• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TELAAH TEORI

2.7 Motivasi Kerja

2.7.1. Pengertian Motivasi Memasuki Dunia Kerja

Istilah motivasi menurut Sardiman (2011:73) berasal dari kata motif yang

dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari

kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Purwanto (2007:73) motivasi merupakan suatu usaha yang

disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah lagu seseorang

agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil

atau tujuan tertentu. Menurut Uno (2011:11) motivasi merupakan suatu dorongan

yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehinga

seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas

tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya. Bedasarkan pendapat para ahli di

melakukan suatu tindakan demi tercapainya tujuan pribadi masing-masing

individu.

Motivasi kerja menurut Anoraga (2005:34) adalah sesuatu yang menimbulkan

semangat atau dorongan kerja. Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda

untuk memenuhi apa yang ingin dicapai. Kuat dan lemahnya motivasi kerja

seorang tenaga kerja, ikut menentukan besar kecilnya prestasinya.

Jadi motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau

dorongan peserta didik untuk memasuki dunia kerja. Dorongan tersebut berasal

dari dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya.

2.7.2. Fungsi Motivasi Memasuki Dunia Kerja

Setiap motivasi berkaitan erat dengan suatu tujuan atau suatu cita-cita. Makin

berharga tujuan yang ingin dicapai, maka makin kuat pula motivasinya. Jadi

motivasi sangat berguna dalam tindakan/perbuatan seseorang. Menurut Sardiman

(2011:84), terdapat tiga fungsi motivasi:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari

setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Fungsi motivasi juga dikemukakan oleh Purwanto (2007:70), antara lain :

1) Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi

maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke

pencapaian tujuan yang diinginkan.

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin

dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu

pekerjaan.

Fungsi motivasi yang lain dikemukan oleh Sukmadinata (2008: 63), motivasi

memiliki 2 fungsi, yaitu :

1) Mengarahkan atau directional function.

Dalam mengarahkan kegiatan, motivasi berperan mendekatkan atau

menjauhkan individu dari sasaran yang ingin dicapai. Apabila sesuatu sasaran

atau tujuan meruapakan sesuatu yang diinginkan oleh individu, maka motivasi

berperan mendekatkan (approach motivation), dan bila sasaran atau tujuan

tidak diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan menjauhi sasaran

(avoidance motivation).

2) Mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan (activating and energizing

Suatu perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat

lamah, akan dilakukan dengan tidak bersunggung-sungguh, tidak terarah dan

kemungkinan besar tidak akan membawa hasil. Sebaliknya apabila

motivasinya besar atau kuat, maka akan dilakukan dengn sungguh-sungguh,

terarah, dan penuh semangat, sehingga kemungkinan akan berhasil lebih

besar.

Menurut Uno (2011: 10) motivasi memasuki dunia kerja timbul karena

adanya keinginan untuk melakukan kegiatan adanya dorongan dan kebutuhan

melakukan kegiatan, adanya harapan dan cita-cita, adanya penghormatan atas diri,

adanya lingkungan yang baik dan adanya kegiatan yang menarik. Sedangkan

menurut Sukmadinata (2009:61) motivasi memasuki dunia kerja terbentuk oleh

tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan luar diri individu. Tenaga-tenaga

tersebut berupa:

1) Desakan (drive).

Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena melihat

desakan dan dorongan dari lingkungan sekitarnya, baik dari lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, misalnya karena

keadaan ekonomi orang tua yang tidak mampu akan memotivasi peserta didik

untuk memasuki dunia kerja daripada melanjutkan ke perguruan tinggi.

2) Motif (motive)

Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena ia

memiliki motif berupa harapan akan masa depan yang lebih baik dan

3) Kebutuhan (need)

Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena

terdorong untuk memenuhi kebutuhannya sendiri secara mandiri tanpa harus

menggantungkan orang tua lagi dan ia akan lebih merasa bangga jika bekerja

daripada menganggur setelah lulus dari SMK

4) Keinginan (wish)

Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena adanya

keinginan dan minat untuk bekerja sesuai dengan kemauan dan kemampuan

yang ia miliki.

2.7.3. Indikator motivasi kerja

Indikator motivasi kerja menurut (Uno, 2011:10) dan Sukmadinata

(2008:61) yaitu:

1) Keinginan dan minat memasuki dunia kerja

Keinginan dan minat yang dimiliki siswa untuk bekerja akan mendorong

mereka untuk dapat memenuhi keinginan bekerja mereka sehingga timbullah

suatu motif untuk memenuhi keinginan tersebut.

2) Harapan dan cita-cita

Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena ia memiliki

harapan akan masa depan yang lebih baik dan berusaha menggapai cita-

citanya sesuai dengan yang ia mimpikan. Misalnya mereka memiliki harapan

dengan harapan tersebut mereka akan lebih termotivasi untuk memasuki dunia

kerja demi cita-citanya tersebut.

3) Dorongan dan desakan lingkungan

Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena melihat

dorongan dan desakan dari lingkungan sekitarnya, baik dari lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, misalnya karena

keadaan ekonomi orang tua yang tidak mampu akan memotivasi peserta didik

untuk memasuki dunia kerja daripada melanjutkan ke perguruan tinggi.

4) Kebutuhan fisiologis

Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena terdorong

untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya sendiri secara mandiri tanpa harus

bergantung kepada orang tua lagi.

5) Kebutuhan penghormatan atas dirinya

Peserta didik akan termotivasi untuk bekerja karena ia ingin dihargai dan akan

merasa bangga ketika bekerja daripada menganggur setelah lulus sekolah.

Dokumen terkait