• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

C. Pengujian Instrumen

1. Multikolinearitas

Deteksi multikolinearitas dapat menggunakan koefisien korelasi,yang akan di tunjukan pada tabel V.11

Tabel V.11 Uji Multikolinearitas Variabel N Mean Std. Deviation Koefisien Korelasi Kepuasan Kerja Motivasi Kerja Kinerja karyawan Kepuasan Kerja 53 4,117 0,381 1 0,466 0,438 Motivasi Kerja 53 4,179 0,417 0,466 1 0,593 Kinerja karyawan 53 4,023 0,320 0,438 0,593 1

Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2014

Berdasarkan pada tabeldiatasterlihat bahwa pasangan variabel indenpenden memiliki koefisien korelasi yang lebih kecil dari 0,6. Dengan demikian hubungan keeratan antar variabel independen relatif tidak kuat sehingga dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas.

Deteksi multikolinearitas ini juga dapat dilakukan dengan membandingan nilai VIF dan Tolerance setiap variable independen. Hasil perhitungan nilai VIF dan Tolerance dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel V.12 Deteksi Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

Kepuasan Kerja 0,783 1,278 Tidak ada Multikolinearitas Motivasi Kerja 0,783 1,278 Tidak ada Multikolinearitas

Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2014

Berdasarkan table V.12 di atas terlihat bahwa nilai VIF untuk masing- masing variable menunjukan nilai yang kurang dari 10 dan nilai toleransi untuk masing-masing variabel menunjukan nilai yang kurang dari 1.Dengan demikian telah cukup alasan untuk mengambil kesimpulan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada variabel independen yang digunakan pada penelitian ini.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dapat menghitung nilai korelasi Rank Spearman antara variabel independen dengan absolut residualnya. Hasil perhitungan korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel V.13 Hasil Uji Spearman

Variabel Independen Probabilitas Spearman Keterangan

Kepuasan Kerja 0,823 Tidak ada Heteroskedastisitas Motivasi Kerja 0,398 Tidak ada Heteroskedastisitas

Sumber: Data pengolahan hasil SPSS, 2014

Berdasarkan tabel hasil uji Spearman terlihat bahwa masing-masing nilai signifikansi/probabilitas pada variabel independen lebih besar jika

sebesar 0,05.Maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas pada variabel independen yang digunakan di penelitian ini.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas data menggunakan P-P plot dan melihat sebaran datanya, hasil P-P plot dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.1 Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 5.1 di atas terlihat bahwa data menyebar dan mengikuti garis diagonal.Dengan demikian dapat diketahui bahwa data yang digunakan pada masing-masing variabel penelitian iniberdistribusi normal.

Berdasarkan ketiga tahap uji asumsi klasik, maka dapat disimpulkan bahwa baik variabel dependen atau variabel independen pada penelitian ini telah lolos uji asumsi klasik dan dapat digunakan untuk pengujian hipotesis.

F. Uji F

Uji F digunakan untuk menentukan apakah secara serentak variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen dengan baik atau apakah variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen secara bersama sama. Rumusan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1) mengenai pengaruh variabel Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja secara serentak terhadap kinerja karyawan adalah sebagai berikut :

H0 = Kepuasan kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

H1 = Kepuasan kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Tabel V.14 Uji F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression Residual Total 2.052 3.281 5.333 2 50 52 1.026 .066 15.639 .000a

a. Predictors : (Constant), Motivsi Kerja, Kepuasan Kerja b. Dependent Variable : Kinerja Karyawan

Sumber : Data Pengolahan Hasil SPSS, 2014

Dari hasil perhitungan statistik menggunakan SPSS yang tertera pada tabel V.14 Diperoleh nilai F sebesar 15,639 dengan tingkat signifikansi 0,000. H0 ditolak jika Fhitung> Ftabel ( 15,639 > 3,150 ). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja dan motivasi kerja memiliki pengaruh secara bersama sama terhadap kinerja karyawan.

G. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah masing masing variabel kepuasan kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Tabel V.15 Uji t

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) Kepuasan Kerja Motivasi Kerja 1.715 .173 .381 .434 .105 .096 .206 .497 3.951 1.645 3.961 .000 .106 .000

a. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Sumber : Data Pengolahan Hasil SPSS, 2014 1. Variabel Kepuasan Kerja

a. Hipotesis

H0 = Kepuasan Kerja (X1) tidak memiliki pengaruh positifterhadap kinerja karyawan

H1 = Kepuasan Kerja (X1) memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan

b. Kriteria Pengujian

Jika thitung<ttabel, maka diterima, dan ditolak Jika thitung≥ ttabel, maka ditolak, dan diterima c. Menentukan nilai ttabel

Dalam menentukan ttabel, dengan tingkat signifikansi α sebesar 0,05 dan derajat kebebasan (df) = n - k -1. Berdasarkan tabel t pada α = 5% diketahui bahwa nilai ttabel dengan df = 53 - 2 - 1= 50 adalah sebesar 1,676.

d. Kesimpulan

Dari tabel diatas diperoleh nilai thitung untuk kepuasan kerja (X1) sebesar 1,645. Nilai thitunguntuk kepuasan kerja (X1) lebih kecil dari pada 1,676 (ttabel), maka H0diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Artinya semakin tinggi kepuasan kerja tidak semakin tinggi atau semakin rendah kinerja karyawan sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja tidak semakin tinggi atau semakin rendah kinerja karyawan.

2. Variabel Motivasi Kerja a. Hipotesis

H0 = motivasi kerja (X2) tidak memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y)

H1 = motivasi kerja (X2) memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y)

b. Kriteria Pengujian

Jika thitung< ttabel, maka diterima, dan ditolak Jika thitung≥ ttabel, maka ditolak, dan diterima c. Menentukan nilai ttabel

Dalam menentukan ttabel, dengan tingkat signifikansi α sebesar 0,05 dan derajat kebebasan (df) = n – k - 1. Berdasarkan tabel t pada α = 5% diketahui bahwa nilai ttabel dengan df = 53 – 2 - 1 = 50 adalah sebesar 1,676.

d. Kesimpulan

Dari tabel diatas diperoleh nilai thitunguntuk motivasi kerja (X2) sebesar 3,961. Nilai thitung motivasi kerja (X2) lebih besar dari 1,676 (ttabel) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti motivasi kerja (X2) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Artinya semakin tinggi motivasi kerja karyawan akan semakin tinggi kinerja karyawan. Sebaliknya semakin rendah motivasi kerja karyawan akan semakin rendah kinerja karyawan.

H. Koefisien Determinasi

Ditemukan Adjust R square sebesar sesuai yang tertera pada tabel V.15

Tabel V.16 Uji Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .620a .385 .360 .25615 a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja

Dari tabel V.16 diatas dapat diketahui bahwa besarnya variasi variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen sebesar 36%, sedangkan sisanya merupakan faktor lain di luar penelitian. Dengan kata lain, R2 (Adjusted RSquare) menunjukkan bahwa masih ada berbagai faktor lain diluar kedua variabel independen yaitu sebesar 64% yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan (variabel dependen).

I. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti kepuasan kerja yang meliputi gaji yang diterima, penghargaan terhadap prestasi, kebebasan memanfaatkan kemampuan, kerjasama dan kondisi kerja yang mendukung tidak mempengaruhi kinerja karyawan. Gaji karyawan PT. Bank Kalbar diberikan per bulan. Jika karyawan tidak masuk,besarnya gaji yang diterima tetap sama dan karyawan hanya tidak mendapatkan uang makan perhari. Begitu juga penghargaan, PT. Bank Kalbar memberikan penghargaan kepada setiap karyawan yang bisa mencapai targetnya selama 2 tahun berturut-turut yaitu berupa kenaikan grade. Jika dihubungkan dengan item indikator kinerja karyawan yang meliputi kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas, kemandirian, komitmen organisasi, kedisiplinan dan kehadiran dapat dijelaskan bahwa gaji dan penghargaan terhadap prestasi tidak mempengaruhi kinerja karyawan, karena karyawan akan menerima gaji dengan jumlah yang sama setiap bulannya walaupun tidak hadir dan karyawan tetap menerima penghargaan jika dapat mencapai target secara berturut turut selama 2 tahun.

Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nugraheni pada tahun 2008 yang mengatakan bahwa secara parsial variabel Motivasi, Komitmen Organisasional, dan Kompetensi berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan. Sedangkan variabel Kepuasan Kerja secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan.

Hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi kerja karyawan akan semakin tinggi pula kinerja karyawan dan sebaliknya, semakin rendah motivasi kerja karyawan maka semakin rendah kinerja karyawan.

Hasil dari penelitian ini juga menemukan bahwa Indikator motivasi kerja yang memiliki nilai rata-rata terendah adalah “Anda senang diberi

tanggung jawab tertentu dalam bekerja” dengan rata-rata skor sebesar 3,96

dan “Anda merupakan orang yang selalu ingin meningkatkan kemampuan yang ada pada diri anda’ dengan rata-rata skor sebesar 4,09.

Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nugraheni pada tahun 2008 yang mengatakan bahwa secara parsial variabel motivasi, komitmen organisasional dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Sedangkan variabel kepuasan kerja secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Hasil pengujian hipotesis ketiga ditemukan bahwa kepuasan kerja dan motivasi kerja berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan motivasi kerja secara bersama sama dapat meningkatkan kinerja karyawan. Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pujiastuti pada tahun 2010 yang menyatakan bahwa motivasi kerja, budaya organisasi dan kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap tingkat kinerja karyawan.

Dokumen terkait