• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian motif merujuk pada pendapat Sperling (1982:187) yaitu

motif merupakan suatu kecenderungan untuk melakukan aktifitas,

yang berasal dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan

penyesuain diri dimana penyesuain ini dikatakan untuk memuaskan

motif.

Menurut McQuail dkk, kebutuhan berasal dari “pengalaman

sosial” dan media massa terkadang dapat membantu membangkitkan

berhubungan dengan situasi sosialnya. Informasi atau hiburan bukan

sebagai sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang, melainkan sebagai

sesuatu yang digunakan untuk memuaskan suatu kebutuhan atau

hasrat pribadi yang dalam motif timbul karena adanya motivasi.

Motivasi adalah pernyataan dari dalam berupa gerakan yang yang

berhubungan dengan tingkah laku yang sering muncul sebelum

bertingkah laku, hubungan motivasi dan tingkah laku berdekatan.

Konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat

diklasifikasikan sebagi berikut :

1) Seseorang senang terhadap sesuatu, apabila ia dapat

mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi

untuk melakukan kegiatan itu.

2) Apabila orang merasa yakin mampu mengahadapi

tantangan maka biasanya orang terdorong melakukan

kegiatan tersebut.

Sumber utama munculnya motif adalah dari rangsangan

(stimulus) perbedaan situasi sekarang dan situasi yang akan

datang, sehingga tanda perubahan tersebut tampak pada

adanya perbedaan afektif munculnya motif dan saat usaha

pencapaian yang diharapkan. Dapat disimpulakan bahwa

motif adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri

Motif-motif menonton televisi berpegang pada asumsi teori

Uses and gratifications”. Teori ini merupakan pergeseran fokus

dari tujuan komunikator ke tujuan komunikan. Teori ini

menentukan fungsi komunikasi massa dalam melayani khalayak.

“ teori uses and gratification menunjukan bahwa yang menjadi

permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap

dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi

kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya ialah pada

khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk

mencapai tujuan khusus. Dalam asumsi ini menurut bumler

(1979) tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna

(utility), konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionally), dan

perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi

(selectivity), dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu

(stubborn) (dalam Rahmat, 2005 : 65)

Menurut pendirinya, Elihu Kattz, Jay G. Blumler, Michael

Gurevitch, uses and gratification meneliti asal mula kebutuhan secara

psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media

massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan

media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain ), dan

menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain,

barangkali termasuk juga yang tidak diinginkan. Mereka juga

1) Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari

penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

Dewasa ini penerima komunikasi massa semakin dianggap

sebagai khalayak aktif. Schramm dan Roberts (1987)

melukiskan mengenai khlayak komuniaksi massa ini bahwa

: “ suatu khalayak yanga sangat aktif mencari apa yang

meraka inginkan, menolak lebih banyak isi media daripada

menerimanya, berinteraksi dengan anggota-anggota

kelompok yang mereka masuki dengan isi media yang

mereka terima, dan sering menguji pesan media dengan

membicarakannya dengan orang-orang lain atau

membandingkannya dengan isi media lainnya”. (dalam

Mulyana, 2001 :209)

2) Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk

mengaitkan pemuas kebutuhan dengan pemilihan media

terletak pada khalayak.

3) Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber yang

lain untuk memuaskan kebutuhannya.

4) Banyak tujuan pemilihan media massa disimpuakan dari

data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang yang

dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan

5) Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus di

tangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi

khalayaknya.

Katz dan kawan-kawan (1974) dan Dennis McQuail (1975)

menggambarkan logika yang mendasari penelitian terhadap Uses

and Gratification.

Table 1.2 Model “Uses and Gratification”

Faktor sosial psikologis Menimbulkan (1) Kebutuhan yang melahirkan (2) Harapan-harapan terhadap media massa atau sumber lain yang mengarah pada (3-4) Berbagai Pola Penghadapan Media (5) Menghasilkan gratifikasi kebutuhan (6) Konsekuensi lain yang tidak diinginkan (7)

Teori Uses and Gratification menghubungkan kepuasan akan

kebutuhan pada pilihan terhadap sebuah media yang berada ditangan

khalayak, karena orang adalah agen yang aktif, sehingga mereka mengambil

inisiatif. Motif menonton tayangan stand up comedy Indonesia di Kompas tv

ketika mereka ingin mendapatkan informasi sekaligus hiburan . Secara lebih

kebutuhan secara psikologis dan sosial yang menimbulkan harapan tertentu

dari media massa atau sumber-sumber lain yang berlainan (atau keterlibatan

pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan

akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan (Katz, Blumler

& Gurevitch (1974) dalam Jalaludin (1989:197).

Selain bagan diatas, bagan Rakhmat dibawah ini juga dapat membantu

untuk memahami pendekatan uses and gratifications :

Gambar 1.2 Model “Uses and Gratification” Rakhmat

Anteseden Motif Penggunaan Efek Media

- Variabel Individu - Kognitif - Hubungan - Kepuasan

- Variabel - Diversi - Macam - Pengetahuan

Lingkungan - Personal identity - Hubungan isi - Dependensi

Dengan kata lain, teori Uses and Gratification menjelaskan tentang

khalayak yang pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan

motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak.

Apabila motif dapat terpenuhi maka kebutuhan khalayak juga akan

terpenuhi. Oleh karena itu khalayak secara aktif menggunakan media

untuk memenuhi kebutuhannya, khalayak dengan aktif dan selektif

menerima terpaan dari media massa yang sampai kepadanya, akan tetapi

Berkaitan dengan judul Motif Mahasiswa Menonton Tayangan

Stand Up Comedy Indonesia di Kompas TV dan dengan penjelasan teori

diatas, maka peneliti dapat berkesimpulan bahwa ketika khayalak

mempunyai keinginan menonton Stand Up Comedy Indonesia, sebenarnya

keinginan tersebut muncul karena didasari adanya suatu motif-motif

tertentu. Karena adanya berbagai macam motif itulah, maka khalayak

merasa dipuaskan oleh Tayangan Stand Up Comedy Indonesia tersebut.

Sehingga kebutuhan mereka akan terpenuhi.

Dokumen terkait