• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Motivasi Belajar

diharapkan. Langkah-langkah tersebut meliputi menentukan topik pembelajaran yang dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik, memilih atau mengembangkan aktivitas kelas yang sesuai dengan topik pembelajaran, mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah, mengevaluasi setiap proses pembelajaran yang berlangsung.

1. Motivasi Belajar

Menurut Suprijono (2009) motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku. Winkel (2008) mengemukakan pula bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin keberlangsungan belajar demi mencapai satu tujuan.

Sardiman (2011) mengemukakan ada 2 macam motivasi yaitu: a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan energi yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seorang siswa memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Motivasi instrinsik sangat diperlukan dalam aktivitas belajar, terutama jika yang dilakukan adalah belajar sendiri. Seorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit sekali untuk melakukan aktivitas belajar secara

14

terus menerus, sebaliknya seorang yang memiliki motivasi instrinsik akan selalu ingin melakukan aktivitas belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh keinginan positif, bahwa pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan kini dan masa yang akan datang.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah energi yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar untuk melakukan sesuatu. Motivasi belajar dikatakan motivasi ekstrinsik bila siswa menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar. Siswa belajar karena hendak mencapai tujuan tertentu yang terletak diluar hal yang dipelajarinya, contohnya siswa termotivasi untuk belajar karena ingin mendapat nilai yang baik di sekolah.

Jadi motivasi belajar adalah dorongan pada individu yang memberikan semangat untuk melakukan kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan. Motivasi dapat berasal dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Motivasi intrinsik maupun ekstrinsik penting bagi peserta didik karena dengan adanya motivasi yang timbul baik dari dalam diri maupun motivasi dari luar diri peserta didik membuat peserta didik lebih bersemangat dalam melakukan aktivitas belajar.

15

Oemar Hamalik (2011) menyatakan fungsi motivasi belajar meliputi:

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan

perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan diselesaikan.

Sejalan dengan Oemar Hamalik, Suprijono (2009) juga mengemukan fungsi motivasi, yaitu:

a. Mendorong peserta didik berbuat. Motivasi sebagai pendorong atau motor dari setiap kegiatan belajar.

b. Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni ke arah tujuan belajar yang hendak dicapai. Motivasi belajar memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran.

c. Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-kegiatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran dengan menyeleksi kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang bagi pencapaian tujuan tersebut.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi memiliki fungsi sebagai pendorong bagi peserta didik untuk belajar,

16

motivasi sebagai pengarah peserta didik untuk mencapai tujuan belajar, motivasi sebagai pengerak dan penyeleksi kegiatan-kegiatan yang menunjang dalam pencapaian tujuan peserta didik.

Peserta didik yang termotivasi tentunya memiliki ciri-ciri dan indikator yang memperlihatkan motivasi tersebut menurut Hamzah B. Uno (dalam Suprijono, 2009) indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebegai berikut:

a.Adanya hasrat dan keinganan berhasil.

b.Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. c.Adanya harapan dan cita-cita masa depan. d.Adanya penghargaan dalam belajar.

e.Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.

Sardiman (2011) berpendapat motivasi yang ada di dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a.Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah terhenti sebelum selesai)

b.Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

c.Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. d.Lebih senang bekerja mandiri

17

f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)

g.Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. h.Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Jadi seseorang yang termotivasi akan memiliki minat dan keinginan untuk berhasil sehingga tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan, selalu terdorong untuk belajar baik dalam mengerjakan tugas atau dengan mencari permasalahan yang lebih sulit untuk dipecahkan, memliki keyakinan yang teguh karena memiliki cita-cita besar yang harus dicapai, senang mencari kegiatan yang menarik dalam belajar karena mudah bosan pada kegiatan-kegiatan yang rutin. 2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka – angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Sutratinah Tirtonegoro (2001) mengemukakan hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah mengalami proses belajar berupa angka atau skor setelah

18

diberikan tes hasil belajar yang merupakan cerminan dari apa yang sudah dicapai oleh peserta didik.

Menurut Dalyono (1997) berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu:

a. Faktor Internal 1. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang yang tidak selalu sehat, contohnya sakit kepala, demam, flu dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik.

2. Intelegensi dan Bakat

Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang mempunyai intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Jika seseorang mempunyai intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajar akan lebih mudah dibandingkan orang yang hanya memiliki intelegansi tinggi saja atau bakat saja.

3. Minat dan Motivasi

Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari. Timbulnya minat belajar disebabkan

19

beberapa hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang atau bahagia. Begitu pula seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat. Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong.

4. Cara belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang.

b. Faktor Eksternal 1. Keluarga

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Misalnya perhatian yang diberikan orang tua terhadap pendidikan anaknya, maka anak tersebut lebih memiliki rasa tanggung jawab untuk giat belajar.

2. Sekolah

Keadaan sekolah yang merupakan tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan anak. Sekolah yang memiliki fasilitas lengkap, kualitas guru yang baik, metode mengajar yang bervariasi, dan kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak

20

akan menunjang aktivitas belajar anak, sehingga anak termotivasi dan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.

3. Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak giat belajar.

4. Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan sebagainya semua ini akan mempengaruhi kegairahan belajar. Misalnya lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan ruangan belajar yang nyaman dapat menumbuhkan motivasi peserta didik untuk belajar sehingga peserta didik mampu mendapatkan hasil belajar yang baik.

Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik dipengaruhi dua faktor. Pertama faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik) yang meliputi intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, cara belajar, dan kesehatan. Kedua faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri peserta didik) yang meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan disekitar kehidupan peserta didik.

21

Dokumen terkait