Pelaksanaan dan Wewenang Musyawarah Luar Negeri Pasal 31
1) Musyawarah Luar Negeri selanjutnya disebut Musyawarah LN merupakan forum
permusyawaratan tertinggi di tingkat perwakilan luar negeri yang digelar lima tahun sekali atau satu periode kepengurusan;
2) Musyawarah LN digelar selambat-lambatnya 2 (dua) tahun setelah pelaksanaan Muktamar bagi
daerah yang telah memiliki Dewan Pimpinan Luar Negeri untuk selanjutnya disebut DPLN;
3) Tempat dan waktu pelaksanaan Musyawarah LN diputuskan Pengurus Harian DPLN setelah
dikonsultasikan kepada DPP;
4) Musyawarah LN PPP dapat dilaksanakan oleh DPP PPP apabila ketentuan ayat 3 (tiga) tidak
terpenuhi;
5) Pembiyaan pelaksanaan Musyawarah LN dibebankan kepada DPLN dan dalam keadaan tertentu
dapat dibantu oleh DPP
6) Musyawarah LN PPP harus dihadiri DPP, yang diwakili Ketua Umum/Wakil Ketua
Umum/Sekretaris Jenderal/Ketua/Wakil Sekjen Bidang OKK/Ketua/Wakil Sekjen Bidang Luar Negeri dan Pengurus Harian DPP yang ditunjuk oleh DPP PPP sebagai peninjau Musyawarah Luar Negeri;
7) Musyawarah LN…..
7) Musyawarah LN berwenang :
a. Menilai laporan pertanggungjawaban DPLN yang disampaikan oleh Pengurus Harian DPLN;
b. Menetapkan Program Perjuangan Partai sesuai dengan Hasil Ketetapan Muktamar VIII Surabaya;
c. Memilih/Menetapkan formatur sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang sesuai ketentuan Petunjuk Pelaksanaan Permusyawaratan PPP, untuk menyusun Pengurus Harian DPLN, Pimpinan Majelis Syari’ah DPLN, Pimpinan Majelis Pertimbangan DPLN, dan Pimpinan Majelis Pakar DPLN;
d. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu;
8) Acara dan Tata Tertib sebagaimana dimaksud pada ayat 7 (tujuh) ditetapkan oleh Musyawarah
Luar Negeri;
9) Formatur diberi waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah Musyawarah untuk
menyusun Pengurus Harian dan Pimpinan Majelis;
Pasal 32
Mekanisme Pemilihan/Penetapan Formatur
1) Formatur sebanyak 5 (lima) orang terdiri dari 1 (satu) unsur DPP, 1 (satu) unsur Pengurus
Harian DPLN, 1 (satu) unsur Majelis DPLN dan 2 (dua) Anggota DPLN dengan memerhatikan keterwakilan perempuan;
2) Formatur dari unsur DPP, DPLN, Majelis DPLN ditunjukkan melalui Surat Keputusan
Pengurus Harian Dewan Pimpinan sesuai tingkatannya;
3) Formatur dari unsur Majelis DPLN sebagaimana dimaksud ayat 2 (dua) ditetapkan berdasarkan
kesepatan Majelis-majelis;
4) Surat Keputusan Dewan Pimpinan Partai sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) diserahkan
kepada panitia sebelum dimulainya persidangan Musyawarah LN;
5) Formatur dari unsur DPLN dipilih dalam Forum Musyawarah LN
6) Formatur harus pernah menjadi anggota DPP atau DPW atau DPC maupun PAC,
sekurang-kurangnya satu periode kepengurusan;
7) Anggota Dewan Pimpinan PPP sebagaimana dimaksud ayat 4 (empat) ditunjukkan dengan
Surat Keputusan Dewan Pimpinan Partai;
8) Dalam hal terdapat pelanggaran terhadap ayat 4 (empat) dan ayat 5 (lima), DPP dapat membatalkan hasil keputusan dan/atau keterpilihan anggota formatur;
Pasal 33
Peserta Musyawarah Luar Negeri
1) Peserta Musyawarah LN terdiri atas:
a. Utusan; b. Peninjau;
2) Utusan terdiri atas:
a. Pengurus Harian DPLN dan Pimpinan Majelis DPLN; b. Ketua Badan Otonom perwakilan luar negeri;
c. Anggota PPP di Luar Negeri yang memenuhi kriteria ditetapkan dalam Pedoman dan Peraturan Organisasi yang ditetapkan DPP;
3) Peninjau terdiri atas:
a. Perwakilan dari Pengurus Harian DPP PPP;
b. Anggota Majelis DPP, Pimpinan dan Anggota Departemen/Lembaga DPP, serta anggota Badan Otonom perwakilan luar negeri;
c. Anggota Fraksi PPP DPR RI dari dapil DKI Jakarta II
4) Setiap peserta Musyawarah LN mempunyai hak bicara;
5) Setiap utusan Musyawarah LN mempunyai hak satu (1) suara;
Pasal 34 Persyaratan Calon
1) Calon Ketua DPLN dan Sekretaris DPLN harus pernah menjadi anggota DPP atau DPW atau
DPC atau DPLN dan/atau PAC sekurang-kurangnya 1 (satu) periode kepengurusan;
2) Dalam hal ayat (1) tidak dapat dipenuhi, maka Ketua dan Sekretaris Pengurus Harian DPLN
harus pernah menjadi pengurus organisasi Islam atau organisasi sayapnya, terutama organisasi yang berfusi dengan PPP dan/atau organisasi profesi yang memiliki visi dan misi sejalan dengan PPP, sekurang-kurangnya 1 (satu) masa bakti pada masing-masing tingkatannya dan/atau pada kepengurusan 1 (satu) tingkat di atas atau di bawahnya;
3) Dalam hal ketentuan ayat 2 (dua) tidak terpenuhi, maka Ketua dan Sekretaris DPLN dapat dijabat oleh calon yang memenuhi salah satu dari kriteria berikut;
a. pejabat publik eksekutif b. anggota legislatif
c. tokoh agama, tokoh masyarakat atau profesional
4) Calon Ketua DPLN dan Sekretaris DPLN tidak pernah menjabat selama dua periode
berturut-turut atau tidak berberturut-turut-berturut-turut untuk jabatan yang sama di semua DPLN;
5) Calon Ketua DPLN dan Sekretaris DPLN harus diverifikasi oleh DPP.
6) Calon Ketua DPLN dan Sekretaris DPLN wajib menandatangani pakta integritas yang
ditetapkan DPP;
7) Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap ayat 6 (enam), DPP akan menjatuhkan sanksi
sebagaimana diatur AD/ART;
8) Pengurus Harian DPLN sekurang-kurangnya pernah mengikuti dan lulus Latihan
Kepemimpinan Kader Dasar (LKKD) tingkat luar negeri yang dibuktikan dengan sertifikat;
9) Jika ketentuan ayat 8 (delapan) tidak terpenuhi, DPLN harus menyelenggarakan kegiatan
Latihan Kepemimpinan Kader Dasar (LKKD) tingkat luar negeri selambat-lambatnya 10 (sepuluh) bulan setelah pengesahan susunan Pengurus Harian DPLN dan Pimpinan Majelis-Majelis DPLN;
10) Bagi Pengurus Harian DPLN yang tidak lulus pendidikan dan pelatihan kader tingkat luar negeri, maka yang bersangkutan harus diganti sesuai prosedur organisasi;
11) DPP menerbitkan Surat Keputusan pemberhentian keanggotaan kepengurusan Dewan Pimpinan Luar Negeri yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam ayat (8), (9), (10) berdasarkan pengajuan dari DPLN;
Pasal 35
Struktur Organisasi Dewan Pimpinan Luar Negeri
1) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Luar Negeri adalah eksekutif PPP di negara perwakilan yang
terdiri atas seorang Ketua, seorang Sekretaris beberapa Wakil Sekretaris, seorang Bendahara dan seorang Wakil Bendahara;
Pasal 36...
2) Pengurus Harian DPLN bertindak dan mengambil keputusan secara kolektif kolegial;
3) Setiap Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris masing-masing membidangi bidang-bidang antara
lain:
a. Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi; b. Bidang Agama dan Dakwah;
c. Bidang Teknologi dan Informasi; d. Bidang Advokasi Hukum dan HAM;
e. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; f. Bidang-bidang lain sesuai kebutuhan.
4) Pengurus Harian DPLN berjumlah paling sedikit 13 (tiga belas) orang, dengan paling sedikit 30
(tiga puluh) persen dari jumlah keseluruhan terdiri atas perempuan.
5) Pembidangan sebagaimana dimaksud ayat 3 (tiga) ditetapkan dengan Surat Keputusan DPP.
Pasal 36
Pengesahan Hasil Musyawarah Luar Negeri
1) Formatur mengajukan pengesahan susunan Pengurus Harian DPLN dan Pimpinan Majelis
DPLN kepada DPP selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah selesainya pelaksanaan Musyawarah Luar Negeri;
2) DPP memiliki waktu paling lama 15 (lima belas) hari sejak diterimanya usulan formatur untuk
mengesahkan atau tidak mengesahkan susunan Pengurus Harian DPLN dan Pimpinan Majelis DPLN;
3) Dalam hal pelaksanaan Musyawarah LN tidak sesuai ketentuan yang sudah diatur dalam
Petunjuk Pelaksanaan Musyawarah Wilayah, Musyawarah Wilayah Luar Biasa, Musyawarah Cabang, Musyawarah Cabang Luar Biasa, Musyawarah Anak Cabang, Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa, Musyawarah Ranting, Musyawarah Ranting Luar Biasa, Musyawarah Luar Negeri danMusyawarah Luar Negeri Luar Biasa, DPP PPP tidak dapat melakukan pengesahan terhadap susunan Pengurus Harian DPLN dan Pimpinan Majelis DPLN;
4) DPP berwenang membatalkan/meluruskan/memperbaiki keputusan Musyawarah LN yang
bertentangan dengan AD/ART dan Petunjuk Pelaksanaan Permusyawaratan PPP;
5) Jika DPP tidak mengesahkan hasil Musyawarah LN, maka tanggungjawab dan wewenang
DPLN diambil alih DPP dengan menunjuk kepengurusan baru yang diberi mandat untuk melaksanakan Musyawarah Luar Negeri selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak ditunjuk.
Pasal 38... Pasal 37…..
Pasal 37
Musyawarah Luar Negeri Luar Biasa
1) Musyawarah LN Luar Biasa dapat diadakan apabila Pengurus Harian DPLN dalam keadaan
tidak mampu melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana diamanatkan oleh Musyawarah LN;
2) Musyawarah LN Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) dapat diadakan setelah
diputuskan dalam Musyawarah Kerja LN atas permintaan secara tertulis oleh lebih 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota DPLN;
3) Permintaan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) berdasarkan keputusan
Musyawarah Anggota DPLN;
4) Ketentuan-ketentuan lain tentang Musyawarah LN Luar Biasa merujuk kepada ketentuan
Musyawarah LN;
5) Masa bakti DPLN hasil Musyawarah LN Luar Biasa melanjutkan masa bakti DPLN
sebelumnya.
Pasal 38
Tata Cara Pelaksanaan
Muswil, Muswilub, Muscab, Muscablub, Musyawarah LN, Musyawarah LN Lub, Musancab, Musancablub, Musran, Musranlub
1) Muswil dihadiri dan dibuka oleh DPP;
2) Muscab dihadiri dan dibuka oleh DPP dan/atau DPW;
3) Musyawarah LN dihadiri dan dibuka oleh DPP;
4) Musancab dihadiri dan dibuka oleh DPW dan/atau DPC;
5) Musran dihadiri dan dibuka oleh DPC dan/atau PAC;
Pasal 39
Susunan Acara terdiri atas ;
1) Pembukaan;
Pasal 40... 3) Menyanyikan……
3) Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya;
4) Menyanyikan Mars PPP;
5) Membacakan Prinsip Perjuangan PPP;
6) Sambutan Panitia Pelaksana, Sambutan Dewan Pimpinan sesuai tingkatannya, dan apabila
dimungkinkan terdapat sambutan pejabat terkait di pemerintahan sesuai tingkatannya;
7) Sambutan DPP untuk pelaksanaan Muswil, Sambutan DPP dan/atau DPW untuk pelaksanaan
Muscab, Sambutan DPW dan/atau DPC untuk pelaksanaan Musancab, Sambutan DPC dan/atau PAC untuk pelaksanaan Musran;
8) Do’a / penutup;
9) Ramah tamah/agenda lainnya
Pasal 40 Kepanitiaan
1) Dalam penyelenggaraan Muswil, Muswilub, Muscab, Muscablub, Musancab, Musancablub,
Musran, Musranlub, Musyawarah LN dan Musyawarah LN Lub Dewan Pimpinan Partai sesuai dengan tingkatkannya membentuk dan menerbitkan Surat Keputusan tentang kepanitiaan yang terdiri dari Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana.
2) Ketentuan sebagaimana diatur dalam ayat 1 (satu) berdasarkan hasil Rapat Pengurus Harian
Dewan Pimpinan sesuai tingkatannya.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP