• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

6) Monitoring secara Komprehensif

Berdasarkan analisis angket sub indikator pertama memiliki persentase 146,33% dengan kategori Oke. Berdasarkan hasil angket siswa, yang ditunjukkan pada pernyataan nomor 2 dengan nilai tertinggi pada sub indikator tersebut yaitu

“Sebelum menjawab, saya memikirkan berbagai kemungkinan jawaban”. Hal ini diperkuat dari wawancara dengan siswa bahwa mereka sangat sering memikirkan berbagai kemungkinan jawaban yang paling tepat jika sewaktu ulangan harian, Ujian Tengah Semester (UTS) ataupun Ujian Akhir Semester (UAS) apalagi kalau soalnya pilihan ganda. Selain memonitoring mereka juga mengevaluasi kembali jawaban yang mereka pilih apakah sudah benar atau belum sebelum dikumpulkan ke depan.

7) Strategi

Berdasarkan analisis angket sub indikator pertama memiliki persentase 158,33% dengan kategori Oke. Berdasarkan hasil angket siswa, yang ditunjukkan pada pernyataan nomor 52 dengan nilai tertinggi pada sub indikator tersebut yaitu

102

“Saya berhenti dan membaca kembali jika masih bingung”. Hal ini diperkuat dari wawancara dengan, mereka berpendapat bahwa tujuan membaca adalah supaya paham dan benar-benar mendapatkan ilmunya. Jadi jika mereka tidak paham mereka akan mengulang kembali bacaan dan jika masih belum paham juga mereka akan berdiskusi dengan teman atau bertanya dengan guru.. Apabila siswa telah mampu menggunakan pola pikirnya dalam menyusun strategi belajar seperti mengatur kondisi belajarnya maka akan memudahkan dirinnya memahami materi dan membuat hatinya senang menerima informasi baik sebelum proses pembelajaran maupun setelah pembelajaran. Hal ini didukung oleh Lucky dan Mulyanratna dalam Fitriani (2013) menyatakan bahwa strategi metakognitif membantu siswa dalam memahami materi karena mereka tidak sekedar menghafal tetapi juga mengolah dan membuat suatu informasi bisa diingat dalam jangka waktu yang panjang.

8) Evaluasi

Berdasarkan analisis angket sub indikator pertama memiliki persentase 147,44% dengan kategori Oke. Berdasarkan hasil angket siswa, yang ditunjukkan pada pernyataan nomor 19 dengan nilai tertinggi pada sub indikator tersebut yaitu

“Setelah mengerjakan tugas, saya bertanya kepada diri sendiri apakah ada jalan yang lebih mudah untuk melakukan tugas tersebut”. Hal ini diperkuat dari wawancara dengan siswa bahwa semakin banyak cara yang mereka temukan akan mempermudah mereka dalam mengerjakannya kembali jika sewaktu-waktu ketemu dengan tugas yang sama. Evaluasi adalah menentukan tingkat pemahaman seseorang dan bagaimana memilih strategi yang tepat. Pada sub indikator evaluasi ini melatih siswa untuk bisa kembali mengingat pelajaran yang telah dipelajari dengan berbagai macam strategi guna untuk dilakukannya evaluasi (menguji tingkat pemahaman siswa).

Dari hasil penelitian diperoleh, bahwa motivasi belajar pada dasarnya adalah dorongan baik itu dari dalam maupun dari luar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada seseorang. Sedangkan kesadaran metakognisi yaitu kesadaran terhadap proses berpikir dalam hal merencanakan (planning) proses

berpikirnya, kemampuan memantau (monitoring) proses berpikir, kemampuan mengatur (regulation) proses berpikirnya sendiri serta mengevaluasi (evaluation) proses berpikir dan hasil berpikirnya sendiri pada saat memecahkan suatu masalah. Penilaian baik buruknya motivasi belajar dan kesadaran metakognisi seseorang akan terlihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa tersebut.

Sehingga hasil belajar yang baik juga dipengaruhi oleh motivasi belajar yang tinggi begitu pula dengan kesadaran metakognisi, jika kesadaran metakognisinya tinggi maka hasil belajarnya juga baik.

Hubungan motivasi belajar dan kesadaran metakognisi dengan hasil belajar IPA siswa diketahui dengan melakukan analisis korelasi. Peneliti menggunakan rumus korelasi Product Moment (PPM) dari hasil analisis didapat hasil bahwa koefisien korelasi (rhitung) sebesar 0.80 dengan taraf signifikan 5% hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar dan kesadaran metakognisi dengan hasil belajar IPA siswa kelas VIII di SMP Negeri 10 Pekanbaru Tahun Ajaran 2019/2020 memiliki korelasi yang sangat tinggi. Dari pengujian hipotesis diperoleh thitung (12.98) > ttabel (1.98). Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, yang berbunyi terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan kesadaran metakognisi dengan hasil belajar IPA siswa kelas VIII di SMP Negeri 10 Pekanbaru Tahun Ajaran 2019/2020. Kemudian dari hasil analisis koefisien determinasi diperoleh sebesar 60%, artinya variabel motivasi belajar (X1) dan cara belajar (X2) memberikan sumbangan positif terhadap hasil belajar (Y) yang diperoleh oleh siswa sebesar 60% sedangkan 40% ditentukan oleh variabel atau faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Selain motivasi belajar dan kesadaran metakognisi masih ada banyak faktor lainnya yang dapat mempengaruhi seseorang siswa untuk belajar, hal ini sesuai dengan teori Slameto (2015: 55) bahwa ada beberapa faktor lainnya yang dapat mempengaruhi belajar siswa antara lain ada faktor jasmaniah, faktor psikologis, faktor kelelahan, faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

104

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara motivasi belajar dan kesadaran metakognisi siswa dengan hasil belajar IPA siswa kelas VIII di SMP Negeri 10 Pekanbaru Tahun Ajaran 2019/2020.

Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa motivasi belajar dan kesadaran metakognisi adalah salah satu faktor yang mempunyai kontribusi dalam menentukan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa.

Jadi, dapat dikatakan bahwa siswa yang berkemampuan kognitif tinggi memiliki motivasi belajar yang tinggi dan kesadaran metakognisi yang tinggi pula, sehingga hasil belajar yang diperolehnya juga cenderung baik. Sebaliknya siswa yang berkemampuan kognitif rendah memiliki motivasi belajar yang rendah dan kesadaran metakognisi yang kurang baik pula, sehingga hasil belajar yang mereka peroleh cenderung kurang baik. Paparan di atas telah menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian teruji kebenarannya yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan kesadaran metakognisi dengan hasil belajar IPA berdasarkan kemampuan akademik siswa kelas VIII di SMP Negeri 10 Pekanbaru Tahun Ajaran 2019/2020.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasniati, Mansyur, Muchtar rachmawaty (2017) dalam penelitiannya yang berjudul

“Hubungan Motivasi Belajar, Gaya Belajar, Kesadaran Metakognisi Dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri di Kabupaten Soppeng”

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi belajar, gaya belajar, dan kesadaran metakognitif siswa dengan hasil belajar Biologi siswa. Hal ini dibuktikan dari perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.398 dengan nila R2 sebesar 0.158.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Usman, Hala. Y, Pagarra.

(2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Antara Kemampuan Metakognisi, Motivasi, dan Kesiapan Mental Dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri di Kabupaten Gowa” menunjukkan bahwa adanya hubungan yang positif, dimana koefisien korelasi (R) yang ditemukan pada uji regresi ganda adalah 0,633. Hal ini menunjukan bahwa ketiga variabel bebas yang diteliti memilki hubungan yang positif dengan hasil belajar. Apabila

diinterpretasikan atau dikategorikan, maka koefisien tersebut memilki hubungan yang kuat.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Amnah (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Profil Kesadaran dan Strategi Metakognisi Mahasiswa Baru Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau Pekanbaru” menunjukkan bahwa tidak ada lagi mahasiswa yang masuk dalam kategori masih belum berkembang (MBB). Sebanyak 3,24 mahasiswa masuk dalam kategori belum begitu berkembang (BBB). 25,41%

mahasiswa masuk ke dalam kategori mulai berkembang (MB). 62,70% masuk dalam kategori sudah bekembang baik (SBB atau OK), dan 8,65% mahasiswa masuk pada kategori super atau berkembang sangat baik.

106

BAB 5

Dokumen terkait