• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Musrenbang Desa

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanan Pembangunan Nasional (SPPN). Dalam pasal 1 ayat (21) dinyatakan bahwa Musrenbang adalah forum anterpelaku dalam menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) desa adalah forum musyawarah tahunan para pemangku kepentingan/stakeholdersdi tingkat desa untuk mendapatkan masukan mengenai kegiatan prioritas pembangunan di wilayah desa terkait yang didasarkan pada masukan dari hasil Musrenbang kelurahan, serta menyepakati rencana kegiatan lintasbkelurahan di desa yang bersangkutan. Masukan itu sekaligus sebagai dasar penyusunan Rencana

Pembangunan Desa yang akan diajukan kepada SKPD yang berwewenang sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah pada tahun berikutnya. Musrenbang desa dilakukan setiap tahun pada bulan Februari dengan luaran berupa Dokumen Rencana Pembangunan Desa serta masukan untuk Renja SKPD Desa.

Lembaga penyelenggara Musrenbang desa adalah desa dan Bappeda. Desa bertugas untuk menyiapkan teknis penyelenggaraan Musrenbang desa serta mempersiapkan dokumen Rancangan Rencana Pembangunan Desa. Bappeda bertugas untuk mengorganisasi penjadwalan seluruh Musrenbang desa, mempersiapkan Tim Pemandu, dan dokumendokumen yang relevan untuk penyelenggaraan Musrenbang desa.

Musrenbang desa tidak semata-mata menyepakati prioritas masalah daerah yang ada di desa/kelurahan yang di usulkan dari Musrenbang desa/ kelur ahan, tetapi untuk menghasilkan prioritas masalah dan kegiatan yang menjadi urusan dan kewenangan wajib dan pilihan pemerintah daerah. Selain itu Musrenbang juga merupakan forum pendidikan warga agar menjadi bagian aktif dari tata pemerintahan dan pembangunan.Akan tetapi Musrenbang desa merupakan suatu proses pembahasan, penilaian dan penentuan urutan prioritas rencana pembangunan yang berasal dari masyarakat dan dari pemerintah di tingkat desa. Proses pembahasan dilakukan secara terpadu dan obyektif bersama unsur-unsur terkait dari tingkat kelurahan, desa dan kota untuk menghasilkan rencana pembangunan tahunan desa serta daerah (Warpani, 2004: 45).

2. Dasar Hukum Musrenbang Desa

Musrenbang desa dilaksanakan dalam rangka melaksanakan amanat:

a. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, c. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

d. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah,

e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Desa.

3. Tujuan Musrenbang Desa

Menurut Darsono (2005: 20) tujuan dari musrenbang desa adalah sebagai berikut :

a. Memberikan wahana untuk mensinergikan dan menyepakati prioritas usulan-usulan masalah yang berasal dari masyarakat tingkat kelurahan (dan atau lintas kelurahan) yang menjadi skala pelayanan atau kewenangan desa dan lintas desa untuk satuntahun mendatang.

b. Merumuskan dan menyepakati kegiatan-kegiatan yang akan dimusyawarahkan dalam forum-forum SKPD dan Musrenbang kota. c. Meenetapkan delegasi desa untuk mengawal usulan-usulan permasalahan

4. Prinsip-Prinsip Musrenbang Desa

Menurut Darsono (2005: 20) prinsip dalam Musrenbang berlaku baik untuk Fasilitator, peserta, narasumber, dan semua komponen yang terlibat dalam pelaksanaan musrenbang dan hendaknya ini menjadi kesepakatan bersama sehingga Musrenbang benar-benar menjadi sebuah wadah/forum dalam mengambil keputusan bersama dalam rangka menyusun program kegiatan pembangunan tahun berikutnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

a. Prinsip kesetaraan: Peserta musyawarah adalah kelompok masyarakat dengan hak yang setara untuk menyampaikan pendapat, berbicara, dan dihargai meskipun terjdi perbedaan pendapat. Sebaliknya, juga memiliki kewajiban yang setara untuk mendengarkan pandangan orang lain, menghargai perbedaan pendapat, dan juga menjunjung tinggi hasil keputusan bersama.

b. Prinsip musyawarah dialogis: Peserta musrenbang memiliki keberagaman tingkat pendidikan, latar belakang, kelompok usia, jenis kelamin, status sosial-ekonomi, dan sebagainya. Perbedaan dan berbagai sudut pandang tersebut diharapkan menghasilkan keputusan terbaik bagi kepentingan masyarakat banyak di atas kepentingan individu atau golongan.

c. Prinsip keberpihakan: Dalam proses musyawarah, dilakukan upaya untuk mendorong individu dan kelompok yang paling terlupakan untuk menyampaikan aspirasi dan pendapatnya, terutama kelompok miskin, perempuan dan generasi muda.

d. Prinsip anti dominasi: Dalam musyawarah, tidak boleh ada individu/kelompok yang mendominasi sehingga keputusan-keputusan

yang dibuat melalui proses musyawarah semua komponen masyarakat secara seimbang.

e. Prinsip pembangunan secara holistic: Musrenbang dimaksudkan untuk menyusun rencana pembangunan bukan rencana kegiatan kelompok atau sector tertentu saja. Musrenbang dilakukan sebagai upaya mendorong kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan secara utuh dan menyeluruh sehingga tidak boleh muncul egosektor dan egowilayah dalam menentukan prioritas kegiatan pembangunan.

5. Keluaran Musrenbang Desa

Menurut Darsono (2005: 20) keluaran yang dihasilkan melalui pelaksanaan Musrenbang Tingkat Desa adalah:

a. Adanya rumusan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa);

b. Daftar prioritas kegiatan pembangunan di wilayah Desa menurut fungsi/ SKPD atau gabungan SKPD, yang siap dibahas pada forum Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Musrenbang Kota, yang akan didanai melalui APBD Kota dan sumber pendanaan lainnya. Selanjutnya, daftar tersebut disampaikan kepada masyarakat di masing-masing Kelurahan oleh para delegasi yang mengikuti Musrenbang Desa.

c. Adanya Daftar Usulan Rencana Kerja Pembangunan Desa (DURKP Desa) yang diajukan dalam Musrenbang Kecamatan.

d. Terpilihnya delegasi Desa untuk mengikuti Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Musrenbang Kota.

6. Tahapan Musrenbang Desa

a. Pra Musrenbang Desa

Pra Musrenbang Desa dengan kegiatan sebagai berikut : 1) Desa menetapkan Tim Penyelenggara Musrenbang Desa. 2) Rekruitmen Tim Pemandu Musrenbang oleh Bappeda 3) Tim Penyelenggara melakukan hal-hal sebagai berikut :

a) Memilah dan mengkompilasi prioritas kegiatan pembangunan yang menjadi tanggungjawab SKPD dari masing-masing Kelurahan berdasarkan masing-masing fungsi/SKPD.

b) Menyusun jadual dan agenda Musrenbang Desa.

c) Mengumumkan secara terbuka tentang jadual, agenda, dan tempat musrenbang Desa minimal 7 hari sebelum kegiatan dilakukan agar peserta bias menyiapkan diri dan segera melakukan pendaftaran dan atau diundang.

d) Membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta Musrenbang Desa, baik wakil dari Kelurahan maupun dari kelompok-kelompok masyarakat.

e) Menyiapkan peralatan dan bahan/materi serta notulen untuk musrenbang Desa.

f) Informasi Pagu indikatif

g) Membuat Draf Rancangan Awal Rencana Pembangunan Desa

7. Pelaksanaan Musrenbang Desa

Tahap pelaksanaanMusrenbang dengan agenda sebagai berikut: a. Pendaftaran peserta Musrenbang Desa.

b. Pembukaan acara

c. Pemaparan Desa mengenai prioritas masalah Desa, seperti kemiskinan, pendidikan, kesehatan, prasarana dan pengangguran.

d. Pemaparan mengenai rancangan Rencana Kerja SKPD di tingkat Desa yang bersangkutan beserta strategi, besaran plafon dana oleh Kepala- Kepala Cabang SKPD dari kota.

e. Pemaparan masalah dan prioritas kegiatan dari masing-masing Kelurahan menurut fungsi/SKPD oleh Tim Penyelenggara Musrenbang Desa.

f. Verifikasi oleh delegasi Kelurahan untuk memastikan semua prioritas kegiatan yang diusulkan oleh Kelurahannya sudah tercantum menurut masing-masing SKPD.

g. Pembagian peserta Musrenbang ke dalam kelompok pembahasan berdasarkan junlah fungsi/SKPD atau gabungan SKPD yang tercantum. h. Kesepakatan prioritas kegiatan pembangunan Desa yang dianggap perlu

oleh peserta Musrenbang namun belum diusulkan oleh Kelurahan (kegiatan lintas Kelurahan yang belum diusulkan Kelurahan).

i. Kesepakatan kriteria untuk menentukan prioritas kegiatan pembangunan Desa berdasarkan masing-masing fungsi/SKPD atau gabungan SKPD. j. Kesepakatan prioritas kegiatan pembangunan Desa berdasasrkan masing-

masing fungsi/SKPD.

k. Pemaparan prioritas pembangunan Desa dari tiap-tiap kelompok fungsi/SKPD atau gabungan SKPD dihadapan seluruh peserta Musrenbang Desa.

l. Penetapan daftar nama delegasi Desa 3-5 orang (masyarakat) untuk mengikuti Forum SKPD dan Musrenbang Kota. Dalam komposisi delegasi tersebut terdapat perwakilan perempuan.

m. Notulensi Musrenbang desa sebagai bahan untuk memperbaiki draf Rancangan Awal Rencana Pembangunan Desa

Dokumen terkait