• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOVE – MOV (21)

Dalam dokumen SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS (Halaman 35-42)

BAB 4. PEMROGRAMAN SEBUAH PLC

7. MOVE – MOV (21)

Digunakan untuk memindahkan data dari word sumber / source (S) ke word tujuan / detinasi (D).

Gambar 4.11 Simbol dan operand data area instruksi MOV

8. Compare – CMP (20)

Instruksi CMP berfungsi untuk membandingkan dua word (CP1 dan CP2) dengan akibat penunjukan status flag GR (SR 255.05), EQ (SR 255.06) dan LE (SR 255.07), perubahan nilai status flag adalah :

EQ : ON bila CP1 sama dengan CP2 GR : ON bila CP1 lebih besar dari CP2 LE : ON bila CP1 lebih kecil dari CP2

Gambar 4.12 Simbol dan operand data area instruksi CMP MOVE (21) S D S : Sourceword IR, SR, AR, HR, LR, DM, TC D : Destination Word IR, SR, AR, HR, LR, DM CMP (20) CP1 CP2

CP1 : First Compare Word IR, SR, AR, HR, LR, DM

CP2 : Second Compare Word IR, SR, AR, HR, LR, DM

35

9. Increment – INC (38)

Ketika INC dieksekusi ON maka maka word (WD) akan ditambah satu setiap siklus eksekusi input.

Gambar 4.13 Simbol dan operand data area instruksi INC

10. Decrement – DEC (39)

Ketika DEC dieksekusi ON maka maka word (WD) akan dikurangi satu setiap siklus eksekusi input

Gambar 4.14 Simbol dan operand data area instruksi DEC

Teknik Pemrograman

Sistem pemrograman PLC dapat dibuktikan dengan cara rangkaian kontrol yang ditulis dalam diagram tangga atau “ Ladder “ diagram langsung dapat diprogram tanpa harus mengubah dulu ke fungsi mnemoniknya (dikodekan dahulu), sesuai dengan tombol – tombol yang ada pada keyboard PLC. Untuk selanjutnya dalam masalah sistem pemrograman dan pengoperasian PLC ini akan dibahas sistem pemrograman dengan menggunakan fungsi mnemoniknya.

Persiapan ke pemrograman

Dalam penggunaan PLC perlu dipersiapkan terlebih dahulu hal - hal sebagai berikut :

Rancangan Rangkaian Kontrol Suatu Sistem

Dalam merencanakan rangkaian kontrol dari suatu proses harus ditentukan hal-hal sebagai berikut :

Banyaknya mesin-mesin atau motor-motor penggerak yang digunakan dalam sistem kontrol tersebut.

INC (38) WD WD : Increment Word IR, SR, AR, HR, LR, DM, TC Dec (39) WD WD : Decrement Word IR, SR, AR, HR, LR, DM, TC

36

Diskripsi dari rangkaian kontrol harus dibuat dengan urutan yang jelas, sehingga siklus kerja dari rangkaian kontrol dapat bekerja dengan andal, aman dan efisien.

Rangkaian kontrol harus sesederhana mungkin sehingga memudahkan dalam memprogram, mengontrol dan mengatasi gangguan yang terjadi.

Penentuan Input dan Output pada Rangkaian Kontrol.

Jumlah input dan output dari rancangan kontrol harus disesuaikan dengan jumlah terminal yang tersedia pada PLC. Jumlah terminal input dan output dari tiap-tiap PLC adalah berbeda. Untuk mempermudah dalam pembuatan program yaitu dalam bentuk ladder diagram maka harus ditentukan terlebih dahulu peralatan yang tergolong input dan output. Peralatan input yang digunakan dapat berupa sensor-sensor, selector switch, limit switch, push-botton dan lain sebagainya. Sedangkan untuk peralatan output dapat berupa alarm, lampu, motor dan lainnya. Peralatan input output harus diberi kode atau nomer pengenali yang sesuai dengan fungsinya masing-masing, hal ini untuk lebih memudahkan dalam mencari letak kesalahan bila terjadi gangguan pada rangkaian kontrolnya.

Penulisan Rangkaian Kontrol ke Dalam Diagram Tangga atau Dikodekan ke Mnemonik.

Relay Ladder Diagram.

PLC tidak dapat digunakan bila tidak dimasukkan instruksi-instruksi atau program yang telah dibuat oleh seorang “ Programmer “. Jika akan dimasukkan program harus menggunakan bahasa perantara. Dengan bahasa perantara ini seorang “ Programmer “ dapat berkomunikasi secara langsung dengan PLC serta dapat mengantar cara kerja PLC sesuai dengan yang diinginkannya. Seperti halnya “ Personal Computer “, PLC mempunyai standart bahasa pemrogramman yang disebut “ Relay Ladder Diagram Program Logic “. Relay Ladder Diagram Program Logic terdiri dari blok rangkaian yang disebut dengan “ Ladder Diagram “ dan kode - kode mnemonik.

37

Sehingga dalam pemrogramman PLC dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

Langsung memasukkan “ Ladder Program “ ke dalam PLC.

Merubah terlebih dahulu ke dalam kode mnemonik kemudian memasukkannya ke dalm PLC .

Gambar 4.15 [ a ] arah aliran sinyal yang salah [ b] arah aliran sinyal yang benar

Gambar 4.16 Sistem pemasangan koil atau relay output

Gambar 4.17 Urutan Pembacaan Program

Berikut ini beberapa hal yang perlu diingat pada saat membuat program PLC, yaitu :

1. Buat rangkaian kontrol (kalau dapat) dengan memakai kontak seminimum mungkin.

2. Arah aliran sinyal adalah dari kiri ke kanan atau dari bus bar ke output seperti gambar berikut : 00/00 00/01 00/02 . . 0149 0150

38

Gambar 4.18 Arah aliran sinyal

Menurut sinyal setiap kontak adalah seolah olah merupakan suatu dioda sehingga pada gambar 4.18 ada sedikit kekeliruan pada pemasangan kontak nomor 0003 jika yang diharapkan dapat mengerjakan koil 0501 dan 0502 dengan menggunakan kontak nomor 0003. Dengan sedikit merubah diagram tangga dari gambar 4.18 tersebut maka diagram tangga menjadi benar, seperti terlihat pada gambar 4.19 dibawah ini.

Gambar 4.19 Arah aliran sinyal yang benar

Pemasangan koil atau relay output tidak dipasang langsung pada bus bar sebelah sebelah kiri seperti pada gambar 4.20.

a. Salah

b. Benar

Gambar 4.20. Pemasangan koil

0001 0004 0002 0003 0005 0501 0502 0001 0003 0002 0501 0004 0003 0005 0501 0002 0501 0501

39

Bus bar sebelah kanan boleh tidak digambar

Gambar 4.21 Bus bar kanan tidak digambar

Semua output relay dilengkapi dengan kontak bantu NO dan NC

Kontak kontak NO maupun NC dapat dihubungkan seri maupun pararel dengan jumlah yang tak terbatas.

Setelah output relay atau koil tidak boleh ada kontak.

a. Salah

b. Benar

Gambar 4.22 Sisipan kontak

0500 0501 0500 0501 0002 0003 0004 0500 0001 0502 0002 0003 0004 0500 0001 0502

40

Pengkodean atau penomoran kontak harus sesuai dengan mesinnya. Penggunaan kontak bantu dari relay output ayau koil, timer, counter, dapat digunakan tak terbatas.

Relay output atau koil, timer, dan counter hanya bisa digunakan satu kali saja. Relay output, timer, dan counter dapat dihubungkan pararel.

Gambar 4.23. Hubungan output parallel

Program dieksekusi mulai dari alamat terkecil sampai alamat terbesar atau sampai menemui perintah END dan kembali lagi ke alamat terkecil dan kemudian menjalankan program lagi, demikian selanjutnya.

0000 LD 0001 0001 OR 0002 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0146 END (01) - 0001 0001 0501 TIM 00 # 30 CNT 00 # 50

41

Dalam dokumen SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS (Halaman 35-42)

Dokumen terkait