• Tidak ada hasil yang ditemukan

MULAI OKTOBER 2017, MENGGUNAKAN TOL LANCAR TANPA ANTRI PAKAI UANG ELEKTRONIK

tol). Penggunaan Uang Elektronik di Jalan Tol ini menargetkan seluruh gerbang tol di Bali dapat melayani transaksi nontunai menggunakan uang elektronik lintas perbankan pada 1 Oktober 2017, dengan rincian sebagai berikut:

1. Gerbang Ngurah Rai (20 September 2017) 2. Gerbang Benoa (26 September 2017)

3. Seluruh gerbang tol sejumlah total 20 gardu (1 Oktober 2017)

Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh berbagai kelemahan dalam menggunakan uang tunai pada pembayaran di jalan tol. Dari pihak penyelenggara jalan tol, kegiatan distribusi uang hasil transaksi membutuhkan biaya yang mahal (untuk transportasi dan pengamanan) dan perencanaan yang rumit (untuk memastikan tersedianya uang receh untuk kembalian). Selain itu, terdapat risiko kerugian akibat palsunya uang yang dibayarkan pengguna tol, serta risiko kerugian akibat kelalaian petugas tol dalam bekerja. Di pihak pengguna tol, kelemahan transaksi tol yang paling krusial adalah waktu antrian yang panjang, yang bertentangan dengan prinsip “jalan bebas hambatan”. Transaksi tunai juga tidak higienis dan tidak sehat, serta berpotensi menerima uang kembalian yang lusuh maupun palsu.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dicanangkanlah program elektronifikasi pada transaksi jalan tol. Agar program ini dapat berhasil (ditandai dengan penerimaan oleh masyarakat secara luas), terdapat lima syarat yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Instrumen dan metode pembayaran yang aman

dan terjangkau,

2. Transaksi dilakukan dengan mudah dan cepat, 3. Tersedianya regulasi/kebijakan yang mendukung

layanan nontunai secara elektronik, 4. Terdapat aspek perlindungan konsumen, 5. Penerimaan secara luas.

Untuk menjamin elektronifikasi pada jalan tol berjalan dengan lancar, Bank Indonesia (selaku inisiator GNNT) bekerja sama dengan Jasa Marga (selaku penyedia layanan tol), serta perbankan (sebagai penghimpun dana masyarakat) untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait program ini. Secara nasional, tingkat penggunaan uang elektronik sebagai alat pembayaran tol masih sekitar 23%. Sedangkan untuk Tol Bali Mandara, tingkat penggunaan nontunai masih di kisaran 14%. Rendahnya adopsi masyarakat ini lebih dikarenakan oleh masih awamnya pemahaman masyarakat serta turis di Bali akan mudahnya transaksi nontunai, bukan karena belum siapnya infrastruktur di jalan. Seluruh gardu Tol Bali Mandara sejak awal telah mendukung pembayaran nontunai, namun saat ini masih menerima pembayaran tunai. Dengan demikian, intensitas komunikasi dan sosialisasi terus ditingkatkan, terutama setelah dibentuknya konsorsium pengelola nontunai. Beberapa upaya sosialisasi, promosi, dan edukasi yang telah dilakukan oleh BI, Jasa Marga, maupun konsorsium Bank Penyelenggara antara lain adalah:

1. Kick-Off program Tol Nontunai pada April 2017. 2. Edukasi mengenai perlindungan konsumen pada

Mei 2017.

3. Melakukan pemasaran dalam bentuk iklan dari April hingga Oktober 2017, antara lain:

• VMS (variable short message), yang merupakan running text pada gardu tol. • Media sosial Jasa Marga, BI dan

masing-masing perbankan.

• Media cetak berupa spanduk dan banner di sepanjang jalan tol dan iklan pada koran, majalah, serta brosur yang disebar di pusat keramaian.

iklan berbayar di TV dan radio.

4. Survei Kepuasan Pelanggan dengan menyebarkan kuesioner kepuasan pelanggan terhadap Pelayanan dan Fasilitas Tol serta untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan pengguna jalan terhadap UE (akan dilaksanakan dalam 2 tahap: 9 Agustus dan 14 September 2017).

5. Grand Launching, Fun Rally GNNT pada September 2017.

6. Sosialisasi UE pada car free day sebanyak 4 kali di hari Minggu.

7. Temu pelanggan, berupa even hiburan yang digunakan untuk berdialog dengan stakeholders, masyarakat dan media. Masing-masing Bank Penyelenggara Transaksi nontunai dapat mendirikan stand untuk berjualan UE.

8. Launching UE di ruas Tol Bali Mandara pada Oktober 2017.

Di sisi lain, Jasa Marga beserta perbankan terkait juga melakukan berbagai upaya untuk memperlancar penerapan Transaksi pembelian kartu UE. Untuk mendapatkan kartu UE atau melakukan top-up, masyarakat dapat membelinya di masing-masing bank penerbit seperti: Bank Mandiri, BRI, BNI, BPD, Bank Mega, CIMB Niaga, Bank Permata, Bank Mega, Bank QNB dan BCA. Kartu UE juga tersedia di pusat perbelanjaan, mall, maupun toserba. Top-up juga dapat dilakukan di gardu tol (jika saldo kartu tidak mencukupi untuk transaksi). Jika ada pengguna tol yang belum memiliki kartu UE, maka disediakan penjualan di gardu tol, agar kendaraan dapat tetap melewati tol.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kebijakan 100% transaksi menggunakan UE pada Tol Bali Mandara di 1 Oktober nanti akan terasa sulit pada awalnya. Bukan hanya penduduk Bali yang diwajibkan menggunakan kartu tol, melainkan turis lokal serta mancanegara pun harus menggunakannya saat melewati tol. Perubahan yang signifikan terhadap kebiasaan menggunakan uang tunai untuk transaksi tol selama bertahun-tahun, tentu akan menimbulkan sedikit rasa kurang nyaman pada awalnya. Namun, BI beserta Jasa Marga dan perbankan telah berupaya sebaik mungkin untuk mempermudah transisi menuju 100% nontunai pada 1 Oktober nanti. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjamin semua pengguna tol dapat melewati GTO adalah dengan melakukan penjualan UE di gerbang tol. Dengan demikian, dukungan serta kerja sama dari masyarakat sangat berarti dalam kesuksesan program ini. Meskipun pada awal implementasinya akan terasa kurang nyaman, jika upaya ini mulai berjalan dan pengguna tol menjadi terbiasa, dapat dipastikan bahwa pelaksanaan 100% nontunai ini akan terasa manfaatnya bagi pengguna jalan tol. Dalam rangka penyuksesan program ini, pemerintah bersama Bank Indonesia serta perbankan berharap dukungan dan kerja sama dari masyarakat untuk mulai membiasakan diri menggunakan uang elektronik setiap melewati jalan tol. Mulai 1 Oktober 2017 pembayaran tol tidak bisa lagi menggunakan uang tunai, melainkan harus menggunakan uang elektronik (UE). Mari kita bersama-sama menyukseskan Gerakan Nasional Nontunai.

BAB II

KEUANGAN