• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan aktivitas kelompok dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model Quantum Teaching pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN Pandanrejo tahun pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan aktivitas kelompok dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model Quantum Teaching pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN Pandanrejo tahun pelajaran 2012/2013."

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS KELOMPOK DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN PANDANREJO TAHUN PELAJARAN

2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Albertus Desy Wulan Nugroho NIM : 081134210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENINGKATAN AKTIVITAS KELOMPOK DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN PANDANREJO TAHUN PELAJARAN

2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Albertus Desy Wulan Nugroho NIM : 081134210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

 Yesus Kristus

 Bapak Yohanes Suyadi dan Ibu Supartini, S.Pd yang ternyata berperan sebagai

Ayah dan Ibu yang sangat luarbiasa OK dalam hidup saya

 Maria Diah Wulandari adikku tersayang yang selalu menjadi penyemangat

dalam Hidup agar saya bisa terus selalu menjadi yang terbaik disetiap harinya

 Keluarga besar simbah kakung semuanya

 Semua sahabat dan teman-teman terbaik yang saya miliki

 Semua pihak yang memberikan dukungan dan bimbingan dalam penyelesaian

(6)
(7)

vi

MOTTO

Sebenarnya Hidup itu sangat singkat, tetapi tidak terlalu singkat untuk kita

menjalani hidup

Setiap hal yang kita lakukan haruslah selalu mengandung unsur kebaikan

untuk sesama hidup kita

Janganlah pernah berhenti bermimpi tentang cita-citamu

(8)
(9)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS KELOMPOK DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN PANDANREJO TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Albertus Desy Wulan Nugroho Universitas Sanata Dharma

2013

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peningkatkan Aktivitas Kelompok dan Prestasi belajar siswa Siswa kelas V SDN Pandanrejo Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan menggunakan model quantum teaching Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Pandanrejo tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 14 siswa. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertama membahas pokok bahasan perjuangan melawan penjajahan Belanda dan pergerakan nasional siklus kedua tentang peranan sumpah pemuda, dan masa pendudukan Jepang di Indonesia.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode pengamatan, metode wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam metode pengamatan dan wawancara adalah dengan menggunakan lembar pengamatan dan lembar wawancara. Sedangkan dalam dokumentasi menggunakan soal evaluasi sebanyak 20 soal pilihan ganda.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan aktifitas kelompok dan prestasi belajar siswa. Rata-rata keaktifan siswa sebesar 57,12 % pada siklus I dan meningkat pada siklus II sebesar 85,7%. Presentase nilai siswa yang mampu mencapai KKM pada akhir siklus I sebesar 50% dan pada akhir siklus II sebesar 71,4%. Rata –rata prestasi belajar siswa pada siklus I sebesar 58,28 dan pada akhir siklus II sebesar 74,57.

(10)

ix ABSTRACT

IMPROVEMENT GROUP’S ACTIVITY AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT THROUGH QUAMTUM TEACHING APPROACH ON GRADE V STUDENT’ SOCIAL SUBJECT OF SDN PANDANREJO IN ACADEMIC YEAR 2012/2013

Albertus Desy Wulan Nugroho Sanata Dharma University

2013

The purpose of this research was to analyze the improvement of group's activity and student's achievement on grade V students of SDN Pandanrejo in academic year of 2012/2013 using Quantum Teaching model. There were 14 fifth-grader from SDN Pandanrejo as the subject to this research. The research was conducted in two cycles. The first cycle discussed the struggle to fight against Netherland colonialization and national resistance. The second cycle discussed Youth's Vow (Sumpah Pemuda) contribution and Japan colonialization era in Indonesia.

This research used data collected through observation, interview, and documentation. The instruments used for the observation and interview methodology were the observation sheets and the interview sheets. Whereas for the documentation method, a list of 20 multiple choice questions was used to collect data.

The result of this research showed that the implementation of Quantum Teaching model can improve group's activity and students' achievement. The average of students' activity at the first cycle was 57.12% and it was improved at the second cycle to 85.7%. This was proven that at the end of the first cycle, 50% of the students were able to reach grade meets KKM, and at the end of the second cycle, the percentage raised to 71.4%. The average students' achievements in their study during the two cycles also experienced a reasonable increase, from 58. 28% to 74.57% respectively.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

kesempatan, bimbingan, dan petunjuk serta kekuatan sehingga penulis dapat melakukan

penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul peningkatan aktivitas kelompok

dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model Quantum Teaching pada mata

pelajaran IPS siswa kelas V SDN Pandanrejo tahun pelajaran 2012/2013.

Penulisan skripsi ini tak lepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai

pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan.

2. G Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., MA.. selaku Kaprodi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M. Si. Selaku Dosen pembimbing.

4. Semua Dosen dan Karyawan PGSD yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu.

5. Petugas perpustakaan USD yang membantu menyediakan referensi bagi karya

ilmiah saya.

6. Sugito, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Pandanrejo

7. Ayah, Ibu dan adik saya tercinta yang selalu memberikan semangat dan

dukungan.

8. Teman-teman yang membantu dalam penyusunan Skripsi ini Roni Baskoro,

S.Pd., Jani, Nicodemus Yordan, S.Pd. Garry dan neng Ambar, willy.

9. Teman-teman dan keluarga besar SEXEN USD, SIESEN Insadha, Rockstar

Musik studio record, Lolenlones, Yoggi n The troublemakers, Jogja Blues

Forum, Alldint Music course, yang selalu menjadi sumber inspirasi dan belajar

(12)
(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

MOTTO... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang... 1

1.2Identifikasi Masalah... 3

1.3Batasan Masalah... 4

1.4Batasan Istilah... 4

1.5Tujuan Penelitian... 5

(14)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI... 6

2.1 Kajian Pustaka... 6

2.1.1 Model quantum teaching... 6

2.1.2 Karakteristik siswa kelas V dan tahap perkembangan anak... 17

2.1.3 Hakikat IPS... 18

2.1.4 Kerja Kelompok... 19

2.1.5 Prestasi Belajar... 21

2.1.6 Aktivitas... 22

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya... 23

2.3 Kerangka Berfikir... 23

2.4 Hipotesis Tindakan... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 25

3.1 Jenis Penelitian... 25

3.2 Setting penelitian... 26

3.3 Rancangan Penelitian... 27

3.4 Instrumen dan Pengumpulan Data... 32

3.5 Teknik Analisi Data... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 56

4.1 Hasil Penelitian... 56

4.2 Pembahasan ... 66

BAB V PENUTUP... 71

5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 71

DAFTAR REFERENSI... 73

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi soal evaluasi siklus 1 dan 2... 33

Tabel 2. Tabel instrumen tes tertulis... 36

Tabel 3. Lembar Pengamatan kerja Kelompok... 37

Tabel 4. Instrumen penilaian pengamatan keaktifan siswa dalam kelompok... 38

Tabel 4.2 Kategori keaktifan siswa ( PAN tipe II ) ... 40

Tabel 5. Kualifikasi reliabilitas... 44

Tabel 6. Hasil Validitas... 48

Tabel 6.2 Hasil reliabilitas statistik... 49

Tabel 7. Tabe Indikator valid... 50

Tabel 8. Indikator keberhasilan... 53

Tabel 9.1 Hasil observasi siklus 1... 60

Tabel 9.2 Hasil observasi siklus 2... 61

Tabel 9.3 Akumulasi Hasil observasi keaktifan siswa... 62

Tabel 9.4 Kategori keaktifan siswa 1... 63

Tabel 9.5 kategori keaktifan siswa 2... 63

Tabel 9.6 Prestasi belajar siswa pada siklus 1... 64

Tabel 9.7 Prestasi Belajar siswa siklus 2... 65

Tabel 10. Hasil pencapaian aktifitas siswa dalam kelompok... 66

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Surat ijin penelitian... 75

LAMPIRAN 2. Surat keterangan kepala sekolah... 76

LAMPIRAN 3. Silabus... 77

LAMPIRAN 4. Rencana pelaksanaan pembelajaran... 83

LAMPIRAN 5. Lembar kerja siswa... 95

LAMPIRAN 6. Daftar soal... 99

LAMPIRAN 7. Lembar pengamatan... ... 110

LAMPIRAN 8. kunci jawaban... ... 115

LAMPIRAN 9. Siklus 1... ... 116

LAMPIRAN 10. Siklus 2... ... 119

LAMPIRAN 11. Contoh menghitung validitas soal nomor 1 secara manual... ... 122

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran penting dalam proses perkembangan hidup manusia. .

Peran penting pendidikan tersebut sejalan dengan kodrat manusia sebagai ciptaan Tuhan yang

sempurna. “Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna, diberi bekal untuk membentuk

pribadinya secara utuh” (P3MP, 2008: 3). Bekal tersebut adalah hidup, tubuh, bakat,

kemampuan, akal budi, dan kehendak bebas. Pendidikan memiiki peranan penting

dikarenakan menjadi faktor utama yang berkaitan dengan pencapain hal-hal tersebut dalam

diri seseorang. Melalui proses pendidkan diharapkan seseorang mampu membentuk dirinya

menjadi pribadi yang utuh.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran pokok di jenjang

pendidikan sekolah dasar, bahkan IPS juga digunakan sebagai salah satu mata pelajaran

untuk Ujian Akhir Sekolah (UAS). Pada prakteknya, IPS menjadi pelajaran yang dianggap

sulit oleh siswa. Begitu mendengar kata IPS siswa langsung terbebani dengan hal-hal yang

harus dihafalkan. Kesan pertama tersebut mempengaruhi daya tarik siswa terhadap pelajaran

yang akan siswa pelajari. Dalam kasus seperti ini tingkat kreatifitas Guru dalam mengemas

pelajaran dan menyampaikan pesan-pesan penting dalam materi IPS menjadi lebih menarik,

menjadi kunci utama keberhasilan kegiatan pembelajaran.

Dengan perkembangan jaman dan semakin tingginya tuntutan pada diri seorang

pengajar untuk mengemas kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik, pembelajaran

yang inovatif sangat penting untuk diterapkan. IPS dalam praktiknya selalu diajarkan dengan

metode-metode yang konvensional. Guru mengajar dengan metode ceramah, dan siswa

(19)

Dunia yang semakin moderen di lingkungan tinggal siswa, dan hal-hal menarik diluar

dunia pendidikan dapat menjadi ancaman serius penurunan prestasi siswa. Dikarenakan siswa

lebih tertarik untuk bermain game atau permainan moderen lainnya karena kegiatan belajar

yang dilakukan dirasa tidak menarik bagi siswa. Disamping itu, Guru yang inovatif dan

mampu menggunakan semua aspek-aspek kehidupan dan mengorkestrasikan semua elemen

pembelajaran dalam kelas menjadi jawaban dari tantangan perkembangan lingkungan belajar

siswa yang semakin modern.

Di SD Negeri Pandanrejo, kegiatan belajar mengajar sebagian besar masih dilakukan

dengan cara yang konvensional, dimana guru selalu menjadi sumber kegiatan belajar. Bahkan

metode ceramah masih sering sekali menjadi menu utama dalam kegiatan pembelajaran.

Pada beberapa mata pelajaran memang sudah menggunakan media pembelajaran yang cukup

inovatif, dimana siswa terlibat secara meyeluruh, dan banyak menggunakan media

pendukung lainnya, tapi pada mata pelajaran IPS pola pembelajaran yang konvensional masih

selalu diterapkan. Hal tersebut memunculkan beberapa kelemahan dalam kegiatan

pembelajaran, yang menyebabkan kurangnya pengalaman kerjasama belajar dalam kelompok

bagi siswa dan masih minimnya pencapaian prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Hal tersebut dapat dilihat dari sebagian besar siswa yang prestasi belajarnya, khususnya pada

mata pelajaran IPS masih berada dibawah KKM (7,00).

Dalam mata pelajaran IPS proses kegiatan belajar yang aktif masih sangat kurang

sekali, padahal banyaknya materi bahan ajar dapat disiasati dengan cara belajar yang aktif

dan berkelompok. Siswa akan semakin memiliki waktu belajar yang lebih banyak, bisa

bertanya dan berdiskusi dengan teman dalam kelompoknya. Secara luas kegiatan belajar

berkelompok juga dapat meningkatkan kepedulian dan rasa berbagi antara seseorang dengan

orang lain, secara langsung hal-hal dasar dalam kegiatan bersosial terintegrasi dalam cara

(20)

karena dalam pembelajaran moderen semua hal bisa menjadi sumber belajar, dan semua hal

dapat dimaksimalkan sebagai faktor-faktor pendukung kegiatan pembelajaran.

Quantum teaching adalah sebuah model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan

untuk menyikapi kegiatan belajar yang monoton dan kurang menarik bagi siswa, khususnya

siswa dalam kisaran usia kelas V SD. Pengorkestrasian semua hal yang terdapat dalam model

pembelajaran ini diyakini dapat memberikan pengaruh yang positif untuk peningkatan kerja

kelompok dan peningkatan hasil belajar siswa.

Berangkat dari permasalahan dan beberapa wacana tersebut di atas, maka penulis

tertarik untuk mengambil judul “Peningkatan aktivitas Kelompok dan Prestasi Belajar Siswa

Dengan Menggunakan Model Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V

SDN Pandanrejo Tahun Ajaran 2012/2013” . Dengan model Quantum Teaching diharapkan

kerja kelompok dalam diri siswa akan terjadi dan meningkat. Dengan peningkatan kerja

kelompok diharapkan akan mendongkrak prestasi belajar siswa SDN Pandanrejo kelas V

semester genap Tahun Ajaran 2012/2013.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini dititik beratkan pada

peningkatan aktivitas kelompok dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Pandanrejo Tahun

Pelajaran 2012/2013 Mata Pelajaran IPS standar kompetensi 2 : menghargai peran tokoh

pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan

Indonesia. Serta kompetensi dasar 2.1 : mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang

pada masa penjajahan belanda dan jepang. Berdasarkan pengamatan peneliti pada kompetensi

dasar tersebut pencapaian hasil belajar dan proses pembelajaran belum sesuai dengan target

yang harus dicapai, oleh karena itu penelitian ini difokuskan kepada peningkatan kerja

(21)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan di atas, peneliti

merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apakah model quantum teaching dapat meningkatkan aktifitas kelompok siswa kelas

V SDN Pandanrejo pada mata pelajaran IPS KD mendeskripsikan perjuangan para

tokoh pejuang pada masa penjajahan belanda dan jepang 2012/2013?

2. Apakah model quantum teaching dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V

SDN Pandanrejo pada mata pelajaran IPS KD mendeskripsikan perjuangan para tokoh

pejuang pada masa penjajahan belanda dan jepang 2012/2013?

1.4 Batasan Istilah

Batasan istilah pada penelitian ini adalah :

a. Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, interaksi segala

nuansanya, serta menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang

memaksimalkan momen belajar.

b. Aktivitas adalah segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi

baik fisik ataupun non fisik.

c. Kerja Kelompok adalah suatu cara menyajikan materi pelajaran dimana guru

mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau grup tertentu untuk

menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama-sama dan

bergotong-royong.

d. Prestasi belajar adalah hasil perubahan setelah proses belajar berupa penguasaan

pengetahuan (kognitif) yang dinyatakan dalam skor kemudian dikonversikan dalam

(22)

e. IPS adalah salah satu cabang pokok dalam ilmu pengetahuan yang mempelajari

tentang masalah-masalah sosial dan kemanusiaan.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan aktivitas kelompok siswa kelas V SDN Pandanrejo pada mata

pelajaran IPS tahun pelajaran 2012/2013.

2. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Pandanrejo pada mata pelajaran

IPS tahun pelajaran 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber referensi di perpustakaan sekolah, dan

sebagai bukti pelaksaan penelitian di sekolah.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi / acuan dan inspirasi guru dalam

menerapkan pembelajaran model quantum teaching.

3. Bagi Siswa

Mendapat pengalaman belajar dengan model quantum teaching, dan meningkatkan

kerja kelompok dan prestasi belajar siswa.

4. Bagi Penulis

Mendapat pengalaman berharga dalam menerapkan model quantum teaching pada

(23)

6 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1.Kajian Pustaka

Dalam bab ini, penulis akan membahas semua teori pendukung dalam penelitian ini.

Beberapa hal yang terkait akan penulis uraikan dalam bab ini, dimana akan terlihat

keterkaitan antara quantum teaching, karakteristik siswa kelas V SD, Mata pelajaran IPS,

aktivitas, Kerja kelompok dan prestasi Belajar siswa.

2.1.1. Model Quantum Teaching

Quantum Teaching adalah salah satu jenis mode pembelajaran Inovatif. Quantum

Teaching saat ini mulai dikenal dan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di Indonesia.

Model pembelajaran inovatif adalah sebuah model pembelajaran yang dikemas dengan

cara-cara yang khusus, dimana faktor-faktor pendukung pembelajaran benar-benar

dimaksimalkan, semisal sumber belajar, media pembelajaran, cara penyampaian bahan ajar,

dan sudut pandang siswa serta Guru dalam menyikapi kegiatan pembelajaran tersebut.

2.1.1.1. Sejarah Quantum Teaching.

Quantum Teaching di mulai di Super Camp, sebuah program percepatan Quantum

Learning yang ditawarkan Learning Forum yaitu sebuah perusahaan pendidikan Internasional

yang menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi

(DePorter,1992). Menurut Vos-Groenendal (1991) dalam Bobbi DePoter dijelaskan bahwa,

dalam program menginap selama dua hari ini, siswa-siswa mulai usia 9 tahun sampai dua

puluh empat tahun memperoleh kiat-kiat yang membantu mereka dalam mencatat,

menghafal, membaca cepat, menulis, berkreativitas, berkomunikasi dan membina hubungan,

kiat-kiat yang meningkatkan kemampuan mereka menguasai segala hal dalam kehidupan.

Hasilnya menunjukkan bahwa siswa-siswa yang mengikuti Super Camp mendapat nilai-nilai

(24)

Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan

dalam rancangan, penyajian dan fasilitas SuperCamp. Diciptakan berdasarkan teori-teori

pendidikan seperti Accelerated Learning (Lezanov), Multiple intelligences (Gardner),

Neuro-Linguistic Programming (Grinder dan Bandler), Experiental learning (Hahn), Socratic

inquiry, Cooperative Learning (Johnson dan Johnson), Elements of Effective instruction

(Hunter). Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi

sebuah paket yang akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan meningkatkan

kemampuan murid untuk berprestasi. Quantum teaching mengambil aspek-aspek terbaik dari

sebuah kegiatan pembelajaran yang ada dan yang tersedia secara potensial dalam sebuah

kelas atau sebuah kegiatan belajar, untuk dimaksimalkan dalam proses pembelajaan antara

guru dan murid sehingga dapat meningkatkan kemampuan murid untuk berprestasi.

2.1.1.2. Pengertian Model Quantum Teaching.

Kata Quantum memiliki arti interaksi yang mengubah energi yang menjadi cahaya.

Dengan demikian Quantum Teaching adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi

(mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa) yang ada di

dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat

alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri maupun orang lain.

Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya serta

menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.

Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas (Riyanto

Yatim,2009:202).

Quantum teacing berusaha mengubah suasana belajar yang monoton dan

membosankan kedalam suasana belajar yang lebih menyenangkan dengan memadukan semua

(25)

namun bertujuan pada satu tujuan yang sama yaitu meningkatkan pemahaman dan

kemampuan belajar siswa pada suatu pokok bahasan, yang akan mengarah pada keberhasilan

akademik yaitu prestasi belajar siswa.

2.1.1.3. Asas Utama Model Quantum Teaching.

Riyanto Yatim (2009:202) mengatakan bahwa Quantum Teaching bersandar pada

konsep “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkanlah Dunia Mereka

Kedunia Kita”. Artinya : mengingat kita pada pentingnya memasuki dunia siswa sebagai

langkah awal untuk mendapatkan hal mengajar.

Jadi masukilah dunia mereka, karena tindakan ini akan memberikan izin untuk

memimpin dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan

yang luas. Caranya adalah dengan mengaitkan apa yang kita ajarkan dengan sebuah

peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik,

seni, reaksi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, kita dapat membawa siswa

masuk dalam dunia kita dan memberi siswa pemahaman mengenai dunia itu.

2.1.1.4. Prinsip-prinsip Model Quantum Teaching.

Menurut Bobbi (2000:36), Quantum Teaching memiliki lima prinsip atau kebenaran

tetap. Prinsip-prinsip ini merupakan struktur Chord dasar dari simfoni belajar. Prinsi-prinsip

tersebut adalah :

1. Segalanya Berbicara

Segalanya dari lingkungan hingga bahasa tubuh , dari kertas yang dibagikan hingga

rancangan pelajaran semuanya mengirim pesan tentang belajar.

(26)

Semua yang terjadi dalam pengubahan, semuanya mempunyai tujuan. Susunan tempat

duduk, perubahan teman kerja dalam proses belajar memiliki tujuan yang pasti, yaitu

pencapaian akan satu hal dalam proses pembelajaran.

3. Pengalaman sebelum Pemberian Nama

Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks yang akan

menggerakan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika

siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang

akan mereka pelajari.

4. Akui Setiap Usaha

Pada saat siswa mengambil langkah mereka patut mendapat pengakuan atas

kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Berikan respon positif atas hal yang telah

dilakukan oleh siswa, sehingga siswa akan semakin percaya diri untuk melakukan hal-hal

yang lainnya.

5. Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan!

Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi

emosi positif dalam belajar. Perayaan akan meningkatkan kekuatan emosi dalam diri

siswa, sehinga siswa akan merasa lebih dihargai dan mendapat pengakuan positif dari

guru dan teman-teman dalam proses pembelajaran.

2.1.1.5. Tahap-tahap Model Quantum Teaching.

Tahap-tahap pembelajaran dalam model Quantum Teaching adalah :

(27)

Dalam mengubah segala detail, guru menyiapkan konteks tempat siswa belajar secara

positif, mendukung dan mengundang selera, tempat meningkatkan kesadaran, daya

dengar, partisipasi, umpan balik dan pertumbuhan inilah tempat emosi dihargai. Dalam

hal ini, kelas dapat menjadi “rumah” tempat siswa terbuka terhadap umpak balik dan

mempercayainya, tempat mereka belajar mengakui dan mendukung orang lain, tempat

mereka mengalami kegembiraan dan kepuasan, memberi dan menerima, belajar dan

tumbuh.Terdiri dari 4 bagian yaitu:

a. Suasana, suasana yang menggembirakan membawa kegembiraan pula

dalam belajar.

b. Landasan (kerangka kerja), meliputi tujuan keyakinan, keepakatan

kebijakan, prosedur, dan aturan-aturan yang memberi pedoman untuk

belajar dalam komunitas belajar.

c. Lingkungan, semua hal yang mendukung proses belajar seperti :

pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi dan lain-lain.

d. Rancangan, adalah penciptaan terarah unsur-unsur penting yang dapat

menumbuhkan minat siswa, mendalami makna dan memperbaiki proses

tukar menukar informasi.

2. Mengorkestrasikan Suasana yang Menggairahkan.

Bahan-bahan kunci untuk membangun suasana yang bagus adalah niat, hubungan,

kegembiraan dan ketakjuban, pengambilan resiko, rasa saling memiliki dan

keteladanan.

(28)

Membuat niat positif yang benar-benar mapu diterima oleh siswa,

sehingga siswa termotivasi untuk menjalani kegiatan belajar mengajar

dengan menyenangkan.

b. Hubungan

Membuat sebuah suasana hubungan yang kuat antara Guru dengan siswa,

sehingga siswa terkait dengan Guru secara emosional.

c. Kegembiraan dan ketakjuban

Membangun suasana kelas yang menggembirakan, riang, dan sebisa

mungkin belum pernah ditemui oleh siswa, sehingga siswa akan merasa

takjub melihat keadaan tersebut.

d. Pengambilan Resiko

Siswa didekatkan pada peristiwa dimana siswa harus mampu mengambil

keputusan untuk dirinya sendiri, ataupun kelompok.

e. Rasa saling memiliki

Membangun kerjasama dalam kelompok, dan penghargaan pada

keberhasilan kelompok atau individu lain, sehingga timbul rasa saling

menghargai dan memiliki.

f. Keteladanan

Memberikan sebuah contoh nyata, sebuah sikap yang patut dicontoh oleh

siswa.

3. Mengorkestrasikan Landasan yang Kukuh

Dapat dilakukan dengan menggariskan parameter dan pedoman yang jelas

(29)

kebijkan, peraturan dan kesepakatan bersama. Parameter-parameter ini harus jelas

bagi siswa dan mereka harus berkomitmen untuk mengikutinya.

a. Tujuan

Siswa diajak untuk mengerti tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

agar dalam proses kegiatan belajar siswa mampu mengerti arah

kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

b. Prinsip-prinsip

Prinsip-prinsip yang akan dicapai di jabarkan kepada siswa baik secara

langsung, ataupun tidak langsung.

c. Keyakinan

Siswa diajak untuk masuk dalam suasana yakin, akan kegiatan

pembelajaran yang sedang dia ikuti, dan proses belajar yang sedang dia

alami.

d. Prosedur

Prosedur pembelajaran harus jelas, sehingga siswa tidak terlalu lebar

dalam menerima konsep kegiatan pembelajaran.

e. Kebijakan

Banyak hal yang dibuat didalam kelas, guna kepentingan bersama.

Melibatkan siswa dan Guru. Keputusan-keputusan tersebut sesuai

dengan kebutuhan siswa dan kebijakan Guru.

f. Peraturan dan kesepakatan bersama

Siswa dan Guru menyepakati sebuah aturan bersama, yang digunakan

selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Semisal

(30)

4. Mengorkestrasikan Lingkungan yang Mendukung

Dalam hal ini terdiri dari 4 hal yaitu :

a. Lingkungan sekitar

Pandangan sekeliling dapat membantu daya ingat. Sebuah gambar dapat

lebih berarti dari seribu kata. Jika kita menggunakan gambar sebagai alat

peraga dalam situasi belajar, akan dapat modalitas visual dan

menjalankan jalur saraf (kesadaran).

b. Alat bantu

Alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu gagasan.

c. Pengaturan bangku

Guru dapat mengajar dengan bangku-bangku yang berubah-ubah untuk

memaksimalkan momen belajar.

d. Tumbuhan, aroma, hewan peliharaan dan unsur organik lainnya

Tumbuhan hijau membangkitkan asosiasi yang indah, hewan memberi

rasa penyayang. Musik menata suasana hati.

5. Pengajaran yang Dinamis Mengorkestrasikan Perancangan

Dapat dilakukan dengan cara :

a. Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia mereka ke dunia

kita adalah kemampuan untuk menjembatani jurang antara dunia guru dan

dunia siswa.

b. Modalitas V-A-K

1) Visual : mengakses citra visual yang diciptakan maupun yang diingat.

2) Audiovisual : mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan

(31)

3) Kinestik : mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan

maupun diingat.

c. Model kesuksesan

Quantum Teaching memberikan kesempatan kepada kita untuk

membawa siswa meraih kesuksesan setiap saat.

d. Kerangka perancangan Quantum Teaching

Kerangka Quantum Teaching disebut “TANDUR” yaitu Tumbuhkan,

Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.

e. Kecerdasan berganda bertemu SLIM-N-BIL

1) Special-Visual : berpikir dalam citra gambar.

2) Linguistic-verbal : berpikir dan berkata-kata.

3) Interpersonal : berpikir lewat komunikasi dengan orang lain.

4) Musical-ritmik : berpikir dalam irama dan melodi

5) Naturalis : berpikir dengan acuan alam.

6) Badan kinestic : berpikir melalui sensasi dan gerakan tubuh.

7) Logis-matematis : berpikir dengan penalaran.

6. Mengorkestrasikan Presentasi Prima

Yaitu cara untuk memanfaatkan suara, wajah, tubuh dan kata-kata untuk

memanfaatkan keefektifan berbicara. Dalam bahasa lisan, bahasa tubuh

benar-benar dimanfaatkan untuk mengintegrasikan sebuah makna kepada siswa, semisal

dalam konteks guru menjelaskan beberapa tokoh, masing-masing tokoh yang

dijelaskan dapan disampaikan dengan gaya dan penyampaina suara, wajah, dan

(32)

7. Mengoreksi Fasilitas Elegan

Memfasilitasi yaitu memudahkan tingkat parsitipasi yang diinginkan. Dapat

dilakukan dengan cara :

a. Ingat prinsip KEG

Know it ( ketahui hasilnya)

Explain it (jelaskan hasilnya)

Get it and give feedback (dapatkan hasil dan berkan umpan balik)

b. Modal kesuksesan dari sudut pandang fasilitator

1) Pengulangan yang sering

2) Gambaran keseluruhan

c. Mempengaruhi perilaku dengan tindakan

1) Gerak tubuh

2) Jeda

d. Menciptakan strategi

1) Lontarkan pertanyaan

2) Gerakkan pertanyaan hinggan beroleh jawaban

e. Tanya jawab belajar

1) Apa yang terjadi

2) Apa yang kita pelajari

3) Bagaimana cara menerapkan apa yang telah kalian pelajari

8. Mengorkestrasikan Keterampilan Belajar

Ada lima keterampilan yang merangsang belajar yaitu :

a. Konsentrasi terfokus

(33)

c. Organisasai dan persiapan tes

d. Membaca cepat

e. Teknik mengingat

Kelima hal tersebut merangsang proses belajar karena ketrampilan tersebut

menjadi langkah dan modal awal bagi siswa untuk lebih mudah melakukan

kegiatan belajar.

9. Mengorkestrasikan Keterampilan Hidup

a. Hidup dengan penuh tanggung jawab, pilihan, solusi, kebebasan dan

keamanan.

b. Komunikasi yang jernih dengan observasi, pikiran, perasaan dan keinginan.

c. Membina hubungan, baik dengan guru, siswa, pegawai dan wali murid.

10.Mengorkestrasikan Kesuksesan melalui Praktek

Untuk mempraktikan apa yang kita ketahui dengan tentang segala sesuatu

pengetahuan yang sudah kita terima dapat dilakukan dengan cara : meringkas

bab, melakukan beberapa langkah dalam belajar, raih kesempatan dan

persahabatan.

Quantum teaching adalah sebuah paket model pembelajaran yang mengaitkan

banyak unsur dalam proses pembelajaran. Dalam quantum teaching terdapat banyak hal

yang sangat membantu terciptanya sebuah pembelajaran yang ideal, baik itu dari segi

tempat, cara dan metode penyampaian, pengemasan bahan ajar, strategi pengakuan dan

(34)

2.1.2. Karakteristik Siswa kelas V dan Tahap Perkembangan anak

Siswa merupakan anak-anak yang mengikuti pelajaran dalam satuan pendidikan.

Siswa memiliki tingkat perkembangan dan tugas perkembangan yang berbeda-beda sesuai

dengan usianya. Siswa kelas V SD adalah anak yang berada pada usia 11 tahun yang

memiliki tahap perkembangan dan tugas perkembangan sesuai usianya, yaitu antara periode

operasional konkret dan periode operasional formal.

2.1.2.1. Tahap Perkembangan Anak Menurut Piaget

Menurut Piaget (dalam Thalib, 2010: 29) tahap perkembangan kognitif anak

dibagi menjadi empat bagian, yaitu periode sensorimotor (usia 0–2 tahun), periode

praoperasional (usia 2–7 tahun), periode operasional konkret (usia 7–11 tahun), periode

operasional formal (usia 11 – 15 tahun). Berdasar tahap perkembangan tersebut siswa

kelas V SD berada pada tahap operasional konkret di mana anak sudah memiliki

kemampuan membentuk berbagai operasi mental, dan berfikir secara konkret.

2.1.2.2. Tahap Perkembangan Anak Menurut Erikson

Menurut Erikson (dalam Thalib, 2010: 25), perkembangan manusia dibagi dalam

delapan tahap, yaitu bayi (0 – 1 tahun), masa kanak-kanak (1 – 2 tahun), masa pra sekolah

(2 – 6 tahun), masa sekolah (6 – 12 tahun), masa remaja (12 – 18 tahun), masa dewasa

awal (19 – 40 tahun), masa dewasa (40 – 65 tahun), masa dewasa akhir ( > 65 tahun).

Berdasar tahap perkembangan di atas anak kelas V SD termasuk dalam tahap masa

sekolah di mana anak belajar membuat keputusan, memperoleh keterampilan untuk bidang

pendidikan, serta perkembangan potensi dasar anak.

Berdasarkan tahap perkembangan tersebut, anak kelas V SD sangat potensial sekali

untuk melakukan kegiatan pembelajaran quantum teaching. Tahap operasianal konkret pada

(35)

konkret sangat sesuai dengan tujuan dari quantum teaching. Dalam quantum teaching

kegiatan pembelajaran bertujuan untuk memadukan unsur fisik, psikis dan emosi siswa. Anak

kelas V SD yang berada dalam tahap belajar membuat keputusan, memperoleh ketrampilan,

serta perkembangan potensi anak, dapat termaksimaklkan proses belajarnya dengan quantum

teaching dikarenakan dalam metode pembelajaran ini sangat berkaitan erat dengan

pengembangan potensi-potensi yang ada dalam kegiatan pembelajaran dan unsur-unsur

didalamnya, termasuk diri siswa itu sendiri yang secara langsung terkait dalam proses

kegiatan pembelajaran.

2.1.3. Hakikat IPS 2.1.3.1. Pengertian IPS

Somantri berpendapat (dalam Sapriya, 2009: 11) pengertian Ilmu Pengetahuan

Sosial ada dua jenis, yaitu pendidikan IPS untuk persekolahan dan pendidikan IPS untuk

perguruan tinggi. Pengertian pendidikan IPS untuk persekolahan adalah “penyederhanaan

dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang

diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan

pendidikan” (dalam Sapriya, 2009: 11). Sedangkan pengertian pendidikan IPS untuk

perguruan tinggi adalah “seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan

dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan” (dalam Sapriya, 2009: 11).

Dari dua pengertian tersebut terlihat ada perbedaan istilah yaitu penyerderhanaan

pada pengertiaan pendidikan IPS untuk persekolahan, dan pengertian pendidikan IPS untuk

perguruan tinggi. Menurut Somantri “istilah perbedaan istilah penyerderhanaan dan seleksi

mempunyai maksud untuk menunjukkan tingkat kesukaran bahan yang diberikan” (dalam

(36)

perkembangan anak, sehingga pada taraf persekolahan pendidikan IPS tidak diberikan terlalu

luas yang dapat memberatkan siswa dalam memahami materi yang diberikan.

2.1.3.2. Pembelajaran IPS di SD

Menurut Nursid (1980: 80) dalam memberikan pembelajaran IPS perlu

menggunakan teknik dan strategi yang tepat. Teknik dan strategi itu meliputi: “1) membina

konsep dan mengembangkan generalisasi pada IPS, 2) mengajarkan keterampilan pada

pengajaran IPS, 3) mengajarkan nilai dan sikap pada pengajaran IPS, 4) mengembangkan

inkuiri dan berpikir, dan 5) prosedur bertanya efektif pada pengajaran IPS”.

2.1.3.3. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS SD

Kompetensi Dasar (KD) yang akan diteliti adalah KD 1.2 : menceritakan

tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia. Materi yang akan di bahas

dalam KD ini adalah : tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu-budha dan islam.

2.1.4. Kerja Kelompok

Jusuf Djajadisastra (1982:45) mengemukakan bahwa kerja kelompok atau sering

disebut sebagai metode gotong royong, merupakan metode mengajar di mana murid-murid

disusun dalam kelompok-kelompok pada waktu menerima pelajaran atau mengerjakan

tugas-tugasnya. Tujuan dari metode kerja kelompok adalah partisipasi dari semua kelompok, yang

pada akhirnya semua kelompok bertanggung jawab atas hasil yang di capai. Materi atau tugas

yang diberikan kepada setiap kelompok bisa sama atau pun berbeda, namun tetap satu

kesatuan.

Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian

bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun

dibagi atas kelompok-kelompok kecil (subsub kelompok). Dalam membentuk kelompok,

(37)

antara lain fasilitas yang ada dikelas, tingkat kecerdasan siswa yang ada di kelas tersebut,

letak tempat duduk, jenis mata pelajaran apa yang akan diberikan dan masih banyak lagi

faktor- faktor yang lain.

2.1.4.1 Kekuatan dan kelemahan kerja kelompok

Kekuatan dan kelemahan kerja kelompok menurut Jusuf Djajadisastra (1982:47)

adalah sebagai berikut:

1. Kekuatan Kerja Kelompok.

a. Peserta didik dapat belajar berdiskusi dan bertukar pengalaman dengan anggota

kelompok lain dalam kelompok masing-masing.

b. Belajar mengungkapkan pendapat dan gagasan ataupun usulan dalam diskusi

dalam kelompok.

c. Peserta didik dapat menemukan pengalaman baru dalam diskusi bersama anggota

kelompok lain.

d. Membina semangat kooperasi, bekerjasama yang sehat dan gotong royong.

e. Membangkitkan semangat bersaing yang sehat diantara kelompok- kelompok.

f. Mempercepat penyelesaian pemecahan suatu masalah karena difikirkan

bersama-sama oleh beberapa orang dalam kelompok.

2. Kelemahan Kerja Kelompok

a. Sulit membentuk kelompok yang kemudian dapat bekerja sama secara harmonis.

b. Dapat timbul rasa fanatik terhadap kelompoknya.

c. Timbulnya ketergantungan yang tidak positif terhadap anggota kelompok yang

aktif.

(38)

2.1.5. Prestasi Belajar

Prestasi belajar menjadi hal yang sangat diperhatikan dalam kegiatan belajar

mengajar. Banyak sekali pemahaman-pemahaman muncul untuk mengupas pengertian

prestasi belajar siswa, disamping itu prestasi belajar siswa juga terpengaruh oleh beberapa

hal, berikut adalah pembahasan mengenai prestasi belajar siswa.

2.1.5.1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Darsono (2000: 110) “prestasi belajar siswa merupakan perubahan

-perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan/kognitif, keterampilan/ psikomotor, dan

nilai sikap/afektif sebagai akibat inetraksi aktif dengan lingkungan”. Dari pendapat tersebut

dapat dikatakan bahwa hasil belajar dapat dilihat dari tingkah laku siswa dari aspek kognitif,

psikomotorik, dan afektif setelah mereka memperoleh pengalaman belajar. Menurut Usman

(1997: 29) “Perubahan kognitif siswa merupakan suatu perubahan yang menyangkut tujuan

yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual”. Winkel

(1983) menambahkan bahwa taraf prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk nilai.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil perubahan setelah proses belajar berupa penguasaan pengetahuan (kognitif),

sikap dan nilai (afektif) dan ketrampilan (psikomotor) yang dinyatakan dalam skor yang

dikonversikan ke dalam nilai.

2.1.5.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berasal dari dalam

maupun dari luar diri siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

menurut Arikunto (1990: 21) adalah:

“1) Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, terdiri dari:

(39)

kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar. 2) Faktor eksternal

yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa, terdiri dari: faktor manusia (baik

dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat), faktor non manusia (seperti: alam dan

lingkungan fisik).”

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung

dalam mencapai prestasi belajar. Menurut Carrol (dalam Sudjana, 1989: 40) bahwa hasil

belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu: (1) bakat, (2) waktu yang

tersedia untuk belajar, (3) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, (4)

kualitas pengajaran dan (5) kemampuan individu. Empat faktor tersebut di atas (1, 2, 3, 5)

berkenaan dengan kemampuan individu dan faktor (4) adalah faktor di luar individu. Kedua

faktor tersebut (kemampuan siswa dan kualitas pengajaran) mempunyai hubungan

berbanding lurus dengan hasil belajar siswa. Artinya, makin tinggi kemampuan siswa dan

kualitas pengajaran, makin tinggi pula hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi

oleh faktor intern sebagai faktor dari dalam diri siswa dan faktor ekstern sebagai faktor dari

luar diri siswa.

2.1.6 Aktivitas Kelompok

Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”

Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun

non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang

dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar

merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Ada beberapa ciri yang dapat dilihat dalam aktivitas atau keaktifan belajar siswa :

(40)

2. Keinginan dan keberanian serta kesempatan berprestasi baik dalam

persiapan, proses, dan kelanjutan belajar

3. Penampilan berbagai usaha dan kreatifitas belajar mengajar dalam menjalani

dan menyelesaikan kegiatan belajar sampai mencapai keberhasilannya.

4. Kebebasan atau keleluasaan melakukan hal tersebut diatas tanpa tekanan

guru atau pihak lain.

2.2.Hasil Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Katarina ( Universitas Sanata Dharma, 2010 ) Yang berjudul “ Peningkatan Prestasi

Belajar Mata Pelajaran IPS siswa kelas II semester 2 SD Kanisius Sorowajan Tahun

Pelajaran 2009-2010. Kondisi awal siswa yang telah mencapai KKM sebesar 60%. Setelah

tindakan siklus 1 terjadi peningkatan hasil prestasi siswa dengan rata-rata 65,6. Siswa yang

belum mencapai KKM sebanyak 14 orang atau 37,3 % dan yang sudah mencapai KKM

sebanyak 19 orang atau 62,7 %. Hasil siklus 2 diperoleh rata-rata sebesar 72,4 dengan jumlah

siswa yang telah mencapai KKM Sebanyak 25 siswa atau 75% dan yang belummencapai

KKM sebanyak 8 siwa atau 24,2 %. Dengan demikian terjadi peningkatan dari pra penelitian

sampai dengan siklus 2 sebesar 18,4 %. Dari hasil tersebut metode kerja kelompok dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

2.3.Kerangka Berfikir

Proses pembelajaran IPS di SD harus menggunakan teknik dan strategi yang tepat

yaitu meliputi, membina konsep dan mengembangkan generalisasi pada IPS, mengajarkan

ketrampilan pada pengajaran IPS, mengajarkan nilai dan sikap, mengembangkan inkuiri dan

proses berfikkir. Banyak hal yang tidak berjalan secara maksimal ketika proses kegiatan

(41)

IPS. Oleh karena itu, diperlukan model belajar yang Inovatif yang mampu memaksimalkan

semua aspek dan memaksimalkan pencapaian hasil kegiatan belajar mengajar.

Quantum teaching adalah salah satu jenis model pembelajaran Inovatif, yang mampu

mengorkestrasikan semua aspek dalam kelas guna mencapai tujuan akhir kegiatan belajar

mengajar. Disampaing itu, konsep-konsep yang diajarkan sesuai dengan tahap perkembangan

siswa kelas V SD. Tahap operasional konkret pada anak kelas V SD dimana anak telah

mampu membentuk operasi mental, dan berfikir secara konkret sangat sesuai dengan model

quantum teaching. Proses dalam kegiatan belajar menggunakan model quantum teaching

yang menganut prinsip-prinsip segalanaya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman

sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, jika layak dipelajari maka layak pula Dirayakan,

akan memberikan ruang-ruang belajar yang kreatif pada diri siswa, baik secara kognitif,

afektif, ataupun psikomotorik. Siswa akan terangsang untuk berkembang secara aspek sosial

dan individu. Dengan demikian, jika model pembelajaran ini diterpkan dalam kegiatan

pembelajaran IPS di SD, besar kemungkinan akan terjadi peningkatan kerja kelompok dan

pencapaihan prestasi belajar sesuai yang ditargetkan.

2.4.Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian ini adalah:

1. Penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan aktifitas kelompok

pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN Pandanrejo Tahun pelajaran

2012/2013.

2. Penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan prestasi belajar

pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN Pandanrejo Tahun pelajaran

(42)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian 3.1.1 Model Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas

untuk meningkatkan aktivitas kelompok dan prestasi belajar siswa. Penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh Guru di kelasnya sendiri dengan

cara (1) merencanakan,(2) melaksanakan, (3) merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga

hasil belajar siswa dapat meningkat ( Kusumah dan Dwitagama,2009:9). Menurut

Lewin (dalam Kasboelah 2001) penelitian tindakan adalah penelitian yang berupa

rangkaian kegiatan satu dengan kegiatan lainnya yang masih saling berhubungan,

rangkaian kegitan tersebuat meliputi penyusunan rencana, tindakan, observasi, dan

refleksi.

Penelitian tindakan kelas merupakan cara yang strategis bagi guru untuk

memperbaiki layanan kependidikan dalam lingkup pembelajaran di kelas dan

peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan (Aqib,2006:18). Adapun

tujuan penelitian tindakan kelas berfokus pada pemecahan masalah yang nyata terjadi

di dalam kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan

(43)

Gambar 1. Skema model penelitian (adaptasi dari Hopkins dalam Aqib,2007:31)

3.2Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian di laksanakan di SDN Pandanrejo, Desa Pandanrejo, Kecamatan

Kaligesing, Kabupaten Purworejo.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas V SDN Pandanrejo Tahun

Pelajaran 2012/2013.

Perencanaan

Refleksi PelaksanaanTindakan

Observasi

Obsevasi Refleksi

Perencanaan Ulang

PelaksanaanTindakan Siklus 1

Siklus 2

(44)

3. Objek penelitian

Kerja kelompok dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS KD

mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan belanda dan

jepang.

4. Waktu penelitian

Pengambilan data dilaksanakan dari tanggal 28 maret sampai 27 april 2013.

3.3RancanganPenelitian

Peneliti merencanakan dua siklus dalam penelitian ini dan satu siklus terdiri dari

dua pertemuan dengan lama tatap muka 2x35 menit. Adapun langkah-langkah yang harus

ditempuh dalam penelitian ini diantaranya:

3.3.1 Pra Penelitian

Pada tahap pra penelitian, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah:

1. Meminta surat ijin dari kampus yang diminta dari sekretariat prodi PGSD

untuk melakukan obsevasi.

2. Meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru kelas V SDN Pandanrejo.

3. Mengidentifikasi masalah dan menentukan alternatif pemecahan masalah.

4. Mengkaji kompetensi dasar, mendeskripsikan materi pokok yaitu:

Membuat kisi-kisi intrumen penilaian. KD mendeskripsikan perjuangan para

tokoh pejuang pada masa penjajahan belanda dan jepang.

5. Menyusun angket kerja kelompok dan soal evaluasi.

3.3.2 Rencana Tindakan Penelitian 3.3.2.1 Persiapan Penelitian

(45)

1. Menyusun silabus IPS pada kompetensi dasar KD mendeskripsikan

perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan belanda dan jepang.

2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

3. Menyusun lembar kerja siswa.

4. Membuat kisi-kisi intrumen penilaian.

5. Membuat lembar pengamatan.

6. Membuat angket kerja kelompok.

7. Membuat angket soal evaluasi.

8. Membuat pedoman wawancara guru.

9. Membuat lembar refleksi dan rencana tindakan siswa.

10. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang akan diajarkan.

3.3.2.2 Rencana tindakan Tiap Siklus

a. Rancangan Pembelajaran Siklus I ( pertemuan ke-1 )

1. Rencana tindakan

Tahap perencanaan adalah tahap penyusunan rencana tindakan yang

meliputi: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun

lembar kerja siswa, menyusun soal evaluasi dan menyusun lembar

pengamatan.

2. Pelaksanaan

a. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi

b. Guru membagi siswa dalam kelompok, masing-masing kelompok 5

(46)

c. Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru mengenai

penjajahan belanda di indonesia dan daerah perlawanan serta

tokoh-tokoh yang melatar belakangi penjajahan belanda.

d. Siswa melakukan kegiatan dalam kelompok.

e. Siswa melakukan aktivitas kelompok, dan perwakilan dari kelompok

menyampaikan hasil kerja kelompok

f. Siswa mengerjakan LKS didampingi Guru.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk megamati jalannya proses

pembelajaran, peneliti dibantu oleh pengamat lain yang ikut mengamati

jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi kerja kelompok

yang telah disiapkan oleh peneliti.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

yang terjadi selama proses pembelajaran.

b. Rancangan Pembelajaran Siklus I ( pertemuan ke-2 )

1. Rencana tindakan

Tahap perencanaan adalah tahap penyusunan rencana tindakan yang

meliputi: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun

lembar kerja siswa, menyusun soal evaluasi dan menyusun lembar

pengamatan.

2. Pelaksanaan

a. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi

b. Guru membagi siswa dalam kelompok (5 orang ), dan membuat

(47)

c. Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.

d. Siswa melakukan kegiatan games yang telah dipersiapkan guru, yaitu

menjodohkan diagram kertas sejarah.

e. Siswa melakukan diskusi, dalam kelompok dan perwakilan dari

kelompok menyampaikan hasil diskusi

f. Siswa mengerjakan LKS didampingi Guru.

g. Evaluasi tertulis, diiringi pemutaran musik klasik

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk megamati jalannya proses

pembelajaran, peneliti dibantu oleh pengamat lain yang ikut mengamati

jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi kerja kelompok

yang telah disiapkan oleh peneliti.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

yang terjadi selama proses pembelajaran.

c. Rancangan Pembelajaran Siklus II ( pertemuan ke-1 )

1. Rencana tindakan

Perencanaan adalah tahap penyusunan rencana tindakan yang meliputi:

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun lembar kerja

siswa, menyusun soal evaluasi dan menyusun lembar pengamatan.

2. Pelaksanaan

a. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi

b. Guru membagi siswa dalam kelompok( 3 orang ), dan membuat

yel-yel.

(48)

d. Siswa melakukan kegiatan games yang telah dipersiapkan guru, yaitu

menjodohkan bagan terkait, bagan tokoh dengan pergerakan yang

dilakukannya.

e. Siswa melakukan aktivitas kelompok, dan perwakilan dari kelompok

menyampaikan hasil kerja kelompok

f. Siswa mengerjakan LKS didampingi Guru.

g. Evaluasi tertulis, diiringi pemutaran musik klasik

3. Observasi

a. Mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran melalui

lembar observasi

b. Memeriksa LKS

4. Refleksi

a. Mengidentifikasi kesulitan yang terjadi selama proses pembelajaran

b.Melakukan pengumpulan data dan prosentase keberhasilan kegiatan

pembelajaran

c. Menarik kesimpulan sederhana tentang model kuantum teaching

d. Rancangan Pembelajaran Siklus II ( pertemuan ke-2 )

1. Rencana tindakan

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

b. Menyusun lembar kerja siswa

c. Menyusun soal evaluasi

2. Pelaksanaan

a. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi

b. Guru membagi siswa dalam kelompok ( 3orang ), dan membuat

yel-yel.

(49)

d. Guru mengajar dengan menggunakan multimedia, mengenai

dokumenter sumpah pemuda.

e. Siswa melakukan diskusi, dalam kelompok dan perwakilan dari

kelompok menyampaikan hasil diskusi

f. Siswa mengerjakan LKS didampingi Guru.

g. Evaluasi tertulis, diiringi pemutaran musik klasik

3. Observasi

a. Mencatat temuan-temuan yang ada selama proses pembelajaran

b. Memeriksa LKS

4. refleksi

a. mengidentifikasi kesulitan dan hambatan yang terjadi selama proses

pembelajaran

b.penghitungan data, dan prosentase keberhasilan kegiatan pembelajaran

c. menarik kesimpulan sederhana

3.4Instrumen dan pengumpulan data 3.4.1 Instrumen Penelitian

Instrument merupakan alat ukur dalam penelitian ( sugiyono, 2010 ; 148 ). Instrumen

penelitian terdiri dari penilaian akademik dan non akademik. Penilaian akademik

berdasarkan tes, sedangkan penelitian non akademik berdasarkan penilaian non tes yang

berupa kuesioner. Hal tersebut dapat di uraikan dalam hal berikut ini :

a. Tes

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes untuk mengukur prestasi

siswa. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis. Sanjaya (2009:100)

(50)

cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis. Tes tertulis adalah cara

pengambilan data-data yang diinginkan dengan cepat, dengan cara memberikan

soal-soal tertulis secara langsung kepada seseorang.

Jenis tes tertulis yang digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran IPS KD 2.1 : mendeskripsikan perjuangan para

tokoh pejuang pada masa penjajahan belanda dan jepang, adalah berbentuk pilihan

ganda. Tes yang akan dibuat mengacu pada indikator materi KD tersebut. Berikut ini

adalah indikator kisi-kisi tes tertulis pada penelitian ini yang dibuat menggunakan

acuan taksonomi bloom.

Tabel 1. Kisi-kisi soal evaluasi siklus 1 dan 2

Bentuk soal

Indikator Nomor

soal

1. Menyebutkan tujuan kedatangan bangsa belanda ke

Indonesia

1

2.

Menyebutkan tahun kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia

untuk pertama kalinya

2

3. Menyebutkan kota tempat pertama kalinya bangsa Belanda

menjejakkan kakinya di Indonesia

3

4. menyebutkan jenis-jenis rempah-rempah 4

5. Menyebutkan kepanjangan VOC 5

6. Menyebutkan tahun pembentukan VOC 6

7. Menyebutkan pusat-pusat perdagangan yang berhasil

dikuasai bangsa Belanda

(51)

8. Menyebutkan tahun berdirinya VOC 8

9. Menyebutkan pusat-pusat perdagangan VOC 13

10.Menyebutkan tokoh-tokoh VOC 10,11,12

11.Menyebutkan hak-han VOC 9

12.Menyebutkan kebijakan-kebijakan yang dilakukan VOC 14

13.Menyebutkan tokoh-tokoh perjuangan melawan belanda 15, 26

14.Menyebutkan daerah-daerah yang melakukan perlawanan

terhadap belanda

17, 18

15.Menyebutjan tahun-tahun perlawanan yang dilakukan

oileh bangsa Indoesia pada masa pendudukan belanda

19

16.menyebutkan nama tokoh pahlawan dengan

mengidentifikasi gambar

25

17.Mejelaskan tahun kedatangan jepang ke Indonesia 20

18.Menyebutkan tempat pasukan belanda mendarat di tiga

tempat secara bersamaan

21

19.Menyebutkan tanggal pasukan belanda menyerah tanpa

syarat kepada jepang

22

20.Menyebutkan tahun pendudukan Jepang di Indonesia 23

21.menyebutkan pemimpin angkatan perang Jepang saat

belanda menyerah tanpa syarat...

24

22.Menjelaskan Hal-hal yang dilakukan Jepang untuk

menarik simpati rakyat indonesia

(52)

23.Menyebutkan Isi propaganda 3A yang dibuat oleh Jepang 26

24.Menjelaskan alasan jepang menduduki Indonesia 27

25.Menjelaskan penindasan yang dilakukan jepang 28, 29

26.Menyebutkan kerja paksa rakyat Indonesia pada masa

pemerintahan Jepang

30, 31

27.Menyebutkan nama barisan bentukan Jepang, yang

digunakan untuk membantu militer Jepang

32

28.Menjelaskan Akibat penjajahan jepang terhadap rakyat

Indonesia

33, 34

29.Menjelaskan terjadinya asal-usul perlawanan terhadap

jepang

35

30.Menjelaskan perlawanan tentara blitar kepada Jepang 36

31.Menjelaskan tokoh-tokoh Peta 37, 38,

39

32.Menyebutkan tokoh-tokoh pergerakan nasional 40, 41

33.Menjelaskan Siapakah yang melatar belakangi berdirinya

perguruan Taman siswa

42

34.Menjelaskan pendiri Muhamadiyah 43

35.Mendeskripsikan gambar tokoh pergerakan nasional 44, 45

36.menyebutkan anggota tiga serangkai pendiri Indische

Partij

46

(53)

Ulam )

38.menjelaskan berdirinya sarikat islam 48, 49

39.menjelaskan tokoh pendiri Muhamadiyah di Yogyakarta 50

40.menjelaskan peristiwa Kongres pemuda I 51, 52

41.menyebutkan tokoh yanng menyanyian dan pencipta lagu

Indonesia Raya

53

42.menyebutkan pelaksanaan konggres pemuda II 54, 55,

56

43.menjelaskan Inti dari sumpah Pemuda 57

44.menyebutkan tanggal peringatan hari sumpah pemuda 58

45.menjelakan perang diponegoro 59

46.me jelaskan perang sisingamangaraja 60

Tabel 2. Tabel instrumen penilaian tes tertulis

Jenis Skor setiap item Jumlah skor

Tes objektif - Bila benar mendapat skor 1

- Bila salah mendapat skor 0

Jumlah skor maksimal :

Jumlah soal x 1 = 20

Nilai individu yang diperoleh

b. Non tes

Penilaian non tes pada penelitian ini adalah menggunakan pengamatan kerja

siswa dalam kelompok. Kerja kelompok dalam pelajaran IPS pokok bahasan

(54)

Jepang di SDN Pandanrejo tahun pelajaran 2012/2013 setelah diaplikasikan dengan

model quantum teaching akan dikatan meningkat jika rata-rata presentase seluruh

aspek yang diamati lebih dari 80,00.

Untuk memudahkan pengamatan, penelitian menggunakan lembar

pengamatan kerja kelompok. Lembar pengamatan adalah pedoman untuk mengamati

aktivitas siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran. Dalam lembar

pengamatan juga telah meliputi kriteria atau aspek-aspek aktivitas kerja kelompok

yang menjadi acuan insturmen penilaian pengamatan aktivitas kelompok.

Tabel 3. Lembar pengamatan kerja kelompok

No Indikator Aktivitas

kelompok

Deskriptor

1 Siswa bekerjasama dengan teman dalam kelompok

a. Dapat memberikan saran/pendapat

b. Dapat menerima saran/pendapat

c. Dapat menanggapi jawaban dari teman dalam

kelompok

2 Siswa berlaku tertib

dalam kelompok

a. Dapat menyelesaikan tugas tepat waktu

b. Mengikuti keiatan dari awal sampai akhir

c. Mengikuti kegiatan dengan tertib dan

mendukung proses belajar

3 Siswa menyampaikan

pendapatnya dalam

kelompok

a. Berpendapat sesuai topik

b. Berpendapat dengan sopan

c. Menyampaikan pendapat yang berkualitas

4 Siswa dapat

menyelesaikan tugasnya

dalam kelompok

a. Siswa dapat mengerjakan tugas dengan benar

b. Siswa dapat mendeskripsikan tugas dengan

tepat

c. Siswa dapat menyelesaikan tugas tepat waktu

(55)

Guru b. Siswa bertanya kepada Guru

c. Siswa bertanya lebih dari satu kali

6 Siswa melakukan tugas

yang diberikan oleh

Guru

a. Siswa melakukan tugas dengan benar

b. Siswa mendeskripsikan tugas dari Guru

dengan benar

c. Siswa mengerjakan tugas dengan tepat waktu

7 Siswa melakukan tugas

belajar tanpa tekanan

a. Siswa memiliki kesadaran melakukan tugas

belajar

b. Siswa melakukan tugas belajar dengan

senang hati

c. Siswa merasa senang melakukan tugas

belajar lebih dari satu kali

8 Siswa menerima saran

dan masukan

a. Siswa mendengarkan saran dari teman

b. Siswa mendengarkan saran dari Guru

c. Siswa melakukan saran dan masukan dari

teman dan Guru

Tabel 4. Instrumen penilaian pengamatan keaktivan siswa dalam kelompok

No Indikator Aktivitas kelompok Skor Keterangan

1 2 3 4

1 Siswa bekerjasama dengan

teman dalam kelompok

2 Siswa berlaku tertib dalam

(56)

3 Siswa menyampaikan

pendapatnya dalam kelompok

4 Siswa dapat menyelesaikan

tugasnya dalam kelompok

5 Siswa bertanya kepada Guru

6 Siswa melakukan tugas yang

diberikan oleh Guru

7 Siswa melakukan tugas belajar

tanpa tekanan

8 Siswa menerima saran dan

masukan

Petunjuk penggunaan tabel

Memberi tanda cek (√) kolom 4, jika terjadi a, b, dan c.

Memberi tanda cek (√) kolom 3, jika terjadi dua dari a, b, dan c.

Memberi tanda cek (√) kolom 2, jika terjadi salah satu dari a, b, dan c.

Memberi tanda cek (√) kolom 1, jika a, b, dan c tidak ada satupun yang terjadi

Kriteria a, b atau c merupakan deskriptor dari setiap indikator pengamatan

aktivitas kelompok, seperti yang dijelaskan pada tabel 3

Kegiatan observasi keaktifan siswa berikutnya adalah menggolongkan

kategori aktifitas siswa dalam kelompok. Untuk menentukan kategori-kategori

tersebut digunakan acuan penilaian. Acuan penilaian yang digunakan adalah Penilaian

Acuan Norma (PAN) tipe II. Dalam PAN suatu prestasi yang dapat dicapai oleh siswa

(57)

(masidjo, 1995:160). Berikut ini PAN tipe II yang digunakan untuk membuat kategori

keaktifan setiap siswa.

Tabel 4.2 Kategori keaktifan siswa (PAN tipe II)

Skor Kategori keaktifan siswa

Lebih dari Mean + 2S Sangat Aktif

Mean + 1S dan Mean + 2S Aktif

Mean - 1S dan Mean + 1S Cukup Aktif

Mean - 2S dan Mean - 1S Kurang Aktif

Kurang dari Mean - 2S Tidak Aktif

c. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara disusun untuk mempermudah peneliti dalam proses

pengamatan. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah peneliti, jika ternyata

dalam proses pengamatan terdapat hal-hal yang kurang jelas. Hal ini juga

dimungkinkan untuk membantu peneliti memperoleh data-data langsung guna

membantu kelancaran proes penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis instrument yaitu menggunakan

tes yang berbentuk tes tertulis untuk penilaian akademik, serta non tes yang

menggunakan lembar pengamatan serta wawancara untuk penilaian non akademik.

3.4.2 Teknik pengumpulan data

Gambar

Gambar 1. Skema model penelitian............................................................................
Tabel 1. Kisi-kisi soal evaluasi siklus 1 dan 2
Tabel 2. Tabel instrumen penilaian tes tertulis
Tabel 3. Lembar pengamatan kerja kelompok
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti mengfokuskan penelitian ini pada nilai-nilai pendidikan sosial dalam ibadah haji yang terdapat didalam film Haji Backpacker.. Nilai-nilai pendidikan sosial yang ada

[r]

Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan penulis tentang problematika pembelajaran Ta Ʃ fiizhul Qur’aan pada kelas VIII MTs Al-I‘tisham adalah

Bidang Keilmuan dan Bimbingan Belajar (Total JKEM minimal 600menit) TIDAK MELAKSANAKAN KEGIATAN

Revealing Factors that Trigger Igor, the Main Character of Paulo Coelho’s The Winner Stands Alone, to Become a Murderer.. Yogyakarta: English Language Education Study

Menurut Purwaningsih (2008), bahan kimia ada yang tahan terhadap oksidasi biokimia, tetapi tidak tahan terhadap oksidasi kimia seperti lignin. Bahan toksik dalam

Mengingat impulse buying sangat memberikan manfaat bagi pelaku ritel, penelitian ini berusaha untuk mengkaji faktor-faktor yang ada di dalam diri konsumen meliputi

pelayanan tour leader dalam perjalanan wisata, kendala apa saja yang dihadapi. tour leader dalam perjalanan wisata serta bagaimana cara meningkatkan