• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoritis

2. Motivasi Mengajar

a. Pengertian Motivasi Mengajar

Menurut Siagian (1989:138) motivasi adalah daya pendorong yang

mengakibatkan seseorang organisasi mau dan rela untuk mengerahkan

kemampuan – dalam bentuk keahlian atau ketrampilan – tenaga dan waktunya

dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai

sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Menurut Mc. Donald (Sardiman, 1986:73) motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi juga dipandang

sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku

manusia termasuk perilaku pelajar. (Dimyati dan Mudjiono, 1999:593)

Menurut Sardiman (1986:47) mengajar dalam arti sempit adalah

menyampaikan pengetahuan pada anak didik, sedangkan dalam arti luas

mengajar adalah upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar bagi siswa sehingga membantu

perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik

maupun mental.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

mengajar adalah keseluruhan daya pendorong atau daya penggerak dalam diri

seseorang yang mengakibatkan orang tersebut rela mengerahkan kemampuan,

tenaga dan waktunya untuk melakukan kegiatan penyampaian pengetahuan

pada anak didik sehingga membantu perkembangan anak didik secara optimal

b. Jenis motivasi

Motivasi sebagai kekuatan mental individu memiliki tingkat – tingkat.

Para ahli jiwa mempunyai pendapat yang berbeda tentang tingkat kekuatan

tersebut.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:86), motivasi tersebut

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Motivasi primer, adalah motivasi yang didasarkan pada motif – motif

dasar yang umumnya berasal dari segi biologis dan jasmani manusia.

2) Motivasi sekunder, adalah motivasi yang dipelajari. Sebagai ilustrasi,

orang yang lapar akan tertarik pada makanan tanpa belajar. Untuk

memperoleh makanan tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu. Agar

dapat bekerja dengan baik orang harus bekerja. “bekerja dengan baik”

merupakan motivasi sekunder. Bila orang bekerja dengan baik, maka ia

akan memperoleh gaji berupa uang. Uang tersebut merupakan penguat

motivasi sekunder. Motivasi sekunder atau motivasi sosial memegang

peranan penting bagi kehidupan manusia. Para ahli membagi motivasi

sekunder tersebut menurut pandangan yang berbeda – beda. (Dimyati dan

Mudjiono, 1999:88):

a) Thomas & Znaneicki, menggolongkan motivasi sekunder menjadi

keinginan – keinginan:

o memperoleh pengalaman baru;

o memperoleh pengakuan;

o memperoleh rasa aman.

b) Mc. Cleland, menggolongkan motivasi sekunder menjadi kebutuhan –

kebutuhan:

o berprestasi;

o memperoleh kasih saying;

o memperoleh kekuasaan

c) Maslow, menggolongkan motivasi sekunder menjadi kebutuhan –

kebutuhan :

o memperoleh rasa aman;

o memperoleh kasih sayang dan kebersamaan;

o memperoleh penghargaan;

o memperoleh pemenuhan diri dan aktualisasi diri

Terdapat beberapa macam motivasi dilihat dari berbagai aspek.

1) Motivasi menurut pembagian dari Frandsen (Sardiman, 1986:85-86)

a) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

o Motif – motif bawaan,

adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa

dipelajari. Sebagai contoh misalnya, dorongan untuk makan,

dorongan untuk minum, dorongan untuk beristirahat, dan dorongan

seksual. Motif – motif ini seringkali disebut motif – motif yang

o Motif – motif yang dipelajari

Maksudnya motif – motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai

contoh, dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan,

dorongan untuk mengajar sesuatu dalam masyarakat.

b) Cognitive moties

Motif ini menunjukken gejala intrinsik yakni menyangkut

kepuasan individual. Jenis motif ini adalah sangat primer dalam

kegiatan sekolah terutama yang berkaitan dengan pengembangan

intelektual.

c) Self expression

Penampilan adalah sebagian perilaku manusia. Untuk ini memang

diperlukan kreativitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini

seseorang itu ada keinginan untuk aktualisasi diri.

d) Self enchanment

Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan

meningkatkan kemajuan diri seseorang. Dalam belajar dapat

diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk

mencapai suatu prestasi.

2) Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis

(Sardiman, 1986:87)

a) Motif atau kebutuhan organis, misalnya kebutuhan untuk minum,

b) Motif – motif darurat, yang termasuk motif ini antara lain:

dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas,

untuk berusaha, dan untuk memburu. Jelasnya motif ini timbul

karena rangsangan dari luar.

c) Motif – motif obyektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh

minat. Motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi

dunia luar secara efektif.

3) Motivasi jasmani dan rohani (Sardiman, 1986:87)

Motivasi jasmaniah misalnya, refleks, instink otomatis, nafsu.

Motivasi yang termasuk motivasi rohaniah yaitu kemauan.

4) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik (Sardiman, 1987:87)

a) motivasi intrinsik

adalah motif – motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu

dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada

dorongan untuk melakukan sesuatu. Kalau dilihat dari tujuan kegiatan

yang dilakukannya (missal, kegiatan belajar) maka yang dimaksud

dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang

terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Seseorang belajar

memang benar – benar ingin mengetahui segala sesuatunya bukan

b) motivasi ekstrinsik

adalah motif – motif yang berfungsi karena adanya rangsangan dari

luar. Sebagai contoh, seseorang belajar karena besok paginya akan

ujian dengan mengharapkan nilai baik sehingga akan dipuji.

c. Fungsi Motivasi

Menurut Ngalim Purwanto (1990:70) ada beberapa fungsi dari

motivasi.

1) Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu

berfungsi sebagai penggerak atau motor yang memberi energi (kekuatan)

kepada seseorang untuk melakukan tugas.

2) Motif itu menentukan arah perbuatan, arah perwujudan suatu cita – cita.

Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk

mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin terbentang pula jalan

yang harus ditempuh.

3) Motif itu menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan mana

yang harus dilakukan guna mencapai tujuan itu dengan mengesampingkan

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.

Menurut Sardiman (1989:86) terdapat tiga fungsi motivasi antara lain

1). mendorong manusia untuk berbuat;

2). menentukan arah perbuatan;

d. Tujuan motivasi

Ngalim Purwanto (1990:73) mengatakan bahwa tujuan motivasi

adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan

dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil

atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah

untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan atau

kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan

pendidikan sesuai dengan pendidikan yang ditetapkan dan diharapkan dalam

kurikulum sekolah. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau dicapai, makin

jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan

memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh

yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi.

e. Unsur – unsur penggerak motivasi

Menurut Soerharsono Sagir (Bedjo Siswanto, 1987:245), unsur –

unsur penggerak motivasi adalah sebagai berikut.

1) Prestasi; seseorang yang memiliki keingnan berprestasi sebagai suatu

kebutuhan dapat mendorongnya tercapai sasaran.

2) Penghargaan; penghargaan atau pengakuan atas suatu prestasi yang telah

dicapai seseorang akan merupakan motivator yang kuat. Pengakuan atas

suatu prestasi, akan memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi dari

penghargaan dalam bentuk piagam penghargaan atau medali, dapat

menjadi motivator yang lebih kuat dibandingkan dengan hadiah berupa

barang atau uang.

3) Tantangan; adanya tantangan yang dihadapi memberikan motivator kuat

bagi manusia untuk mengatasinya. Suatu sasaran yang tidak menantang

atau dengan mudah dapat dicapai biasanya tidak mampu menjadi

motivator bahkan cenderung untuk menjadi kegiatan rutin. Tantangan

demi tantangan biasanya akan menumbuhkan kegiatan kegairahan untuk

mengatasinya.

4) Tanggung jawab; adanya rasa ikut serta memiliki (sense of belonging)

akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab.

5) Pengembangan; pengembangan kemajuan seseorang baik dari pengalaman

kerja atau kesempatan untuk maju dapat merupakan motivator kuat bagi

tenaga kerja untuk bekerja lebih kuat atau lebih bergairah.

6) Keterlibatan; rasa terlibat akan menumbuhkan rasa ikut bertanggung

jawab, rasa dihargai yang merupakan tantangan yang harus dijawab,

melalui peran serta berprestasi, untuk mengembangkan usaha maupun

pengembangan pribadi.

7) Kesempatan; kesempatan untuk maju akan merupakan motivator yang

cukup luat bagi tenaga kerja.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1997:97) unsur – unsur yang

1) Cita – cita atau aspirasi siswa; cita – cita akan memperkuat motivasi

intrinsik maupun ekstrinsik sebab tercapainya suatu cita – cita akan

mewujudkan aktualisasi diri.

2) Kemampuan siswa; memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas

– tugas perkembangan.

3) Kondisi siswa; kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani

mempengaruhi motivasi.

4) Kondisi lingkungan siswa; dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib,

dan indah maka semangat dan motivasi mudah diperkuat

5) Unsur – unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran; pembelajaran

yang masih berkembang jiwa dan raganya, lingkungan yang semakin

bertambah baik berkat dibangun, merupakan kondisi yang baik bagi

pembelajaran.

6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa; partisipasi dan teladan guru

dalam memilih perilaku yang baik sudah merupakan upaya

membelajarkan siswa.

f. Ciri – ciri orang yang memiliki motivasi

Menurut Sardiman (1986:82) ciri – ciri orang yang memiliki motivasi

dalam dirinya antara lain:

1) tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang

2) ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa);

3) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin

(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai);

4) menunjukkan minat terhadap bermacam – macam masalah;

5) lebih senang bekerja mandiri;

6) cepat bosan pada tugas – tugas yang rutin (hal – hal yang bersifat mekanis,

berulang –ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif);

7) dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu);

8) tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu;

9) senang mencari dan memecahkan masalah soal – soal

Dokumen terkait