAMPIRAN 7. Lembar pengamatan... ... 110
LAMPIRAN 8. kunci jawaban... ... 115
LAMPIRAN 9. Siklus 1... ... 116
LAMPIRAN 10. Siklus 2... ... 119
LAMPIRAN 11. Contoh menghitung validitas soal nomor 1 secara manual... ... 122
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peran penting dalam proses perkembangan hidup manusia. .
Peran penting pendidikan tersebut sejalan dengan kodrat manusia sebagai ciptaan Tuhan yang
sempurna. “Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna, diberi bekal untuk membentuk
pribadinya secara utuh” (P3MP, 2008: 3). Bekal tersebut adalah hidup, tubuh, bakat,
kemampuan, akal budi, dan kehendak bebas. Pendidikan memiiki peranan penting
dikarenakan menjadi faktor utama yang berkaitan dengan pencapain hal-hal tersebut dalam
diri seseorang. Melalui proses pendidkan diharapkan seseorang mampu membentuk dirinya
menjadi pribadi yang utuh.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran pokok di jenjang
pendidikan sekolah dasar, bahkan IPS juga digunakan sebagai salah satu mata pelajaran
untuk Ujian Akhir Sekolah (UAS). Pada prakteknya, IPS menjadi pelajaran yang dianggap
sulit oleh siswa. Begitu mendengar kata IPS siswa langsung terbebani dengan hal-hal yang
harus dihafalkan. Kesan pertama tersebut mempengaruhi daya tarik siswa terhadap pelajaran
yang akan siswa pelajari. Dalam kasus seperti ini tingkat kreatifitas Guru dalam mengemas
pelajaran dan menyampaikan pesan-pesan penting dalam materi IPS menjadi lebih menarik,
menjadi kunci utama keberhasilan kegiatan pembelajaran.
Dengan perkembangan jaman dan semakin tingginya tuntutan pada diri seorang
pengajar untuk mengemas kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik, pembelajaran
yang inovatif sangat penting untuk diterapkan. IPS dalam praktiknya selalu diajarkan dengan
metode-metode yang konvensional. Guru mengajar dengan metode ceramah, dan siswa
Dunia yang semakin moderen di lingkungan tinggal siswa, dan hal-hal menarik diluar
dunia pendidikan dapat menjadi ancaman serius penurunan prestasi siswa. Dikarenakan siswa
lebih tertarik untuk bermain game atau permainan moderen lainnya karena kegiatan belajar
yang dilakukan dirasa tidak menarik bagi siswa. Disamping itu, Guru yang inovatif dan
mampu menggunakan semua aspek-aspek kehidupan dan mengorkestrasikan semua elemen
pembelajaran dalam kelas menjadi jawaban dari tantangan perkembangan lingkungan belajar
siswa yang semakin modern.
Di SD Negeri Pandanrejo, kegiatan belajar mengajar sebagian besar masih dilakukan
dengan cara yang konvensional, dimana guru selalu menjadi sumber kegiatan belajar. Bahkan
metode ceramah masih sering sekali menjadi menu utama dalam kegiatan pembelajaran.
Pada beberapa mata pelajaran memang sudah menggunakan media pembelajaran yang cukup
inovatif, dimana siswa terlibat secara meyeluruh, dan banyak menggunakan media
pendukung lainnya, tapi pada mata pelajaran IPS pola pembelajaran yang konvensional masih
selalu diterapkan. Hal tersebut memunculkan beberapa kelemahan dalam kegiatan
pembelajaran, yang menyebabkan kurangnya pengalaman kerjasama belajar dalam kelompok
bagi siswa dan masih minimnya pencapaian prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
Hal tersebut dapat dilihat dari sebagian besar siswa yang prestasi belajarnya, khususnya pada
mata pelajaran IPS masih berada dibawah KKM (7,00).
Dalam mata pelajaran IPS proses kegiatan belajar yang aktif masih sangat kurang
sekali, padahal banyaknya materi bahan ajar dapat disiasati dengan cara belajar yang aktif
dan berkelompok. Siswa akan semakin memiliki waktu belajar yang lebih banyak, bisa
bertanya dan berdiskusi dengan teman dalam kelompoknya. Secara luas kegiatan belajar
berkelompok juga dapat meningkatkan kepedulian dan rasa berbagi antara seseorang dengan
orang lain, secara langsung hal-hal dasar dalam kegiatan bersosial terintegrasi dalam cara
karena dalam pembelajaran moderen semua hal bisa menjadi sumber belajar, dan semua hal
dapat dimaksimalkan sebagai faktor-faktor pendukung kegiatan pembelajaran.
Quantum teaching adalah sebuah model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
untuk menyikapi kegiatan belajar yang monoton dan kurang menarik bagi siswa, khususnya
siswa dalam kisaran usia kelas V SD. Pengorkestrasian semua hal yang terdapat dalam model
pembelajaran ini diyakini dapat memberikan pengaruh yang positif untuk peningkatan kerja
kelompok dan peningkatan hasil belajar siswa.
Berangkat dari permasalahan dan beberapa wacana tersebut di atas, maka penulis
tertarik untuk mengambil judul “Peningkatan aktivitas Kelompok dan Prestasi Belajar Siswa
Dengan Menggunakan Model Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V
SDN Pandanrejo Tahun Ajaran 2012/2013” . Dengan model Quantum Teaching diharapkan
kerja kelompok dalam diri siswa akan terjadi dan meningkat. Dengan peningkatan kerja
kelompok diharapkan akan mendongkrak prestasi belajar siswa SDN Pandanrejo kelas V
semester genap Tahun Ajaran 2012/2013.
1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini dititik beratkan pada
peningkatan aktivitas kelompok dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Pandanrejo Tahun
Pelajaran 2012/2013 Mata Pelajaran IPS standar kompetensi 2 : menghargai peran tokoh
pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Serta kompetensi dasar 2.1 : mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang
pada masa penjajahan belanda dan jepang. Berdasarkan pengamatan peneliti pada kompetensi
dasar tersebut pencapaian hasil belajar dan proses pembelajaran belum sesuai dengan target
yang harus dicapai, oleh karena itu penelitian ini difokuskan kepada peningkatan kerja
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan di atas, peneliti
merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
1. Apakah model quantum teaching dapat meningkatkan aktifitas kelompok siswa kelas
V SDN Pandanrejo pada mata pelajaran IPS KD mendeskripsikan perjuangan para
tokoh pejuang pada masa penjajahan belanda dan jepang 2012/2013?
2. Apakah model quantum teaching dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V
SDN Pandanrejo pada mata pelajaran IPS KD mendeskripsikan perjuangan para tokoh
pejuang pada masa penjajahan belanda dan jepang 2012/2013?
1.4 Batasan Istilah
Batasan istilah pada penelitian ini adalah :
a. Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, interaksi segala
nuansanya, serta menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang
memaksimalkan momen belajar.
b. Aktivitas adalah segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi
baik fisik ataupun non fisik.
c. Kerja Kelompok adalah suatu cara menyajikan materi pelajaran dimana guru
mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau grup tertentu untuk
menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama-sama dan
bergotong-royong.
d. Prestasi belajar adalah hasil perubahan setelah proses belajar berupa penguasaan
pengetahuan (kognitif) yang dinyatakan dalam skor kemudian dikonversikan dalam
e. IPS adalah salah satu cabang pokok dalam ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang masalah-masalah sosial dan kemanusiaan.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan aktivitas kelompok siswa kelas V SDN Pandanrejo pada mata
pelajaran IPS tahun pelajaran 2012/2013.
2. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Pandanrejo pada mata pelajaran
IPS tahun pelajaran 2012/2013.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber referensi di perpustakaan sekolah, dan
sebagai bukti pelaksaan penelitian di sekolah.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi / acuan dan inspirasi guru dalam
menerapkan pembelajaran model quantum teaching.
3. Bagi Siswa
Mendapat pengalaman belajar dengan model quantum teaching, dan meningkatkan
kerja kelompok dan prestasi belajar siswa.
4. Bagi Penulis
Mendapat pengalaman berharga dalam menerapkan model quantum teaching pada
6 BAB II
LANDASAN TEORI 2.1.Kajian Pustaka
Dalam bab ini, penulis akan membahas semua teori pendukung dalam penelitian ini.
Beberapa hal yang terkait akan penulis uraikan dalam bab ini, dimana akan terlihat
keterkaitan antara quantum teaching, karakteristik siswa kelas V SD, Mata pelajaran IPS,
aktivitas, Kerja kelompok dan prestasi Belajar siswa.
2.1.1. Model Quantum Teaching
Quantum Teaching adalah salah satu jenis mode pembelajaran Inovatif. Quantum
Teaching saat ini mulai dikenal dan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di Indonesia.
Model pembelajaran inovatif adalah sebuah model pembelajaran yang dikemas dengan
cara-cara yang khusus, dimana faktor-faktor pendukung pembelajaran benar-benar
dimaksimalkan, semisal sumber belajar, media pembelajaran, cara penyampaian bahan ajar,
dan sudut pandang siswa serta Guru dalam menyikapi kegiatan pembelajaran tersebut.
2.1.1.1. Sejarah Quantum Teaching.
Quantum Teaching di mulai di Super Camp, sebuah program percepatan Quantum
Learning yang ditawarkan Learning Forum yaitu sebuah perusahaan pendidikan Internasional
yang menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi
(DePorter,1992). Menurut Vos-Groenendal (1991) dalam Bobbi DePoter dijelaskan bahwa,
dalam program menginap selama dua hari ini, siswa-siswa mulai usia 9 tahun sampai dua
puluh empat tahun memperoleh kiat-kiat yang membantu mereka dalam mencatat,
menghafal, membaca cepat, menulis, berkreativitas, berkomunikasi dan membina hubungan,
kiat-kiat yang meningkatkan kemampuan mereka menguasai segala hal dalam kehidupan.
Hasilnya menunjukkan bahwa siswa-siswa yang mengikuti Super Camp mendapat nilai-nilai
Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan
dalam rancangan, penyajian dan fasilitas SuperCamp. Diciptakan berdasarkan teori-teori
pendidikan seperti Accelerated Learning (Lezanov), Multiple intelligences (Gardner),
Neuro-Linguistic Programming (Grinder dan Bandler), Experiental learning (Hahn), Socratic
inquiry, Cooperative Learning (Johnson dan Johnson), Elements of Effective instruction
(Hunter). Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi
sebuah paket yang akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan meningkatkan
kemampuan murid untuk berprestasi. Quantum teaching mengambil aspek-aspek terbaik dari
sebuah kegiatan pembelajaran yang ada dan yang tersedia secara potensial dalam sebuah
kelas atau sebuah kegiatan belajar, untuk dimaksimalkan dalam proses pembelajaan antara
guru dan murid sehingga dapat meningkatkan kemampuan murid untuk berprestasi.
2.1.1.2. Pengertian Model Quantum Teaching.
Kata Quantum memiliki arti interaksi yang mengubah energi yang menjadi cahaya.
Dengan demikian Quantum Teaching adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi
(mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa) yang ada di
dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat
alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri maupun orang lain.
Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya serta
menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.
Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas (Riyanto
Yatim,2009:202).
Quantum teacing berusaha mengubah suasana belajar yang monoton dan
membosankan kedalam suasana belajar yang lebih menyenangkan dengan memadukan semua
namun bertujuan pada satu tujuan yang sama yaitu meningkatkan pemahaman dan
kemampuan belajar siswa pada suatu pokok bahasan, yang akan mengarah pada keberhasilan
akademik yaitu prestasi belajar siswa.
2.1.1.3. Asas Utama Model Quantum Teaching.
Riyanto Yatim (2009:202) mengatakan bahwa Quantum Teaching bersandar pada
konsep “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkanlah Dunia Mereka
Kedunia Kita”. Artinya : mengingat kita pada pentingnya memasuki dunia siswa sebagai
langkah awal untuk mendapatkan hal mengajar.
Jadi masukilah dunia mereka, karena tindakan ini akan memberikan izin untuk
memimpin dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan
yang luas. Caranya adalah dengan mengaitkan apa yang kita ajarkan dengan sebuah
peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik,
seni, reaksi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, kita dapat membawa siswa
masuk dalam dunia kita dan memberi siswa pemahaman mengenai dunia itu.
2.1.1.4. Prinsip-prinsip Model Quantum Teaching.
Menurut Bobbi (2000:36), Quantum Teaching memiliki lima prinsip atau kebenaran
tetap. Prinsip-prinsip ini merupakan struktur Chord dasar dari simfoni belajar. Prinsi-prinsip
tersebut adalah :
1. Segalanya Berbicara
Segalanya dari lingkungan hingga bahasa tubuh , dari kertas yang dibagikan hingga
rancangan pelajaran semuanya mengirim pesan tentang belajar.
Semua yang terjadi dalam pengubahan, semuanya mempunyai tujuan. Susunan tempat
duduk, perubahan teman kerja dalam proses belajar memiliki tujuan yang pasti, yaitu
pencapaian akan satu hal dalam proses pembelajaran.
3. Pengalaman sebelum Pemberian Nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks yang akan
menggerakan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika
siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang
akan mereka pelajari.
4. Akui Setiap Usaha
Pada saat siswa mengambil langkah mereka patut mendapat pengakuan atas
kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Berikan respon positif atas hal yang telah
dilakukan oleh siswa, sehingga siswa akan semakin percaya diri untuk melakukan hal-hal
yang lainnya.
5. Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan!
Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi
emosi positif dalam belajar. Perayaan akan meningkatkan kekuatan emosi dalam diri
siswa, sehinga siswa akan merasa lebih dihargai dan mendapat pengakuan positif dari
guru dan teman-teman dalam proses pembelajaran.
2.1.1.5. Tahap-tahap Model Quantum Teaching.
Tahap-tahap pembelajaran dalam model Quantum Teaching adalah :
Dalam mengubah segala detail, guru menyiapkan konteks tempat siswa belajar secara
positif, mendukung dan mengundang selera, tempat meningkatkan kesadaran, daya
dengar, partisipasi, umpan balik dan pertumbuhan inilah tempat emosi dihargai. Dalam
hal ini, kelas dapat menjadi “rumah” tempat siswa terbuka terhadap umpak balik dan
mempercayainya, tempat mereka belajar mengakui dan mendukung orang lain, tempat
mereka mengalami kegembiraan dan kepuasan, memberi dan menerima, belajar dan
tumbuh.Terdiri dari 4 bagian yaitu:
a. Suasana, suasana yang menggembirakan membawa kegembiraan pula
dalam belajar.
b. Landasan (kerangka kerja), meliputi tujuan keyakinan, keepakatan
kebijakan, prosedur, dan aturan-aturan yang memberi pedoman untuk
belajar dalam komunitas belajar.
c. Lingkungan, semua hal yang mendukung proses belajar seperti :
pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi dan lain-lain.
d. Rancangan, adalah penciptaan terarah unsur-unsur penting yang dapat
menumbuhkan minat siswa, mendalami makna dan memperbaiki proses
tukar menukar informasi.
2. Mengorkestrasikan Suasana yang Menggairahkan.
Bahan-bahan kunci untuk membangun suasana yang bagus adalah niat, hubungan,
kegembiraan dan ketakjuban, pengambilan resiko, rasa saling memiliki dan
keteladanan.
Membuat niat positif yang benar-benar mapu diterima oleh siswa,
sehingga siswa termotivasi untuk menjalani kegiatan belajar mengajar
dengan menyenangkan.
b. Hubungan
Membuat sebuah suasana hubungan yang kuat antara Guru dengan siswa,
sehingga siswa terkait dengan Guru secara emosional.
c. Kegembiraan dan ketakjuban
Membangun suasana kelas yang menggembirakan, riang, dan sebisa
mungkin belum pernah ditemui oleh siswa, sehingga siswa akan merasa
takjub melihat keadaan tersebut.
d. Pengambilan Resiko
Siswa didekatkan pada peristiwa dimana siswa harus mampu mengambil
keputusan untuk dirinya sendiri, ataupun kelompok.
e. Rasa saling memiliki
Membangun kerjasama dalam kelompok, dan penghargaan pada
keberhasilan kelompok atau individu lain, sehingga timbul rasa saling
menghargai dan memiliki.
f. Keteladanan
Memberikan sebuah contoh nyata, sebuah sikap yang patut dicontoh oleh
siswa.
3. Mengorkestrasikan Landasan yang Kukuh
Dapat dilakukan dengan menggariskan parameter dan pedoman yang jelas
kebijkan, peraturan dan kesepakatan bersama. Parameter-parameter ini harus jelas
bagi siswa dan mereka harus berkomitmen untuk mengikutinya.
a. Tujuan
Siswa diajak untuk mengerti tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
agar dalam proses kegiatan belajar siswa mampu mengerti arah
kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
b. Prinsip-prinsip
Prinsip-prinsip yang akan dicapai di jabarkan kepada siswa baik secara
langsung, ataupun tidak langsung.
c. Keyakinan
Siswa diajak untuk masuk dalam suasana yakin, akan kegiatan
pembelajaran yang sedang dia ikuti, dan proses belajar yang sedang dia
alami.
d. Prosedur
Prosedur pembelajaran harus jelas, sehingga siswa tidak terlalu lebar
dalam menerima konsep kegiatan pembelajaran.
e. Kebijakan
Banyak hal yang dibuat didalam kelas, guna kepentingan bersama.
Melibatkan siswa dan Guru. Keputusan-keputusan tersebut sesuai
dengan kebutuhan siswa dan kebijakan Guru.
f. Peraturan dan kesepakatan bersama
Siswa dan Guru menyepakati sebuah aturan bersama, yang digunakan
selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Semisal
4. Mengorkestrasikan Lingkungan yang Mendukung
Dalam hal ini terdiri dari 4 hal yaitu :
a. Lingkungan sekitar
Pandangan sekeliling dapat membantu daya ingat. Sebuah gambar dapat
lebih berarti dari seribu kata. Jika kita menggunakan gambar sebagai alat
peraga dalam situasi belajar, akan dapat modalitas visual dan
menjalankan jalur saraf (kesadaran).
b. Alat bantu
Alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu gagasan.
c. Pengaturan bangku
Guru dapat mengajar dengan bangku-bangku yang berubah-ubah untuk
memaksimalkan momen belajar.
d. Tumbuhan, aroma, hewan peliharaan dan unsur organik lainnya
Tumbuhan hijau membangkitkan asosiasi yang indah, hewan memberi
rasa penyayang. Musik menata suasana hati.
5. Pengajaran yang Dinamis Mengorkestrasikan Perancangan
Dapat dilakukan dengan cara :
a. Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia mereka ke dunia
kita adalah kemampuan untuk menjembatani jurang antara dunia guru dan
dunia siswa.
b. Modalitas V-A-K
1) Visual : mengakses citra visual yang diciptakan maupun yang diingat.
2) Audiovisual : mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan
3) Kinestik : mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan
maupun diingat.
c. Model kesuksesan
Quantum Teaching memberikan kesempatan kepada kita untuk
membawa siswa meraih kesuksesan setiap saat.
d. Kerangka perancangan Quantum Teaching
Kerangka Quantum Teaching disebut “TANDUR” yaitu Tumbuhkan,
Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
e. Kecerdasan berganda bertemu SLIM-N-BIL
1) Special-Visual : berpikir dalam citra gambar.
2) Linguistic-verbal : berpikir dan berkata-kata.
3) Interpersonal : berpikir lewat komunikasi dengan orang lain.
4) Musical-ritmik : berpikir dalam irama dan melodi
5) Naturalis : berpikir dengan acuan alam.
6) Badan kinestic : berpikir melalui sensasi dan gerakan tubuh.
7) Logis-matematis : berpikir dengan penalaran.
6. Mengorkestrasikan Presentasi Prima
Yaitu cara untuk memanfaatkan suara, wajah, tubuh dan kata-kata untuk
memanfaatkan keefektifan berbicara. Dalam bahasa lisan, bahasa tubuh
benar-benar dimanfaatkan untuk mengintegrasikan sebuah makna kepada siswa, semisal
dalam konteks guru menjelaskan beberapa tokoh, masing-masing tokoh yang
dijelaskan dapan disampaikan dengan gaya dan penyampaina suara, wajah, dan
7. Mengoreksi Fasilitas Elegan
Memfasilitasi yaitu memudahkan tingkat parsitipasi yang diinginkan. Dapat
dilakukan dengan cara :
a. Ingat prinsip KEG
Know it ( ketahui hasilnya)
Explain it (jelaskan hasilnya)
Get it and give feedback (dapatkan hasil dan berkan umpan balik)
b. Modal kesuksesan dari sudut pandang fasilitator
1) Pengulangan yang sering
2) Gambaran keseluruhan
c. Mempengaruhi perilaku dengan tindakan
1) Gerak tubuh
2) Jeda
d. Menciptakan strategi
1) Lontarkan pertanyaan
2) Gerakkan pertanyaan hinggan beroleh jawaban
e. Tanya jawab belajar
1) Apa yang terjadi
2) Apa yang kita pelajari
3) Bagaimana cara menerapkan apa yang telah kalian pelajari
8. Mengorkestrasikan Keterampilan Belajar
Ada lima keterampilan yang merangsang belajar yaitu :
a. Konsentrasi terfokus
c. Organisasai dan persiapan tes
d. Membaca cepat
e. Teknik mengingat
Kelima hal tersebut merangsang proses belajar karena ketrampilan tersebut
menjadi langkah dan modal awal bagi siswa untuk lebih mudah melakukan
kegiatan belajar.
9. Mengorkestrasikan Keterampilan Hidup
a. Hidup dengan penuh tanggung jawab, pilihan, solusi, kebebasan dan
keamanan.
b. Komunikasi yang jernih dengan observasi, pikiran, perasaan dan keinginan.
c. Membina hubungan, baik dengan guru, siswa, pegawai dan wali murid.
10.Mengorkestrasikan Kesuksesan melalui Praktek
Untuk mempraktikan apa yang kita ketahui dengan tentang segala sesuatu
pengetahuan yang sudah kita terima dapat dilakukan dengan cara : meringkas
bab, melakukan beberapa langkah dalam belajar, raih kesempatan dan
persahabatan.
Quantum teaching adalah sebuah paket model pembelajaran yang mengaitkan
banyak unsur dalam proses pembelajaran. Dalam quantum teaching terdapat banyak hal
yang sangat membantu terciptanya sebuah pembelajaran yang ideal, baik itu dari segi
tempat, cara dan metode penyampaian, pengemasan bahan ajar, strategi pengakuan dan
2.1.2. Karakteristik Siswa kelas V dan Tahap Perkembangan anak
Siswa merupakan anak-anak yang mengikuti pelajaran dalam satuan pendidikan.
Siswa memiliki tingkat perkembangan dan tugas perkembangan yang berbeda-beda sesuai
dengan usianya. Siswa kelas V SD adalah anak yang berada pada usia 11 tahun yang
memiliki tahap perkembangan dan tugas perkembangan sesuai usianya, yaitu antara periode
operasional konkret dan periode operasional formal.
2.1.2.1. Tahap Perkembangan Anak Menurut Piaget
Menurut Piaget (dalam Thalib, 2010: 29) tahap perkembangan kognitif anak
dibagi menjadi empat bagian, yaitu periode sensorimotor (usia 0–2 tahun), periode
praoperasional (usia 2–7 tahun), periode operasional konkret (usia 7–11 tahun), periode
operasional formal (usia 11 – 15 tahun). Berdasar tahap perkembangan tersebut siswa
kelas V SD berada pada tahap operasional konkret di mana anak sudah memiliki
kemampuan membentuk berbagai operasi mental, dan berfikir secara konkret.
2.1.2.2. Tahap Perkembangan Anak Menurut Erikson
Menurut Erikson (dalam Thalib, 2010: 25), perkembangan manusia dibagi dalam
delapan tahap, yaitu bayi (0 – 1 tahun), masa kanak-kanak (1 – 2 tahun), masa pra sekolah
(2 – 6 tahun), masa sekolah (6 – 12 tahun), masa remaja (12 – 18 tahun), masa dewasa
awal (19 – 40 tahun), masa dewasa (40 – 65 tahun), masa dewasa akhir ( > 65 tahun).
Berdasar tahap perkembangan di atas anak kelas V SD termasuk dalam tahap masa
sekolah di mana anak belajar membuat keputusan, memperoleh keterampilan untuk bidang
pendidikan, serta perkembangan potensi dasar anak.
Berdasarkan tahap perkembangan tersebut, anak kelas V SD sangat potensial sekali
untuk melakukan kegiatan pembelajaran quantum teaching. Tahap operasianal konkret pada
konkret sangat sesuai dengan tujuan dari quantum teaching. Dalam quantum teaching
kegiatan pembelajaran bertujuan untuk memadukan unsur fisik, psikis dan emosi siswa. Anak
kelas V SD yang berada dalam tahap belajar membuat keputusan, memperoleh ketrampilan,
serta perkembangan potensi anak, dapat termaksimaklkan proses belajarnya dengan quantum
teaching dikarenakan dalam metode pembelajaran ini sangat berkaitan erat dengan
pengembangan potensi-potensi yang ada dalam kegiatan pembelajaran dan unsur-unsur
didalamnya, termasuk diri siswa itu sendiri yang secara langsung terkait dalam proses
kegiatan pembelajaran.
2.1.3. Hakikat IPS 2.1.3.1. Pengertian IPS
Somantri berpendapat (dalam Sapriya, 2009: 11) pengertian Ilmu Pengetahuan
Sosial ada dua jenis, yaitu pendidikan IPS untuk persekolahan dan pendidikan IPS untuk
perguruan tinggi. Pengertian pendidikan IPS untuk persekolahan adalah “penyederhanaan
dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan
pendidikan” (dalam Sapriya, 2009: 11). Sedangkan pengertian pendidikan IPS untuk
perguruan tinggi adalah “seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan
dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan” (dalam Sapriya, 2009: 11).
Dari dua pengertian tersebut terlihat ada perbedaan istilah yaitu penyerderhanaan
pada pengertiaan pendidikan IPS untuk persekolahan, dan pengertian pendidikan IPS untuk
perguruan tinggi. Menurut Somantri “istilah perbedaan istilah penyerderhanaan dan seleksi
mempunyai maksud untuk menunjukkan tingkat kesukaran bahan yang diberikan” (dalam
perkembangan anak, sehingga pada taraf persekolahan pendidikan IPS tidak diberikan terlalu
luas yang dapat memberatkan siswa dalam memahami materi yang diberikan.
2.1.3.2. Pembelajaran IPS di SD
Menurut Nursid (1980: 80) dalam memberikan pembelajaran IPS perlu
menggunakan teknik dan strategi yang tepat. Teknik dan strategi itu meliputi: “1) membina
konsep dan mengembangkan generalisasi pada IPS, 2) mengajarkan keterampilan pada
pengajaran IPS, 3) mengajarkan nilai dan sikap pada pengajaran IPS, 4) mengembangkan
inkuiri dan berpikir, dan 5) prosedur bertanya efektif pada pengajaran IPS”.
2.1.3.3. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS SD
Kompetensi Dasar (KD) yang akan diteliti adalah KD 1.2 : menceritakan
tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia. Materi yang akan di bahas
dalam KD ini adalah : tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu-budha dan islam.
2.1.4. Kerja Kelompok
Jusuf Djajadisastra (1982:45) mengemukakan bahwa kerja kelompok atau sering
disebut sebagai metode gotong royong, merupakan metode mengajar di mana murid-murid
disusun dalam kelompok-kelompok pada waktu menerima pelajaran atau mengerjakan
tugas-tugasnya. Tujuan dari metode kerja kelompok adalah partisipasi dari semua kelompok, yang
pada akhirnya semua kelompok bertanggung jawab atas hasil yang di capai. Materi atau tugas
yang diberikan kepada setiap kelompok bisa sama atau pun berbeda, namun tetap satu
kesatuan.
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian
bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun
dibagi atas kelompok-kelompok kecil (subsub kelompok). Dalam membentuk kelompok,
antara lain fasilitas yang ada dikelas, tingkat kecerdasan siswa yang ada di kelas tersebut,
letak tempat duduk, jenis mata pelajaran apa yang akan diberikan dan masih banyak lagi
faktor- faktor yang lain.
2.1.4.1 Kekuatan dan kelemahan kerja kelompok
Kekuatan dan kelemahan kerja kelompok menurut Jusuf Djajadisastra (1982:47)
adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan Kerja Kelompok.
a. Peserta didik dapat belajar berdiskusi dan bertukar pengalaman dengan anggota
kelompok lain dalam kelompok masing-masing.
b. Belajar mengungkapkan pendapat dan gagasan ataupun usulan dalam diskusi
dalam kelompok.
c. Peserta didik dapat menemukan pengalaman baru dalam diskusi bersama anggota
kelompok lain.
d. Membina semangat kooperasi, bekerjasama yang sehat dan gotong royong.
e. Membangkitkan semangat bersaing yang sehat diantara kelompok- kelompok.
f. Mempercepat penyelesaian pemecahan suatu masalah karena difikirkan
bersama-sama oleh beberapa orang dalam kelompok.
2. Kelemahan Kerja Kelompok
a. Sulit membentuk kelompok yang kemudian dapat bekerja sama secara harmonis.
b. Dapat timbul rasa fanatik terhadap kelompoknya.
c. Timbulnya ketergantungan yang tidak positif terhadap anggota kelompok yang
aktif.
2.1.5. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menjadi hal yang sangat diperhatikan dalam kegiatan belajar
mengajar. Banyak sekali pemahaman-pemahaman muncul untuk mengupas pengertian
prestasi belajar siswa, disamping itu prestasi belajar siswa juga terpengaruh oleh beberapa
hal, berikut adalah pembahasan mengenai prestasi belajar siswa.
2.1.5.1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Darsono (2000: 110) “prestasi belajar siswa merupakan perubahan
-perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan/kognitif, keterampilan/ psikomotor, dan
nilai sikap/afektif sebagai akibat inetraksi aktif dengan lingkungan”. Dari pendapat tersebut
dapat dikatakan bahwa hasil belajar dapat dilihat dari tingkah laku siswa dari aspek kognitif,
psikomotorik, dan afektif setelah mereka memperoleh pengalaman belajar. Menurut Usman
(1997: 29) “Perubahan kognitif siswa merupakan suatu perubahan yang menyangkut tujuan
yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual”. Winkel
(1983) menambahkan bahwa taraf prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk nilai.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah hasil perubahan setelah proses belajar berupa penguasaan pengetahuan (kognitif),
sikap dan nilai (afektif) dan ketrampilan (psikomotor) yang dinyatakan dalam skor yang
dikonversikan ke dalam nilai.
2.1.5.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar diri siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
menurut Arikunto (1990: 21) adalah:
“1) Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, terdiri dari:
kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar. 2) Faktor eksternal
yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa, terdiri dari: faktor manusia (baik
dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat), faktor non manusia (seperti: alam dan
lingkungan fisik).”
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung
dalam mencapai prestasi belajar. Menurut Carrol (dalam Sudjana, 1989: 40) bahwa hasil
belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu: (1) bakat, (2) waktu yang
tersedia untuk belajar, (3) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, (4)
kualitas pengajaran dan (5) kemampuan individu. Empat faktor tersebut di atas (1, 2, 3, 5)
berkenaan dengan kemampuan individu dan faktor (4) adalah faktor di luar individu. Kedua
faktor tersebut (kemampuan siswa dan kualitas pengajaran) mempunyai hubungan
berbanding lurus dengan hasil belajar siswa. Artinya, makin tinggi kemampuan siswa dan
kualitas pengajaran, makin tinggi pula hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi
oleh faktor intern sebagai faktor dari dalam diri siswa dan faktor ekstern sebagai faktor dari
luar diri siswa.
2.1.6 Aktivitas Kelompok
Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”
Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun
non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang
dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar
merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Ada beberapa ciri yang dapat dilihat dalam aktivitas atau keaktifan belajar siswa :
2. Keinginan dan keberanian serta kesempatan berprestasi baik dalam
persiapan, proses, dan kelanjutan belajar
3. Penampilan berbagai usaha dan kreatifitas belajar mengajar dalam menjalani
dan menyelesaikan kegiatan belajar sampai mencapai keberhasilannya.
4. Kebebasan atau keleluasaan melakukan hal tersebut diatas tanpa tekanan
guru atau pihak lain.
2.2.Hasil Penelitian Sebelumnya
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Katarina ( Universitas Sanata Dharma, 2010 ) Yang berjudul “ Peningkatan Prestasi
Belajar Mata Pelajaran IPS siswa kelas II semester 2 SD Kanisius Sorowajan Tahun
Pelajaran 2009-2010. Kondisi awal siswa yang telah mencapai KKM sebesar 60%. Setelah
tindakan siklus 1 terjadi peningkatan hasil prestasi siswa dengan rata-rata 65,6. Siswa yang
belum mencapai KKM sebanyak 14 orang atau 37,3 % dan yang sudah mencapai KKM
sebanyak 19 orang atau 62,7 %. Hasil siklus 2 diperoleh rata-rata sebesar 72,4 dengan jumlah
siswa yang telah mencapai KKM Sebanyak 25 siswa atau 75% dan yang belummencapai
KKM sebanyak 8 siwa atau 24,2 %. Dengan demikian terjadi peningkatan dari pra penelitian
sampai dengan siklus 2 sebesar 18,4 %. Dari hasil tersebut metode kerja kelompok dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.3.Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran IPS di SD harus menggunakan teknik dan strategi yang tepat
yaitu meliputi, membina konsep dan mengembangkan generalisasi pada IPS, mengajarkan
ketrampilan pada pengajaran IPS, mengajarkan nilai dan sikap, mengembangkan inkuiri dan
proses berfikkir. Banyak hal yang tidak berjalan secara maksimal ketika proses kegiatan
IPS. Oleh karena itu, diperlukan model belajar yang Inovatif yang mampu memaksimalkan
semua aspek dan memaksimalkan pencapaian hasil kegiatan belajar mengajar.
Quantum teaching adalah salah satu jenis model pembelajaran Inovatif, yang mampu
mengorkestrasikan semua aspek dalam kelas guna mencapai tujuan akhir kegiatan belajar
mengajar. Disampaing itu, konsep-konsep yang diajarkan sesuai dengan tahap perkembangan
siswa kelas V SD. Tahap operasional konkret pada anak kelas V SD dimana anak telah
mampu membentuk operasi mental, dan berfikir secara konkret sangat sesuai dengan model
quantum teaching. Proses dalam kegiatan belajar menggunakan model quantum teaching
yang menganut prinsip-prinsip segalanaya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman
sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, jika layak dipelajari maka layak pula Dirayakan,
akan memberikan ruang-ruang belajar yang kreatif pada diri siswa, baik secara kognitif,
afektif, ataupun psikomotorik. Siswa akan terangsang untuk berkembang secara aspek sosial
dan individu. Dengan demikian, jika model pembelajaran ini diterpkan dalam kegiatan
pembelajaran IPS di SD, besar kemungkinan akan terjadi peningkatan kerja kelompok dan
pencapaihan prestasi belajar sesuai yang ditargetkan.
2.4.Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian ini adalah:
1. Penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan aktifitas kelompok
pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN Pandanrejo Tahun pelajaran
2012/2013.
2. Penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan prestasi belajar
pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN Pandanrejo Tahun pelajaran
25 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian 3.1.1 Model Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas
untuk meningkatkan aktivitas kelompok dan prestasi belajar siswa. Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh Guru di kelasnya sendiri dengan
cara (1) merencanakan,(2) melaksanakan, (3) merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat ( Kusumah dan Dwitagama,2009:9). Menurut
Lewin (dalam Kasboelah 2001) penelitian tindakan adalah penelitian yang berupa
rangkaian kegiatan satu dengan kegiatan lainnya yang masih saling berhubungan,
rangkaian kegitan tersebuat meliputi penyusunan rencana, tindakan, observasi, dan
refleksi.
Penelitian tindakan kelas merupakan cara yang strategis bagi guru untuk
memperbaiki layanan kependidikan dalam lingkup pembelajaran di kelas dan
peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan (Aqib,2006:18). Adapun
tujuan penelitian tindakan kelas berfokus pada pemecahan masalah yang nyata terjadi
di dalam kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan
Gambar 1. Skema model penelitian (adaptasi dari Hopkins dalam Aqib,2007:31)
3.2Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian di laksanakan di SDN Pandanrejo, Desa Pandanrejo, Kecamatan
Kaligesing, Kabupaten Purworejo.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas V SDN Pandanrejo Tahun
Pelajaran 2012/2013.
Perencanaan
Refleksi PelaksanaanTindakan
Observasi
Obsevasi Refleksi
Perencanaan Ulang
PelaksanaanTindakan Siklus 1
Siklus 2
3. Objek penelitian
Kerja kelompok dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS KD
mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan belanda dan
jepang.
4. Waktu penelitian
Pengambilan data dilaksanakan dari tanggal 28 maret sampai 27 april 2013.
3.3RancanganPenelitian
Peneliti merencanakan dua siklus dalam penelitian ini dan satu siklus terdiri dari
dua pertemuan dengan lama tatap muka 2x35 menit. Adapun langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam penelitian ini diantaranya:
3.3.1 Pra Penelitian
Pada tahap pra penelitian, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah:
1. Meminta surat ijin dari kampus yang diminta dari sekretariat prodi PGSD
untuk melakukan obsevasi.
2. Meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru kelas V SDN Pandanrejo.
3. Mengidentifikasi masalah dan menentukan alternatif pemecahan masalah.
4. Mengkaji kompetensi dasar, mendeskripsikan materi pokok yaitu:
Membuat kisi-kisi intrumen penilaian. KD mendeskripsikan perjuangan para
tokoh pejuang pada masa penjajahan belanda dan jepang.
5. Menyusun angket kerja kelompok dan soal evaluasi.
3.3.2 Rencana Tindakan Penelitian 3.3.2.1 Persiapan Penelitian
1. Menyusun silabus IPS pada kompetensi dasar KD mendeskripsikan
perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan belanda dan jepang.
2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
3. Menyusun lembar kerja siswa.
4. Membuat kisi-kisi intrumen penilaian.
5. Membuat lembar pengamatan.
6. Membuat angket kerja kelompok.
7. Membuat angket soal evaluasi.
8. Membuat pedoman wawancara guru.
9. Membuat lembar refleksi dan rencana tindakan siswa.
10. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang akan diajarkan.
3.3.2.2 Rencana tindakan Tiap Siklus
a. Rancangan Pembelajaran Siklus I ( pertemuan ke-1 )
1. Rencana tindakan
Tahap perencanaan adalah tahap penyusunan rencana tindakan yang
meliputi: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun
lembar kerja siswa, menyusun soal evaluasi dan menyusun lembar
pengamatan.
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi
b. Guru membagi siswa dalam kelompok, masing-masing kelompok 5
c. Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru mengenai
penjajahan belanda di indonesia dan daerah perlawanan serta
tokoh-tokoh yang melatar belakangi penjajahan belanda.
d. Siswa melakukan kegiatan dalam kelompok.
e. Siswa melakukan aktivitas kelompok, dan perwakilan dari kelompok
menyampaikan hasil kerja kelompok
f. Siswa mengerjakan LKS didampingi Guru.
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk megamati jalannya proses
pembelajaran, peneliti dibantu oleh pengamat lain yang ikut mengamati
jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi kerja kelompok
yang telah disiapkan oleh peneliti.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
yang terjadi selama proses pembelajaran.
b. Rancangan Pembelajaran Siklus I ( pertemuan ke-2 )
1. Rencana tindakan
Tahap perencanaan adalah tahap penyusunan rencana tindakan yang
meliputi: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun
lembar kerja siswa, menyusun soal evaluasi dan menyusun lembar
pengamatan.
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi
b. Guru membagi siswa dalam kelompok (5 orang ), dan membuat
c. Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.
d. Siswa melakukan kegiatan games yang telah dipersiapkan guru, yaitu
menjodohkan diagram kertas sejarah.
e. Siswa melakukan diskusi, dalam kelompok dan perwakilan dari
kelompok menyampaikan hasil diskusi
f. Siswa mengerjakan LKS didampingi Guru.
g. Evaluasi tertulis, diiringi pemutaran musik klasik
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk megamati jalannya proses
pembelajaran, peneliti dibantu oleh pengamat lain yang ikut mengamati
jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi kerja kelompok
yang telah disiapkan oleh peneliti.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
yang terjadi selama proses pembelajaran.
c. Rancangan Pembelajaran Siklus II ( pertemuan ke-1 )
1. Rencana tindakan
Perencanaan adalah tahap penyusunan rencana tindakan yang meliputi:
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun lembar kerja
siswa, menyusun soal evaluasi dan menyusun lembar pengamatan.
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi
b. Guru membagi siswa dalam kelompok( 3 orang ), dan membuat
yel-yel.
d. Siswa melakukan kegiatan games yang telah dipersiapkan guru, yaitu
menjodohkan bagan terkait, bagan tokoh dengan pergerakan yang
dilakukannya.
e. Siswa melakukan aktivitas kelompok, dan perwakilan dari kelompok
menyampaikan hasil kerja kelompok
f. Siswa mengerjakan LKS didampingi Guru.
g. Evaluasi tertulis, diiringi pemutaran musik klasik
3. Observasi
a. Mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran melalui
lembar observasi
b. Memeriksa LKS
4. Refleksi
a. Mengidentifikasi kesulitan yang terjadi selama proses pembelajaran
b.Melakukan pengumpulan data dan prosentase keberhasilan kegiatan
pembelajaran
c. Menarik kesimpulan sederhana tentang model kuantum teaching
d. Rancangan Pembelajaran Siklus II ( pertemuan ke-2 )
1. Rencana tindakan
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
b. Menyusun lembar kerja siswa
c. Menyusun soal evaluasi
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi
b. Guru membagi siswa dalam kelompok ( 3orang ), dan membuat
yel-yel.
d. Guru mengajar dengan menggunakan multimedia, mengenai
dokumenter sumpah pemuda.
e. Siswa melakukan diskusi, dalam kelompok dan perwakilan dari
kelompok menyampaikan hasil diskusi
f. Siswa mengerjakan LKS didampingi Guru.
g. Evaluasi tertulis, diiringi pemutaran musik klasik
3. Observasi
a. Mencatat temuan-temuan yang ada selama proses pembelajaran
b. Memeriksa LKS
4. refleksi
a. mengidentifikasi kesulitan dan hambatan yang terjadi selama proses
pembelajaran
b.penghitungan data, dan prosentase keberhasilan kegiatan pembelajaran
c. menarik kesimpulan sederhana
3.4Instrumen dan pengumpulan data 3.4.1 Instrumen Penelitian
Instrument merupakan alat ukur dalam penelitian ( sugiyono, 2010 ; 148 ). Instrumen
penelitian terdiri dari penilaian akademik dan non akademik. Penilaian akademik
berdasarkan tes, sedangkan penelitian non akademik berdasarkan penilaian non tes yang
berupa kuesioner. Hal tersebut dapat di uraikan dalam hal berikut ini :
a. Tes
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes untuk mengukur prestasi
siswa. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis. Sanjaya (2009:100)
cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis. Tes tertulis adalah cara
pengambilan data-data yang diinginkan dengan cepat, dengan cara memberikan
soal-soal tertulis secara langsung kepada seseorang.
Jenis tes tertulis yang digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPS KD 2.1 : mendeskripsikan perjuangan para
tokoh pejuang pada masa penjajahan belanda dan jepang, adalah berbentuk pilihan
ganda. Tes yang akan dibuat mengacu pada indikator materi KD tersebut. Berikut ini
adalah indikator kisi-kisi tes tertulis pada penelitian ini yang dibuat menggunakan
acuan taksonomi bloom.
Tabel 1. Kisi-kisi soal evaluasi siklus 1 dan 2
Bentuk soal
Indikator Nomor
soal
1. Menyebutkan tujuan kedatangan bangsa belanda ke
Indonesia
1
2.
Menyebutkan tahun kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia
untuk pertama kalinya
2
3. Menyebutkan kota tempat pertama kalinya bangsa Belanda
menjejakkan kakinya di Indonesia
3
4. menyebutkan jenis-jenis rempah-rempah 4
5. Menyebutkan kepanjangan VOC 5
6. Menyebutkan tahun pembentukan VOC 6
7. Menyebutkan pusat-pusat perdagangan yang berhasil
dikuasai bangsa Belanda
8. Menyebutkan tahun berdirinya VOC 8
9. Menyebutkan pusat-pusat perdagangan VOC 13
10.Menyebutkan tokoh-tokoh VOC 10,11,12
11.Menyebutkan hak-han VOC 9
12.Menyebutkan kebijakan-kebijakan yang dilakukan VOC 14
13.Menyebutkan tokoh-tokoh perjuangan melawan belanda 15, 26
14.Menyebutkan daerah-daerah yang melakukan perlawanan
terhadap belanda
17, 18
15.Menyebutjan tahun-tahun perlawanan yang dilakukan
oileh bangsa Indoesia pada masa pendudukan belanda
19
16.menyebutkan nama tokoh pahlawan dengan
mengidentifikasi gambar
25
17.Mejelaskan tahun kedatangan jepang ke Indonesia 20
18.Menyebutkan tempat pasukan belanda mendarat di tiga
tempat secara bersamaan
21
19.Menyebutkan tanggal pasukan belanda menyerah tanpa
syarat kepada jepang
22
20.Menyebutkan tahun pendudukan Jepang di Indonesia 23
21.menyebutkan pemimpin angkatan perang Jepang saat
belanda menyerah tanpa syarat...
24
22.Menjelaskan Hal-hal yang dilakukan Jepang untuk
menarik simpati rakyat indonesia
23.Menyebutkan Isi propaganda 3A yang dibuat oleh Jepang 26
24.Menjelaskan alasan jepang menduduki Indonesia 27
25.Menjelaskan penindasan yang dilakukan jepang 28, 29
26.Menyebutkan kerja paksa rakyat Indonesia pada masa
pemerintahan Jepang
30, 31
27.Menyebutkan nama barisan bentukan Jepang, yang
digunakan untuk membantu militer Jepang
32
28.Menjelaskan Akibat penjajahan jepang terhadap rakyat
Indonesia
33, 34
29.Menjelaskan terjadinya asal-usul perlawanan terhadap
jepang
35
30.Menjelaskan perlawanan tentara blitar kepada Jepang 36
31.Menjelaskan tokoh-tokoh Peta 37, 38,
39
32.Menyebutkan tokoh-tokoh pergerakan nasional 40, 41
33.Menjelaskan Siapakah yang melatar belakangi berdirinya
perguruan Taman siswa
42
34.Menjelaskan pendiri Muhamadiyah 43
35.Mendeskripsikan gambar tokoh pergerakan nasional 44, 45
36.menyebutkan anggota tiga serangkai pendiri Indische
Partij
46
Ulam )
38.menjelaskan berdirinya sarikat islam 48, 49
39.menjelaskan tokoh pendiri Muhamadiyah di Yogyakarta 50
40.menjelaskan peristiwa Kongres pemuda I 51, 52
41.menyebutkan tokoh yanng menyanyian dan pencipta lagu
Indonesia Raya
53
42.menyebutkan pelaksanaan konggres pemuda II 54, 55,
56
43.menjelaskan Inti dari sumpah Pemuda 57
44.menyebutkan tanggal peringatan hari sumpah pemuda 58
45.menjelakan perang diponegoro 59
46.me jelaskan perang sisingamangaraja 60
Tabel 2. Tabel instrumen penilaian tes tertulis
Jenis Skor setiap item Jumlah skor
Tes objektif - Bila benar mendapat skor 1
- Bila salah mendapat skor 0
Jumlah skor maksimal :
Jumlah soal x 1 = 20
Nilai individu yang diperoleh
b. Non tes
Penilaian non tes pada penelitian ini adalah menggunakan pengamatan kerja
siswa dalam kelompok. Kerja kelompok dalam pelajaran IPS pokok bahasan
Jepang di SDN Pandanrejo tahun pelajaran 2012/2013 setelah diaplikasikan dengan
model quantum teaching akan dikatan meningkat jika rata-rata presentase seluruh
aspek yang diamati lebih dari 80,00.
Untuk memudahkan pengamatan, penelitian menggunakan lembar
pengamatan kerja kelompok. Lembar pengamatan adalah pedoman untuk mengamati
aktivitas siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran. Dalam lembar
pengamatan juga telah meliputi kriteria atau aspek-aspek aktivitas kerja kelompok
yang menjadi acuan insturmen penilaian pengamatan aktivitas kelompok.
Tabel 3. Lembar pengamatan kerja kelompok
No Indikator Aktivitas
kelompok
Deskriptor
1 Siswa bekerjasama dengan teman dalam kelompok
a. Dapat memberikan saran/pendapat
b. Dapat menerima saran/pendapat
c. Dapat menanggapi jawaban dari teman dalam
kelompok
2 Siswa berlaku tertib
dalam kelompok
a. Dapat menyelesaikan tugas tepat waktu
b. Mengikuti keiatan dari awal sampai akhir
c. Mengikuti kegiatan dengan tertib dan
mendukung proses belajar
3 Siswa menyampaikan
pendapatnya dalam
kelompok
a. Berpendapat sesuai topik
b. Berpendapat dengan sopan
c. Menyampaikan pendapat yang berkualitas
4 Siswa dapat
menyelesaikan tugasnya
dalam kelompok
a. Siswa dapat mengerjakan tugas dengan benar
b. Siswa dapat mendeskripsikan tugas dengan
tepat
c. Siswa dapat menyelesaikan tugas tepat waktu
Guru b. Siswa bertanya kepada Guru
c. Siswa bertanya lebih dari satu kali
6 Siswa melakukan tugas
yang diberikan oleh
Guru
a. Siswa melakukan tugas dengan benar
b. Siswa mendeskripsikan tugas dari Guru
dengan benar
c. Siswa mengerjakan tugas dengan tepat waktu
7 Siswa melakukan tugas
belajar tanpa tekanan
a. Siswa memiliki kesadaran melakukan tugas
belajar
b. Siswa melakukan tugas belajar dengan
senang hati
c. Siswa merasa senang melakukan tugas
belajar lebih dari satu kali
8 Siswa menerima saran
dan masukan
a. Siswa mendengarkan saran dari teman
b. Siswa mendengarkan saran dari Guru
c. Siswa melakukan saran dan masukan dari
teman dan Guru
Tabel 4. Instrumen penilaian pengamatan keaktivan siswa dalam kelompok
No Indikator Aktivitas kelompok Skor Keterangan
1 2 3 4
1 Siswa bekerjasama dengan
teman dalam kelompok
2 Siswa berlaku tertib dalam
3 Siswa menyampaikan
pendapatnya dalam kelompok
4 Siswa dapat menyelesaikan
tugasnya dalam kelompok
5 Siswa bertanya kepada Guru
6 Siswa melakukan tugas yang
diberikan oleh Guru
7 Siswa melakukan tugas belajar
tanpa tekanan
8 Siswa menerima saran dan
masukan
Petunjuk penggunaan tabel
Memberi tanda cek (√) kolom 4, jika terjadi a, b, dan c.
Memberi tanda cek (√) kolom 3, jika terjadi dua dari a, b, dan c.
Memberi tanda cek (√) kolom 2, jika terjadi salah satu dari a, b, dan c.
Memberi tanda cek (√) kolom 1, jika a, b, dan c tidak ada satupun yang terjadi
Kriteria a, b atau c merupakan deskriptor dari setiap indikator pengamatan
aktivitas kelompok, seperti yang dijelaskan pada tabel 3
Kegiatan observasi keaktifan siswa berikutnya adalah menggolongkan
kategori aktifitas siswa dalam kelompok. Untuk menentukan kategori-kategori
tersebut digunakan acuan penilaian. Acuan penilaian yang digunakan adalah Penilaian
Acuan Norma (PAN) tipe II. Dalam PAN suatu prestasi yang dapat dicapai oleh siswa
(masidjo, 1995:160). Berikut ini PAN tipe II yang digunakan untuk membuat kategori
keaktifan setiap siswa.
Tabel 4.2 Kategori keaktifan siswa (PAN tipe II)
Skor Kategori keaktifan siswa
Lebih dari Mean + 2S Sangat Aktif
Mean + 1S dan Mean + 2S Aktif
Mean - 1S dan Mean + 1S Cukup Aktif
Mean - 2S dan Mean - 1S Kurang Aktif
Kurang dari Mean - 2S Tidak Aktif
c. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara disusun untuk mempermudah peneliti dalam proses
pengamatan. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah peneliti, jika ternyata
dalam proses pengamatan terdapat hal-hal yang kurang jelas. Hal ini juga
dimungkinkan untuk membantu peneliti memperoleh data-data langsung guna
membantu kelancaran proes penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis instrument yaitu menggunakan
tes yang berbentuk tes tertulis untuk penilaian akademik, serta non tes yang
menggunakan lembar pengamatan serta wawancara untuk penilaian non akademik.
3.4.2 Teknik pengumpulan data