IV. PELAKSANAAN KEGIATAN 4.1. Metodologi
5.5. Motode Pendugaan Simpanan Karbon menggunakan Penginderaan Jauh
Deforestasi dan degradasi hutan akibat proses pertambangan memberikan dampak yang sangat berbahaya bagi perubahan iklim global, karena salah satu fungsi vegetasi hutan yang sangat penting adalah menyerap emisi CO2e di udara. Kegiatan revegetasi di kawasan pertambangan dilakukan dalam rangka mengembalikan vegetas hutan. Penelitian untuk mengestimasi seberapa besar kemampuan vegetasi hutan yang bertambah atau berkurang dalam menyerap CO2e melalui simpanan C nya perlu dilakukan. Teknologi penginderaan jauh melalui citra radarnya dapat digunakan untuk mengestimasi simpanan Carbon vegetasi hutan dengan lebih cepat, dan efisien.
Penelitian dalam memanfaatkan teknologi penginderaan jauh melalui citra ALOS khususnya citra ALOS PALSAR untuk mengestimasi simpanan Carbon vegetasi hutan di kawasan pertambangan yang dilakukan pada tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 menghasilkan beberapa metoda estimasi simpanan biomasa melalui citra ALOS PALSAR. Merujuk pada hasil koefisien determinasi terkoreksi (R2 adj) yang dijadikan sebagai dasar pemilihan metoda terbaik estimasi simpanan biomasa melalui citra ALOS PALSAR di kawasan pertambangan, maka metode terbaik yang digunakan untuk menduga biomasa di atas
Estimasi Stok Karbon Akibat Perubahan Luas Penutupan Lahan Di Kawasan Penambangan Terkait Dengan Skema REDD 73 permukaan tanah disajikan pada Tabel 5.13 sampai dengan Tabel 5.16 . Selanjutnya simpanan karbon diestimasi menggunakan rumus:
Simpanan Karbon = 0.5 x biomasa
Tabel 5.13. Metoda estimasi simpanan biomasa menggunakan citra Satelit di Kawasan Pertambangan Batubara Kalimantan Timur
No. Jenis Citra Persamaan R2adj
1 Terra Aster
Linear Biomasa = 146,42 NDVI + 9,3038 13,02% Polinomial Biomasa = 336,11 NDVI 2 - 305,46 NDVI +
155,26
15,54% Exponensial Biomasa = 30,712e1,69 NDVI 20,25% 2 Alos Avnir-2 Linear Polinomial Biomasa = 147,18 NDVI + 18,774 Biomasa = 278,91x2 - 133,66x + 68,4 51,56% 63,8% Exponensial Biomasa = 39,174e1,4711x 60,15% 3 Alos PALSAR Linear
ganda
Biomasa= 160 + 2,52 HH - 1,25 HV
Keterangan: Biomassa (Ton/ha); NDVI = nilai NDVI citra; HH = Nilai backscatter polarisasi HH; HV = Nilai backscatter polarisasi HV pada citra ALOS PALSAR 12,5m (Hary et al, 2010).
Tabel 5.14. Metoda estimasi simpanan Biomassa Berdasarkan Hubungan Biomassa dan Backscatter HH citra ALOS PALSAR Resolusi 12,5m di Kawasan Pertambangan Batubara Kalimantan Selatan
Model Bentuk Persamaan R2adj Lokasi
1. Y=Exp(9,528+(0.219*BS_HH) 60,2% PT. Arutmin 2. Y=Exp(9,823+(0,166*BS_HV) 76,5% PT. Arutmin
3. Y=1,375*(Exp(-134,541/BS_HV) 70,6% PT. Adaro
Y = Biomassa (Ton/ha); BS_HH = Nilai backscatter polarisasi HH pada citra ALOS PALSAR 12,5m
Estimasi Stok Karbon Akibat Perubahan Luas Penutupan Lahan Di Kawasan Penambangan Terkait Dengan Skema REDD 74 Tabel 5.15. Metoda estimasi simpanan Biomassa Berdasarkan Hubungan Biomassa dan
Backscatter HH citra ALOS PALSAR Resolusi 12,5m di Kawasan Pertambangan Batubara Sumatera Selatan
Model Bentuk Persamaan R2adj Lokasi
1. Y=Exp(14.317+(0.308xBS_HV)) 69.30% PT. Bukit Asam 2. Y=(0.07(Exp(-301.734/BS_HV)) 71.20% PT. Bukit Asam 3. Y=BS_HV/(2.588+0.094xBS_HV) 73.30% PT. Bukit Asam
Tabel 5.16. Metoda estimasi simpanan Biomassa Berdasarkan Hubungan Biomassa dan Backscatter HH citra ALOS PALSAR Resolusi 12,5m di Kawasan Pertambangan Mineral
Model Bentuk Persamaan R2adj Lokasi Tambang
1. Y = 582903(EXP(0.661_HV) 96.9% PT. Newmont (Nusatenggara) Emas
2. Y = 567 (EXP(0.229_HV) 87.3%
PT. Vale Indonesia (Tbk.) (Sulawesi selatan)
Nikel
3. Y = 76027 (EXP(0.429_HV) 85.3% PT. J Resources (Sulawesi Utara) Emas
Berdasarkan hasil metoda terbaik untuk estimasi simpanan biomasa melalui citra ALOS PALSAR di kawasan pertambangan, maka metode terbaik tersebut dapat digunakan untuk menduga biomasa di atas permukaan tanah didaerah lain yang mempunyai kondisi biofisik yang sama dengan daerah tempat penelitian dimana metode tersebut dirumuskan. Tetapi hasilnya harus divalidasi, apabila hasil validasinya bagus artinya model dapat digunakan, sebaliknya apabila hasil validasi jelek model tidak dapat digunakan.
Estimasi Stok Karbon Akibat Perubahan Luas Penutupan Lahan Di Kawasan Penambangan Terkait Dengan Skema REDD 75 VI. KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Terdapat perubahan luas penutupan lahan hutan dikarenakan aktivitas penambangan di wilayah penelitian.
Berdasarkan analisis citra terbaru tahun 2010, jumlah karbon tersimpan untuk masing-masing lokasi penelitian adalah:
o PT. Vale Indonesia Tbk. sebanyak 35,476,767.52 tonC
o PT. JResources Bolaang Mongondow sebanyak 79,420,248.55 tonC o PT. Newmont Nusa Tenggara sebanyak 70,328,072.73 tonC
Berdasarkan analisis citra multi-waktu untuk perubahan simpanan karbon dari tahun 2007-2010, estimasi nilai keekonomian untuk perubahan simpanan karbon masing-masing daerah penelitian adalah:
o PT. Vale Indonesia Tbk. tidak menghasilkan pertambahan simpanan karbon, sehingga perhitungan benefit yang dihasilkan dari perubahan stok karbon berdasarkan skema REDD tidak dimungkinkan.
o PT. J Resources Bolaang Mongondow sebanyak Rp.7,538,269,190,029.09 menggunakan asumsi BAU simpanan Carbon tahun 2008
o PT. Newmont Nusa Tenggara (NTB) sebanyak Rp. 800,442,543,693.12 menggunakan asumsi BAU simpanan Carbon tahun 2009
6.2. Saran
o Dalam skema REDD penghitungan nilai ekonomi dari penambahan carbon yang tersimpan harus didasarkan pada business as usual (BAU). Diperlukan
Estimasi Stok Karbon Akibat Perubahan Luas Penutupan Lahan Di Kawasan Penambangan Terkait Dengan Skema REDD 76 penelitian lebih dalam dengan menggunakan data citra time series pada periode yang lama dalam penetapan BAU di kawasan pertambangan
o Metoda hasil penelitian th 2010, 2011, 2012, dan 2013 tentang model estimasi simpanan biomasa menggunakan citra Satelit di Kawasan Pertambangan apabila akan digunakan di kawasan pertambangan lain, maka daerah tersebut harus mempunyai kondisi biofisik yang sama dengan daerah tempat penelitian dimana metode tersebut dirumuskan. Dan hasilnya harus divalidasi, apabila hasil validasinya bagus artinya model dapat digunakan, sebaliknya apabila hasil validasi jelek model tidak dapat digunakan.
Estimasi Stok Karbon Akibat Perubahan Luas Penutupan Lahan Di Kawasan Penambangan Terkait Dengan Skema REDD 77 DAFTAR PUSTAKA
Akram M, Aftab F. 2007. In vitro micropropagation and rhizogenesis of teak (Tectona grandis L.). Pak J Biochem Mol Biol 40(3): 125-128
Amir Khosim dan Kun Marlina Lubis.2006. Geografi untuk SMA kelas XI ..Jakarta: Grasindo [BAPPENAS] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2010. Draft 1, Strategi Nasional
REDD+. Jakarta : BAPPENAS.
Badan Pusat Statistik, (BPS) 2010. Survei AngkatanKerja Nasional (SAKERNAS), 2009
BIOTROP. 2010. Services laboratory – SEAMEO BIOTROP. [terhubung berkala]. http://sl.biotrop.org [5 Feb 2010].
[FWI] Forest Watch Indonesia. 2000. Keadaan Hutan Indonesia. Bogor : Global Forest Watch. Hartanti E. 2004. Deteksi Penebangan Liar Menggunakan Citra Landsat TM (Studi Kasus di
KPH Kuningan Jawa Barat dan KPH Probolinggi Jawa Timur) [tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Imhoff, M.L. 2002. Radar backscatter and biomass saturation: ramifications for global biomass inventory. Geoscience and Remote Sensing: Vol 33 [511-518].
IPCC. 2006. Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories Volume 4: Agriculture, Forestry, and Other Land Use. Geneva: Swiss.
Jaya. I.N.S. 2002. Penginderaan Jauh Satelit untuk Kehutanan. Laboratorium Inventarsisasi Hutan, Jurusan Manjemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB
Mascaro, J. Hughes, R.F. Schnitzer, S.A. 2012. Novel Forests Maintain Ecosystem Processes After The Decline of Native Tree Species. Ecological Monographs: Vol 82 [221-228]. Marispatin N, Ginoga K, Pari G, Dharmawan WS, Siregar CA, Wibowo A, Puspasari D, Utomo
Estimasi Stok Karbon Akibat Perubahan Luas Penutupan Lahan Di Kawasan Penambangan Terkait Dengan Skema REDD 78 Heriyanto NM, Siringoringo HH, Damayanti R, Anggraeni D, Krisnawati H, Maryani R, Apriyanto D, Subekti B. 2010. Cadangan Karbon Pada Berbagai Tipe Hutan dan Jenis Tanaman di Indonesia. Bogor : Kampus Balitbang Kehutanan.
Mulyana, Dadan; Ceng, Asmarahman, 2005. 7 Jenis Kayu Penghasil Rupiah, Jakarta: Agromedia Pustaka,
Mulyanto L. 2004. Pemodelan Spasial Perubahan Tutupan Hutan Menggunakan Citra Landsat TM dan Sistem Informasi Geografis : Studi Kasus di HPH PT Duta Maju Timber Provinsi Sumatera Barat [tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Nawir AA dan Murniarti. 2008. Pendahuluan. Di dalam : Nawir AA, Murniati, Rumboko L, editor. REHABILITASI HUTAN DI INDONESIA, akan kemanakah arahnya setelah lebih dari tiga dasawarsa?. Bogor : CIFOR. hlm 1-3.
Nurhadiatin, D. 2011. Aplikasi dan Evaluasi Citra ALOS PALSAR Resolusi 50m dan 12,5m untuk Identifikasi Penutupan Lahan. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Puntodewo A, Dewi S dan Tarigan J, 2003, Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam
Novita N. 2010. Potensi Karbon Terikat Di Atas Permukaan Tanah Pada Hutan Gambut Bekas Tebangan Di Merang Sumatera Selatan [tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Soemarwoto O. 2001. Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Sutaryo D. 2009. PENGHITUNGAN BIOMASSA, Sebuah pengantar untuk studi karbon dan perdagangan karbon. Bogor : Wetland International Indonesia Programme.
World Bank. 2010. Emisi CO2 Per Kapita Dunia. http://www.worldbank.com (23 -10-2010)