• Tidak ada hasil yang ditemukan

MONITORING DAN EVALUASI

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 143-181)

Manajemen penanggulangan krisis kesehatan berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan perorangan, sekelompok orang, atau masyarakat. Maksud dan tujuan dilakukan monitoring dan evaluasi (monev) adalah untuk melakukan pemantauan secara rutin atau berkala upaya-upaya program yang dilakukan dan untuk menilai atau mengukur keberhasilan kegiatan tanggap darurat dan pemulihan yang telah dilaksanakan.

Kegiatan monitoring dan evaluasi saat bencana dilakukan dengan menyelaraskan kebijakan teknis bidang kesehatan dengan upaya-upaya dan permasalahan yang terkait dengan penanganan tanggap darurat dan pemulihan. Hal-hal yang dimonitor dan dievaluasi antara lain sebagai berikut:

No Kebijakan Aspek yang dimonitor dan dievaluasi

1. Setiap korban

a. pelayanan pra rumah sakit 1) triase lapangan;

2) pos kesehatan (poskes) statis dan bergerak;

3) jumlah dan jenis tenaga di poskes;

4) distribusi obat dan perbekalan kesehatan di poskes;

5) ketersediaan alat dan jejaring komunikasi;

6) kegiatan surveilans di lokasi pengungsi.

b. pelayanan rumah sakit

1) jumlah dan kompetensi tenaga kesehatan yang tersedia;

2) jumlah dan jenis obat spesialistik dan ketersediaan alat kesehatan yang tersedia;

3) kemampuan mengelola korban massal;

4) kegiatan surveilans di rumah sakit.

c. pelayanan rujukan

1) sistem rujukan antar rumah sakit;

2) ketersediaan alat dan jejaring komunikasi;

3) jumlah dan jenis sarana rujukan medik.

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN - 2011 144

No Kebijakan Aspek yang dimonitor dan dievaluasi

2. Pelayanan kesehatan lingkungan, gizi,

a. koordinasi lintas program dan pertemuan kluster kesehatan;

b. pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan:

1) kegiatan surveilans;

2) pengendalian vektor;

3) pengendalian penyakit potensial KLB;

4) air bersih dan sanitasi darurat;

5) ketersediaan bahan dan alat kesling.

6) pengawasan terhadap penderita HIV/AIDS, dll.

c. pelayanan gizi:

1) tenaga surveilans gizi;

2) pelayanan gizi darurat;

3) ketersediaan MP ASI;

4) pemantauan dan pengendalian bantuan susu formula, dll

d. kesehatan jiwa:

1) ketersediaan tenaga kesehatan jiwa;

2) pelayanan kesehatan jiwa dipengungsian;

3) pelayanan rujukan, dll.

e. kesehatan ibu dan anak

1) jumlah tenaga pendamping ASI;

2) kampanye ASI, dll.

f. kesehatan reproduksi

1) ketersediaan Paket Pelayanan Awal Minimum kesehatan reproduksi;

2) ketersediaan alat kontrasepsi;

3) tenaga kesehatan reproduksi 3. Identifikasi korban

meninggal akibat bencana dilakukan semaksimal mungkin dan oleh petugas yang berwenang.

a. tenaga DVI dan forensik;

b. kesiapan fasilitas kesehatan dalam pengelolaan jenazah;

c. ketersediaan kantong jenazah, dll

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN - 2011 145

No Kebijakan Aspek yang dimonitor dan dievaluasi

4. Pelayanan kesehatan sehari-hari di fasilitas kesehatan harus tetap terlaksana secara optimal

a. jumlah dan jenis tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan;

b. pelayanan kesehatan bagi pasien yang membutuhkan pengobatan berkala seperti TB, HIV/AIDS, Kusta dll;

c. pelayanan kesehatan dasar;

d. ketersediaan obat dan alat kesehatan, dll

5. Pelaksanaan penanganan krisis kesehatan dilakukan secara berjenjang mulai

dari tingkat

Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat dan dapat dibantu oleh masyarakat

nasional dan

internasional serta lembaga donor.

a. pembentukan pusat pengendali operasional kesehatan di dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota;

b. ketersediaan dana operasional tanggap darurat di daerah;

c. distribusi dan mobilisasi bantuan tenaga maupun logsitik secara berjenjang;

d. pertemuan berkala koordinasi lintas program dan kluster kesehatan;

6. Bantuan kesehatan dari dalam maupun luar negeri mengikuti ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian atau lembaga terkait.

a. pencatatan bantuan kesehatan baik dari dalam maupun luar negeri;

b. verifikasi bantuan kesehatan sesuai kebutuhan;

c. pendistribusian bantuan kesehatan;

d. pemetaan titik distribusi bantuan kesehatan;

e. pencatatan dan pelaporan distribusi bantuan kesehatan.

7. Penyediaan informasi yang berkaitan dengan penanggulangan

kesehatan pada bencana dilaksanakan oleh dinas kesehatan setempat

selaku anggota

BPBD/Satkorlak/Satlak.

a. sistem informasi;

b. format pelaporan kejadian bencana;

c. alur dan mekanisme informasi;

d. disseminasi informasi ke instansi/lembaga terkait.

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN - 2011 146

DAFTAR ISTILAH

Angka Kematian Ibu (AKI): kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.

Antihistamin : obat yang digunakan untuk mengurangi atau mencegah reaksi histamin (misal alergi).

Antipiretik : obat penurun demam.

Antropometri gizi: cara pengukuran status gizi berdasarkan umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada dan tebal jaringan lunak.

Apotek: Tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

Apoteker: Sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker.

Bahaya: Faktor-faktor yang dapat mengganggu dan mengancam kehidupan manusia.

Buffer stock: Persediaan obat-obatan dan perbekal-an kesehatan di setiap gudang farmasi provinsi dan kabupaten/kota yang ditujukan untuk menunjang pelayanan kesehatan selama bencana.

Bencana: Suatu kejadian peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Bencana Alam : Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.

Bencana Non Alam : Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN - 2011 147

Brigade siaga bencana (BSB): Suatu satuan tugas kesehatan yang terdiri dari petugas medis (dokter dan perawat), paramedis, dan awam khusus yang memberikan pelayanan kesehatan berupa pencegahan, penyiagaan, maupun pertolongan bagi korban bencana.

Bronkodilator : alat yang dapat memperlebar lubang saluran napas yang menyempit ketika seseorang mendapat serangan asma.

Campak (measles): Ruam kulit (skin rash) yang sifatnya maculo-papular dengan demam, disertai conjungtivitis dan/atau batuk-pilek.

Daerah rawan bencana: Suatu daerah yang memiliki risiko tinggi terhadap suatu bencana akibat kondisi geografis, geologis, dan demografis serta akibat ulah manusia.

Dekongestan : penyembuh pengembangan pembuluh darah.

Diare: Buang air lembek atau encer bahkan berupa air saja lebih sering dari biasanya dan merupakan penyakit yang sangat berbahaya terutama bagi balita.

Diare disertai darah (bloody diarrhea): Buang air besar lebih dari tiga kali selama 24 jam dengan konsistensi tinja lembek atau cair, disertai lendir dan/atau darah yang terlihat pada tinja.

Endemis: suatu keadaan dimana suatu penyakit atau agen infeksi tertentu secara terus menerus ditemukan disuatu wilayah tertentu, bisa juga dikatakan sebagai suatu penyakit yang umum ditemukan disuatu wilayah.

Evakuasi: Upaya untuk memindahkan korban dari lokasi yang tertimpa bencana ke wilayah yang lebih aman untuk mendapatkan pertolongan.

HIV: Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.

Infeksi Menular Seksual (IMS): penyakit yang menyerang manusia melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan seks anal.

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA): Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran atas) sampai alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga bawah, dan pleura.

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN - 2011 148

ISPA non-pneumonia: Batuk atau pilek disertai demam <2 minggu.

Gizi buruk: Pengukuran status gizi buruk menggunakan antropometri dengan indeks BB/TB atau BB/PB. Disebut gizi buruk apabila hasil perhitungan BB/TB atau BB/PB

< -3SD.

Keadaan gawat gizi (serious situation): Keadaan yang ditandai dengan prevalensi gizi kurang balita pengungsi lebih besar atau sama dengan 15%, atau 10-14,9% dan disertai faktor pemburuk.

Keadaan kritis gizi (risky situation): Keadaan yang ditandai dengan prevalensi gizi kurang balita pengungsi lebih besar atau sama dengan 10-14,9%, atau 5-9,9%

dan disertai faktor pemburuk.

Kedaruratan: Kejadian tiba-tiba yang memerlukan tindakan segera karena dapat menyebabkan epidemi, bencana alam, atau teknologi, kerusuhan atau karena ulah manusia lainnya. (WHO)

Kejadian Luar Biasa (KLB): meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Rawan Bencana : kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.

Kesehatan reproduksi: suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.

Kesiapsiagaan: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

Kewaspadaan Universal atau Kewaspadaan Umum (KU) atau Universal Precautions (UP): adalah suatu cara untuk mencegah penularan penyakit dari cairan tubuh,

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN - 2011 149

baik dari pasien ke petugas kesehatan dan sebaliknya juga dari pasien ke pasien lainnya (Dr. Akhmad Wiryawan, 2007). Menurut Prof. Dr. Sulianti Saroso (2006) Kewaspadaan Universal adalah suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh dari semua pasien, tanpa memperdulikan status infeksi.

Kit Kesehatan Reproduksi: bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi dalam situasi darurat sesuai dengan tujuan dari PPAM.

Lembaga swadaya masyarakat (LSM, nongovern-mental organization/NGO): Suatu lembaga non-pemerintah yang dibiayai sendiri oleh masyarakat dan bergerak yang dalam bidang tertentu.

Leptospirosis: Penderitaan dengan demam mendadak tinggi disertai sakit kepala, nyeri otot, hiperaestesia pada kulit, mual, muntah, diare. Bradikardi relatif, ikterus, infeksi silier mata.

LILA: Lingkar Lengan Atas, merupakan salah satu metode pengukuran status gizi.

Lumpuh layuh akut (acute flaccid paralysis, AFP): Kelumpuhan mendadak (progresif) yang sifatnya layuh (flaccid, floppy) pada satu atau lebih anggota gerak—termasuk Guillain Barre Syndrome, pada anak usia <15 tahun atau Kelumpuhan mendadak (progresif) yang sifatnya layuh (flaccid, floppy) pada penduduk usia >15 tahun dan diduga kuat sebagai polio.

Manajemen SDM kesehatan: Serangkaian kegiatan perencanaan dan pendayagunaan tenaga yang bekerja secara aktif di bidang kesehatan dalam melakukan upaya kesehatan.

Malaria klinis (clinical malaria): Demam atau ada riwayat demam disertai gejala menggigil, mual, muntah dan diare, nyeri kepala, nyeri punggung, dan penyakit infeksi lainnya dapat dikesampingkan.

Masalah gizi darurat: Keadaan gizi dimana jumlah kurang gizi pada sekelompok masyarakat pengungsi meningkat dan mengancam memburuknya kehidupan

Masa inkubasi: waktu berlalu antara paparan suatu patogen organisme , suatu bahan kimia atau radiasi , dan ketika gejala dan tanda-tanda yang pertama jelas.

Mitigasi: Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi bencana.

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN - 2011 150

Mobilisasi: Penggerakan bantuan, tenaga, dan sumber daya lain ke lokasi bencana.

Neonatal: bayi yang berumur 0 – 28 hari

Obat: Sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka menetapkan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi.

Obat bantuan: Obat-obat yang berasal dari sumber dana selain dari kabupaten/kota yang bersangkutan, baik dari pemerintah (pusat dan provinsi) maupun pihak swasta dan bantuan luar negeri.

Obat esensial: Obat yang diperlukan dan sering digunakan.

Obat rusak: Obat yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan.

Paket Layanan Awal Minimum (Minimum Initial Service Package/MISP) untuk Kesehatan Reproduksi: seperangkat kegiatan prioritas terkoordinasi yang dirancang untuk:

mencegah dan menangani akibat dari kekerasan seksual; mengurangi penyebaran HIV; mencegah kelebihan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi; dan me rencana kan layanan Kesehatan Reproduksi lengkap pada hari-hari dan minggu-minggu awal dari situasi darurat dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para pelaku kemanusiaan mengenai layanan Kesehatan Reproduksi prioritas ini agar dapat dimulai di awal situasi krisis.

Penghapusan/pemusnahan obat: Serangkaian kegiatan dalam rangka pembebasan obat-obatan milik atau kekayaan Negara dari tanggung jawab berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kegiatan Pencegahan Bencana : Serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.

PONED : Pelayanan Obsterik dan Neonatal Emergensi Dasar, meliputi kemampuan untuk menangani dan merujuk : a) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), b) Tindakan pertolongan Distosia Bahu dan Ekstraksi Vakum pada Pertolongan Persalinan, c) Perdarahan post partum, d) infeksi nifas, e) BBLR dan Hipotermi, Hipoglekimia, Ikterus, Hiperbilirubinemia, masalah pemberian minum pada bayi, f) Asfiksia pada bayi, g) Gangguan nafas pada bayi, h) Kejang pada bayi baru lahir, i) Infeksi neonatal, j) Persiapan umum sebelum tindakan kedaruratan Obstetri –

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN - 2011 151

Neonatal antara lain Kewaspadaan Universal Standar.

PONEK: Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di Rumah Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan tindakan a) seksia sesaria, b) Histerektomi, c) Reparasi Ruptura Uteri, cedera kandung/saluran kemih, d) Perawatan Intensif ibu dan Neonatal, e) Tranfusi darah.

Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Regional: Unit fungsional di daerah yang ditunjuk untuk mempercepat dan mendekatkan fungsi bantuan pelayanan kesehatan dalam penanggulangan kesehatan pada kejadian bencana.

Penilaian risiko: Suatu evaluasi terhadap semua unsur yang berhubungan dengan pengenalan bahaya serta dampaknya terhadap lingkungan tertentu.

Penanggulangan Bencana : Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.

Penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana: Serangkaian kegiatan bidang kesehatan untuk mencegah, menjinakkan (mitigasi) ancaman/bahaya yang berdampak pada aspek kesehatan masyarakat, mensiapsiagakan sumber daya kesehatan, menanggapi kedaruratan kesehatan, dan memulihkan (rehabilitasi), serta membangun kembali (rekonstruksi) infrastruktur kesehatan yang rusak akibat bencana secara lintas-program dan lintas-sektor.

Pengungsi: Orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.

Penilaian cepat masalah kesehatan (Rapid Health Assessment, RHA): Serangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan informasi subjektif dan objektif guna mengukur kerusakan dan meng-identifikasi kebutuhan dasar penduduk yang menjadi korban dan memerlukan ketanggapdarurat-an segera. Kegiatan ini dilakukan secara cepat karena harus dilaksanakan dalam waktu yang terbatas selama atau segera setelah suatu kedaruratan.

Peringatan dini: Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN - 2011 152

Perbekalan kesehatan: Semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

PMT darurat (blanket supplementary feeding programme): Pemberian makanan tambahan kepada seluruh kelompok rentan: anak balita, wanita hamil, dan ibu meneteki (khususnya sampai 6 bulan setelah melahirkan) yang bertujuan mencegah memburuknya keadaan gizi pengungsi.

PMT darurat terbatas (targeted supplementary feeding programme): Pemberian makanan tambahan kepada kelompok rentan yang menderita gizi kurang.

PMT terapi (therapeutic feeding programme): Pemberian makanan tambahan dengan terapi diet dan medis pada anak yang menderita gizi buruk (sangat kurus) yang bertujuan menurunkan angka kematian.

Pneumonia: Proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).

Profilasis: langkah-langkah yang dirancang untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit atau pencegahan penyakit ke derajat sakit yang lebih berat atau mengendalikan penyakit.

Psikoedukasi: Sebuah sub disiplin ilmu piskologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan

Psikopatologi: Bagian Psikologi yang menjadikan gejala kejiwaan sebagai objeknya

Psikososial: sebuah cabang ilmu psikologi yang mempelajari atribu2 sosial dalam perilaku manusia sehari hari dalam kaitan interaksi di dalam lingkungan kesehariannya

Psikotropika: Suatu zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh efektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku

Public Safety Center (PSC): Pusat pelayanan yang menjamin kebutuhan masyarakat dalam hal-hal yang berhubungan dengan kegawat-daruratan, termasuk pelayanan medis yang dapat dihubungi dalam waktu singkat di manapun berada, dan merupakan ujung tombak pelayanan yang bertujuan untuk mendapatkan respons cepat (quick response) terutama pelayanan pra-rumah sakit.

Penilaian cepat masalah kesehatan (Rapid Health Assessment, RHA) : Serangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan informasi subjektif dan objektif guna mengukur kerusakan dan meng-identifikasi kebutuhan dasar penduduk yang menjadi korban

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN - 2011 153

dan memerlukan ketanggapdarurat-an segera.

Rehabilitasi: Perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.

Rekonstruksi: Pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.

Rencana kontinjensi: Suatu proses perencanaan ke depan, dalam keadaan yang tidak menentu, di mana skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial ditetapkan, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi disetujui bersama untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis.

Resusitasi: Upaya pertolongan pada korban dengan memberikan bantuan hidup dasar untuk menyelamatkan jiwa korban.

Risiko Bencana : Potensi kerugian akibat yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.

RS PONEK 24 Jam: RS yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONEK siap 24 jam untuk meberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan Puskesmas PONED.

Sediaan farmasi: Obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika

Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT): Suatu sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari unsur pelayanan pra-rumah sakit, pelayanan di rumah sakit, dan pelayanan antar-rumah sakit. Pelayanan berpedo-man pada respons cepat yang menekankan pada “Time Saving is Life and Limb Saving”, yang melibatkan masyarakat awam umum, awam khusus, petugas medis, ambulans gawat darurat, dan sistem komunikasi.

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN - 2011 154

Sistem Peringatan Dini: Sistem (rangkaian proses) pengumpulan dan analisis data serta diseminasi informasi tentang keadaan darurat atau kedaruratan.

Sistem rujukan upaya kesehatan: suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.

Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan: Seseorang yang bekerja secara aktif di bidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.

Surveilans epidemiologi: kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

Surveilans Gizi Pengungsi: Proses pengamatan keadaan gizi pengungsi secara terus menerus untuk pengambilan keputusan dalam menentukan tindakan intervensi.

Surveilans penyakit: proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi suatu jenis penyakit kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. (WHO)

Suspek demam berdarah dengue/DBD (dengue hemorrhagic fever): Demam tinggi mendadak, berlangsung terus menerus selama >2 hari, disertai salah satu atau lebih gejala antara lain, uji torniquet positif; petekia, ekimosis purpura; perdarahan mukosa, epitaksis, perdarahan gusi; hematemesis; dan melena.

Tanggap darurat bencana: Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda , pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana.

Tersangka hepatitis (suspected hepatitis): Penderita dengan warna kuning pada sklera matanya.

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN - 2011 155

Tim Reaksi Cepat (TRC): Tim yang sesegera mungkin bergerak ke lokasi bencana setelah ada informasi bencana untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi korban.

Tim Penilaian Cepat Kesehatan (Rapid Health assessment/RHA team): Tim yang dapat diberangkatkan bersamaan dengan Tim Reaksi Cepat atau menyusul untuk menilai kondisi dan kebutuhan pelayanan kesehatan.

Tim Bantuan Kesehatan: Tim yang diberangkatkan untuk menangani masalah kesehatan berdasarkan laporan Tim RHA.

Tim rescue: Tim yang dibentuk khusus untuk menyelamatkan korban di lokasi bencana yang terdiri dari tenaga medis, petugas pemadam kebakaran, dan SAR.

Tenaga Disaster Victim Identification (DVI): Tenaga yang bertugas melakukan pengenalan kembali jati diri korban yang meninggal akibat bencana.

Triase: Pengelompokan korban yang didasarkan atas berat-ringan trauma/penyakit serta kecepatan penanganan/pemindahannya.

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN - 2011 156

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN - 2011 156

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 143-181)