• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mukadimah

Dalam dokumen HIMPUNAN DOA-DOA PENTING (Halaman 11-39)

I. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penerbitan Buku Kumpulan Do’a-Do’a ini adalah :

1. Memberikan panduan dalam

mempersiapkan diri memimpin do’a;

2. Membekali para tokoh masyarakat, generasi muda dan siapa saja yang terpanggil dalam misi dakwah Islam di mana saja dan kapan saja agar siap memimpin pembacan do’a pada berbagai acara kegiatan dan keperluan; 3. Menambah khasanah sarana pembinaan

kehidupan umat beragama.

II. Pengertian

Dalam Al-Qur’an, kata do’a disebut sebanyak 20 kali yang mempunyai beberapa arti, antara lain :

a. Ibadah (menyembah), seperti dalam firman Allah SWT :

12

Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan mudlarat kepadamu selain Allah. . . (Yunus (10);106)

b. Ajakan, seperti dalam firman Allah SWT:

. . . dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah . . . (Al-Baqarah (2): 23)

c. Permintaan atau permohonan, seperti dalam firman Allah SWT :

. . . mintalah kepada-Ku niscaya akan kuperkenankan bagimu . . . (Al-Mu’min (40): 60)

d. Memanggil, seperti dalam firman Allah SWT :

13

. . . pada hari Dia memanggilmu, . . . (Al-Isra (17 ): 52)

e. Memuji, seperti dalam firman Allah SWT :

Katakanlah olehmu hai Muhammad: Pujilah Allah atau pujilah Ar-Rahman . . . (Al-Isra (17): 110)

Yang dimaksud dengan do’a dalam pembahasan ini adalah permintaan manusia sebagai hamba kepada Allah SWT sebagai Tuhan yang menciptakannya. Adapun pemimpin do’a adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpim dalam pembacaan do’a pada suatu kegiatan tertentu, sedangkan yang lain mengamininya.

III. Dasar Hukum

14

Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan cara merendahkan diri dan suara yang lembut, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampui batas. (Al-A’raf (7): 55)

Dan berdo’alah kepada Allah dengan rasa takut dan penuh harap, karena sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat kebajikan. (Al-A’raf (7): 51)

Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu. (Al-Mu’min (40): 60)

Allah mempunyai nama-nama yang sangat indah, maka memohonlah kamu kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu. (Al-A’raf (7): 180)

15

Dialah Yang Maha Hidup, tiada Tuhan melainkan Dia, maka berdo’alah kepada-Nya dengan tulus ikhlas. (Al-Mu’min (40): 65)

IV. Syarat-syarat Berdo’a

Perlu dibedakan antara berdo’a dilakukan secara sendiri dengan berdo’a bersama-sama. Berdo’a sendiri dapat dilakukan kapan dan di mana saja, baik terkait dengan suatu kegiatan ritual, seperti setelah melaksanakan shalat, puasa, zakat, haji atau terkait dengan kegiatan sehari-hari, seperti makan, hendak bekerja, naik kendaraan atau juga ketika ada peristiwa tertentu seperti terkena musibah, mendapat nikmat dan lain-lain. Sedangkan berdo’a secara bersama-sama biasanya terkait dengan kegiatan seremonial seperti memperingati hari besar Islam.

Namun demikian, baik berdo’a sendiri maupun bersama- sama tetap tidak terlepas dari syarat dan etika berdo’a.

16

Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist Nabi, syarat-syarat tersebut adalah :

a. Memohon hanya kepada Allah

Janganlah kamu berdo’a kepada selain Allah, yang tidak akan memberi manfaat dan mudlarat kepadamu. Jika kamu berbuat demikian maka kamu termasuk orang-orang yang dzalim (Yunus: 106)

Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat. Aku perkenankan do’a orang-orang yang berdo’a hanya kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi (seruan)-Ku dan beriman kepada-Ku,mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk. (Al-Baqarah (2): 186)

17

b. Membiasakan menjalani kehidupan dengan cara yang halal.

Ibn Abbas berkata : “di hadapan Nabi SAW saya membaca ayat:

Hai manusia, makanlah makanan yang halal dan baik yang ada di muka bumi, (Al Baqarah : )

Tiba-tiba berdirilah Sa’ad bin Abi Waqash dan berkata, Ya Rasulullah, tolong anda do’akan kepada Allah agar saya dijadikan orang yang do’anya selalu dikabulkan. Nabi menjawab:

Hai Sa’ad, jagalah perihal makananmu, tentu engkau akan menjadi orang yang do’anya dikabulkan. Demi Tuhan yang nyawa Muhammad ada ditangan-Nya, jika seseorang

18

memasukkan sesuap makanan haram ke dalam perutnya, maka do’anya tidak akan diterima selama empat puluh hari. Siapapun yang dagingnya tumbuh dari makanan yang haram atau riba, nerakalah yang paling layak baginya.

Hai manusia, Allah itu Maha Baik, hanya menerima yang baik. Allah telah memerintahkan orang-orang yang beriman melalui para Rasul-Nya dalam firman-Rasul-Nya: Hai para Rasul, makanlah yang baik-baik dan bekerjalah secara benar; (Al-Mu’minun: 51) dan firman-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik-baik, rizki yang telah kami berikan

19

kepadamu, (Al-Baqarah: 172). Lalu Nabi menuturkan seseorang yang sedang berkelana, muka kusut dan rambut penuh debu sedang memanjatkan do’a sambil menengadahkan tangannya ke langit: Ya Tuhanku, ya Tuhanku. Bagaimana Allah akan mengabulkan do’anya, sementara makanan, minuman dan pakaiannya diperoleh dari penghasilan yang haram. (HR Muslim dari Abi Hurairah)

c. Menjauhi larangan Allah dan bertaubat Rasulullah bersabda:

Tidaklah seorang muslim yang berdo’a bukan untuk melakukan perbuatan dosa dan perbuatan memutus tali silaturahmi, melainkan Allah akan memberikan kepadanya tiga kemungkinan: (1) segera mengabulkan do’a, (2) menunda hingga di

20

akhirat kelak sebagai simpanan, (3) menghindarkan dari kejahatan.

Pintu-pintu langit dibuka pada tengah malam, kemudian malaikat berseru: bukankah setiap orang yang berdo’a akan dikabulkan? Bukankah orang yang meminta akan diberi? Bukankah orang yang kesulitan akan diberi jalan keluar? Karena itu setiap muslim memanjatkan do’a kepada Allah, pasti akan dikabulkan-Nya, kecuali do’a seorang perempuan yang melacurkan dirinya dan penarik pajak yang dzalim. (HR Ahmad dan Thabarni dari Utsman bin Abia Al-Has)

21

Dan orang-orang yang telah melakukan perbuatan keji atau dzalim kepada diri mereka sendiri ingat kepada Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah diperbuat. Siapakah yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya. Ali Imran: 135)

d. Optimis dikabulkan

Berdo’alah kepada Allah dengan keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan. Ketahuilah bahwa Allah tidak akan

22

mengabulkan do’a seseorang yang hatinya lalai serta lengah.

e. Tidak bosan memohon

Do’a seseorang pasti akan dikabulkan asal ia tidak terburu-buru seraya berkata: aku telah berdo’a tetapi belum dikabulkan. (HR Bukhari dan Muslim)

Do’a seseorang pasti akan dikabulkan, asalkan ia tidak berdo’a untuk melakukan dosa dan

23

memutus tali silaturahmi serta tergesa-gesa. Seorang sahabat bertanya: Ya Rasulullah, apakah tergesa-gesa itu? Nabi menjawab: seseorang yang berkata: Berulangkali aku berdo’a tetapi aku merasa tidak pernah dikabulkan, karena merasa rugi dan sia-sia berdo’a, maka ia tidak mau berdo’a lagi. (HR Muslim dan Turmudzi)

V. Etika dan Tata Cara Berdo’a a. Menghadap kiblat

b. Mengangkat kedua tangan

Jika kamu meminta kepada Allah, maka mintalah dengan telapak tanganmu, jangan dengan punggungnya. (HR Malim bin Yasar)

24

Sesungguhnya Tuhanmu Yang Maha Memberkati dan Maha Tinggi adalah Maha Hidup dan Pemurah. Ketika hamba-Nya menengadahkan tangannya kepada-Nya, Dia merasa malu untuk membiarkannya dengan tangan hampa. (HR Abu Daud, Ibn Majah, Turmudzi dan Hakim)

c. Memulai do’a dengan memuji, mengagungkan Allah dan membaca shalawat atas Nabi

25

Suatu ketika Rasulullah SAW mendengar seseorang berdo’a seusai menunaikan shalat tanpa memuji Allah dan mengucap shalawat atas Nabi, Beliau bersabda: orang ini terlalu tergesa-gesa. Kemudian orang itu dipanggil dan beliau bersabda di hadapan yang hadir: Jika kalian berdo’a, hendaklah dimulai dengan membesarkan dan menyanjung Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia serta membaca shalawat atas Nabi SAW. Setelah itu barulah kalian berdo’a meminta apa yang diinginkan. (HR Abu Daud, Nasai dan Turmudzi).

Bacaan Tahmid

Atau

26 Atau

d. Tadlarru’ (tunduk dan merendahkan diri) dan dengan suara sedang

Berdo’alah kepad Tuhanmu dengan tunduk merendah dan tidak mengeraskan suara. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampui batas. (Al-A’raf: 55)

Janganlah kamu mengeraskan suaramu ketika berdo’a, jangan pula berbisik-bisik dengan suara halus, tetapi tempuhlah jalan tengah antara keduanya (Al-Israa: 110)

27

e. Menggunakan kalimat yang pasti, tidak mengandai-andai

Nabi bersabda:

Janganlah kalian berdo’a: Ya Allah ampunilah daku jika Engkau menghendakinya, Ya Allah rahmatillah daku jika Engkau menghendakinya, dengan tujuan untuk memperkuat permohonan karena tak seorang pun yang dapat memaksa-Nya.

f. Menghindari kalimat yang menimbulkan kecelakaan atau bencana

28

Janganlah kalian berdo’a yang dapat mencelakakan dirimu, anak-anakmu, pembantumu dan hartamu. Jangan sampai do’a kalian itu bertepatan dengan waktu ketika Allah sedang mengabulkan do’a, sehingga do’a buruk kalian itu benar-benar dikabulkan. (HR Jabir)

g. Mengulangi doa sampai tiga kali

Rasulullah SAW senang sekali mengulang kalimat do’a dan istighfar tiga kali. (HR. Abu Daud)

h. Merangkai kalimat dengan asma’ul husna dan kalimat tauhid

29

Allah mempunyai nama-nama yang sangat indah (Asma’ul Husna), maka memohonlah kamu kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu. (Al-A’raf: 180)

Nabi mendengar seseorang berdo’a dengan mengucap, Wahai Dzat Yang Maha Agung dan Maha Mulia, maka Nabi bersabda: Do’amu telah dikabulkan, maka mintalah kepada Allah dengan mengucap: Wahai Dzat Yang Maha Agung dan Maha Mulia. (HR Turmudzi)

Maka Rasulullah SAW melewati Abi Iyasy, Zaid bin Shanit Zurqy yang sedang berdo’a:

30

Sungguh engkau telah memohon kepada Allah dengan menyebut asma-Nya yang besar, yang jika digunakan untuk berdo’a dan meminta kepada-Nya pasti Ia kabulkan. (HR Ahmad dan Muslim)

i. Menutup do’a dengan shalawat dan tahmid Bacaan penutup do’a:

VI. Yang Layak Memimpin Do’a

Berdasarkan persyaratan di atas, maka untuk melaksanakan do’a bersama, ada beberapa ketentuan umum yang dapat diambil, yaitu:

31

a. Setiap muslim, lelaki maupun wanita, tua maupun muda, dapat ditunjuk untuk memimpin do’a bersama;

b. Bahasa apapun dapat dipergunakan untuk berdo’a, meskipun bukan bahasa Arab; c. Mengindahkan etika berdo’a;

d. Seorang yang masih bergelimang dosa dan selalu berbuat dzalim kepada sesama, hanya dapat ditunjuk memimpin do’a pertaubatan bersama.

Maukah kamu aku tunjukkan penyakitmu dan obatnya? Ingatlah bahwa penyakitmu adalah dosa, sedangkan obatnya adalah mohon ampun kepada Allah SWT. (HR Anas bin Malik)

VII. Sistematika Berdo’a

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berdo’a/sistematika berdo’a adalah sebagai berikut:

a. Kalimat Pembuka - Basmalah

32 - Tahmid

- Shalawat Nabi b. Kalimat Isi

Yaitu permohonan yang diinginkan c. Kalimat Penutup

- Shalawat Nabi - Tahmid

Contoh :

33 - Kalimat Isi

Ya Allah, Ampunilah dosa kami , kedua orang tua kami, guru-guru kami, segenap orang Islam dan orang yang beriman, yang hidup maupun yang sudah meninggal.

Ya Allah, kami mohon kepada-Mu berilah keselamatan kepada kami dalam memperjuangkan agama-Mu, di dunia maupun di akhirat kelak, karuniailah kami jasmani yang sehat, ilmu yang meningkat, dan rizki yang membawa berkah, terimalah taubat kami sebelum ajal menjemput,

34

limpahkanlah rahmat di saat kami dalam genggaman maut, ampunilah kami setelah maut menjemput, hindarkanlah kami dari kobaran azab neraka, maafkanlah kami di saat kami menjalani hisab, semata-mata karena kasih-Mu Ya Allah, Tuhan Maha Pengasih.

Ya Tuhan kami, jadikanlah keluarga dan keturunan kami sebagai penyejuk mata kami dan jadikan pula kami menjadi pemimpin bagi orang –orang yang bertaqwa. Ya Tuhan kami tunjukilah kami agar selalu mensyukuri nikmat yang telah Engkau limpahkan kepada kami dan kepada kedua orang tua kami. Tunjukilah pula kami agar selalu berbuat kebajikan yang Engkau ridhoi. Masukkanlah kami ke dalam golongan hamba-Mu yang shaleh.

35

Ya Tuhan kami janganlah Engkau menyiksa kami di saat kami lalai atau berbuat kesalahan, jangan bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau membebani orang-orang sebelum kami, jangan bebani kami beban yang kami tidak mampu memikulnya, ampunilah kami dan kasihilah kami, Engkau penolong kami karena itu tolonglah kami mengalahkan orang-orang yang mengingkari-Mu.

Ya Tuhan kami, kami telah berbuat aniaya terhadap diri kami, jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak mengasihi kami, niscaya kami termasuk orang yang merugi. Ya Tuhan kami, terimalah do’a kami, karena Engkaulah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Terimalah taubat kami, karena

36

Engkaulah Yang Maha Menerima Taubat dan Maha Penyayang.

- Kalimat Penutup

Ya Tuhan kami, karuniakanlah kami kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak, hindarkanlah kami dari adzab api neraka.

39

Dalam dokumen HIMPUNAN DOA-DOA PENTING (Halaman 11-39)

Dokumen terkait