• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2. Modul

pernapasan pada manusia, frekuensi pernapasan, volume pernapasan dan gangguan sistem pernapasan.

3. Bagian-bagian pada modul ini antara lain: cover modul, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul, standar isi (kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran), inti materi berbasis Mind mapping, gambar, kegiatan praktikum I, II dan III yang dilengkapi dengan langkah-langkah kegiatan praktikum berbasis Mind mapping, dan daftar pustaka.

F. Asumsi Pengembangan

Pengembangan media pembelajaran ini didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut:

1. Media pembelajaran ini disusun dalam bentuk modul berdasarkan alur penelitian pengembangan.

2. Modul yang dikembangkan hanya berisi materi pokok sistem respirasi yang didasarkan pada standar kurikulum 2013 yang tercantum dalam permendikbud No.24 Tahun 2016 yang menuntut tercapainya kompetensi tertentu.

3. Validator terdiri dari satu orang ahli media, satu orang ahli materi dan satu orang guru biologi MTs Darussa’adah Kendal.

4. Ahli media berjumlah 2 dosen, diantaranya yaitu: a) Ahli Materi : merupakan dosen yang memahami

biologi terutama pada materi sistem respirasi yang dikembangkan dalam kegiatan praktikum. b) Ahli Media merupakan dosen yang fokus pada

tampilan media pembelajaran, meliputi sistematika modul, tampilan fontasi huruf, gambar dan warna pada modul.

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik (pembelajar). Dengan kata lain,pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami manusia sepanjang hayat, serta berlaku dimanapun dan kapanpun. (Rahyubi, 2012 : 6)

Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media

merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. (Komsiyah, 2012 : 73)

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. (Kustandi dan Sutjipto, 2011 : 8).

b. Macam-macam Media Pembelajaran

Rudy Brets dalam Wina Sanjaya (2015 : 212) ada 7 (tujuh) mengemukakan klasfikasi media pembelajaran, yaitu:

1) Media audiovisual gerak, seperti: film suara, pita video, film tv.

2) Media audiovisual diam, seperti: film rangkai suara.

3) Audio semi gerak, seperti: tulisan jauh bersuara. 4) Media visual bergerak, seperti: film bisu.

5) Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, side bisu.

6) Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio. 7) Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar

Suprihatiningrum (2016 : 323) menyatakan bahwa media pembelajaran juga dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, diantaranya:

a) Audio: kaset audio, siaran radio, CD, telepon, MP3.

b) Cetak: buku pelajaran, modul, brosur, leaftlet, gambar, foto.

c) Audio-cetak: keset audio yang dilengkapi bahan tertulis.

d) Proyeksi visual diam: Over Head Transparent (OHT), slider.

e) Proyeksi audio visual diam: slide bersuara. f) Visual gerak: film bisu.

g) Audio visual gerak: video/VCD/televisi. h) Objek fisik: benda nyata, model.

i) Manusia dan lingkungan: guru, pustakawan, laboran.

j) Computer.

Buku petunjuk atau panduan praktikum merupakan salah satu contoh dari media pembelajaran berbentuk cetakan yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat memudahkan peserta didik dalam memahami

prosedur kegiatan praktikum dan meminimalisir adanya kesalahan saat melakukan praktikum. c. Manfaat Media Pembelajaran

Media dalam proses pembelajaran memiliki beberapa manfaat baik bagi siswa maupun guru. Sudjana dan Riva’i (dalam Kustandi dan Sutjito, 2011 : 22) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, diantaranya yaitu: 1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian

siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervriasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengjr pada setiap jam pelajran.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrsikan, memerankan dan lain-lain.

Setiawan (2017 : 6) Mengemukakan manfaat media pembelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Media pembelajaran dapat memperjelas pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik.

b) Media pembelajaran bermanfaat untuk membantu guru dalam mengatasi masalah dalam proses belajar mengajar.

c) Media pembelajaran dapat membantu guru dalam meningkatkan stimulus kepada peserta didik sehingga respon peserta didik terhadap pelajaran menjadi baik.

Dengan adanya media pembelajaran, guru lebih mudah dalam menyampaikan informasi atau materi pembelajaran kepada peserta didik, dan peserta didik lebih mudah dalam memahami materi secara efektif dan efisien serta dapat meningkatkan pemahaman peserta didik.

2. Modul

a.

Pengertian Modul

Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara

mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya (Majid, 2009 : 176)

Aditia dan Muspiroh (2013 : 7) Mengemukakan modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan materi pembelajaran, petunjuk kegiatan belajar, latihan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik, untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dan dapat digunakan secara mandiri.

b.

Karakteristik dan Kriteria Modul

Karakteristik modul yang baik diantaranya yaitu self instructional, self contained, stand alone, adaptive, dan user friendly.

1) Self instructional

Self instructional yang dimaksud disini yaitu peserta didik mampu membelajarkan diri sendiri dengan modul tersebut. Hal ini sesuai dengan tujuan modul, yaitu agar peserta didik mampu belajar secara mandiri. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan modul yang mampu membuat peserta didik

untuk belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan dalam proses pembelajaran adalah: a) Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi

yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan materi pembelajaran.

b) Memberikan kemungkinan bagi peserta didik untuk memberikan umpan balik atau mengukur penguasaannya terhadap materi yang diberikan dengan memberikan soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya.

c) Kontekstual, yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan siswa.

d) Bahasa yang digunakan cukup sederhana dan yang lebih penting adalah bahasa tersebut harus komunikatif karena peserta didik hanya berhadapan dengan buku ketika mereka belajar secara mandiri,

e) Memberikan rangkuman materi pembelajaran, untuk membantu peserta didik membuat sebuah catatan-catatan selama mereka belajar mandiri.

f) Mendorong peserta didik untuk melakukan self assessment dengan memberikan instrumen penilaian/assessment.

g) Terdapat instrumen yang dapat digunakan menetapkan tigkat penguasaan materi untuk menetapkan kegiatan belajar selanjutnya. h) Tersedia informasi tentang rujukan/

pengayaan/ referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud. (Widodo dan Jasmadi, 2008 : 50)

2) Self contained

Self contained, yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul secara utuh. Tujuan konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu kompetensi/subkompetensi harus dilakukan hati-hati dan memperhatikan keleluasaan kompetensi/subkompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.

3) Stand alone

Stand alone atau berdiri sendiri yaitu modul yang dikembangkan tidak tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus

digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang digunakan tersebut, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri.

4) Adaptive

Dikatakan adaptif apabila modul tersebut dapat menyesuikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fleksibel digunakan diberbagai tempat, serta isi materi pembelajaran dan perangkat lunaknya dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

5) User friendly

Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pamakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum

digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.

BSNP (2006) Kriteria bahan ajar diantaranya yaitu:

a. Telah mengacu pada tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik, mencakup kompetensi dasar dan standar kompetensi serta memperhatikan komponen kelayakan isi. b. Informasi, pengetahuan dan pesan yang

disampaikan dalam bentuk tertulis dapat dikomunikasikan pada pembaca secara logis dan mudah dipahami sesuai dengan tahap kognitif peserta didik, dan harus memperhatikan komponen kelayakan bahasa. c. Konsep-konsep yang disajikan harus menarik

dan interaktif, sehingga mampu membuat peserta didik berfikir kreatif dan kritis. Serta memperhatikan komponen penyajian yang terdiri dari pendukung penyampaian materi dan teknik penyajian.

d. Tampilan fisik harus disajikan secara menarik dan menggambarkan ciri khas bahan ajar tersebut. Serta memenuhi syarat kegrafikan.

Parmin dan Peniati (2012 : 10) menyatakan bahwa terdapat lima kriteria dalam pengembangan modul, yaitu:

1) Membantu mahasiswa menyiapkan belajar mandiri.

2) Memiliki rencana kegiatan pembelajaran yang dapat direspon secara maksimal. 3) Memuat isi pembelajaran yang lengkap dan

mampu memberikan kesempatan belajar kepada mahasiswa.

4) Dapat memonitor kegiatan belajar mahasiswa.

5) Dapat memberikan saran dan petunjuk serta informasi tingkat kemajuan belajar mahasiswa.

c.

Komponen Modul

Parmin dan Peniati (2012 : 10) mengemukakan komponen-komponen yang mencakup dalam modul yaitu:

1) Pendahuluan

Bagian pendahuluan mengandung penjelasan umum mengenai modul, sasaran umum pembelajaran dan sasaran umum pembelajaran serta sasaran khusus pembelajaran.

Bagian kegiatan belajar mengandung uraian isi pembelajaran, rangkuman, tes, kunci jawaban dan umpan balik.

Uraian isi pembelajaran menyangkut masalah strategi pengorganisasian isi pembelajaran, diartikan sebagai strategi yang mengacu kepada cara untuk membuat urutan (squencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur dan prinsip-prinsip yang berkaitan. Sequencing mengacu kepada upaya pembuatan urutan penyajian isi bidang studi, sedangkan synthesizing mengacu kepada upaya untuk menunjukkan kepada mahasiswa keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang terkandung dalam bidang studi. 3) Daftar pustaka.

d.

Prinsip Penyusunan Modul

Hamdani (dikutip dalam Aditia dan Muspiroh, 2013: 8) mengemukakan rinsip-prinsip dalam penyusunan modul yang harus dikembangkan diantaranya yaitu:

1) Disusun dari materi yang mudah untuk memahami yang lebih sulit, dan dari yang konkret untuk memahami yang semikonkret dan abstrak.

2) Menekankan pengulangan untuk memperkuat pemahaman.

3) Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap peserta didik.

4) Motivasi mampu menentukan keberhasilan belajar.

5) Latihan dan tugas untuk menguji diri sendiri.

e.

Manfaat Modul

Pembelajaran dengan modul secara efektif akan dapat mengubah konsepsi peserta didik menuju konsep ilmiah. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Terkait dengan hal tersebut, Santyasa (dikutip dalam Arbai, 2013) pembelajaran dengan modul memiliki beberapa manfaat bagi peserta didik, diantaranya yaitu: 1) Meningkatkan pemahaman dan penguasaan

peserta didik terhadap materi.

2) Meningkatkan motivasi peserta didik.

3) Setelah evaluasi, guru dan peserta didik mengetahui tingkat pencapaian belajar.

4) Peserta didik mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya.

5) Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.

6) Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik.

f.

Tujuan Penulisan Modul

Departemen Pendidikan Nasional (2008 : 3) mengemukakan tujuan penulisan modul, diantaranya yaitu:

1) Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.

2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar maupun guru/ instruktur.

3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar; mengembangkan kemampuan dalam berin teraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan peserta didik atau pebelajar belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.

4) Memungkinkan peserta didik atau pebelajar dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

g.

Kelebihan Pembelajaran Dengan Modul

Lasmiyati dan Harta (2014 : 4) mengemukakan kelebihan pembelajaran dengan modul diantaranya yaitu:

1) Modul dapat memberikan umpan balik sehingga pendidik mengetahui kekurangan mereka dan segera melakukan perbaikan.

2) Tujuan pembelajaran jelas, sehingga kinerja siswa terarah dan tujuan pembelajaran tercapai. 3) Memotivasi siswa untuk belajar.

4) Modul bersifat fleksibel. 5) Terjalin kerjasama.

h.

Kekurangan Pembelajaran dengan modul

Selain memiliki kelebihan, modul juga memiliki kekurangan. Morisson, Ross dan Kemp (dikutip dalam Lasmiyati dan Harta, 2014 : 4) mengemukakan beberapa kekurangan modul, diantaranya yaitu: Memerlukan biaya yang lebih mahal, Kurangnya interaksi antar siswa, memerlukan kerjasama tim, dukungan fasilitas, media, sumber dan lainnya.

Dokumen terkait