• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

2.3.2 Motif Diversi dan Tayangan Hiburan

Industri film dan penyiaran sejak awal lebih dianggap sebagai media hiburan. Daya tarik hiburanlah yang membuat orang menonton tayangan televisi yang menampilkan artis terkenal. Ini mereka dilakukan untuk dapat melepaskan sejenak kesibukan dan rutinitas. Itulah motif yang melatarbelakanginya. Salah satu motif dalam pendekatan uses and gratifications adalah motif diversi. Motif diversi adalah motif yang meliputi kebutuhan atau pelepasan diri dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan.

Motif diversi dapat diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut:

5. Melepaskan diri dari kegiatan rutin.

6. Melupakan masalah yang ada meski hanya untuk sesaat.

7. Melepaskan/mengurangi ketegangan dan emosi yang sedang dirasakan. 8. Mengisi waktu luang.

Menurut Zillman dan Bryant pilihan-pilihan dalam dalam hiburan dibuat ”mendadak” atau secara spontan. Orang memilih hiburan secara intutif, tergantung mood/selera mereka. Para peneliti itu mengatakan:

”Program-program syur lebih banyak menarik perhatian subjek- subjek yang mengalami kebosanan secara signifikan dibandingkan dengan subjek yang tertekan.... Program-program relaks lebih banyak menarik perhatian subjek yang tertekan dibandingkan subjek yang bosan.... Hampir semua subjek telah memilih materi- materi yang membantu mereka secara efektif lari dari keadaan yang tidak diinginkan....”28

28

Severin dan Tankard, op. cit., h. 169-170.

Secara keseluruhan isi media adalah hiburan atau sesuatu yang dimaksudkan sebagai hiburan. Salah satu cara apakah suatu acara hiburan atau bukan, adalah dengan menyimak isinya dan memperkirakan dampaknya. Ada pendapat bahwa sesuatu bersifat menghibur jika hal itu menjadikan kita gembira dan melupakan sejenak berbagai kesulitan dan masalah. Makna hiburan juga tergantung pada motivasi orang yang menggunakan media. Jika seseorang menjadikan televisi sebagai media hiburan, maka apa saja acaranya akan dianggap sebagai hiburan.

Dalam studi komprehensifnya mengenai dampak media massa, Joseph T. Kappler melaporkan bahwa orang-orang mencari hiburan acapkali karena mereka ingin melepaskan tekanan emosinya dari beratnya kehidupan sehari-hari. Mereka ingin menentramkan perasaan dengan membaca komik atau menonton televisi. Paling tidak, hiburan membantu seseorang merasa gembira.29 Tentu saja hiburan tidak hanya membuahkan dampak positif, namun juga mengandung unsur negatif. Chalene Brown dari Universitas Stanford berkata:30

29

William L. Rivers dkk, Media Massa dan Masyarakat Modern, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 287.

30

Ibid., h. 282.

”Hiburan memang dibutuhkan setiap orang agar dapat rileks dan tahan menghadapi tekanan kehidupan modern.... Saya tidak ingin menyaksikan film-film yang hanya membuat saya sedih dan berlarut-larut memprihatinkan nasib dunia. Namun kenyataannya bioskop dan televisi acapkali gagal menghibur saya....”

Penyataan diatas berkaitan dengan kenyatan bahwa terkadang taynagn hiburan gagal menghibur. Seperti istilah yang dikenal dalam pendekatan uses and gratifications, bahwa tayangan di televisi disfungsional terhadap pemuasan kebutuhan hiburan. Pemberian informasi menimbulkan efek yang tidak diinginkan dan bukannya menghibur tetapi malah menimbulkan kekesalan atau ketegangan setelah menonton tayangan tersebut.

2. 4. Televisi dan Tayangan Televisi

2. 4. 1. Televisi

Televisi sebagai media komunikasi massa, berasal dari dua suku kata yaitu tele yang berarti “jarak” dalam bahasa Yunani dan visi yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa Latin. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang bejarak jauh.

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya yaitu memberi informasi pada audiens, mendidik dengan memberikan informasi-informasi bagi audiens, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi. Umumnya tujuan khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh informasi.31

Stasiun penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio dan televisi.

Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari stadion utama Gelora Bung Karno pada tanggal 24 Agustus 1962 pukul 14.30 wib. Undang-Undang Penyiaran di Indonesia membagi jenis stasiun penyiaran ke dalam empat jenis. Keempat jenis stasiun penyiaran ini berlaku untuk televisi dan radio. Keempat jenis stasiun penyiaran itu adalah stasiun penyiaran swasta, stasiun penyiaran berlangganan, stasiun penyiaran public dan stasiun penyiaran komunitas.

32

31

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, op. cit., h. 123. 32

Pasal 13, Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002.

Saat ini terdapat sepuluh stasiun televisi swasta di Indonesia yaitu, RCTI, TPI, SCTV, Metro TV, Indosiar,

ANTV, Trans TV, Trans 7, Global TV dan Tv One. Khusus Metro Tv dan Tv One adalah stasiun televisi berita.

Jika dihubungkan dengan penggunaan media, motif seorang anggota khalayak adalah untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan fungsi media itu sendiri. Adapun fungsi media yang sesuai dengan pendekatan uses and gratification adalah33

5. Informasi

:

• Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.

• Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

• Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. • Belajar, pendidikan sendiri.

6. Identitas diri

• Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. • Menemukan model prilaku.

• Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (media). • Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

7. Integrasi dan interaksi sosial

• Menemukan bahan percakapan dan interaksi social. • Memperoleh teman.

• Memperoleh pengetahuan tentang orang lain empati.

33

Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 72.

8. Hiburan

• Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. • Bersantai dan memperoleh kenikmatan jiwa

Motif diversi dalam diri seseorang menjadikan fungsi hiburan televisi begitu dominan. Seseorang sering mengaku menghabiskan waktu dengan menonton televisi sebagai pelarian dari rutinitas maupun masalah. Setelah menonton tayangan hiburan di televisi seseorang berharap akan mendapatkan kepuasan berupa adanya perasaan terhibur atau lebih jauh lagi bisa mendapatkan jawaban untuk memecahkan masalahnya.

Dokumen terkait