F. Manfaat Penelitian
4. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Suatu dorongan kekuatan dalam diri seseorang untuk berbuat atau melakukan sesuatu disebut sebagai motif. Motif di dalam diri seseorang mendorong untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan tertentu. Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, misalnya untuk mencapai tujuan tertentu. M. Dalyono
(2009: 57) menyatakan bahwa “...motivasi adalah daya penggerak atau
pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang bisa berasal dari
dalam diri dan juga dari luar.” Slameto (2011: 58) menyatakan bahwa:
motivasi belajar merupakan faktor kejiwaan berasal dari dalam diri seseorang yang tidak bersifat intelektual dan memiliki peranan khusus membangkitkan gairah, mendorong semangat, rasa nyaman, senang dan rindu untuk belajar.
Sedangkan Hamzah B. Uno (2013: 23) menyatakan bahwa:
motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada diri seseorang yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator dan atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Menurut Sardiman A. M. (2009: 83) bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. 4) Lebih senang bekerja mandiri.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). 6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8) Senang mencari dan memcahkan masalah soal-soal.
Selain itu, Hamzah B.Uno (2013: 23) menyatakan indikator motivasi belajar sebagai berikut:
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan. 4) Adanya penghargaan dalam belajar.
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. Motif dapat meningkat dan berubah menjadi motivasi jika mendapatkan stimulasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Jika stimulasi berasal dari dalam diri individu, disebut motivasi instrinsik. Sedangkan jika suatu individu ingin melakukan sesuatu karena dorongan eksternal disebut motivasi ekstrinsik misalnya, seorang siswa mengerjakan tugas dengan alasan agar terhindar dari hukuman. Seperti pernyataan M. Dalyono (2009: 57) bahwa motivasi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1) Motivasi intrinsik, yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Atau dapat juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari.
2) Motivasi ekstrinsik, yaitu dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru, teman-teman dan anggota masyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan pikiran atau perasaan yang berasal dari dalam diri seseorang yang tidak bersifat intelektual untuk melakukan suatu pekerjaan yang bisa berasal dari dalam diri atau luar. Motivasi berawal dari rasa atau keinginan yang menggerakkan seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu guna mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Pengaruh Motivasi dalam Pembelajaran
Motivasi memiliki kontribusi dalam proses belajar mengajar siswa. Eva Latipah (2012: 160) menyatakan bahwa menurut beberapa ahli, motivasi mempengaruhi pembelajaran melalui proses sebagai berikut:
1) Motivasi mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu. 2) Motivasi meningkatkan usaha dan energi.
3) Motivasi meningkatkan prakarsa (inisiasi) dan kegigihan terhadap berbagai aktivitas.
4) Motivasi mempengaruhi proses-proses kognitif.
5) Motivasi menentukan konsekuensi mana yang memberi penguatan dan menghukum.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa: 1)seorang siswa akan menentukan tujuan spesifik dan arah usahanya dalam memiliki prestasi yang tinggi, maka siswa tersebut akan belajar dengan tekun; 2)seorang siswa akan berusaha lebih keras dalam belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya, misalnya diikutinya beberapa kelompok belajar atau bimbingan belajar; 3)seorang siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan memaksimalkan waktu belajarnya di sekolah dengan mencurahkan perhatiannya saat guru memberikan penjelasan dan bertanya jika belum paham itu merupakan bentuk inisiasi dan kegigihan; 4)seorang siswa memperhatikan dengan seksama contoh demo praktik yang dilakukan oleh guru, agar setelahnya dapat mempraktikkan sendiri; 5)semakin besar motivasi siswa mencapai kesuksesan akademik, semakin besar pula kecenderungannya untuk bangga terhadap nilai A atau kecewa dengan nilai rendah; 6)siswa yang paling termotivasi untuk belajar dan unggul di berbagai aktivitas kelas cenderung menjadi siswa yang paling sukses saat proses pembelajaran di kelas.
Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat dicapai dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Hasil belajar akan maksimal jika terdapat motivasi yang tepat. Sardiman A.M. (2009: 84) menyatakan 3 fungsi motivasi yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan menlakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi memiliki pengaruh dalam pembelajaran dan memiliki beberapa fungsi yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Pengaruh dan fungsi tersebut merupakan penggerak siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal.