• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TEORITIK TENTANG KETENAGAKERJAAN A. Tentang Tenaga Kerja Dan Pekerja

B. Tentang Mogok Kerja

1. Pengertian Mogok Kerja

Mogok kerja (strike) adalah tindakan pekerja/buruh yang di rencanakan dan dilaksanakan secara bersama-sama dan/ atau oleh serikat pekerja/buruh untuk menghentikan atau memperlambat pekerja (Pasal 1 angka 23 Undang – undang No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan). secara yuridis mogok kerja diakui sebagai hak dasar pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat yang dilakukan secara sah, tertib dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan. khusus bagi pekerja/buruh yang bekerja pada perusahaan yang melayani kepentingan umum dan/ atau perusahaan yang jenis kegiatannya membahayakan keselamatan jiwa manusia diatur sedemikian rupa sehingga tidak menggangu kepentingan umum dan/ atau membahayakan keselamatan orang lain.34) Berkaitan dengan pengertian mogok kerja Pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyebutkan bahwa: “mogok kerja adalah tindakan

33)

Mpssoft Blog Technology for Business :kewajiban perusahaan bagi terhadap

karyawan” http://www.mpssoft.co.id/blog/hrd/ini-kewajiban-perusahaan-terhadap-karyawannya/

di akses pada tanggal 25 juni 2019 pukul 14:26.

34)

pekerja/buruh yang direncanakan dan dilaksanakan secara bersama-sama dan/atau oleh serikat pekerja”35)

Menurut pendapat yunus shamad, bahwa: “pemogokan sebagai tindakan yang dilakukan oleh pekerja terhadap pengusaha dengan tujuan menekan pengusaha atau perusahaan untuk memenuhi tuntutannya atau sebagai tindakan solidaritas untuk teman sekerja lainnya.36) Peraturan dan ketentuan hukum yang melandasi mogok kerja, yaitu sebagai berikut :

1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (Pasal 28, Pasal 28C, dan Pasal 28F). 2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan

menyampaikan pendapat di muka Umum.

3) Undang -Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia 4) Undang-Undang Nomor 21 tahun 2000 tentang serikat pekerja/serikat

buruh.

5) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang ketenagakerjaan (Pasal 137 sampai dengan Pasal 145).

6) Keputusan mentri tenaga kerja dan transmigrasi nomor kep 232/Men/2003 tentang akibat mogok kerja yang tidak sah.

7) Peraturan kepala kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor pol. 1 Tahun 2005 tentang pedoman tindakan kepolisian negara republik

35) Suratman,op.cit.,hlm.124.

36) Yunus shamad, Hubungan Industrial Di Indonesia, jakarta: Bina sumberdaya manusia,

indonesia para penegakan hukum dan keterlibatan dalam perselisihan hubungan industrial.37)

2. Hak Dan Syarat-Syarat Mogok kerja

Pada prinsipnya mogok kerja adalah hak dasar bagi pekerja atau buruh dan serikat pekerja/serta buruh dilakukan secara sah, tertib, dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan (Pasal 137 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.38) Syarat-syarat mogok kerja yang di lakukan oleh buruh/pekerja dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 di atur tata caranya sebagai berikut :

1) Sekurang-kurangnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sebelum mogok kerja dilaksanakan, pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh wajib memberitahukan secara tertulis kepada pengusaha dan instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat.

2) pemberitahuan dimaksud Sekurang-Kurangnya memuat :

a. waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai dan diakhiri mogok kerja: b. Tempat mogok kerja.

c. Alasan dan Sebab-Sebab mengapa harus melakukan mogok kerja; dan

d. Tanda tangan ketua dan sekertaris dan/atau masing-masing ketua dan sekertaris serikat pekerja/serikat buruh sebagai penanggung jawab mogok kerja.

37) Suratman,op.cit.,hlm.123.

3) Dalam hal mogok kerja akan di lakukan oleh pekerja/buruh yang tidak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh, maka pemberitahuan ditandtangani oleh perwakilan pekerja/buruh yang ditunjukan sebagai koordinator dan/atau penanggung jawab mogok kerja

4) jika mogok kerja dilakukan tidak sesuai dengan prosedur tersebut, maka demi menyelamatkan alat produksi dan aset perusahaan, pengusaha dapat mengambil tindakan sementara dengan cara :

a. melarang para pekerja/buruh yang mogok kerja berada di lokasi kegiatan proses produksi; atau

b. bila dianggap perlu melarang pekerja/buruh yang mogok kerja berada di lokasi perusahaan.

5) Instansi pemerintah dari pihak perusahaan yang menerima surat pemberitahuan mogok kerja sebagaimana dimaksud di atas wajib memberikan tanda terima.

6) sebelum dan selama mogok kerja berlangsung, instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan wajib menyelesaikan masalah yang menyebabkan timbulnya pemogokan dengan mempertemukan dan merundingkannya dengan para pihak yang berselisih.

7) jika perundingan tersebut menghasilkan kesepakatan, maka harus dibuatkan perjanjian bersama yang ditandatangani oleh para pihak dan pegawai dari instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan sebagai saksi.

8) Dalam hal perundingan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan, maka pegawai dari instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan segera menyerahkan masalah yang menyebabkan terjadinya mogok kerja kepada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang berwenang.39)

3. Akibat Hukum

Akibat keterkaitan hukum dan mogok kerja, maka dalam melakukan tindakan mogok kerja di samping wajib mematuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang ketenagakerjaan , dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1975 Tentang penyelesaian perselisihan perburuhan, dan pekerja/buruh juga harus memperhatikan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak asasi manusia.40)

Bahwa pemogokan kerja terbagi dua macam, yaitu mogok kerja yang berlawanan dengan hukum dan mogok yang tidak berlawanan dengan hukum. Untuk menentukan apakah mogok itu berlawanan dengan hukum atau tidak, diukur dari tujuan dan tata caranya. kesemunya harus di ukur dan didasarkan pada seberapa jauh pekerja/buruh yang melakukan mogok kerja itu mentaati ketentuan dalam perundang-undangan yang berlaku.41) Akibat jika melakukan mogok kerja tidak sesuai dengan aturan dan perundang - undangan, maka itu sudah bisa di pastikan melakukan mogok kerja tidak sah sebagaimana di maksud Pasal 3 keputusan meteri tenaga kerja Nomor kep.232/men./2003, dkualifikasi mangkir

39)

Lalu husni,op.cit., hlm.163.

40) Suratman,op.cit., hlm.125.

dan sebagaimana d maksud Pasal 5 keputusan meneteri tenaga kerja Nomor kep.232/men/2003, dikulifikasikan mangkir. apabila mengakibatkan hilangnya nyawa manusia yang berhubungan dengan pekerjaan, dikualifikasikan kesalahan berat.42)

Dokumen terkait