• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modifikasi pada Genset

BAB III PERANCANGAN ALAT

3.3. Genset

3.3.1. Modifikasi pada Genset

a. Katup

Gambar 3.5. Mekanisme Katup

Mekanisme katup pada genset menggunakan model katup OHV (Over Head Valve), yaitu dengan ciri–ciri:

- Katup menggantung.

- Poros cam terletak di bawah. - Katup di kepala silinder.

Perubahan yang dilakukan dengan penyetelan katup, yaitu dengan: - Katup masuk (standart 0,25 mm).

- Celah katup 0,30 mm– 0,35 mm. - Katup buang (standart 0,35). - Celah katup: 0,40 mm – 0,50 mm.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Kepala silinder

Gambar 3.6. Silinder Head

Modifikasi pada bagian ini dilakukan dengan membubut kepala silinder sebesar 0,5 mm dengan tujuan untuk menaikkan rasio kompresi. Hal ini dimaksudkan agar campuran bahan bakar (biogas) dan udara dapat lebih mudah dibakar di ruang bakar.

3.3.1.2Karburator

Gambar 3.7. Karburator

Berfungsi untuk mencampur udara dan bahan bakar (biogas) dengan perbandingan tertentu yang akan masuk ke dalam ruang bakar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3.3.1.3Pengapian

a. Busi

Gambar 3.8. Busi

Loncatan bunga api pada sebuah busi yang dihubungkan dengan sebuah kabel pada terminal yang berada di bagian atas dari busi, ujung kabel yang lain berhubungan dengan sumber daya tegangan tinggi.

Bunga api menyalakan campuran yang berada diselatannya kemudian menyebar keseluruh arah dalam ruang bakar. Pembakaran tidak terjadi serentak, tapi bergerak secara progresif melintasi campuran yang belum terbakar. Pembakaran dimulai di tempat yang paling panas yaitu dekat busi. Busi tidak boleh terlalu panas, karena akan memudahkan terbentuknya endapan karbon pada permukaan isolatornya (porselen) dan dapat menimbulkan hubungan singkat.

b. Alat pembangkit tegangan tinggi (Koil)

Gambar 3.9. Koil

Tegangan antara 5000 sampai dari 10000 V harus diberikan pada elektroda tengah agar dapat terjadi loncatan bunga api antara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id celah atau eleltroda busi tegangan tinggi dapat dihasilkan sebagai berikut:

Magnit à interuptor yang menaikkan tegangan dengan penahanan arus à coil penyalaan transformator.

Magnet permanen ditempatkan pada roda penerus yang dipasang pada poros engkol. Inti besi ditempatkan sebagai stator. Magnet berputar bersama dengan roda penerus dan antara inti besi dengan magnet terdapat celah kecil. Medan magnet berubah–ubah karena perputaran magnet dan menimbulkan listrik dalam lilitan primer pada inti besi. Sirkuit dilengkapi dengan titik kontak. Akibat gerakan cam, titik kontak terbuka maka akan terjadi loncatan bunga api pada busi. Kenaikan tegangan pada transformator yang terdiri dari lilitan primer dan sekunder inilah yang dibutuhkan oleh busi. Kapasitor yang disisipkan dalam sirkuit akan menghindari terjadinya loncatan api pada titik kontak akibat tegangan tinggi yang timbul dalam lilitan sekunder.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pencucian Biogas dari Unsur H2S dan H2O

Dalam proyek akhir ini penyerapan gas H2S dalam biogas dilakukan dengan larutan Fe-EDTA sebagai absorben. Limbah besi dari industri mesin bubut dilarutkan kedalam HCl membentuk garam FeCl2.

Rangkaian alat penyaring H2S dan H2O yang dirancang untuk proyek akhir ini terdiri dari adsorber, absorber, tabung penampung, regenerator, dan pemisah partikel. Adapun skema rangkaian alatnya ditunjukan seperti pada Gambar 3.4. Rancangan tersebut dilengkapi dengan tangki penampung. Fungsi dari tangki penampung adalah untuk memudahkan kontrol laju alir agar laju alir absorben tetap stabil.

Proses start up rangkain alat adalah sebagai berikut:

1. Memasukkan absorben ke dalam tangki pengendapan dan tanki penampung.

2. Menghidupkan pompa tersebut untuk mengisi menara absorber.

3. Setelah ketiga tangki terisi absorben, aerator dihidupkan agar Fe2+/EDTA kontak dengan udara sehingga menjadi Fe3+/EDTA.

4. Setelah aliran stabil maka kran over flow dibuka untuk mengatur besar kecilnya laju aliran dalam tabung.

Besarnya efektivitas larutan Fe-EDTA untuk menyaring H2S dinyatakan dalam gram H2S yang tersaring setiap jamnya. Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa terdapat 1,76 g H2S yang dapat disaring per jam dari aliran biogas. Sedangkan besarnya efektivitas silika gel untuk menyerap H2O dinyatakan dalam perubahan massa silika gel setiap jamnya. Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa terdapat 5 g H2O yang dapat disaring per jam dari aliran biogas. Dari kedua hasil ini dapat disimpulkan bahwa larutan Fe-EDTA dan silika gel mampu membersihkan biogas dari unsur H2S dan H2O dengan cukup efektif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4.2. Pengujian Unjuk Kerja Genset

Untuk membangkitkan listrik antara kedua elektroda busi diperlukan perbedaan tegangan yang cukup besar. Besarnya tergantung pada faktor – faktor berikut :

1. Perbandingan campuran bahan bakar dan udara. 2. Kepadatan campuran bahan bakar dan udara. 3. Jarak antara kedua elektroda serta bantuk elektroda.

4. Jumlah molekul campuran yang terdapat diantara kedua elektroda. 5. Temperatur campuran dan kondisi operasi yang lain.

Pada umumnya disediakan tegangan yang lebih besar untuk menjamin agar selalu terjadi loncatan api listrik di dalam keadaan antara 5.000 – 10.000 volt. Hal ini disebabkan juga kondisi operasi yang berubah–ubah sebagai keausan mesin yang tidak dapat dihindari. Makin padat campuran bahan bakar dan udara makin tinggi tegangan yang diperlukan untuk jarak elektoda yang sama. Karena itu diperlukan tegangan yang lebih tinggi bagi motor dengan perbandingan kompresi yang besar. Hal ini perlu mendapat perhatian terutama apabila tekanan campuran yang masuk ke silinder itu tinggi dan loncatan listrik ditentukan pada waktu torak berada lebih dekat pada TMA. Makin besar jarak elektroda busi makin besar pula perbedaan tegangan yang diperlukan untuk memperoleh intensitas api listrik yang sama. Jumlah minimum molekul banyak tergantung di antara kedua elektroda pada waktu terjadi loncatan listrik yang sangat menentukan apakah penyalaan dapat berlangsung sebaik–baiknya.

Karena jumlah molekul banyak tergantung pada perbandingan campuran, jumlah gas sisa, temperatur dan kondisi operasi yang lain, jumlah itu dapat berubah–ubah. Dengan memperbesar jarak elektroda diharapkan jumlah minimum itu dapat dicapai walaupun keadaan operasi berubah–ubah. Akan tetapi, jumlah elektroda juga menentukan besarnya tegangan. Pada mesin genset ini menggunakan sistem penyalaan magneto dimana medan magnet di dalam kumparan primer dan sekunder dibangkitkan oleh putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id magnet permanen. Apabila magnet dibangkitkan, maka akan berubah–ubah dari harga maksimum positif menuju harga maksimum negatif dan sebaliknya. Pada waktu medan magnet turun dari harga maksimum positif, maka akan terinduksi tegangan dan arus listrik di dalam kumparan primer. Arus primer ini membangkitkan medan magnet pula yang menentang perubahaan medan magnet dari magnet yang berputar. Dengan demikian medan magnet (total) yang melingkupi kumparan primer tetap konstan (tinggi) meskipun besarnya medan magnet didalamnya turun pada waktu magnet permanen berputar menjauhi katup. Akan tetapi pemutus arus segera terbuka sehingga arus primer itupun terputus. Di dalam kumparan sekunder akan terinduksi tegangan tinggi sehingga terjadi loncatan listrik diantara kedua elektroda busi. Gerakan katup isap dan katup buang dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Gerakan katup isap dan katup buang

Mesin 4 Langkah

Katup isap Katup buang

Mulai terbuka (0sudut engkol) Tertutup (0sudut engkol) Mulai terbuka (0sudut engkol) Tertutup (0sudut engkol) 10 – 30 sebelum TMA 45 – 90 sesudah TMB 45 – 90 sebelum TMB 15 – 45 sesudah TMA

4.3. Analisa Unjuk Kerja Genset Berbahan Bakar Biogas.

Terdapat empat indikator penting dalan unjuk kerja suatu motor bakar dan genset, yaitu torsi, bmep, efisiensi volumetrik dan efisiensi total. Torsi merupakan ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja. Dari hasi pengujian genset berbahan bakar biogas, dapat diperoleh torsi yang diperlihatkan pada Gambar 4.1. Semakin besar beban membutuhkan torsi yang lebih besar. Pada beban 1000 W, torsi yang dibutuhkan adalah 4,1 Nm pada putaran 2320 rpm. Torsi yang terjadi ternyata lebih rendah dari torsi maksimum spesifikasi standar genset berbahan bakar bensin sebesar 10,8 Nm. Hal ini dapat dimengerti karena energi yang terkandung dalam biogas lebih rendah dari energi yang terkandung dalam bensin.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 0 200 400 600 800 1000 1200 T or si ( N m ) Beban (W)

Gambar 4.1. Torsi mesin berbahan bakar biogas.

Di dalam mesin berbahan bakar gas, efisiensi volumetrik merupakan kemampuan dari engine untuk memasukkan dan mengeluarkan sejumlah campuran gas bahan bakar dan udara. Secara definisi, efisiensi volumetrik adalah perbandingan volume fluida kerja (bahan bakar dan udara) yang secara aktual dimasukkan (yang diukur pada tekanan dan temperatur tertentu) terhadap volume langkah piston. Sedangkan untuk mesin berbahan bakar cair, efisiensi volumetrik didefinisikan sebagai perbandingan volume udara yang ditarik ke dalam silinder dengan volume langkah piston. (http://www.answers.com/topic/volumetric-efficiency). Secara umum dapat dinyatakan bahwa mesin yang mempunyai efisiensi volumetrik tinggi akan mampu bekerja pada rpm yang tinggi dan menghasilkan daya total yang lebih banyak karena rendahnya rugi-rugi daya hambat udara yang bergerak masuk dan keluar silinder.

Pada pengujian mesin berbahan bakar biogas, terlihat bahwa pada saat idle, efisiensi volumetriknya rendah yaitu sekitar 16%. Pada beban yang lebih tinggi, efisiensi volumetriknya meningkat. Efisiensi volumetrik genset berbahan bakar biogas pada beban 200-1000 W berada pada kisaran 43-64%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 0 200 400 600 800 1000 1200 E fi si en si V ol u m et ri k Beban (W)

Gambar 4.2. Efisiensi volumetrik mesin berbahan bakar biogas.

Dari penelitian yang lain disebutkan bahwa efisieni volumetrik genset dengan bahan bakar minyak tanah akan sangat rendah. Pada beban 1 kW, efisiensi volumetrik yang diperoleh adalah sekitar 30%. Nilai yang rendah ini diakibatkan oleh setingan throtle yang ditutup sebagian pada saat menggunakan bahan bakar minyak tanah (Bhavin Kanaiyalal Kapadia, 2006). Menurut Heywood, besarnya efisiensi volumetrik maksimum pada motor bensin standar adalah sekitar 80-90% (Heywood, J.B, 1988). Pada pengujian genset berbahan bakar biogas pemasukan biogas dilakukan dengan membuat saluran bahan bakar udara yang dipasang dekat dengan katup masuk. Dengan modifikasi ini karburator dan governor tidak difungsikan lagi. Akibatnya efisinsi volumetrik meningkat dibandingkan dengan genset berbahan bakar minyak tanah yang sebagian throttlenya ditutup. Dari Gambar 4.2 juga terlihat bahwa perubahan efisiensi volumetrik hampir sama untuk semua beban karena governor tidak difungsikan dan pemasukan bahan bakar udara hanya fungsi dari tarikan piston dalam ruang bakar. Penyebab tingginya efisiensi volumetrik genset berbahan bakar biogas ini juga dikarenakan terdapatnya sedikit tekanan biogas masuk. Sebelum biogas masuk ke dalam ruang bakar, biogas ditekan pada tekanan rata-rata 11 psig untuk memudahkan penyalaan dan menstabilkan putaran mesin.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Bmep adalah indikator unjuk kerja motor bakar yang menyatakan perbandingan antara kerja dan volume silinder. Mesin yang mempunyai bmep tinggi berarti mampu menghasilkan kerja yang lebih tinggi. Besarnya bmep pada motor bakar adalah 850-1050 kPa pada torsi masksimumnya (Heywood, 1988). Besarnya bmep dari pengujian motor bakar berbahan bakar biogas adalah 320 kPa pada beban 1000 W sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.3. Semakin besar beban akan diperoleh peningkatan bmep.

0 50 100 150 200 250 300 350 0 200 400 600 800 1000 1200 b m ep ( k P a) Beban (W)

Gambar 4.3. Bmep mesin berbahan bakar biogas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Menurut Heywood, besarnya konsumsi bahan bakar spesifik untuk motor bensin standar adalah 75 mg/J atau 0,0001 cc/J (Heywood, 1988). Dengan menggunakan biogas, karena AFR yang rendah menyebabkan jumlah bahan bakar yang diperlukan lebih tinggi. Dengan biogas, semakin besar beban menyebabkan konsumsi bahan bakar spesifik menurun. Pada beban 1000 W sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.4 diperoleh konsumsi bahan bakar spesifik sebesar 1100 mg/J atau 0,6 cc/J.

0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 0 200 400 600 800 1000 1200 E fi si en si T ot al Beban (W) Eksperimen Kapadia, 2006

Gambar 4.5. Efisiensi total mesin berbahan bakar biogas.

Ukuran dari unjuk kerja suatu motor bakar yang lebih realistis adalah efisiensi termal atau efisiensi total. Gambar 4.5 menunjukkan efisiensi total mesin berbahan bakar biogas. Terlihat bahwa efisiensi total memingkat seiring dengan meningkatnya beban. Pada beban 1000 W dapat diperoleh efisiensi total sebesar 15%. Nilai ini memang lebih rendah dari motor bakar berbahan bakar bensin yang berkisar antara 25-32% atau solar yang berkisar antara 30-40% pada umumnya (Mitzlatf, 1988). Hal ini disebabkan karena biogas mempunyai nilai kalor yang lebih rendah dari nilai kalor bensin sehingga pada saat dibakar menghasilkan torsi yang rendah. Selain itu, campuran udara dengan biogas sangat sensitif terhadap pembakaran dalam ruang bakar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Perubahan campuran udara bahan bakar sedikit saja dapat menyebabkan ketidakstabilan nyala dan akibatnya juga tidak stabilnya putaran mesin. Karena kandungan CO2 dalam biogas, pembakaran biogas pada umumnya lebih lambat dari pembakaran bensin. Akibatnya pada putaran mesin yang tinggi, pembakaran biogas dalam ruang bakar menjadi tidak sempurna dan akibatnya efisiensinya turun. Harga efisiensi motor berbahan bakar biogas yang rendah juga diperoleh oleh Kapadia sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.5 (Kapadia, 2006). Efisiensi motor bakar berbahan bakar biogas dari Kapadia sedikit lebih tinggi dari hasil eksperimen ini karena menggunakan premixed charged induction sehingga campuran udara biogas lebih baik dan pembakaran yang terjadi dapat lebih sempurna.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari proyek akhir ini dapat disimpulkan beberapa hal :

1. Pembangkit listrik tenaga biogas telah berhasil dirancang bangun dan diujicoba.

2. Pemurnian biogas dari H2S telah dapat dilakukan dengan metode absorbsi dan berhasil mengabsorb 1,76 g H2S per jam.

3. Penyaringan biogas terhadap unsur H2O telah dapat dilakukan dengan silika gel dan berhasil mengadsorb 5 g H2O per jam.

4. Torsi, bmep, dan unjuk kerja motor bakar berbahan bakar biogas masih lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar bensin.

5. Semakin besar beban menyebabkan efisiensi total motor berbahan bakar biogas meningkat. Efisiensi total dari motor bakar berbahan bakar biogas adalah sekitar 15% pada beban 1000W.

5.2. Saran

1. Perlunya dilakukan penelitian lanjutan mengenai aspek ekonomi pembangkit listrik tenaga biogas.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk meningkatkan efisiensi total dari motor bakar berbahan bakar biogas.

3. Perlu diteliti dalam jangka waktu yang lebih panjang untuk efektivitas pencucian biogas dari H2S dan H2O.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

BIOGAS

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Diploma III Teknik Mesin

Disusun oleh : SUKOYO I 8606018

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN

Proyek Akhir dengan Judul “Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Biogas” telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proyek Akhir Program Studi DIII Teknik Mesin Otomotif Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada Hari : Tanggal :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr.Techn.Suyitno,ST.MT. Nurul Muhayat, ST, MT. NIP. 132 297 382 NIP. 19700323 199802 1001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN

Proyek Akhir ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proyek Akhir Program Studi DIII Teknik Mesin Otomotif Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya.

Pada Hari : Tanggal :

Tim Penguji Proyek Akhir :

Dosen Penguji Tanda Tangan

Ketua Penguji : Dr. Techn. Suyitno, ST, MT. ( ) NIP : 132 297 382

Penguji II : Nurul Muhayat, ST, MT. ( ) NIP : 197003231998021001

Penguji III : Ir. Augustinus Sudjono, MT. ( ) NIP : 195110011985031001

Penguji IV : Wibowo, ST, MT. ( )

NIP : 196904251998021001

Mengetahui, Disahkan Oleh,

Ketua Program D3 Teknik Mesin Koordinator Proyek Akhir

Zainal Arifin, ST, MT Jaka Sulistya Budi, ST NIP. 19730308 200003 1 001 NIP. 19671019 199903 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOTTO

“Pendidikan itu adalah perhiasan di waktu senang dan tempat berlindung di waktu susah.”

“Menyia - nyiakan waktu berarti menyia - nyiakan hidup, tapi menguasai waktu berarti menguasai hidup dan memanfaatkaannya dengan sebaik mungkin.”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk : Alm. Bapak & ibu tercinta Dan kakak adikku tersayang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Tugas akhir ini bertujuan untuk rancang bangun pembangkit listrik tenaga biogas. Bahan bakar utama dari motor penggerak untuk menggerakkan generator adalah biogas sebagai pengganti bahan bakar bensin.

Modifikasi yang perlu dilakukan adalah dengan penggantian karburasi standar dengan karburasi buatan agar lebih mudah didalam mengatur perbandingan saluran masuk udara & biogas, selain itu juga diperlukan penggantian koil untuk memperbesar pengapian dan juga memperbesar kompresi.

Dalam biogas terdapat kandungan H2S dan H2O yang dapat memperpendek umur mesin sehingga kandungan tersebut harus dikurangi dengan cara pencucian. Dalam pencucian ini menggunakan limbah besi dari mesin bubut yang digunakan sebagai absorber & Silica gel sebagai adsorber.

Listrik yang dihasilkan oleh genset tersebut dimanfaatkan sebagai sumber listrik baru sebagai pengganti dari listrik PLN. Listrik yang dihasilkan genset sebesar

1000 watt dengan efisiensi total dari motor bakar sekitar 15 %. Pencucian biogas dapat mengabsorb 1,76 g H2S / jam & dapat mengadsorb H2O sebanyak 5 gr / jam.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan petunjukNya serta usaha yang sungguh - sungguh sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir ini. Merupakan satu kebahagiaan tersendiri bagi penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan tepat waktu.

Tugas akhir dengan judul “ RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS ”. Ini merupakan salah satu cara pemanfaatan energy bahan bakar pengganti bahan bakar minyak bumi. Banyak pihak yang terlibat dalam proses pembuatan alat maupun laporan tugas akhir ini, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT atas ridho yang telah diberikan.

2. Bapak Zainal, ST. MT selaku ketua program D3 teknik mesin.

3. Bapak Dr. Techn. Suyitno, ST. MT. dan Nurul Muhayat, ST. MT. yang selalu membimbing kami.

4. Bapak dan Ibu serta adik kakak tercinta yang telah memberikan semangat dan motivasi baik secara moril maupun spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan penuh semangat.

5. Team proyek akhir : Joko Purnomo , Danar Mulyoko dan Septian Indra Kusuma atas kerja samanya pada pembuatan alat maupun penyelesaian laporan ini.

6. Rekan – rekan D3 otomotif 2006 & D3 Kimia 2006 atas pemberian saran-saranya.

7. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.

Dengan keterbatasan yang dimiliki penulis ini, terutama keterbatasan pengetahuan, keahlian, kemampuan, serta data yang diperoleh, penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan atau masih jauh dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan pembuatan laporan dikemudian hari.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi mahasiswa Diploma III Teknik Mesin Otomotif Universitas Sebelas Maret Surakata.

Surakarta, Juli 2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….…i HALAMAN PERSETUJUAN……….…ii HALAMAN PENGESAHAN………...iii MOTTO………....iv PERSEMBAHAN……….v ABSTRAK………vi KATA PENGANTAR ... vii DAFTAR ISI ... ix DAFTAR GAMBAR ... xi DAFTAR TABEL ... xii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perumusan Masalah ... 3 1.3. Tujuan Proyek Akhir ... 4 1.4. Manfaat Proyek Akhir ... 4 BAB II DASAR TEORI ... 6 2.1. Biogas ... 6 2.1.1. Digester ... 6 2.1.2. Jenis Digester ... 11 2.1.3. Komponen Utama Digester ... 12 2.1.4. Proses Pemurnian Biogas ... 15 2.2. Motor Bakar ... 19 2.2.1. Unjuk Kerja Motor Bakar ... 19 2.2.2. Kelengkapan Modifikasi ... 22 BAB III PERANCANGAN ALAT... 27 3.1. Prosedur Pelaksanaan Proyek Akhir ... 27 3.2. Pemurnian (Pencucian Biogas). ... 31 3.2.1. Bahan dan Alat yang Digunakan: ... 31 3.2.2. Cara Kerja. ... 33

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3.3. Genset ... 34

3.3.1. Modifikasi pada Genset ... 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

Dokumen terkait