LANDASAN TEOR
3) Model STAD (“Student Teams Achievement Division”)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.
Menurut Slavin dalam Trianto (2007:30) pembelajaran kooperatif tipe STAD bercirikan materi pelajaran yang disampaikan adalah sederhana dan tugas utama siswa adalah menyelesaikan lembar kerja secara berkelompok sehingga dapat mencapa tujuan belajar bersama.
Slavin dalam Trianto (2007: 52) juga menyatakan pendapatnya bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruuh siswa diberikan tes tentanng materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu.
Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Persiapan-persiapan tersebut antara lain:
1) Perangkat Pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pembelajaran (RP), Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabannya. 2) Membentuk Kelompok Kooperatif
Menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan siswa dalam kelompok adalah heterogen dan kemempuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya relative homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Apabila dalam kelas terdiri atas ras dan larat belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi akademik, yaitu:
a. Siswa dalam kelas terlebih dahulu dirangking sesuai kepandaian dalam mata pelajaran sains fisika. Tujuannya adalah untuk mengurutkan siswa sesuai kemampuan sains fisikanya dan digunakan untuk mengelompokkan siswa ke dalam kelompok.
b. Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas, kelompok menengah, dan kelompok bawah. Kelompok atas sebanyak 25% dari seluruh siswa yang diambil dari siswa ranking satu, kelompok ttengah 50% dari selluruh siswa yang diambil dari urutan setelah diambil kelompok atas, dan kelompok bawah sebanyak 25% dari seluruh siswa yaitu terdiri atas siswa setelah diambil kelompok atas dan kelompok menenngah.
3) Menentukan skor awal
Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis. Misalnya pada pembelajaran lebiih lanjut dan setelah diadakannya ttes, maka hasil tes masinnng-masing individu dapat dijadikan skor awal. 4) Pengaturan tempat duduk
Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif.
5) Kerja Kelompok
Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerjasama kelompok. Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masinng individu dalam kelompok.
Mohamad Nur dalam Trianto (2007: 53) menyatakan bahwa STAD telah digunakan untuk setiap mata pelajaran, mulai dari matematika, sastra, sampai ilmu-ilmu sosial dan sains, serta telah digunakan dari kelas dua sampai perguruan tinggi. STAD paling cocok untuk mengajarkan tujuan-tujuan yang terdefinisikan dengan jelas, seperti perhitungan dan penerapan matematika, penggunaan bahasa, mekanika, geografi, ketrampilan membaca peta, dan konsep-konsep sains.
Ide utama di balik STAD adalah memotivasi siswa saling memberi semangat dan membantu dalam menuntaskan keterampilan-keterampilan yang
dipresentasikan guru. Apabila siswa menginginkan tim mereka mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu tim dalam mempelajari bahan ajar tersebut. Mereka harus memberi semangat teman satu timnya dan melakukan yang terbaik, menyatakan norma bahwa belajar itu penting, bermanfaat, dan menyenangkan. Mereka dapat bekerja berpasangan dengan cara membandingkan jawaban-jawabannya, mendiskusikan perbedaan yang ada, dan saling membantu satu sama lain saat menghadapi jalan buntu. Mereka mengajar teman timnya dan mengakses kekuatan dan kelemahan mereka untuk membantu agar mereka berhasil dalam kuis tersebut.
Menurut Ibrahim, dkk dalam Trianto (2007: 54) fase-fase dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD antara lain:
Tabel 2. 3 Fase-fase Pembelajaran Koperatif Tipe STAD
Fase Kegiatan Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Fase 2
Menyajikan / menyampaikan informasi Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Fase 5 Evaluasi
Fase 6
Memberikan penghargaan
Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siwa belajar. Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.
Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing dari tiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Tahapan-tahapan penghargaan atas keberhasilan kelompok: 1. Menghitung skor individu
Menurut Slavin dalam Trianto (2007: 55) untuk memberikan skor perkembangan individu dihitung sebagai berikut ini:
Tabel 2. 4 Perhitungan Skor Perkembangan
Nilai Tes Skor Perkembangan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal…………. 10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah skor awal…………..
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal…………..
Lebih dari 10 poin di atas skor awal……… Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor awal)………….. 0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin 2. Menghitung skor kelompok
Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan, diperoleh kategori skor kelompok sebagai berikut:
Tabel 2. 5 Tingkat Penghargaan Kelompok Rata-rata tim Predikat
0 ≤ x ≤ 5 5 ≤ x ≤ 15 15 ≤ x ≤ 25 25 ≤ x ≤ 30 - Tim baik Tim hebat Tim super 3. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok.
Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan hadiah/penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan predikatnya tersebut.
3. Tingkat Kreativitas Belajar Siswa