• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIK DAN HIPOTESIS

2. Motivasi Berprestasi

a. Pengertian Motivasi Berprestasi

Manusia pada hakekatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi di atas orang lain. Menurut David . C. Mc. Clelland yang dikutip oleh Miftah Thoha (1983), “seseorang dianggap mempunyai motivasi berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi yang lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

baik dari prestasi karya orang lain”. Motivasi yang terpenting dalam unsur psikologi pendidikan adalah motivasi berprestasi, di mana seseorang cenderung untuk bertujuan mencapai sukses”.

Dari teori tersebut dapat diartikan bahwa motivasi dalam kaitannya dengan kegiatan belajar sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

b. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi

Dua hal yang membentuk motivasi berprestasi yaitu dorongan untuk sukses atau berhasil dan dorongan untuk menghindari kegagalan. Motivasi berprestasi merupakan dorongan yang membentuk perilaku dalam mencapai tujuan sehingga motivasi ini akan terlihat dari usaha siswa mencapai prestasi belajarnya. Menurut Muhibbin Syah (1995) dan Djiwandono (2002) ada beberapa ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, yaitu :

1) Tekun menghadapi tugas 2) Ulet menghadapi kesulitan

3) Memungkinkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misal adalah masalah pembangunan, agama, politik, keadilan)

4) Lebih senang bekerja mandiri

5) Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin

15

7) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Motivasi pada diri seseorang akan tercermin pada perilakunya. Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mempunyai ciri-ciri yang berbeda dibandingkan dengan seseorang yang tidak mempunyai motivasi berprestasi. Miftah Thoha (1983) mengemukakan beberapa karakteristik dari orang-orang yang berprestasi tinggi antara lain : “suka mengambil resiko yang moderat (moderat risk), memerlukan umpan balik

segera, memperhitungkan keberhasilan dan menyatu dengan tugas”. Selanjutnya Mc Clleland dan Atkinson dalam Elida Prayitno (1998 : 39) mengemukakan :

Siswa-siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi tidak tertantang untuk memilih tugas yang terlalu mudah atau terlalu sukar. Siswa-siswa seperti ini memiliki kepercayaan diri atau mampu membuat perencanaan atau perhitungan yang pantas dalam memilih tugas. Namun jika siswa mengalami kegagalan terus menerus akan kehilangan motivasi untuk berprestasi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai motivasi berprestasi, maka motivasi berprestasi seperti yang dimaksud dalam penelitian ini akan diukur melalui beberapa indikator. Adapun indikator tersebut adalah tekun dan ulet, percaya pada diri sendiri , mengemukakan pendapat, senang menghadapi tantangan dan tidak takut resiko dan hasrat berprestasi tinggi. 3. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran

Peranan guru dalam proses pembelajaran akan mempengaruhi tanggapan siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Demikian juga dengan mata pelajaran ekonomi. Jika guru dalam pembelajaran ekonomi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mampu berperan baik, misalnya selalu siap dengan materi yang akan diberikan, mampu menciptakan persaingan yang sehat di dalam kelas dan selalu memantau pekerjaan atau tugas yang diberikan kepada siswa, maka hal tersebut dapat menumbuhkan semangat belajar bagi siswa.

Menurut Gulo W (2005 : 19) ada beberapa peran guru dalam proses pembelajaran yaitu :

a. Guru sebagai sumber belajar

Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Siswa bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar bagi anak didiknya. Apapun yang ditanyakan siswa berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkannya, ia akan bisa menjawab dengan penuh keyakinan.

Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Sebaiknya guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa.

2) Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa yang biasanya memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata siswa yang lain.

17

b. Guru sebagai fasilitator

Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.

Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipahami, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran yaitu:

1) Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-masing media tersebut.

2) Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media. 3) Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media

serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar.

4) Sebagai fasilitator, guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa.

c. Guru sebagai Pengelola

Sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer), guru berperan

dalam mencipatakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Dalam hubungannya dengan pengelolaan pembelajaran prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan guru:

1) Merencanakan tujuan belajar.

2) Mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri.

3) Setiap siswa yang belajar memiliki kecepatan masing-masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4) Apabila setiap siswa diberi tanggung jawab maka ia akan lebih termotivasi untuk belajar.

d. Guru sebagai Demonstrator

Peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator. Pertama,

sebagai demonstrator berarti guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji. Kedua, guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar

setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. e. Guru sebagai Pembimbing

Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bias dilihat dari adanya setiap perbedaan. Membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka. Beberapa hal yang harus dimiliki oleh guru sebagai pembimbing yang baik, di antaranya: Pertama, guru harus

memiliki pemahaman tentang anak yang dibimbingnya. Kedua, guru harus

memahami dan terampil dalam merencanakan, baik merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses pembelajaran.

f. Guru sebagai Motivator

Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting dan juga siswa harus mempunyai motivasi

19

dalam belajar. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa dengan cara:

1) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. 2) Membangkitkan minat siswa.

3) Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.

4) Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa. 5) Berilah penilaian.

6) Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa. 7) Ciptakan persaingan dan kerja sama .

8) Evaluasi untuk menentukan keberhasilan siswa. 9) Evaluasi untuk menentukan keberhasilan guru. g. Guru sebagai Evaluator

Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator.

Pertama, untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap materi kurikulum. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru

dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan.

Dengan demikian peranan guru sangat penting dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu guru diharapkan mampu menjalankan perannya dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan mempengaruhi sumber-sumber belajar yang ada, agar terjadi proses pembelajaran yang efektif.

4. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar yang ditinjau dalam penelitian ini adalah lingkungan belajar yang ada di rumah atau tempat tinggal siswa berada. Faktor lingkungan juga memegang peranan penting dalam prestasi belajar siswa. M Dalyono (2001 : 129) memberikan definisi lingkungan sebagai berikut”lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar diri individu baik yang bersifat fisiologis, psikologis maupun sosio-kultural”.

Menurut pendapat ini lingkungan dapat diartikan secara fisiologis, psikologis dan sosio-kultural. Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh, Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi kelahiran sampai matinya. Sedangkan secara sosio-kultural, lingkungan mencakupi segenap stimulasi, interaksi dan kondisi dalam hubungan dengan perlakuan ataupun karya orang lain.

Menurut Kartini Kartono (1985 : 4-6), faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :

a. Lingkungan, yang terdiri dari : 1) Lingkungan alam

Keadaan alam di sekitar siswa turut mempengaruhi hasil belajarnya. Keadaan alam yang tenang dengan udara yang sejuk akan

21

dapat mempengaruhi kesegaran jiwa, sehingga memungkinkan siswa untuk belajar lebih tenang. Jika siswa dapat belajar dengan tenang maka ia akan dapat menyerap banyak informasi yang masuk, sehingga hasil belajarnya pun lebih tinggi dari pada kalau lingkungan itu gaduh dengan udara yang panas dan kotor.

2) Lingkungan keluarga

“Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri”. (Muhibbin Syah,2000 : 138). Hal ini bisa dilihat, pada umumnya paling banyak waktu yang dihabiskan siswa adalah untuk berinteraksi dengan lingkungan keluarganya. Bahkan sejak kecil, seorang anak sudah berinteraksi dengan orang-orang dalam lingkungan keluarganya, sebelum dia mengenal lingkungan lain. Sehingga melalui interaksi sosial dalam keluarga itu anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka pengembangan kepribadiannya.

Keluarga yang tidak nyaman akan mempengaruhi perilaku siswa, terutama dalam hal belajarnya. Bila orang tua lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, maka saat-saat untuk merawat, melindungi dan mendidik anak di rumah menjadi berkurang. Tetapi jika lingkungan keluarga nyaman, tenang, jauh dari konflik dan penuh perhatian, anak akan merasa nyaman untuk belajar. Bila anak sudah merasa nyaman untuk belajar di rumah, berarti hambatan-hambatan belajar dari rumah akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berkurang dan dia akan lebih banyak meluangkan waktunya untuk belajar karena merasa senang dan nyaman.

3) Lingkungan masyarakat

Cukup banyak pengaruh dari masyarakat yang dapat menimbulkan kesukaran belajar siswa, terutama dalam pergaulan anak-anak yang sebaya. Apabila anak-anak sebaya di sekitar lingkungannya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya, bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang tidak mempunyai tanggung jawab atau beban untuk memperbaiki dirinya dengan menimba ilmu, maka anak akan terpengaruh juga menjadi malas belajar.

4) Sekolah

Lingkungan sekolah, seperti para guru dan staf administrasi dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suritauladan yang baik serta rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa (Muhibbin Syah, 1995 : 137).

Lingkungan sekolah merupakan tempat bagi siswa untuk belajar bersama teman-temannya selama kurang lebih tujuh jam setiap hari. Bila lingkungan sekolah terasa nyaman, siswa akan dapat belajar dengan tenang, sehingga mereka akan mudah menyerap materi-materi pelajaran

23

yang diberikan gurunya. Dengan demikian mudahlah siswa yang meningkatkan prestasi belajarnya.

Sejalan dengan pendapat Kartini Kartono, Slameto (1995 :20-72) menguraikan tentang faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Menurutnya ada 3 lingkungan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu :

1. Lingkungan keluarga, terkait dengan ; cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua dan latar belakang kebudayaan di sekitar siswa. 2. Lingkungan sekolah, terkait dengan ; metode mengajar guru,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

3. Lingkungan masyarakat, terkait dengan ; kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

b. Peralatan Belajar

Lengkap dan tidaknya peralatan belajar, baik yang dimiliki siswa itu sendiri maupun yang dimiliki sekolah, dapat menimbulkan hasil tertentu terhadap prestasi belajar siswa. Kekurangan peralatan belajar dapat membawa akibat yang negatif, antara lain siswa tidak bisa belajar dengan baik, sehinggga sulit diharapkan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Peralatan yang modern yang dimiliki baik siswa ataupun sekolah juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

merupakan pendukung belajar yang positif. Semakin lengkap peralatan belajar siswa menjadi lebih tertarik untuk meningkatkan belajar.

B. Kerangka Berpikir

Dari kajian teori dan penelitian yang relevan di atas, maka dalam penelitian ini digunakan kerangka berpikir sebagai berikut :

1. Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

Motivasi berprestasi merupakan merupakan salah satu faktor yang mendorong siswa untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi. Peran serta yang ditimbulkan oleh adanya motivasi berprestasi dapat mempengaruhi aktivitas belajarnya, yang pada akhirnya merupakan suatu usaha untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.

Motivasi berprestasi yang tinggi akan tercermin dalam segala usaha yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuannya. Dengan demikian siswa mempunyai motivasi berprestasi ekonomi yang tinggi akan melaksanakan kegiatan belajar dengan baik, efisien dan tepat bila dibandingkan siswa yang memiliki motivasi rendah, sehingga akhirnya mencapai prestasi belajar yang tinggi. Semakin tinggi motivasi berprestasi maka semakin tinggi pula prestasi belajar ekonomi siswa. 2. Pengaruh Peran Guru dalam Proses Pembelajaran terhadap Prestasi

Belajar Ekonomi

Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk dapat mempengaruhi tanggapan siswa terhadap mata pelajaran yang sedang diajarkan. Dalam proses pembelajaran pengetahuan, pengalaman, kemampuan guru dalam mengelola kelas

25

serta interaksinya dengan siswa dalam mengajar sangat menentukan keberhasilan mengajar guru tersebut. Guru yang mempunyai pengetahuan dan mampu berinteraksi dengan siswa dengan baik akan dapat memberikan motivasi belajar dan perhatian terhadap pelajaran yang sedang diajarkan. Sebaliknya guru yang hanya monoton memberikan materi belajar atau tugas tanpa memperhatikan kesulitan yang dialami siswa akan menimbulkan kebosanan bagi siswa dan akan menurunkan semangat belajar siswa.

Dengan demikian peranan guru dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi, semakin baik peranan guru dalam proses belajar ekonomi maka semakin baik pula prestasi belajar ekonomi siswa.

3. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

Selain belajar di sekolah tentunya siswa juga melaksanakan kegiatan belajar di rumah atau tempat tinggalnya. Siswa dalam belajar di rumah tentunya berinteraksi dengan lingkungan sekitar baik fisik maupun sosial. Interaksi dengan lingkungan itu akan memberikan pengaruh kepada proses belajar siswa. Oleh karena itu agar siswa dapat belajar dengan baik maka lingkungan belajar dari tempat tinggal perlu diciptakan suasana yang tenang dan menyenangkan.

Dalam belajar perlu adanya konsentrasi, sebab tanpa konsentrasi maka kegiatan belajar tidak akan mencapai hasil yang optimal dan tidak akan memuaskan. Jika lebih tenang dan menyenangkan akan mendukung dan menimbulkan konsentrasi dalam belajarnya. Konsentrasi dalam belajar akan menentukan efektivitas proses belajar yang pada akhirnya akan mempengaruhi

prestasi belajar yang dicapai siswa. Semakin mendukung lingkungan belajar seorang siswa maka semakin baik pula prestasi belajar ekonomi siswa.

4. Pengaruh Motivasi Berprestasi, Peran Guru dalam Proses Pembelajaran dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

Seorang siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dan didukung oleh peran guru dalam proses pembelajaran yang baik akan mempengaruhi prestasi belajar ekonomi. Apabila didukung oleh lingkungan belajar yang mendukung, tentu akan menghasilkan prestasi belajar ekonomi siswa.

Motivasi berprestasi yang tinggi, peran guru yang baik, lingkungan belajar yang mendukung akan menghasilkan prestasi belajar ekonomi yang tinggi pula.

C. Paradigma Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Variabel bebas diberi symbol X dan variabel terikat diberi symbol Y. Tiga variabel bebas yaitu motivasi berprestasi diberi simbol X1, peran guru dalam proses pembelajaran diberi simbol X2 dan lingkungan belajar diberi simbol X3. Prestasi belajar ekonomi berkedudukan sebagai variabel terikat atau variabel tergantung yaitu variabel yang merupakan akibat dari variabel yang mendahuluinya dan diberi simbol Y. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan analisis antar variabel di bawah ini :

27

Keterangan :

X1 = Motivasi Berprestasi X2 = Peran guru dalam proses

Pembelajaran X3 = Lingkungan Belajar Y = Prestasi Belajar → = pengaruh X1 terhadap Y → = pengaruh X2 terhadap Y → = pengaruh X3 terhadap Y ····› = pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y X1 X2 X3 Y

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan kajian teoritik dan kerangka berpikir dapat diajukan suatu hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang dihadapi, yaitu sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009 / 2010. 2. Terdapat pengaruh antara peran guru dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009 / 2010.

3. Terdapat pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010. 4. Terdapat pengaruh motivasi berprestasi, peran guru dalam proses

pembelajaran dan lingkungan belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010.

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah studi kasus. Yaitu penelitian tentang prestasi belajar ekonomi pada SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis, selanjutnya ditarik kesimpulan. Kesimpulan hanya berlaku untuk SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Jalan Jendral Sudirman 84 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember 2009.

C. Subyek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI. 2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah motivasi berprestasi, peran guru dalam proses pembelajaran dan lingkungan belajar.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang mengikuti mata pelajaran Ekonomi.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS sebanyak 103 siswa yang terdiri dari 4 kelas.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel penelitian adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 1999:78). Dalam teknik ini anggota populasi yang diambil sebagai sampel sudah ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian dan mengabaikan peluang anggota lain dari populasi yang tidak dipilih.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang diselidiki pengaruhnya (Arikunto, 1992:102). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : 1) Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah daya yang mendorong siswa untuk berusaha mencapai tingkat tertinggi dalam belajarnya. Variabel motivasi berprestasi meliputi tekun dan ulet, percaya pada diri sendiri, bersedia menerima umpan

31

balik, rasional dalam bertindak, berani mengemukakan pendapat, senang menghadapi tantangan dan tidak takut resiko, hasrat berprestasi tinggi.

2) Peran guru dalam proses pembelajaran

Peran guru dalam proses pembelajaran adalah peranan guru saat melakukan proses pembelajaran sehingga tercipta suasana yang mendukung untuk belajar bagi siswa. Variabel peran guru dalam proses pembelajaran meliputi peran guru sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, evaluator.

3) Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang meliputi hal-hal atau cara-cara tertentu yang mempengaruhi proses belajar secara-cara langsung maupun tidak langsung. Dalam lingkungan belajar dapat diukur dengan lingkungan fisik (tersedianya tempat belajar yang baik dan alat perlengkapan belajar) dan lingkungan sosial (lingkungan keluarga dan lingkungan teman sepermainan). Variabel lingkungan belajar meliputi tempat belajar, alat-alat belajar, sumber belajar, penerangan, peran orang tua, teman-teman, kondisi rumah.

b. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungan yang fungsional (Arikunto, 1992:102). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar ekonomi kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

2. Pengukuran Variabel

Variabel- variabel yang akan diperiksa dalam penelitian ini adalah prestasi belajar ekonomi sebagai variabel terikat, sedangkan untuk variabel bebasnya dalam penelitian ini adalah:

a. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah daya yang mendorong siswa untuk berusaha mencapai tingkat tertinggi dalam belajarnya. Variabel motivasi berprestasi meliputi tekun dan ulet, percaya pada diri sendiri, bersedia menerima umpan balik, rasional dalam bertindak, berani mengemukakan pendapat, senang menghadapi tantangan dan tidak takut resiko, hasrat berprestasi tinggi.

b. Peran guru dalam proses pembelajaran

Peran guru dalam proses pembelajaran adalah peranan guru saat melakukan proses pembelajaran sehingga tercipta suasana yang mendukung untuk belajar bagi siswa. Variabel peran guru dalam proses pembelajaran meliputi peran guru sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, evaluator.

c. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang meliputi hal-hal atau cara-cara tertentu yang mempengaruhi proses belajar secara langsung maupun tidak langsung. Dalam lingkungan belajar dapat diukur dengan lingkungan fisik (tersedianya tempat belajar yang baik dan alat perlengkapan belajar) dan lingkungan sosial (lingkungan keluarga dan lingkungan teman sepermainan). Variabel lingkungan belajar meliputi

Dokumen terkait